Anda di halaman 1dari 13

SPO KONSELING MENYUSUI

Nomor :
Terbit ke :
SPO No.Revisi :
Tgl.Diberlaku : UPTD.Puskesmas
Halamat : Kamonji Palu
Ditetapkan Kepala Nama
UPTD Puskesmas ttd NIP
…………………….

1. Pengertian Konseling adalah suatu hubungan profesional antara seorang konselor


yang terlatih dengan klien.
Menyusui adalah cara normal dan sehat untuk memberi makanan
bayi.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk pelaksanaan konseling menyusui
3. Kebijakan PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif
4. Referensi https://dhinniemediabpi.wordpress.com/definisi-konseling/
Buku Konseling menyusui oleh Sentra Laktasi Indonesia (Selasi)
5. Langkah- langkah/ 1) Petugas menyapa dan memberi salam kepada klien secara sopan
Prosedur 2) Petugas memperkenalkan diri kepada klien
3) Petugas menganamnese klien
4) Petugas menanyakan masalah yang dihadapi pasien ketika menyusui
5) Jika klien merasa tidak ada masalah maka petugas aktif dalam menggali
informasi klien mengenai menyusui
6) Petugas memberikan informasi yang baik kepada klien
7) Petugas membantu klien untuk mengerti dan mengingat informasi yang
telah dijelaskan
8) Petugas memberikan kartu nama bila suatu saat klien membutuhkan
informasi
9) Petuas mengakhiri konseling

6. Unit Terkait Poli Gizi

7. Rekaman Historis:
Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.

1
SPO REFLEKS PATELA
Nomor :
SPO Terbit ke :
No.Revisi :
Tgl.Diberlaku : UPTD.Puskesmas
Halaman : …………………..
Ditetapkan Kepala Nama
UPTD Puskesmas ttd NIP
…………………….

1. Pengertian Refleks Patela adalah reflex system saraf berupa reflex kontraksi otot
di sekitar patella sehingga kaki akan terlihat seperti menendang
2. Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan reflex patela
3. Kebijakan Peraturan Menkes RI No.97 Tahun 2014
4. Referensi http://merry-creations.blogspot.co,id/2012/025/pemeriksaan-refleks-
patela.html?m=1
5. Langkah- langkah/ 1) Ibu hamil dalam posisi duduk
Prosedur 2) Kaki ibu hamil dalam posisi tergantung bebas
3) Petugas mengambil reflex hammer
4) Petugas mengetuk lutut bagian bawah menggunakan reflex hammer
5) Jika saat ketukan ada reflex berarti normal
6) Jika saat ketukan tidak ada reflex berarti kekuran B1

6. Unit Terkait

7. Rekaman Historis:
Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.

2
SPO Penggunaan Laeneck
Logo Pemda Nomor :
SPO Terbit ke :
Dinkes.Kab. No.Revisi :
…………… Tgl.Diberlaku : UPTD.Puskesmas
Halamat : …………………..
Ditetapkan Kepala Nama
UPTD Puskesmas ttd NIP
…………………….

2. Pengertian Laeneck adalah stetoskop yang dirancang khusus untuk dapat


mendengarkan detak jantung janin secara manual pada usia
kehamilan 17-22 minggu.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk penggunaan laeneck
3. Kebijakan Peraturan Menkes RI No.97 Tahun 2014
4. Referensi http://kamuskesehatan.com/arti/stetoskop-laennec/
5. Langkah- langkah/ 1) Ibu hamil dalam posisi tidur dan kaki diluruskan
Prosedur 2) Petugas mengambil laeneck
3) Petugas mencari DJJ kemudian letakkan laeneck tersebut
4) Laeneck jgn tersentuh tangan
5) Pegang nadi ibu dan perhatikan jam
6) Dengarkan DJJ selama 1 menit ull

6. Unit Terkait

7. Rekaman Historis:
Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.

3
SPO Pengukuran LILA
Logo Pemda Nomor :
SPO Terbit ke :
Dinkes.Kab. No.Revisi :
…………… Tgl.Diberlaku : UPTD.Puskesmas
Halamat : …………………..
Ditetapkan Kepala Nama
UPTD Puskesmas ttd NIP
…………………….

