Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses pembelajaran dapat berjalan baik jika didukung oleh berbagai
komponen pembelajaran yang berjalan sinergis untuk mencapai tujuan
pembelajaran (Trianto, 2011). Salah satu komponen pembelajaran
tersebut adalah penyusunan Rencana Pelaksaaan Pembelajaran di
Laboratorium. Penyusunan Rencana Pelaksaaan Pembelajaran di Laboratorum
sebagai sarana dalam merencanakan kegiatan yang akan dilakukan
dilaboratorium yang berisi mengenai tujuan pembelajaran, materi yang terkait
pembelajaran, metode yang digunakan, cara penyampaian serta evaluasi dapat
meningkatkan skills laboratory bagi mahasiswa di laboratorium yang
bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa agar siap dengan keterampilan
klinik.
Salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh mahasiswa kebidanan
adalah Pemeriksaan fisik yang merupakan salah satu cara untuk mengetahui
gejala atau masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik
dibagi menjadi tiga yaitu pemeriksaan fisik ibu, pemeriksaaan fisik bayi dan
balita, dan pemeriksaan fisik orang dewasa. Pemeriksaan fisik bertujuan untuk
mengumpulkan data tentang kesehatan pasien, menambah informasi,
menyangkal data yang diperoleh dari riwayat pasien, mengidentifikasi
masalah pasien, menilai perubahan status pasien, dan mengevaluasi
pelaksanaan tindakan yang telah diberikan.

Tujuan dari kegiatan yang dilakukan di laboratorium dapat membantu proses


belajar dan mengingat fakta-fakta, menerapkan keterampilan, memahami
konsep yang nantinya akan digunakan saat berada pada kondisi yang
seharusnya untuk digunakannya keterampilan tersebut dan melakukan
pemeriksaan fisik pada klien dengan cara sistematik dan benar, sehingga dapat
membantu menegakkan diagnosa dan akhirnya memberikan intervensi serta
implementasi dengan benar.
1.2 Tujuan Penulis
1.2.1 Tujuan umum
Mengetahui tentang pemeriksaan fisik khususnya pemeriksaan fisik
orang dewasa
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tentang pemeriksaan fisik orang dewasa;
2. Untuk mengetahui manfaat dan tujuan pemeriksaan fisik orang
dewasa;
3. Untuk mengetahui Prosedur pemeriksaan fisik orang dewasa.
BAB II
ISI
2.1 Materi jenis keterampilan
2.1.1 Konsep teori pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh klien secara
keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk
memperoleh data yang sistematif dan komprehensif,
memastikan/membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan
merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien. ( Dewi
Sartika, 2010).
Menurut Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk
mengetahui gejala atau masalah kesehatan yang dialami oleh pasien.
Dalam melakukan pemeriksaan fisik terdapat teknik dasar yang perlu
dipahami antara lain :
1. Inspeksi adalah Mengamati dengan seksama dengan menggunakan
“sense of sign” termasuk dengan mata telanjang dan menggunakan
alat penerang. Cara efektif melakukan inspeksi dengan cara atur
posisi pasien sehingga bagian tubuhnya dapayt diamati dengan
secara detail, berikan cahaya yang cukup terang, lakukan inspeksi
pada bagian tubuh tertentu untuk ukuran, bentuk, warna, scars,
kesimetrisan posisi, dan keadaan yang abnormalitas, bandingkan
suatu area sisi tubuh dengan bagian tubuh yang lain dan jangan
melakukan pemeriksaan inspeksi secara terburu-buru.
2. Palpasi merupakan pemeriksaan tubuh dengan menggunakan “ sense
of touch” menentukan Texture: rambut, temperatur pada area kulit,
vibrasi, posisi ukuran, konsistensi, dan mobilitas organ, distention
pada kandung kemih rate of nadi perifer, tenderness atau nyeri.
Palpasi membutuhkan kelembutan dan kesensitifitas. Untuk itu
menggunakan permukaan palmar jari yang dapat digunakan untuk
mengkaji posisi, teksture, konsistensi, bentuk massa dan pulsasi.
Pada telapak tangan dan permukaan luar tangan lebih sensitif pada
getaran. Sedangkan untuk mengkaji temperatur hendaknya
menggunakan bagian belakang tangan dan jari.
3. Perkusi adalah metode pemeriksaan dimana pemeriksan tubuh
dengan diketuk untuk memperoleh bunyi yang dapat didengar atau
vibrasi yang dapat dirasakan. Perkusi digunakan untuk mengetahuio
ukuran, bentuk pada organ internal, batasan, konsisitensi organ –
organ tubuh dan menentukan adanya cairan dalam tubuh.
4. Auskultasi adalah proses mendengarkan bunyi yang dihasilkan
dalam tubuh melalui stetoskop. Dalam melakukan auskultasi ada
beberapa hal yang perlu didenngarkan antar lain frekuensi,
amplitudo dan kualitas dan lamanya bunyi
2.1.2 Tujuan untuk dilakukan pemeriksaan fisik yaitu :
1. Memperoleh data dasar tentang kemampuan fungsional pasien.
2. Memperoleh data untuk merumuskan diagnose dan rencana tindakan
yang akan dilakukan
3. Mengidentifikasi masalah pasien dan menilai perubahan status
pasien
4. Mengevaluasi hasil kesehatan fisik dan kemajuan dari masalah
pasien dari tindakan yang dilakukan

