Anda di halaman 1dari 14

Kegiatan I

A. Judul
Glukosa dalam Urine

B. Tujuan
Memeriksa ada tidaknya glukosa dalam urine

C. Dasar Teori
Urine yang dikeluarkan oleh tubuh merupakan hasil ekskresi yang berasal
dari organ ginjal. Baik buruknya keadaan ginjal dapat diketahui dengan melihat
dan menguji hasil urine yang dikeluarkan. Urine sehat itu berwarna kuning pucat
atau kuning gelap. Hal ini tergantung pada tingkat hidrasi, sehingga urine tetap
berada di koridor warna kuning. Kandungan pada urine normal adalah air, urea,
amonia, zat warna empedu yang memberikan warna pada urine, dan garam
mineral.
Menurut Soewolo (20) Secara umum urine normal mempunyai ciri-ciri
yaitu berwarna kuning pucat, volume urine yang dikeluarkan oleh orang dewasa
sekitar 600-2500 ml/hari, pH kurang dari 6 (berkisar 4,7-8), urine segar beraroma
sesuai dengan zat-zat yang dimakan.
Sistem ekskresi pada manusia tidak selamanya dapat berjalan secara
normal. Sistem ekskresi dapat mengalami berbagai gangguan atau kelainan yang
disebabkan oleh bakteri, kebiasaan yang buruk, maupun karena gangguan
fisiologis. Unsur-unsur abnormal pada urine yaitu adanya glukosa dan protein
pada urine.
Untuk ginjal yang sehat, glukosa tidak boleh ada dalam urine, jika terdapat
glukosa maka menandakan terjadi kelainan pada fungsi hormon insulin yang
dihasilkan oleh pulau Langerhans dalam pankreas, jika urine mengandung gula
(glukosa) berarti tubulus kontortus proksimal pada ginjal tidak menyerap gula
dengan sempurna. Hal ini dapat diakibatkan oleh kerusakan tubulus ginjal, dapat
pula akibat kadar gula dalam darah yang tinggi sehingga giinjal tidak dapat
menyerap kembali semua gula.
Kadar gula darah yang tinggi akibat dari proses pengubahan gula menjadi
glikogen terhambat karena produksi hormos insulin terhambat. Orang yang
demikian menderita kencing manis (Diabetes Melitus). Bahan pengawet atau
pewarna makanan juga dapat membuat ginjal bekerja keras sehingga dapat
merusak ginjal. Adanya insektisida pada makanan atau terlalu banyak
mengkonsumsi obat-obatan juga akan merusak ginjal (Karmana, 2007).

D. Alat dan Bahan


1. Alat 2. Bahan
a. Tabung Reaksi a. Larutan Benedict
b. Pipet b. Urine
E. Prosedur Kerja

Urine

Mendidihkan 3 ml larutan Benedict dalam tabung


reaksi

Menambahkan 5 tetes urine je dalam larutan


Benedict dan memanaskan lagi selama 1-2 menit,
kemudian membiarkan sampai dingin

Mengamati adanya perubahan warna (endapan)


yang terjadi, bila:
Hijau: kadar glukosa 1%
Merah: 1,5%
Orange: 2%
Kuning: 5%
F. Hasil Pengamatan

No Nama Tester Warna Endapan Gambar


.