3. Pengertian Pengukuran LILA suatu cara untuk mengetahui risiko Kekurangan


Energi Proten (KEP) wanita usia subur (WUS)
2. Tujuan Sebagai acuan melakukan pengukuran LILA
3. Kebijakan Peraturan Menkes RI No.97 Tahun 2014
4. Referensi Jtptunimus-gdl-bungawidit-585-2-babii.pdf-foxit reader
5. Langkah- langkah/ 1) Ibu hamil dalam posisi duduk
Prosedur 2) Petugas mengambil alat ukur LILA
3) Petugas mengukur lengan yang tidak sering beraktivitas
4) Lengan ibu hamil di ukur mulai dari batas bahu sampai sepertiga
lengan
5) Petugas mencatat d kohor ibu

6. Unit Terkait Poli Gizi

7. Rekaman Historis:
Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.

4
SPO Autopsi Verbal
Logo Pemda Nomor :
SPO Terbit ke :
Dinkes.Kab. No.Revisi :
…………… Tgl.Diberlaku : UPTD.Puskesmas
Halamat : …………………..
Ditetapkan Kepala Nama
UPTD Puskesmas ttd NIP
…………………….

4. Pengertian

2. Tujuan

3. Kebijakan

4. Referensi

5. Langkah- langkah/
Prosedur

6. Unit Terkait

7. Rekaman Historis:
Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.

5
SPO Monitoring Peresepan Obat sesuai Formularium
Logo Pemda Nomor :
SPO Terbit ke :
Dinkes.Kab. No.Revisi :
…………… Tgl.Diberlaku : UPTD.Puskesmas
Halamat : …………………..
Ditetapkan Kepala Nama
UPTD Puskesmas ttd NIP
…………………….

5. Pengertian Formularium adalah daftar obat yang disusun berdasarkan bukti


ilmiah mutakhir oleh Komite Nasional Penyusunan Fornas.
2. Tujuan Untuk mengetahui kesesuaian peresepan obat dan Formularium
3. Kebijakan
4. Referensi Formularium Nasional dan E-katalog
5. Langkah- langkah/
Prosedur
6. Unit Terkait

7. Rekaman Historis:
Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.

6
SPO Penanganan Obat Kadaluarsa
Logo Pemda Nomor :
SPO Terbit ke :
Dinkes.Kab. No.Revisi :
…………… Tgl.Diberlaku : UPTD.Puskesmas
Halamat : …………………..
Ditetapkan Kepala Nama
UPTD Puskesmas ttd NIP
…………………….

6. Pengertian Tanggal Kadaluarsa adalah batas tanggal setelah tanggal tersebut mutu
suatu sediaan farmasi tidak dijamin lagi oleh produsennya
2. Tujuan Melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh
penggunaan sedian farmasi dan alat kesehatan yang tidak tepat serta
yang tidak memenuhi persyaratan mutu, keamanandan kemanfaatan
3. Kebijakan Buku Pedoman Pelayanan Kefarmasian di puskesmas, Ditjen Binfar
Dep.Kes 2006
4. Referensi Buku Pedoman Pelayanan Kefarmasian di puskesmas, Ditjen Binfar
Dep.Kes 2006
5. Langkah- langkah/ 1. Mengidentifikasi obat yang sudah rusak atau kadaluarsa
Prosedur 2. Memisahkan obat rusak atau kadaluarsa dari penyimpanan obat
lainnya.
3. Membuat catatan jenis dan jumlah obat yang rusak atau
kadaluwarsa untuk dikirim kembali ke Instalasi Farmasi Kota
Palu.

6. Unit Terkait Petugas Instalasi Farmasi (Apoteker dan Asisten Apoteker)

7. Rekaman Historis:
Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.

7
SPO Penanganan efek samping Obat, Riwayat alergi, obat yang
Logo Pemda dibawa pasien rawat inap
Nomor :
Dinkes.Kab.
SPO Terbit ke :
…………… No.Revisi : UPTD.Puskesmas
Tgl.Diberlaku : …………………..
Halamat :
Ditetapkan Kepala Nama
UPTD Puskesmas ttd NIP
…………………….

7. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Langkah- langkah/
Prosedur
6. Unit Terkait

7. Rekaman Historis:
Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.

8
SPO Monitoring Efek Samping Obat
Logo Pemda Nomor :
SPO Terbit ke :
Dinkes.Kab. No.Revisi :
…………… Tgl.Diberlaku : UPTD.Puskesmas
Halamat : …………………..
Ditetapkan Kepala Nama
UPTD Puskesmas ttd NIP
…………………….

8. Pengertian Monitoring Efek Samping Obat (MESO) merupakan kegiatan


pemantauan setiap respon terhadap Obat yang tidak dikehendaki, yang
terjadi pada dosis lazim yang digunakan pada manusia untuk tujuan
profilaksis, diagnosa dan terapi. Efek Samping Obat adalah reaksi Obat
yang tidak dikehendaki yang terkait dengan kerja farmakologi.
2. Tujuan
1. Menemukan Efek Samping Obat (ESO) sedini
mungkin terutama yang berat, tidak dikenal,
frekuensinya jarang;
2. Menentukan frekuensi dan insidensi ESO yang
sudah dikenal dan yang baru saja ditemukan;

3. Kebijakan
4. Referensi
5. Langkah- langkah/
Prosedur 1. Mendeteksi adanya kejadian reaksi Obat yang tidak
dikehendaki (ESO);
2. Mengidentifikasi obat-obatan dan pasien yang
mempunyai risiko tinggi mengalami ESO;
3. Mengevaluasi laporan ESO dengan algoritme
Naranjo;
4. Mendiskusikan dan mendokumentasikan ESO di
Tim/Sub Tim Farmasi dan Terapi;
5. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat
Nasional.

