Presentasi Kasus Preeklampsia Berat
Presentasi Kasus Preeklampsia Berat
LAPORAN KASUS
I.1. Identitas
I.2. Anamnesis
Keluhan Utama :
Dirujuk bidan dengan denyut jantung dan gerak janin menghilang sejak 1 hari smrs
Riwayat operasi :-
Riwayat Keluarga berencana :-
Satus Obstetrik
Pemeriksaan luar :
1. Inspeksi : Perut membuncit sesuai usia kehamilan, linea grisea +
2. Palpasi : TFU 26 cm, TBJ : 2325 gr. HIS 4 kali dalam 10 menit, durasi 40 detik
a. LI : teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting
b. LII : teraba bagian memanjang di kanan, bagian kecil-kecil di kiri
c. LIII : teraba bagian bulat, keras, melenting
d. LIV : sudah masuk PAP
3. Auskultasi : DJJ negatif (-) via dopller.
Pemeriksaan dalam : Inspekulo : tampak kepala janin di vulva
VT : kepala sudah di Hodge III-IV, pembukaan sudah lengkap
Pemeriksaan panggul : tidak dilakukan
I.5. Diagnosis Kerja : PK II pada G2 P1 Hamil 33 minggu janin tunggal IUFD dengan PEB
I.6. Sikap :
Ceftriaxon 1 x 1gram
Nifedipin 4x10 mg
persiapan ibu
persiapan obat dan alat
persiapan penolong
pimpin mengejan saat his
obs. TV (KU , T , N , S , P)
menolong kelahiran bayi
21.10 Lahir bayi perempuan, berat badan 1200 gram, panjang 39 cm, mati belum
bermaserasi, kelainan anatomi (-), kelainan tali pusat (-), air ketuban jernih, jumlah sedikit
Diagnosa
Sikap
RR : 20 kali / menit
Suhu:36.6
Diagnosa
Sikap
Diagnosa : P2 A0 PK IV
PPK IV
Pk 23.45
TD :180/100
Suhu : 36.6
RR : 20 kali / menit
observasi :
TFU sepusat
kontraksi baik
Analisa Kasus
Pasien datang dirujuk dengan keluhan utama menghilangnya tanda-tanda kehidupan janin, yaitu
denyut jantung janin dan gerakan janin. Umur kehamilan 33 minggu dihitung dari HPHT,
menandakan umur kehamilan premature. Premature ditandai dengan umur kehamilan 20-37
minggu dan berat bayi 1000-2500 gr. Pada kasus, berat lahir bayi 1200 gr.
Mules-mules yang dirasakan oleh pasien merupakan kontraksi dari uterus di mana HIS pasien
saat datang sudah adekuat yaitu 4 kali dalam 10 menit dengan durasi masing-masing 40 detik.
Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 170/120 mmHg. Termasuk kriteria
hipertensi stage II menurut JNC VII. Dilakukan pemeriksaan laboratorium, didapatkan protein
urine +3. Pasien menyangkal pernah menderita darah tinggi sebelum kehamilan ini dan selama
periksa kehamilan tidak ada tekanan darah tinggi. Tanda-tanda eklampsia imminens seperti sakit
kepala, penglihatan buram, nyeri epigastrium, sesak, dan mual-muntah disangkal oleh pasien.
Riwayat kejang juga disangkal oleh pasien. Sehingga pasien dapat didiagnosis Preeklampsia
berat. Kriteria diagnosis preeclampsia berat adalah :
Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan/atau diastolic >110 mmHg
Proteinuria 5 gram atau lebih dalam 24 jam
Oligouria (produksi urine < 400 cc dalam 24 jam)
Gangguan serebral dan penglihatan
Edema paru dan sianosis
Gejala edema tungkai juga didapatkan oleh pasien. Meskipun edema tungkai bukan gejala khas
pada preeklampisa berat. Edema yang menjadi kriteria diagnosis adalah edema anasarca.
Pada pemeriksaan obstetrik didapat kan DJJ (-) via Doppler. Kepala sudah di vulva, pembukaan
lengkap, menandakan persalinan kala II. Diambil sikap untuk melahirkan bayi secara
pervaginam. Didahului pemberian MgSO4 4 gram IV (initial dose) dan 1 gr/jam (maintenance
dose). Pemberian MgSO4 sebagai anti kejang, MgSO4 menghambat atau menurunkan kadar
asetilkolin pada rangsangan serat saraf dengan menghambat transmisi neuromuscular dengan
cara magnesium menggeser kalsium ( inhibisi kompetisi).
Pemberian nifedipin sebagai anti hipertensi lini pertama. Nifedipin termasuk golongan Calcium
channel blocker.
Bayi lahir mati belum bermaserasi, menandakan perkiraan waktu meninggal bayi kurang dari
dua setengah jam. IUFD akibat preeklampsi berat selain karena persalinan premature juga dapat
disebabkan berbagai hal, antara lain. Pada preeklampsi berat terjadi penurunan sirkulasi feto-
maternal akibat vasospasme pembuluh darah, sehingga oksigenasi ke janin berkurang, yang
berbahaya bagi janin.
Pada saat persalinan kala III, plasenta tidak lahir dalam 30 menit. Menandakan terjadi retensio
plasenta. Sukarnya terlepas nya plasenta dimungkinkan karena persalinan masih premature.
Dalam hal ini dilakukan manual plasenta.
Selama 4 hari follow up didapat kan tekanan darah ibu belum terkontrol dan proteinuria kualitatif
menurun +1. Ibu dan keluarga pulang paksa pada tanggal 14 desember 2012