4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Pembakuan Larutan Titer Kalium Permanganat 0,1 N
PERUBAHAN WARNA VOLUME
Konstan berwarna pink 17 ml
100 𝑚𝑔
N KMnO4 = = 0,09
63 𝑥 17 𝑚𝑙
= 0,4095 𝑋 1000
= 409,5 𝑚𝑔
300
= 𝑥 409,5 𝑚𝑔 = 491, 4 𝑚𝑔
250
Hasil perubahan warna setelah ditambah dengan 30 ml air suling dan 15 ml asam sulfat 2N.
PERUBAHAN WARNA VOLUME
Konstan berwarna pink 60,6 ml
4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk menentukan kadar FeSO4 menggunakan
metode permanganometri, dengan hal yang pertama dilakukan adalah standarisasi atau
pembakuan larutan KMnO4 dengan menggunakan larutan asam oksalat dimana asam oksalat
akan menjadi reduktor untuk KMnO4. Titrasi permanganometri adalah salah satu bagian dari
titrasi redoks (reduksi-oksidasi). Reaksinya adalah merupakan serah terima elektron yaitu
elektron diberikan oleh pereduksi (proses oksidasi) dan diterima oleh pengoksidasi (proses
reduksi) sebagai salah satu agen satu tetes 0.1N. Permanganat memberikan warna merah muda
yang jelas pada volume dari larutan yang biasa dipergunakan dalam sebuah titrasi. Warna ini
dipergunakan untuk mengidentifikasi kelebihan reagen tersebut. Hasil yang didapat pada
percobaan setelah dititrasi adalah larutan konstan berwarna pink pada volume 17 ml dengan
noemalitas larutan titer KMnO4 sebesar 0,0933. Salah satu faktor yang mungkin menyebabkan
titik akhir titrasi lama didapat karena suhu larutan ketika dipanaskan tidak mencapai 70°C
hanya mencapai 65°C.
Percobaan kedua untuk menetapkan kadar ferro sulfat dalam tablet, yang sebelumnya
kedua tablet tersebut sudah ditimbang dengan hasil berat tablet pertama sebesar 0,3950 g dan
berat tablet kedua sebesar 0,4240 g. Keseluruhan perhitungan kedua tablet (sampel) sebesar
491,4 mg. Selanjutnya dilakukan penambahan H2SO4 2N dalam larutan sampel, hal tersebut
menyebabkan suasana menjadi asam sehingga MnO4- teroksidasi menjadi Mn+. Titrasi
dilakukan dengan hasil mencapai titik akhir dengan perubahan konstan berwarna pink pada
volume 60,6 ml.
Pada penetapan kadar yang dilakukan pada kapsul penambah darah yang memiliki
kadar ferro Glukonat 250 mg setara dengan 300 mg ferro fulfat per kapsul. Pada hasil
perhitungan praktikum kali ini didapati hasil kadar ferro sulfat dalam sampel sebesar 829,008
mg dan kadar ferro sulfat pada kapsul sebesar 690,84 mg perkapsul. Dan perhitungan pada %
fero sulfat dalam label yang tertera pada label pada kemasan sebesar 83,33%. Pada literatur
yang dituliskan pada Farmakope Indonesia edisi III menuliskan bahwa ferro sulfat
mengandung tidak kurang dari 80% dan tidak lebih dari 90% ferro sulfat. Sedangkan pada
praktikum kali ini dihasilkan % ferosi sulfat lebih besar dari literatur, yaitu sebesar 83,33%
yang berarti melampaui kadar ferro sulfat yang sudah dituliskan dalam literatur. Hal ini dapat
terjadi karena bahan didalam kapsul penambah darah memiliki lebih dari satu komponen yang
berbeda (Depkes, 1979).
BAB V
KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pembakuan pada kalium permanganat dan penetapan
kadar ferro sulfat dalam metode permanganometri. Pada pembakuan kalium permanganat
dengan menggunakan bantuan asam oksalat dan pemanasan pada suhu 65°C didapati hasil
akhir titrasi sebesar 17 ml dan normalitas 0,09N. Dan pada penetapan kadar ferro sulfat pada
kapsul penambah darah didapati hasil akhir titrasi sebesar 60,6 ml, lalu didapati hasil
perhitungan kadar ferro sulfat dalam sampel sebesar 829,008 mg dan kadar ferro sulfat pada
kapsul sebesar 690,84 mg perkapsul, dan didapati % ferosi sulfat hanya sebesar 83,33%.