6. Unit Terkait Petugas Instalasi Farmasi (Apoteker dan Asisten Apoteker)

7. Rekaman Historis:
Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.

9
SPO Pelayanan Obat Psikotropika dan Narkotika
Logo Pemda Nomor :
SPO Terbit ke :
Dinkes.Kab. No.Revisi :
…………… Tgl.Diberlaku : UPTD.Puskesmas
Halamat : …………………..
Ditetapkan Kepala Nama
UPTD Puskesmas ttd NIP
…………………….

1. Pengertian 2. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman dan bahan
tanaman, baik sintesis maupun bahan sintesis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya
rasa, zat ini akan mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan.
3. Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika baik alamiah
maupun sintesis yang memiliki khasit psikoaktif melalui pengaruh
siliktif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas normal dan prilaku. Psikotropika adalah obat yang
digunakan oleh dokter untuk mengobati gangguan jiwa

2. Tujuan 1. Memastikan semua proses dalam pelayanan obat golongan


narkotika memenuhi Undang-Undang yang berlaku.
2. Memastikan pengeluaran obat golongan narkotika aman dan
akurat.

3. Kebijakan 1. UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika


2. Narkotika hanya dapat diserahkan atas dasar resep asli Rumah
Sakit, Puskesmas, Balai Pengobatan dan dokter.
3. UU RI No. 5 tahun 1987 tentang Psikotropika

4. Referensi
5. Langkah- langkah/ Skrining Resep
Prosedur
1. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan administrasi.
2. Melakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian farmaseutik.
3. Mengkaji pertimbangan klinis.
4. Mengkonsultasikan ke dokter apabila terdapat masalah dalam
resep.
Penyiapan Resep
1. Memberi garis bawah berwarna merah pada obat yang termasuk
golongan narkotika.
2. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep.
3. Untuk obat racikan apoteker dan atau asisten apoteker
menyiapakan obat jadi yang mengandung narkotika.
4. Mendokumentasikan pengeluaran obat narkotika pada kartu
stok.
5. Menutup dan mengembalikan wadah obat pada tempatnya yaitu
pada lemari dua pintu dan menguncinya kembali.
6. Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai

10
permintaan dalam resep.
7. Obat diberi wadah yang sesuai dan diperiksa kembali jenis dan
jumlah obat sesuai permintaan dalam resep.

Penyerahan Resep
1. Melakukan pemeriksaan akhir kesesuaian antara penulis etiket
dengan resep sebelum dilakukan penyerahan
2. Memanggil nama pasien secara lengkap (minimal 2 suku kata)
3. Mengecek identitas dan alamat pasien yang berhak menerima
4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat
(nama obat, kegunaan masing-masing obat, dosis dan cara
penggunaan obat)
5. Menanyakan kembali kejelasan pasien terhadap informasi
obat dan meminta pasien untuk mengulang penjelasan yang
telah disampaikan
Menyimpan resep pada tempat penyimpanan khusus resep
narkotika dan mendokumentasikannya pada buku pencatatan
resep narkotika
6. Unit Terkait Petugas Instalasi Farmasi (Apoteker dan Asisten Apoteker)
SMF

7. Rekaman Historis:

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.

11
SPO Pengendalian Pengawasan Penggunaan Psikotropika dan
Logo Pemda Narkotika
Nomor :
Dinkes.Kab.
SPO Terbit ke :
…………… No.Revisi : UPTD.Puskesmas
Tgl.Diberlaku : …………………..
Halamat :
Ditetapkan Kepala Nama
UPTD Puskesmas ttd NIP
…………………….

9. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Langkah- langkah/
Prosedur
6. Unit Terkait

7. Rekaman Historis:
Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.

12
SPO jika terjadi kesalahan pemberian obat dan pelaporannya
Logo Pemda (KTD,KNC,dsb)
Nomor :
Dinkes.Kab.
SPO Terbit ke :
…………… No.Revisi : UPTD.Puskesmas
Tgl.Diberlaku : …………………..
Halamat :
Ditetapkan Kepala Nama
UPTD Puskesmas ttd NIP
…………………….

10. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Langkah- langkah/
Prosedur
6. Unit Terkait

7. Rekaman Historis:
Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.

13

Anda mungkin juga menyukai