Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KASUS KONSEP DIRI

ANGGOTA KELOMPOK:

1. NURUL MARWATI
2. RANI YUSTINA
3. RATRI PUSPANINGSIH
4. RIA ANICHA
5. ROFAATUS SA’DIYYAH
6. ROSWATI HANDAYANI
7. SEPTA NURSIFA
8. SEPTIANA
9. SITI ASIYAH
10. SRI MULYANI
11. SUALISTIARINI

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH


JAKARTA
2019 - 2020
PEMBAHASAN KASUS

Kasus 5
Seseorang laki- laki berusia 35 tahun, dirawat di RSU dengan kecelakaan lalu lintas klien bawa
motor tabrakan dengan container, kaki kiri tidak bisa digerakan. Hasil rontgen ada fraktur dengan
luka tertutup dan harus di amputasi. Klien seorang pembalap motor keluarga mengatakan anak
saya hobi naik motor dan sering ikut lomba dan berprestasi. Klien mengatakan apakah saya bisa
lagi menjadi pembalap, kaki saya tidak ada satu dan selalu menutupi kakinya dengan selimut, saya
malu. Klien tampak sedih dan menangis.
A. Data Fokus
DS: .
1. Klien mengatakan apakah saya bisa lagi menjadi pembalap.
2. Klien mengatakan kaki saya tidak ada satu.
3. Klien mengatakan saya malu.
4. Keluarga mengatakan anak saya hobi naik motor dan sering ikut lomba dan berprestasi.
DO:
1. Kaki kiri klien tidak bisa digerakan.
2. Hasil rontgen ada fraktur dengan luka tertutup dan harus di amputasi.
3. Klien terlihat selalu menutupi kakinya dengan selimut,
4. Klien tampak sedih dan menangis.

B. Analisa Data

Data Masalah Keperawatan


DS: . Konsep Diri
1. Klien mengatakan apakah saya
bisa lagi menjadi pembalap.
2. Klien mengatakan kaki saya tidak
ada satu.
3. Klien mengatakan saya malu.
4. Keluarga mengatakan anak saya
hobi naik motor dan sering ikut
lomba dan berprestasi.
DO:
1. Kaki kiri klien tidak bisa
digerakan.
2. Hasil rontgen ada fraktur dengan
luka tertutup dan harus di
amputasi.
3. Klien terlihat selalu menutupi
kakinya dengan selimut,
4. Klien tampak sedih dan menangis.

C. Pohon Masalah Keperawatan

HARGA DIRI RENDAH

GANGGUAN CITRA
TUBUH

KEHILANGAN
ANGGOTA TUBUH

D. Diagnosa Prioritas
Gangguan Konsep diri; Citra Tubuh.Tujuan adalah untuk membantu klien memahami diri
sendiri secara lengkap dan akurat sehingga mereka dapat mengarahkan hidup mereka
sendiri dengan cara yang lebih memuaskan.
Klien akan melaksanakanr respon konsep diri adaptif yang baru
Intervensi ;
1. Membina hubungan terbuka dan saling percaya.
2. Bantu klien menerima perasaan dan pikirannya sendiri
3. Bantu klien memperjelas konsep diri, membuka diri, menyadari dan memiliki control
perasaan diri.
4. Tanggapi secara empati bukan simpati, menekankan bahwa kekuatan mengubah
tergantung pada klien.
5. Bantu klien mendefinisikan masalah dengan jelas.
6. Eksplorasi respon koping adaptif dan mal adaptif klien terhadap masalah.
7. Bantu klien mengidentifikasi alternative solusi
8. Bantu klien mengembangkan tujuan yang realistis.

E. Perencanaan

Tujuan adalah untuk membantu klien memahami diri sendiri secara lengkap dan akurat
sehingga mereka dapat mengarahkan hidup mereka sendiri dengan cara yang lebih
memuaskan. Klien akan melaksanakan respon konsep diri adaptif yang baru
Intervensi ;

1. Membina hubungan terbuka dan saling percaya.


2. Bantu klien menerima perasaan dan pikirannya sendiri
3. Bantu klien memperjelas konsep diri, membuka diri, menyadari dan memiliki control
perasaan diri.
4. Tanggapi secara empati bukan simpati, menekankan bahwa kekuatan mengubah
tergantung pada klien.
5. Bantu klien mendefinisikan masalah dengan jelas.
6. Eksplorasi respon koping adaptif dan mal adaptif klien terhadap masalah.
7. Bantu klien mengidentifikasi alternative solusi
8. Bantu klien mengembangkan tujuan yang realistis.

F. Role Play
Tujuan Tindakan :

1. Mengidentifikasi perasaan pasien tentang bagian tubuh yang hilang, rusak, mengalami
gangguan.
2. Diskusikan dengan pasien aspek positif bagian tubuh.
3. Melatih fungsi bagian tubuh yang masih baik.
4. Mengevaluasi perasaan pasien.

Tahap Orientasi

Perawat : “Assalamualaikum, selamat pagi mas”(senyum).

Pasien : “Wa’alaikumsalam, selamat pagi sus “

Perawat : “Perkenalkan nama saya Rofaatus, saya biasa dipanggil Rofa, saya
perawat yang akan merawat mas hari ini.” “Nama mas siapa?...”

Pasien : “Nama saya Agus Susanto .”

Perawat : “Biasanya mas dipanggil dengan sebutan apa ?”

Pasien : “Agus”

Perawat : “Bagaimana kabar mas Agus hari ini ?”

Pasien : “Alhamdulillah baik sus”


Perawat : “ Apa keluhan yang mas rasakan ?”