Hal – hal yang dikaji meliputi penampilan umum dan perilaku,


vital sign, tinggi badan dan berat badan, intergumen: kulit, rambut ,
kuku, kepala dan leher : kepala, muka, leher, trahea, kelenjar thyroid,
mata dan penglihatan, telinga dan pendengaran, hidung dan sinus,
mulut, thorax, paru-paru dan buah dada, jantung, peripheral vascular
system, abdomen, rektum dan anus, genetalia, sistem neurologi dan
sistem muskulukeletal

2.1.3 Prosuder Pemeriksaan Fisik Orang Dewasa


Jelaskan kapan, dimana pemeriksaan dilakukan. Mengapa
pemeriksaan tersebut penting. Siapa yang akan dilakukan. Apa yang
terjadi selama pemeriksaan.
1. Persiapan
a. Alat berupa Meteran, Timbangan BB, Penlight, Steteskop,
Tensimeter/spighnomanometer, Thermometer, Arloji/stopwatch,
Refleks Hammer, Otoskop, Handschoon bersih ( jika perlu),
tissue, buku catatan perawat. Alat diletakkan di dekat tempat tidur
klien yang akan di periksa.
b. Lingkungan dengan memastikan ruangan dalam keadaan nyaman,
hangat, dan cukup penerangan. Misalnya menutup pintu/jendala
atau skerem untuk menjaga privacy klien.
c. Bantu klien mengenakan baju periksa jika ada dan anjurkan klien
untuk rileks.
2. Prosedur Pemeriksaan
a. Cuci tangan, Jelaskan prosedur, Lakukan pemeriksaan dengan berdiri di
sebelah kanan klien dan pasang handschoen bila di perlukan.
b. Pemeriksaan umum meliputi : penampilan umum, status mental dan
nutrisi, posisi klien : duduk/berbaring, Kesadaran, tingkah laku,
ekspresi wajah, mood. (Normal : Kesadaran penuh, Ekspresi sesuai,
tidak ada menahan nyeri/ sulit bernafas) , Tanda-tanda stress/
kecemasan (Normal :) Relaks, tidak ada tanda-tanda cemas/takut) , TB,
BB ( Normal : BMI dalam batas normal) , Kebersihan Personal (Normal
: Bersih dan tidak bau), Cara berpakaian (Normal : Benar/ tidak
terbalik) , Postur dan cara berjalan , Bentuk dan ukuran tubuh , Cara
bicara. (Relaks, lancar, tidak gugup) dan Evaluasi dengan
membandingkan dengan keadaan normal.
c. Pengukuran Tanda Vital
1. Suhu badan yang normal adalah 36 C-37 C. Pada pagi hari
suhu mendekati 36 C, sedangkan pada sore hari mendekati 37
C. Pengukuran suhu di rektum juga akan lebih tinggi 0,5-1 C
dibanding suhu mulut, dan suhu mulut 0,5 C lebih tinggi
dibandingkan suhu axilla. Suhu tubuh diperiksa dengan
termometer badan, dapat berupa termometer air raksa, atau
termometer elektrik. Pemeriksaan dapat dilakukan pada mulut
(oral), membran timpani (melalui telinga), aksila atau rektum.
2. Denyut nadi Jantung bekerja memompa darah ke sirkulasi
tubuh (oleh ventrikel kiri) dan paru (oleh ventrikel kanan).
Melalui ventrikel kiri, darah dikeluarkan ke aorta dan
kemudian diteruskan ke arteri di seluruh tubuh. Sebagai
akibatnya, timbul suatu gelombang tekanan yang bergerak
cepat pada arteri dan dapat dirasakan sebagai denyut nadi.
Dengan menghitung frekuensi denyut nadi, dapat diketahui
frekuensi denyut jantung dalam satu menit. Denyut nadi orang
dewasa normal antara 60 – 100 kali per menit. Denyut nadi di
atas 100 kali per menit disebut takikardia dan denyut nadi
kurang dari 60 kali per menit disebut bradikardia.
3. Frekuensi/laju pernafasan frekuensi / laju pernafasan Bernafas
adalah suatu tindakan yang tidak disadari, diatur oleh batang
otak dan dilakukan dengan bantuan otot-otot pernafasan. Pada
waktu inspirasi, diafragma dan otot-otot interkostalis
berkontraksi, memperluas rongga toraks dan memekarkan
paruparu. Dinding dada akan bergerak ke atas, ke depan, ke
lateral, sedangkan diafragma bergerak ke bawah. Setelah
inspirasi berhenti, paru-paru akan mengkerut, diafragma akan
naik secara pasif dan dinding dada akan kembali ke posisi
semula. 37 Bila menilai frekuensi nafas, jangan meminta
pasien untuk bernafas “secara normal”. Frekuensi nafas orang
dewasa normal antara 14 sampai 20 kali permenit. Frekuensi
nafas lebih dari 20 kali per menit disebut tachypnea.
Setelah diadakan pemeriksaan tanda-tanda vital evaluasi hasil
yang di dapat dengan membandikan dengan keadaan normal,
dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat.