1. Penderita Diabetes Kuning

2. Penderita Gagal Ginjal Orange

3. Nurmila Ichsan Hijau


4. Rizaldi Mokodompit Hijau

5. Sinta Dewi Putri A. Pagisi Hijau

6. Siti Endang Munawati Hijau

7. Wilinda A. Datau Hijau


G. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan hasil
bahwa pada urine penderita diabetes melitus, urine penderita gagal ginjal, dan
urine normal memiliki endapan. Tetapi setiap endapan tersebut memiliki warna
yang berbeda-beda. Di mana pada penderita diabetes melitus endapan berwarna
kuning, pada penderita gagal ginjal endapan berwarna orange, dan pada urin
normal endapan berwarna hijau.
Pada urine penderita diabetes mellitus endapan berwarna kuning yang
berarti menandakan bahwa urine tersebut memiliki kandungan kadar glukosa
sebesar 5%. Pada urine penderita gagal ginjal endapan berwarna orange yang
menandakan bahwa urine tersebut memiliki kadar glukosa sebesar 2%. Pada urine
normal masing-masing memiliki endapan berwarna hijau, dimana itu
menandakan kadar glukosa sebesar 1%.
Terbentuknya warna-warna endapan tersebut sesuai dengan konsentrasi
glukosa yang terkandung dalam urine. Hal ini dikarenakan semakin besar kadar
glukosa semakin banyak pula endapan yang dihasilkan sehinggan menyebabkan
banyak glukosa yang mereduksi kuprioksida sehingga bereaksi positif dengan
pereaksi Benedict sehingga menyebabkan banyak terbentuknya endapan.
Urine yang tidak mengandung glukosa menandakan bahwa urine tersebut
normal. Karena adanya kandungan glukosa dalam urine mengindikasikan bahwa
orang tersebut menderita diabetes, tetapi tidak semua glukosuria (adanya gula
dalam urin) menunjukkan diabetes. Glukosuria dapat ditemukan pada seseorang
yang mengalami strees emosi. Pentosuria sementara terjadi setelah makan
makanan yang mengandung gula pentosa.

H. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pada urine penderita diabetes mellitus endapan berwarna kuning memiliki
kandungan kadar glukosa sebesar 5%. Pada urine penderita gagal ginjal endapan
berwarna orange memiliki kadar glukosa sebesar 2%. Pada urine normal masing-
masing memiliki endapan berwarna hijau, kadar glukosa sebesar 1%.
DAFTAR PUSTAKA

Karmana, O. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Jakarta: Grafindo Media Pratama


Soewolo, et.all, 2003. Fisiologi Manusia. Malang: Universitas Negeri Malang
Kegiatan III

A. Judul
Chlorida dalam Urine

B. Tujuan
Memeriksa ada tidaknya chloride dalam urine

C. Dasar Teori
Urin adalah suatu cairan esensial dari hasil metabolisme nitrogen dan
sulfur,garam-garam anorganik dan pigmen-pigmen. Bisaanya berwarna kekuning-
kuningan, meskipun secara normal banyak variasinya. Mempunyai bau yang khas
untuk species yang berbeda. Jumlah urin yang diekskresikan tiap harinya
bervariasi, tergantung pada pakan, konsumsi air, temperatur lingkungan, musim
dan faktor-faktor lainnya. Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa
seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Namun, kita dapat mengetahui
berbagai penyakit dari perubahan warna urin. Misalnya, urin dapat menjadi
penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan
urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna
kuning pekat atau cokelat. Di samping itu diabetes adalah suatu penyakit yang
dapat dideteksi melalui urin. Hal yang dilakukan untuk menguji apakah seseorang
menderita diabetes adalah dengan melakukan uji glukosa pada urin orang tersebut.
Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan
ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Chlorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu
elektron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl-. Garam dari
asam klorida (HCl) mengandung ion klorida, contohnya adalah garam meja, yang
disebut Natrium klorida dengan rumus kimia NaCl. Dalam air, senyawa ini
terpecah menjadi ion Na+ dan Cl. Klorida dalam senyawa kimia, satu atau lebih
atom klornya memiliki ikatan kovalen dalam molekul. Ini berarti klorida dapat
berupa senyawa anorganik maupun organik. Contoh paling sederhana dari suatu
klorida anorganik adalah asam klorida (HCl), sedangkan contoh sederhana
senyawa organik (suatu atau organoklorida) adalah klorometana (CH3Cl), sering
disebut metil klorid (Setiadi, 2007).
Klorin adalah bahan kimia yang penting untuk beberapa proses penurunan
air, penjangkitan dan dalam pelunturan. Klor merupakan salah satu zat
desinfektan yang sering digunakan dalam pengolahan air minum. Zat kimia lain
yang dapat digunakan sebagai desinfektan adalah ozon (O3), klordioksidan, dan
sebagainya. Dua faktor penting yang mempengaruhi proses desinfektan adalah
waktu bereaksi dan konsentrasi zat desinfektan. Ozon boleh juga digunakan untuk
membunuh bakteria, dan ozon tidak membentuk organoklin dan tidak tertinggal
dalam air setelah perawatan (Suntoro, 2009).