Pasien : ”Saya merasa malu dengan diri sendiri. Saya berpikir apakah saya masih
bisa jadi pembalap?

Perawat : “Baiklah mas, bagaimana kalau kita berdiskusi lebih lanjut tentang apa
yang mas rasakan selama ini?” Mas Agus maunya kita berdiskusi dimana?

Pasien : “Disini saja sus.

Perawat : “Kira- kira mas mau berapa lama kita berdiskusinya?

Pasien : “Terserah suster saja“

Perawat : “Baiklah mas. Bagaimana kalau 20 menit saja ?”

Pasien : “(Mengangguk). Ya …”

Tahap Kerja

Perawat : “Baiklah mas, (pegang tangan atau pundak pasien). Bagaimana perasaan
mas Agus setelah mengalami kecelakaan ini?”

Pasien : “Saya sedih, malu, terkadang saya merasa apakah saya bisa ikut balapan
lagi, terlebih lagi kaki kiri saya tidak dapat di gerakan sus.”

Perawat : “Kemudian, apa yang mas lakukan ketika perasaan bersalah dan putus asa
mas muncul?”

Pasien : “Saya hanya bisa menangis dan menutupi kaki saya dengan selimut.

Perawat : “Maaf mas sebelumnya sekarang mas hanya memiliki satu kaki kanan
yang berfungsi dan dapat di gunakan dengan baik.“Apa yang mas Agus
ingin lakukan dengan keadaan mas Agus saat ini?”

Pasien : “Jujur sus, saya ingin sekali melakukan aktivitas seperti biasanya
meskipun sekarang saya hanya memiliki satu kaki saja.”

Perawat :”Baiklah begini mas, mas Agus hanya memiliki satu kaki yang berfungsi
dan satunya lagi sebelah kiri sudah tidak berfungsi lagi. Tapi, kaki kanan
mas masih bisa digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan juga
dapat difungsikan dengan baik.”

Pasien : “Ya bu…. Terkadang saya mencoba untuk melatih kaki saya dan
melakukan kegiatan dengan kaki kanan saya, tapi tetap saja saya merasa
bahwa saya memang tidak berguna lagi di dunia ini.”

Perawat : “Saya mengerti mas. Tapi setidaknya sudah berusaha untuk melatihnya
sendiri. Sekarang saya ajarkan mas bagaimana agar bisa tetap beraktivitas
meskipun dengan menggunakan kaki mas yang masih dapat digunakan
dengan baik.”

Pasien : “ (Mengangguk). Ya…”

Perawat : “Mas… dulu sebelum mengalami kecelakaan ini. Apa saja kegiatan atau
aktivitas yang mas sering lakukan di rumah?”

Pasien : “Dulu saya sering ikut balapan motor..”

Perawat : “Apa sekarang mas masih ingin melakukan kegiatan-kegiatan tersebut


mas?”

Pasien : “Ya sus…”

Perawat : “Begini mas, seperti yang saya katakan tadi, saya akan ajarkan mas agar
dapat beraktivitas meskipun dengan menggunakan satu kaki. Tapi
sebelumnya kita coba berlatih untuk menggerakkan dan melakukan
aktivitas yang ringan-ringan.

Pasien : “Ya sus”

Perawat : “Baiklah mas, ini ada alat bantu untuk berjalan namanya walker fungsinya
supaya mas bisa latihan berjalan,sekarang saya ajarkan dulu nanti mas bisa
mencobanya sendiri…”

Pasien : “(Berlatih sendiri dan diawasi)”


Perawat : “Baiklah mas, itu sudah bagus sekali dan terus dilatih yah.” (tulis atau
masukkan ke dalam tugas harian terapi dengan rapi pada buku rencana
tindakan pasien).”

Tahap Terminasi

Perawat : “Mas… Bagaimana perasaan mas setelah kita berdiskusi dan melakukan
latihan hari ini…?”

Pasien : “Alhamdulillah… saya merasa lebih baik dan lega rasanya mas”

Perawat : “Kalau begitu sekarang mas coba beritahu saya kembali, kegiatan apa saja
yang sudah kita lakukan hari ini?”

Pasien : (Mempraktekan kembali)

Perawat : “Baik sekali bapak, ternyata bapak/ibu masih mengingatnya ya?


(senyum)”

Pasien : “Ya”

Perawat : “Baiklah mas. Apa yang kita lakukan hari ini mas dapat melatihnya sendiri
dan mulai mencoba-coba melakukannnya sendiri di rumah.”

Pasien : “Ya pak… akan saya coba…”

Perawat : “Mas saya akan kembali lagi besok kesini dan melatih bapak/ibu beberapa
cara untuk mengkoordinasikan anggota-anggota tubuh bapak/ibu yang lain
dan melatihnya dengan-kegiatan yang lain.”Bagaiamana apa bapak/ibu
bersedia?”

Pasien : “Ya….”

Perawat : “Mas maunya jam berapa?”

Pasien : “Jam 10 pagi saja pak/ibu.”

Perawat : “Ya mas, terima kasih dan saya akan kembali lagi besok pada jam 10 pagi.
Baiklah kalau begitu saya permisi dulu dan terima kasih untuk waktunya
ya…??“Jangan lupa latihannnya ya”
Pasien : “Kalau begitu saya pamit “Assalamualaikum…”

Perawat : “wa’alaikumsalam”
DAFTAR PUSTAKA

Stuart, Gail. 2016. Keperawatan Jiwa. Jakarta: ELSEVIER

Anda mungkin juga menyukai