4. Tekanan darah Tekanan darah merupakan tekanan hidrostatik
pada arteri yang mampu mendorong darah menuju kapiler
(capillary beds). Tekanan darah merupakan hasil curah jantung
dan tahanan pembuluh darah tepi. Tekanan darah tergantung
pada volume darah yang diejeksikan, kecepatannya,
distensibilitas dinding arteri, viskositas darah, dan tekanan di
dalam pembuluh darah setelah ejeksi berakhir. Tekanan darah
sistolik adalah puncak tekanan di dalam arteri. Tekanan darah
sistolik diatur oleh isi sekuncup (strok volume) dan kelenturan
pembuluh darah. Tekanan darah diastolic adalah tekanan
terendah di dalam arteri dan tergantung pada tahanan perifer.
Perbedaan tekanan sistolik dan diastolic adalah tekanan nadi
(pulse pressure). Tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa
faktor, misalnya aktivitas fisik, keadaan emosi, rasa sakit, suhu
sekitar, penggunaan kopi, tembakau, dll.
d. Pemeriksaan Kulit dan Kuku
Pemeriksaan Kulit dan Kuku untuk Mengetahui kondisi kulit dan
kuku dan Mengetahui perubahan oksigenasi, sirkulasi, kerusakan
jaringan setempat, dan hidrasi. Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan kulit
Inspeksi : kebersihan, warna, pigmentasi,lesi/perlukaan, pucat, sianosis,
dan ikterik. Pada keadaan normal kulit tidak ada ikterik/pucat/sianosis.
Saat palpasi kelembapan, suhu permukaan kulit, tekstur, ketebalan,
turgor kulit, dan edema. Normal: lembab, turgor baik/elastic, tidak ada
edema.
Pada Pemeriksaan kuku saat Inspeksi tampak kebersihan, bentuk, dan
warna kuku Normal: bersih, bentuk normal tidak ada tanda-tanda jari
tabuh (clubbing finger), tidak ikterik/sianosis. Saat Palpasi ketebalan
kuku dan capillary refile ( pengisian kapiler ). Normal: aliran darah
kuku akan kembali < 3 detik.
e. Pemeriksaan kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan leher
Posisi klien : duduk , untuk pemeriksaan wajah sampai
dengan leher perawat berhadapan dengan klien.
1) Pemeriksaan kepala bertujuan untuk mengetahui bentuk dan
fungsi kepala dan Mengetahui kelainan yang terdapat di
kepala. Prosedur Pelaksanaan adalah:
- Inspeksi : ukuran lingkar kepala, bentuk, kesimetrisan,
adanya lesi atau tidak, kebersihan rambut dan kulit kepala,
warna, rambut, jumlah dan distribusi rambut.
- Normal: simetris, bersih, tidak ada lesi, tidak menunjukkan
tanda-tanda kekurangan gizi(rambut jagung dan kering).
- Palpasi : adanya pembengkakan/penonjolan, dan tekstur
rambut. Normal: tidak ada penonjolan /pembengkakan,
rambut lebat dan kuat/tidak rapuh.
2) Pemeriksaan wajah
- Inspeksi :warna kulit, pigmentasi, bentuk, dan kesimetrisan.
- Normal: warna sama dengan bagian tubuh lain, tidak
pucat/ikterik, simetris.
- Palpasi : nyeri tekan dahi, dan edema, pipi, dan rahang
- Normal: tidak ada nyeri tekan dan edema.
3) Pemeriksaan mata bertujuan untuk Mengetahui bentuk dan
fungsi mata dan Mengetahui adanya kelainan pada mata.
Prosedur Pelaksanaan adalah:
- Inspeksi: bentuk, kesimestrisan, alis mata, bulu mata,
kelopak mata, kesimestrisan, bola mata, warna konjunctiva
dan sclera (anemis/ikterik), penggunaan kacamata / lensa
kontak, dan respon terhadap cahaya.
- Normal: simetris mata kika, simetris bola mata kika, warna
konjungtiva pink, dan sclera berwarna putih.
- Tes Ketajaman Penglihatan
Ketajaman penglihatan seseorang mungkin berbeda dengan
orang lain. Tajam penglihatan tersebut merupakan derajat
persepsi deteil dan kontour beda.
4) Pemeriksaan telinga bertujuan untuk mengetahui keadaan telinga
luar, saluran telinga, gendang telinga, dan fungsi pendengaran.
Prosedur Pelaksanaan adalah:
- Inspeksi : bentuk dan ukuran telinga, kesimetrisan, integritas,
posisi telinga, warna, liang telinga (cerumen/tanda-tanda infeksi),
alat bantu dengar.
- Normal: bentuk dan posisi simetris kika, integritas kulit bagus,
warna sama dengan kulit lain, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan
alat bantu dengar.
- Palpasi : nyeri tekan aurikuler, mastoid, dan tragus
- Normal: tidak ada nyeri tekan.