D. Alat dan Bahan


1. Alat 2. Bahan
a. Tabung Reaksi a. Larutan AgNO3
b. Pipet b. Urine
E. Prosedur Kerja

Urine

Memasukkan 5 ml urine ke dalam tabung reaksi


kemudian menetesi dengan larutan AgNO3 3 tetes

Mengamati perubahan yang terjadi, endapan putih


menunjukkan adanya chloride radikal
F. Hasil Pengamatan

No. Nama Tester Hasil Reaksi Gambar


1. Penderita Diabetes Ada Endapan (+)
Mellitus

2. Penderita Gagal Ada Endapan (+)


Ginjal

3. Nurmila Ichsan Ada Endapan (+)

4. Rizaldi Mokodompit Ada Endapan (+)


5. Sinta Dewi Putrid A. Ada Endapan (+)
Pagasi

6. Siti Endang Munawati Ada Endapan (++)

7. Wilinda A. Datau Ada Endapan (++)


G. Pembahasan
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan 7 sampel. 1 sampel urine
penderita diabetes mellitus, 1 urine sampel penderita gagal ginjal, dan 5 sampel
urine normal. Percobaan ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya endapan putih.
Banyak sedikitnya endapan putih pada urine menandakan banyak sedikitnya juga
kandungan chloride pada urine.
Berdasarkan hasil pengamatan urine dalam tabung reaksi yang telah di
tetesi AgNO3, dilihat adanya endapan berwarna putih pada semua tabung reaksi
tetapi jumlah endapannya berbeda-beda. Pada urine penderita gagal ginjal terdapat
endapan sedikit (+). Pada urine penderita diabetes mellitus terdapat endapan
sedikit (+). Sedangkan pada urine normal ada 3 sampel yang sedikit endapannya
(+) dan ada 2 sampel yang banyak endapannya (++).
Adanya perbedaan jumlah endapan pada semua sampel dikarenakan
karena banyak atau sedikitnya orang tersebut mengkonsumsi air tiap hari. Orang
yang sering minum air jumlah chloridanya sedikit sedangkan orang yang jarang
minum air jumlah chloridanya banyak. Semakin banyak endapan putih ini
menandakan pula banyaknya chlorida dalam urine sebaliknya semakin sedikit
jumlah endapan maka jumlah chlorida dalam urin juga sedikit.
Chlorida dalam urin menandakan bahwa urine tersebut normal dan bila
tidak mengandung chlorida, maka urine tersebut termasuk urine yang tidak
normal. Chlorida dikeluakan bersama urine yang berionisasi dengan Na+. Maka
dari itu, urine rasanya asin.

I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan endapan putih pada masing-masing sampel. Di mana Pada
urine penderita gagal ginjal terdapat endapan sedikit (+). Pada urine penderita
diabetes mellitus terdapat endapan sedikit (+). Sedangkan pada urine normal ada 3
sampel yang sedikit endapannya (+) dan ada 2 sampel yang banyak endapannya
(++).
DAFTAR PUSTAKA

Setiadi. 2007. Anatomi & Fisiologi Manusia. Surabaya : Graha Ilmu


Suntoro. 2009. Anatomi Fisiologi Hewan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai