Metode morbiditas
Memperkirakan kebutuhan obat berdasarkan jumlah kehadiran pasien, kejadian
penyakit yang umum, dan pola perawatan standar dari penyakit yang ada.
6. Penyimpanan dan pendistribusian Bahan Baku, Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan\
A. Langkah yang dilakukan dalam penyimpanan sediaan farmasi
Sistem penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan:
Jenis dan bentuk sediaan, suhu penyimpanan dan stabilitas, sifat bahan, susunan
alfabetis, dengan menerapkan prinsip FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In
First Out) untuk mencegah tersimpannya obat yang sudah kadaluarsa.
Untuk obat LASA perlu diberikan penandaan khusus (misalnya dengan stiker berlogo
“LASA” pada wadah obat, dan penyimpanan obat LASA tidak diletakkan berdampingan.
Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan salah ambil akibat kemiripan
tampilan obat.
Obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi (Hight Alert Medication), harus disimpan di
tempat terpisah , akses terbatas dan diberi tanda khusus (misalnya: area penyimpanan
ditandai dengan selotib berwarna merah dan diberi stiker “Hight Alert”
Obat dan alat kesehatan yang telah kadaluarsa atau rusak disimpan di lemari terpisah
dan terkunci. Pada lemari harus diberi label “Obat Rusak/Kadaluarsa, Jangan
Diracik/Digunakan”.
Obat injeksi di kamar operasi bentuk ampul yang sudah dipakai sebagian, sisa obatnya di
spuit, diberi label yang badan disimpan dalam kulkas yang berisi tanggal pemakaian
terakhir, nama obat, dosis obat, dan nama perawat (batas maksimal obat dapat
digunakan 24 jam setelah obat pertama kali dibuka segelnya). Obat sisa
penyimpanannya tidak lebih dari 24 jam.