5) Pemeriksan hidung dan sinus bertujuan untuk mengetahui
bentuk dan fungsi hidung dan menentukan kesimetrisan
struktur dan adanya inflamasi atau infeksi. Prosedur
Pelaksanaan adalah :
- Inspeksi : hidung eksternal (bentuk, ukuran, warna,
kesimetrisan), rongga, hidung ( lesi, sekret, sumbatan,
pendarahan), hidung internal (kemerahan, lesi, tanda2
infeksi).
- Normal : simetris kika, warna sama dengan warna kulit lain,
tidak ada lesi, tidak ada sumbatan, perdarahan dan tanda-
tanda infeksi.
- Palpasi dan Perkusi frontalis dan, maksilaris (bengkak,
nyeri, dan septum deviasi).
- Normal: tidak ada bengkak dan nyeri tekan.
6) Pemeriksaan mulut dan bibir bertujuan untuk mengetahui
bentuk kelainan mulut dan prosedur Pelaksanaannya adalah :
- Inspeksi dan palpasi struktur luar : warna mukosa mulut dan
bibir, tekstur , lesi, dan stomatitis.
- Normal: warna mukosa mulut dan bibir pink, lembab, tidak
ada lesi dan stomatitis.
- Inspeksi dan palpasi strukur dalam : gigi
lengkap/penggunaan gigi palsu, perdarahan/ radang gusi,
kesimetrisan, warna, posisi lidah, dan keadaan langit2.
- Normal: gigi lengkap, tidak ada tanda-tanda gigi berlobang
atau kerusakan gigi, tidak ada perdarahan atau radang gusi,
lidah simetris, warna pink, langit2 utuh dan tidak ada tanda
infeksi.
7) Pemeriksaan Leher Pemeriksaan leher terdiri dari inspeksi,
palpasi, dan auskultasi.
Inspeksi: melihat kelainan berupa asimetri, pulsasi-pulsasi,
tumor atau pembengkakan dan pembatasan pergerakan.
Dengan meregangkan dan pembengkokan leher ke lateral otot-
otot sternokleidomastoid menjadi tegang dan membuat batas
yang jelas antara triangular anterior dan posterior. Dengan
begini pembesaran thyroid, pembesaran kelenjar limfe atau
kelainan struktur yang lain menjadi lebih jelas. Leher penderita
Turner sindrom dan Klipel sindrom mempunyai karakteristik
lipatan-lipatan kulit seperti fan yang terentang ke lateral dari
leher ke bahu. Kelainan ini disebut “webbed neck”.
Palpasi: palpasi struktur submandibularis dilakukan dengan
meletakkan satu jari didalam mulut. Dasar mulut dan kelenjar
ludah submandibular dan kelenjar limfe dapat diraba dengan
mudah. Pada palpasi thyroid yang normal didapatkan satu
massa yang licin, keras dan bergerak bila penderita menelan.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara pemeriksa berdiri
dibelakang penderita. Ujung-ujung jari kedua tangan
diletakkan pada jaringan thyroid sedangkan trakea
memisahkan tangan pemeriksa. Kemudian penderita disuruh
menelan dan thyroid menggelincir diantara jarijari tangan
pemeriksa memberi kesan tentang besarnya, batasnya dan
keras lunaknya thyroid. Pembesaran thyroid dapat disebabkan
oleh Graves disease, colloid goiter, cyste thyroid, dll.
f. Pemeriksaan dada
1) Pemeriksaan System pernafasan bertujuan untuk mengetahui
bentuk, kesimetrisas, ekspansi, keadaan kulit, dan dinding
dada, mengetahui frekuensi, sifat, irama pernafasan,
mengetahui adanya nyeri tekan, masa, peradangan, traktil
premitus. Prosedur pelaksanaan adalah:
- Inspeksi : kesimetrisan, bentuk/postur dada, gerakan nafas
(frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya
pernafasan/penggunaan otot-otot bantu pernafasan), warna
kulit, lesi, edema, pembengkakan/ penonjolan.
- Normal: simetris, bentuk dan postur normal, tidak ada tanda-
tanda distress pernapasan, warna kulit sama dengan warna
kulit lain, tidak ikterik/sianosis, tidak ada
pembengkakan/penonjolan/edema.
- Palpasi: Simetris, pergerakan dada, massa dan lesi, nyeri,
tractile fremitus. Normalnya : integritas kulit baik, tidak ada
nyeri tekan/massa/tanda-tanda peradangan, ekspansi simetris,
taktil vremitus cendrung sebelah kanan lebih teraba jelas.
- Perkusi: paru, eksrusi diafragma (konsistensi dan bandingkan
satu sisi dengan satu sisi lain pada tinggi yang sama dengan
pola berjenjang sisi ke sisi).
2) Pemeriksaan System kardiovaskuler bertujuan untuk
mengetahui ketidak normalan denyut jantung, mengetahui
bunyi jantung normal dan abnormal, mendeteksi gangguan
