FUNGSIONAL
PROPOSAL
Riset Mini
Oleh
Salah satu bahan baku yang paling banyak digunakan dalam pembuatan
makanan fermentasi adalah kedelai. Kedelai merupakan salah satu anggota
tanaman kacang-kacangan yang telah banyak dimanfaatkan sebagai pangan
maupun pakan. Jenis tanaman kacang-kacangan pada umumnya terkenal sebagai
sumber protein nabati yang sangat penting bagi manusia (Budianto, 2009).
2.1 Kedelai
Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu
tanaman palawija yang digolongkan ke dalam famili Leguminoceae, sub famili
Papilionoideae (Suprapto, 1997). Tanaman kedelai berbentuk semak pendek
setinggi 30-100 cm, kedelai yang telah dibudidayakan tersebut merupakan
tanaman liar yang tumbuh merambat yang buahnya berbentuk polong dan bijinya
bulat lonjong. Tanaman kedelai ini dibudidayakan di lahan sawah maupun lahan
kering (ladang) (Suprapti, 2003).
2.2 Fermentasi
Fermentasi berasal dari kata fervere (Latin), yang berarti mendidih,
menggambarkan aksi ragi pada ekstrak buah selama pembuatan minuman
beralkohol. Pengertian fermentasi agak berbeda antara ahli mikrobiologi dan ahli
biokimia. Pengertian fermentasi menurut ahli biokimia yaitu proses yang
menghasilkan energi dengan perombakan senyawa organik. Ahli mikrobiologi
industri memperluas pengertian fermentasi menjadi segala proses untuk
menghasilkan suatu produk dari kultur mikroorganisme (Yuniati, 2015).
2.3 Tauco
Tauco merupakan suatu produk berbentuk semi-cair dari hasil fermentasi
kedelai sebagai bahan baku utama. Pada pembuatan tauco, kedelai dicerna oleh
kombinasi aktivitas mikroba. Di Jepang, makanan yang sejenis dengan tauco
disebut miso, di China disebut chiang, di Korea disebut doenjang, dan di Thailand
disebut tauchieo.
Tauco tidak digunakan secara langsung, tetapi sebagai bumbu ataupun sebagai
penyedap rasa (Djayasupena, dkk. 2014). Produk pangan asal kedelai ini diolah
secara tradisional dan dikenal serta disukai terutama karena cita rasanya.
Pembuatan tauco melalui 2 tahap fermentasi, yaitu fermentasi oleh kapang dan
fermentasi dalam larutan garam. Bentuk produk tauco adalah pasta (tauco basah)
atau kering (tauco kering), mempunyai cita rasa yang spesifik yaitu adanya aroma
daging (meat flavoring agent) dan rasa yang asin. Karakteristik tauco yang ada di
Indonesia mirip dengan karakteristik miso di Jepang yang sudah dikenal dan
disukai di dunia (Faridah, 2018).
3.1.2 Bahan
1. Kedelai
2. Tepung Beras
3. Ragi Tempe
4. Garam
5. Gula Aren
Ada dua tahap fermentasi kedelai pada pembuatan tauco, yaitu fermentasi
kapang dan fermentasi di dalam larutan garam, setelah fermentasi dilakukan
pemasakan tauco pada suhu 90⁰C, untuk menghentikan proses fermentasi yang
terjadi pada bahan dan meng nonaktipkanenzim tanpa mengubah warna dan flvor
dari bahan.
1. Penyortiran, yaitu proses pembersihan kedelai dari kotoran dengan cara ditampi
menggunakan nyiru.
2. Pencucian, tujuannya untuk menghilangkan kotoran yang melekat maupun
tercampur dengan biji kedelai dapat hilang.
3. Perendaman, tujuannya agar kedelai menjadi lunak dan kulitnya mudah
dikelupas. Perendaman dengan air panasselama 5 menit kemudian diganti
dengan air dingin dan dibiarkan selama 12 jam.
4. Pengupasan , dengan meremas-remas kedelai dalam rendaman air sehingga
diperoleh keping-keping kedelai.
5. Perebusan, dilakukan selama 2 jam atau sampai diperoleh bij kedelai yang
masak.
6. Penirisan, dilakukan dalam tapisan sekitar 1 jam sambil menunggu kedelai
dingin.
7. peragian, campuran beras dan tepung ketan dengan perbandingan 1: 1 yang
disangrai sampai kuning, dan dicampur dengan laru tauco kemudian ditaburkan
pada kedelai.
8. Pemeraman I, dilakukan selama 3 hari dengan ditutup nyiru kosong.
9. Penjemuran, penghancuran gumpala-gumpalan.
10. Penggaraman, dengan larutan garam ( 4 ons garam yang dilarutkan dalam 2
Liter air) untuk 1 Kg kedelai yang dilakukan dalam guci ( tempayan/ tempat
yang bisa ditutup).
11. Pemeraman II, selama 4 Minggu pada siang hari dibiarkan terbuka dan pada
malam hari/ hujan ditutup lagi.
12. Pemasakan, dimasak dengan gula aren dan diaduk-aduk sampai tidak
terbentuk buih lagi.
13. Pengemasan, bisa dalam kemasan botol, plastik, atau tempat yang mudah
ditutup.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, M., Meliala, A., and Dalais, F. S. 2000. Tempe, A Nutritious And Healty
Food From Indonesia. Asia Pacific J Clin Nutr. 9(4)
Djayasupena Sadia, Korinna Giana Suci, Ranchman Saadah Diana dan Pratomo
Uji. 2014. Potensi Tauco Sebagai Pangan Fungsional. Chimica At Natura
Acta. 2 (2)
Ganjar, Indrawati. 2006. Mikologi Dasar Dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia
Koswara, S. 1992. Susu Kedelai Tak Kalah Dengan Susu Sapi. Bogor: IPB