kardiovaskuler. Prosedur pelaksanaan :
- Inspeksi : Muka bibir, konjungtiva, vena jugularis, arteri
karotis
- Palpasi: denyutan
- Normal untuk inspeksi dan palpasi: denyutan aorta teraba.
- Perkusi: ukuran, bentuk, dan batas jantung (lakukan dari arah
samping ke tengah dada, dan dari atas ke bawah sampai
bunyi redup).
3) Pemeriksaan Payudara dan aksila bertujuan untuk mengetahui
adanya masa atau ketidak teraturan dalam jaringan payudara
dan mendeteksi awal adanya kanker payudara. Prosedur
pelaksanaannya adalah :
- Inspeksi payudara: Integritas kulit
- Palpasi payudara: Bentuk, simetris, ukuran, aerola, putting,
dan penyebaran vena
- Inspeksi dan palpasi aksila: nyeri, perbesaran nodus limfe,
konsistensi.
g. Pemeriksaan Abdomen (Perut) bertujuan untuk mengetahui
bentuk dan gerakan-gerakan perut, mendengarkan suara peristaltic
usus dan meneliti tempat nyeri tekan, organ-organ dalam rongga
perut benjolan dalam perut. Prosedur pelaksanaannya adalah :
- Inspeksi : kuadran dan simetris, contour, warna kulit, lesi, scar,
ostomy, distensi, tonjolan, pelebaran vena, kelainan umbilicus,
dan gerakan dinding perut.
- Normal: simetris kika, warna dengan warna kulit lain, tidak
ikterik tidak terdapat ostomy, distensi, tonjolan, pelebaran vena,
kelainan umbilicus.
- Auskultasi : suara peristaltik (bising usus) di semua kuadran
(bagian diafragma dari stetoskop) dan suara pembuluh darah dan
friction rub :aorta, a.renalis, a. illiaka (bagian bell).
- Normal: suara peristaltic terdengar setiap 5-20x/dtk, terdengar
denyutan arteri renalis, arteri iliaka dan aorta.
- Perkusi semua kuadran : mulai dari kuadran kanan atas bergerak
searah jarum jam, perhatikan jika klien merasa nyeri dan
bagaiman kualitas bunyinya.
- Perkusi hepar: Batas
- Perkusi Limfa: ukuran dan batas.
- Perkusi ginjal: nyeri
- Normal: timpani, bila hepar dan limfa membesar adalah redup
dan apabila banyak cairan adalah hipertimpani
- Palpasi semua kuadran (hepar, limfa, ginjal kiri dan kanan):
massa, karakteristik organ, adanya asistes, nyeri irregular,
lokasi, dan nyeri.dengan cara perawat menghangatkan tangan
terlebih dahulu
- Normal: tidak teraba penonjolan tidak ada nyeri tekan, tidak ada
massa dan penumpukan cairan.
h. Pemeriksaan ekstermitas atas (bahu, siku, tangan) bertujuan untuk
Memperoleh data dasar tetang otot, tulang dan persendian dan
Mengetahui adanya mobilitas, kekuatan atau adanya gangguan
pada bagian-bagian tertentu. Prosedur pelaksanaannya adalah :
- Inspeksi struktur muskuloskletal : simetris dan pergerakan,
Integritas ROM, kekuatan dan tonus otot.
- Normal: simetris kika, integritas kulit baik, ROM aktif, kekuatan
otot penuh.
- Palpasi: denyutan a.brachialis dan a. radialis.
- Normal: teraba jelas
- Tes reflex :tendon trisep, bisep, dan brachioradialis.
- Normal: reflek bisep dan trisep positif.
i. Pemeriksaan ekstermitas bawah (panggul, lutut, pergelangan kaki
dan telapak kaki)
- Inspeksi struktur muskuloskletal : simetris dan pergerakan,
integritas kulit, posisi dan letak, ROM, kekuatan dan tonus otot
- Normal: simetris kika, integritas kulit baik, ROM aktif, kekuatan
otot penuh
- Palpasi : a. femoralis, a. poplitea, a. dorsalis pedis: denyutan
- Normal: teraba jelas
- Tes reflex :tendon patella dan archilles.
- Normal: reflex patella dan archiles positif
j. Pemeriksaan genitalia (alat genital, anus, rectum) bertujuan untuk
Melihat dan mengetahui organ-organ yang termasuk dalam
genetalia. , Mengetahui adanya abnormalitas pada genetalia,
misalnya varises, edema, tumor/ benjolan, infeksi, luka atau
iritasi, pengeluaran cairan atau darah., Melakukan perawatan
genetalia. mengetahui kemajuan proses persalinan pada ibu hamil
atau persalinan. Prosedur Pelaksanaannya adalah:
a) Wanita:
- Inspeksi genitalia eksternal: mukosa kulit, integritas kulit,
contour simetris, edema, pengeluaran.
- Normal: bersih, mukosa lembab, integritas kulit baik,
semetris tidak ada edema dan tanda-tanda infeksi
(pengeluaran pus /bau).
- Inspeksi vagina dan servik : integritas kulit, massa,
pengeluaran
- Palpasi vagina, uterus dan ovarium: letak ukuran,
konsistensi dan, massa.
- Pemeriksaan anus dan rectum: feses, nyeri, massa edema,
haemoroid, fistula ani pengeluaran dan perdarahan.
- Normal: tidak ada nyeri, tidak terdapat edema / hemoroid/
polip/ tanda-tanda infeksi dan pendarahan.
b) Pria :
- Inspeksi dan palpasi penis: Integritas kulit, massa dan
pengeluaran
- Normal: integritas kulit baik, tidak ada masa atau
pembengkakan, tidak ada pengeluaran pus atau darah
- Inspeksi dan palpassi skrotum: integritas kulit, ukuran dan
bentuk, turunan testes dan mobilitas, massa, nyeri dan
tonjolan
- Pemeriksaan anus dan rectum : feses, nyeri, massa, edema,
hemoroid, fistula ani, pengeluaran dan perdarahan.
- Normal: tidak ada nyeri , tidak terdapat edema / hemoroid/
polip/ tanda-tanda infeksi dan pendarahan.
- Setelah diadakan pemeriksaan dadadan genitalia wanita
evaluasi hasil yang di dapat dengan membandikan dengan
keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan
yang didapat tersebut.
2.2 Definisi Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi menurut Muhibbin Syah dalamAnas (2014) adalah
metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan
urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui
penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau
materi yang sedang disajikan.
Menurut Simamora (2009), metode demontrasi adalah metode yang
digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda
yang berkenaan dengan bahan ajar. Sedangkan menurut Nursalam (2008)
metode demontrasi diartikan sebagai metode yang menyajikan suatu prosedur
atau tugas, cara menggunakan alat, dan cara berinteraksi dengan klien.
Demonstrasi dapat dilakukan secara langsung atau melalui flim atau
video.Peserta didik dapat mendengar atau melihat prosedur, langkah –
langkah dan penjelasan – penjelasan yang mendasar. Suprijanto (2009)
menjelaskan dalam pendidikan orang dewas bahwa demonstrasi adalah salah
satu metode dalam pendidikan orang dewasa yang sering digunakan dalam
segala bidang. Menurut Supriyatno dkk (2006), metode demonstrasi
merupakan suatu metode yang digunakan oleh fasilitator “untuk
memperagakan” suatu proses untuk meningkatkan ketrampilan tertentu
dengan menggunakan alat yang sesuai dengan yang sesungguhnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi
adalah metode pembelajaran yang digunakan untuk memperagakan atau
menyajikan tata cara, langkah – langkah serta prosedur suatu ketrampilan.
Misalkan “pemeriksaan fisik pada orang dewasa”.Dalam hal ini fasilitator
menunjukkan alat yang dipakai, proses yang ditempuh dan tehnik yang
dipergunakan dalam melakukan pemeriksaan fisik pada orang dewasa.
2.3 Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian ini digunakan oleh pembimbing pendamping untuk
mengevaluasi dan menilai Anda dalam pencapaian pembelajaran praktikum
setelah Anda belajar mandiri beberapa kali latihan dan Anda merasa sudah
siap untuk dievaluasi. Instrumen penilaian memuat elemen kompetensi sesuai
dengan prosedur tindakan dan indikator penilaian. Indikator penilaian
dinyatakan dalam kalimat pasif dan terukur, sedangkan aspeknya meliputi
aspek keterampilan, pengetahuan, dan sikap.
2.4 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran ( Rpp )
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
1. Identitas Mata Kuliah
Nama Mata Kuliah : Keterampilan Dasar Kebidanan I
Penempatan : Semester I
2. Pertemuan Ke : VIII ( delapan )
3. Deskripsi
Mata kuliah ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
melaksanakan keterampilan pemerksaan fsk pada orang dewasa
4. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan mampu :
1. Melakukan persiapan sebelum melakukan pemeriksaan fisik
2. Melakukan prosedur pemeriksaan fisik dengan benar, tepat dan sesuai
5. Materi Pokok
1. Konsep teori pemeriksaan fisik
2. Tujuan untuk dilakukan pemeriksaan fisik
3. Prosuder Pemeriksaan Fisik Orang Dewasa
6. Metode pembelajaran
a. Demontrasi
7.

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN FISIK PADA ORANG DEWASA

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut


0 Gagal : Bila langkah klinik tidak dilakukan
1 Kurang : Langkah klinik dilakukan tetapi tidak mampu
mendemonstrasikan sesuai prosedur
2 Cukup : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang
terampil atau kurang cekatan dalam mendemonstrasikan
dan waktu yang diperlukan relatif lebih lama
menyelesaikan suatu tugas
3 Baik : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang
percaya diri, kadang kadang tampak cemas dan
memerlukan waktu yang dapat dipertanggungjawabkan
4 Sangat : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan tepat sesuai
baik/mahir dengan teknik prosedur dalam lingkup kebidanan dan
waktu efisien

Nilai sikap profesional: Sikap profesional mahasiswa dalam melakukan prosedur


pemeriksaan dinilai dengan skala 0-100

PENILAIAN
NO KOMPONEN
0 1 2 3 4
PERSIAPAN :
1 Persiapan alat ;
a. Pengukur tinggi badan
b. Timbangan berat badan
c. Stetoskop
d. Sphygmomanometer dan manset
e. Termometer
f. Penlight
g. Spatel lidah
h. Reflek hamer
i. Jam tangan
j. Formulir pencatatan
k. Tempat berisi bau-bauan, manis, asin,pahit
l. Bak Instrumen yang berisi sepasang handscoon
m. Garpu penala
n. Spekulum nasal
o. Lidi kapas
p. Baju pemeriksaan
q. Kassa
r. Tissue
s. Bengkok
t. Waskom berisi air klorin 0,5%
u. Handuk kecil/lap tangan
2 Persiapan lingkungan :
a. Menyiapkan meja pemeriksaan
b. Menyiapkan lingkungan yang nyaman bagi pasien
3 Persiapan komunikasi :
a. Menyambut Klien
b. Memperkenalkan diri pada klien
c. Menanyakan nama, usia, alamat dan keluhan klien
d. Menjelaskan seluruh prosedur
e. Memberikan baju pemeriksaan pada klien
PROSEDUR :
4 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
5 Menilai keadaan umum
6 Mengukur tinggi badan
7 Mengukur berat badan
8 Menilai tanda-tanda vital
a. Tekanan darah
b. Menghitung nadi
c. Menghitung pernafasan
d. Mengukur suhu
9 Rambut
Inspeksi :
a. Kaji distribusi rambut, warna rambut, kebersihan
kulit kepala
Palpasi :
a. Kaji kulit kepala: massa, pembengkakan, nyeri tekan,
dan rontoknya rambut
10 Mata
Inspeksi :
a. Kesimetrisan antara mata kiri dan kanan
b. Kaji sklera (adakah warna kemerahan atau
kekuningan)
c. Kaji konjungtiva (anemis atau tidak)
d. Warna iris,reaksi pupil terhadap cahaya
e. Kaji lapang pandang
f. Kaji gerakan bola mata
g. Kaji ketajaman penglihatan(pemeriksaan visus)
Palpasi : nyeri tekan, peningkatan tekanan bola mata
11 Telinga
Inspeksi :
a. Kesimetrisan antara telinga kiri dan
kanan,ukuran,warna, lesi
b. Kaji kebersihan canalis (adakah serumen atau
bernanah )
c. Kaji membran timpani (untuk mengetahui reflek
cahaya politizer)
Palpasi :
a. Kaji adakah nyeri, lesi, atau benjolan pada telinga
Nilai fungsi pendengaran
12 Hidung
Inspeksi :
a. Kaji septum hidung (ditengah atau tidak)
b. Kaji adanya benda asing, sekret pada hidung,
perdarahan,
peradangan, dan polip
Palpasi :
a. Nyeri tekan sinus frontalis, etmoidalis dan maksilaris,
sumbatan
Nilai fungsi penciuman
13 Mulut
Inspeksi :
a. Kaji warna bibir (adakah kebiruan/sianosis)
b. Kaji adanya Labioschizis/Palatoschizis
c. Kaji rongga mulut (bau mulut, rongga mucosa,)
d. Kaji gigi geligi (kaji adanya sisa makanan, karang
gigi, caries, gigi
yang tanggal, adanya perdarahan, ginggivitis, dan
periodontitis)
e. Kaji lidah (kaji warna, kebersihan, adanya lesi dan
perdarahan)
f. Kaji tonsil (ukuran besarnya, adanya radang atau
infeksi)
g. Kaji pharynx (periksa dinding belakang oropharynx
adanya
peradangan)
Palpasi : nyeri tekan, pembengkakan
Nilai fungsi pengecapan
14 Leher
Inspekai :
a. kesimetrisan bentuk, warna kulit, adanya
pembengkakan
Palpasi :
a. Kaji apakah ada pembesaran kelenjar getah bening
b. Kaji apakah ada nyeri dan pembesaran kelenjar
tyroid
c. Kaji tekanan vena jugularis kanan dan kiri
Nilai mobilisasi leher
15 Torax dan fungsi pernapasan
Inspeksi :
a. Bentuk thorax (simetris atau ada kelainan/ depresi
sternum atau
barrel chest)
b. Kaji pernapasan klien (ketidaknyamanan bernafas,
irama pernafasan)
c. Kaji bunyi stridor pada saat inspirasi/ekspirasi
d. Kaji adanya cyanosis di sekitar bibir, mulut dan dasar
kuku
e. Amati ada atau tidak suara batuk (berdahak atau
tidak)
Palpasi :
a. Raba dan rasakan getaran dinding dada dengan jari-
jari kiri dan kanan (diseluruh permukaan dada depan)
Perkusi :
a. Ketuk dinding dada kanan dan kiri di celah
intercostal
Auskultasi :
a. Anjurkan pasien bernafas, dengarkan suara pada
dinding thorax, bedakan bunyi napas bronkhial,
bronkovesikuler, dan vesikuler
16 Payudara pada klien perempuan
Inspeksi :
a. Kaji kesimetrisan antara payudara kanan dan kiri
b. Kaji adakah retraksi pada daerah mamae
c. Kaji adakah discharge berbau dari putting susu, ulkus
dan bayangan
benjolan yang tampak
Palpasi :
a. Tangan kiri klien diangkat diletakkan dibawah kepala
klien, raba pada setiap kwadran mammae adakah
nyeri atau benjolan tumor, deskripsikan bentuk,
ukuran, konsistensi dan periksa elastisitas payudara
adakah kekakuan/lekatan dengan dasar
b. Palpasi kelenjar limfe axilliar kiri adakah metastase
tumor
c. Tangan kanan klien diangkat diletakkan dibawah
kepala klien, raba pada setiap kwadran mammae
adakah nyeri atau benjolan tumor, deskripsikan
bentuk, ukuran, konsistensi dan periksa elastisitas
payudara adakah kekakuan/lekatan dengan dasar
d. Palpasi kelenjar limfe axilliar kanan adakah
metastase tumor

17 Jantung
Inspeksi :
a. Cari denyutan di ICS 5 (pada linea medioclavicular
kiri selebar 1 cm)
b. Amati ada tidaknya pembesaran jantung
Palpasi :
a. Raba ictus cordis (dengan telapak jari II-III-IV)
b. Rasakan kekuatan denyutan
Perkusi :
a. Perkusi ictuscordis (perhatikan adanya bunyi pekak)
Auskultasi :
a. Hitung frekuensi jantung dan bandingkan dengan
frekuensi nadi
(selama 1 menit), perhatikan iramanya.
18 Abdomen
Inspeksi :
a. Amati bentuk abdomen (membusung, datar)
b. Amati umbilikus (menonjol atau tidak)
c. Amati kulit abdomen (bayangan atau gambaran
bendungan pembuluh darah vena)
d. Amati daerah abdomen (tampak benjolan/massa)
Auskultasi :
a. Letakan stetoskop pada daerah epigastrium,
dengarkan suara peristaltik dan hitung permenit
Perkusi :
a. Perkusi secara sistematis, perhatikan adanya nyeri
tekan.
Palpasi :
a. Tanyakan adakah bagian perut yang terasa nyeri
tanpa palpasi
b. Palpasi seluruh bagian abdomen untuk mencari tanda
nyeri
c. Raba ada/tidaknya massa/benjolan
d. Periksa turgor kulit (nilai dehidrasi)
e. Palpasi pada regio supra pubic (dengan 4 jari
ditumpuk, untuk
mengetahui cystitis/peradangan pada kandung
kemih)
f. Periksa pada titik MC Burney (dengan 2 jari
ditumpuk, untuk mengetahui apendiksitis/peradangan
pada appendix)
g. Palpasi hepar (dengan telapak tangan dan jari kanan
dimulai dari kwadran kanan bawah berangsur-angsur
naik mengikuti irama nafas dan gembungan perut)
h. Palpasi lien (dengan cara tangan kiri mengangkat
dengan cara mengait dinding perut kiri atas dari arah
belakang, jari-jari kanan meraba lien dari arah depan
abdomen kiri atas)
19 Genitalia eksterna (posisi dorsal recumbent)
Cuci tangan kemudian gunakan sepasang handscoon
Inspeksi :
a. Kaji ada/tidak infeksi jamur, kutu, radang, lesi,
keganasan dan cairan
yang keluar
Palpasi :
a. Palpasi pada labia mayora dan minora (perhatikan
pembengkakan dan nyeri tekan)
b. Palpasi adanya nyeri tekan pada kelenjar skene,
pengeluaran nanah, darah.
20 Anus (posisi sims)
Inspeksi :
a. Perhatikan adanya fistula, dan tanda-tanda keganasan
b. Anjurkan klien untuk mengedan, perhatikan adanya
hemoroid
Cuci tangan dalam air klorin, buka hanscoon secara
terbalik
21 Lengan
Inspeksi :
a. Periksa kesimetrisan lengan (panjang dan besarnya
bandingkan
antara sisi kiri dan kanan)
b. Periksa jumlah jari (polydactyli, syndactyli)
c. Cari tanda-tanda khusus pada kuku (clubing of the
finger, spider naevi)
d. Anjurkan klien untuk menggerakan ekstremitasnya
ke berbagai arah
(nilai adakah keterhambatan/keterbatasan gerak)
e. Kaji reflek fisiologik :
- Biceps (pegang lengan klien yang disemifleksikan,
ketuk pada
tendon otot biseps)
- Triseps (pegang lengan klien yang disemifleksikan,
ketuk pada
tendon insersim trisep, diatas alekranon)
22 Tungkai
Inspeksi :
a. Periksa kesimetrisan tungkai (panjang dan besarnya
bandingkan
antara sisi kiri dan kanan)
b. Periksa jumlah jari (polydactyli, syndactyli)
c. Cari tanda-tanda khusus pada kuku (clubing of the
finger, dan spider naevi)
d. Anjurkan klien untuk menggerakan ekstremitasnya
ke berbagai arah
(nilai adakah keterhambatan/keterbatasan gerak)
e. Kaji reflek fisiologik :
- Patela (pegang tungkai klien yang difleksikan
dalam posisi
menggantung, ketuk pada tendon muskulus
kuadriceps femoralis)
- Reflek patologi babinski (memberi goresan pada
telapak kaki klien
kanan dan kiri dari arah tumit ke ibu jari kaki)
Palpasi :
a. Tekan kulit di daerah pretibia, dorsumpedis dan
sekitar maleolus
(perhatikan kecekungan yang terjadi segera hilang
atau tidak)
23 Collumna vertebralis (atur posisi klien duduk bersila)
Inspeksi :
a. Amati bentuk dan susunan columna vertebralis,
perhatikan adanya
kelainan (kifosis, lordosis dan skoliosis)
Palpasi :
a. Lakukan penekanan processus spinosus (dari cervical
sampai
lumbal-sacral, cari tanda nyeri)

24 Pemeriksaan thorax belakang (vocal fremitus)


Palpasi :
a. Anjurkan pasien untuk menyebutkan tujuh puluh
tujuh, raba dan
rasakan getaran dinding dada bagian belakang
dengan kedua tangan
25 Pemeriksaan ginjal
Perkusi :
a. Lakukan perkusi ginjal di dinding belakang abdomen
kiri dan kanan
(dengan dialasi tangan kiri, pemeriksa lakukan
perkusi dengan sisi
ulnar kepalan tangan)
26 Rapihkan pasien & bereskan alat
27 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
28 Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien
29 Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil pemeriksaan
Nilai akhir

Evaluasi Nilai checklist:

Nilai sikap profesional: Sikap profesional mahasiswa dalam melakukan prosedur


pemeriksaan dinilai dengan skala 0-100

Skor akhir Nilai checklist + Nilai sikap profesional

Anda mungkin juga menyukai