Anda di halaman 1dari 9

BAB I

DEFINISI

A. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian
Neonatal (AKN) yang menjadi indikator kualitas kesehatan masyarakat di suatu
negara khususnya Negara Indonesia telah mengalami penurunan. Menurut survei
yang diperoleh dari SDKI tahun 2017, Angka Kematian Bayi (AKB) turun 31% dari
35 kematian per 1.000 kelahiran hidup menjadi 24 kematian per 1.000 kelahiran
hidup. Angka Kematian Neonatal (AKN) turun menjadi 25% dari 20 per 1.000
kelahiran hidup menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup. (SDKI, 2017)
Menurut Kemkes tahun 2018 jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
pada tahun 2018/2019 masih sangat tinggi, yaitu 305 per 1.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan data yang didapat kematian ibu disebabkan akibat penyakit/ komplikasi
terkait kehamilan dan persalinan, yang mana sebagian besar kematian tersebut
seharusnya bisa dicegah dan diselamatkan. Hal yang dimaksud adalah bila AKI
tinggi, banyak yang seharusnya tidak meninggal tetapi meninggal karena tidak
mendapatkan upaya pencegahan dan penanganan yang seharusnya.
Seorang Ibu meninggal dikarenakan komplikasi kebidanan yang tidak ditangani
dengan baik dan tepat waktu. Sekitar 15% dari kehamilan/ persalinan mengalami
komplikasi dan 85% kondisi normal yang seharusnya dapat diselamatkan. (Kemkes,
2018)
Komplikasi obstetric tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin
saja terjadi pada ibu hamil yang diidentifikasi normal. Oleh karena itu perlu strategi
penurunan kematian/kesakitan maternal perinatal dengan meningkatkan kualitas
pelayanan serta kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dengan pembekalan
pelatihan secara berkala. Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan
upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu
dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)
di Rumah Sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) di
tingkat Puskesmas.
Hal di atas menunjukkan bahwa perlu adanya kesiapan berkualitas setia saat
atau PONEK 24 Jam agar semua ibu hamil dan melahirkan yang mengalami
komplikasi setiap saat mempunyai akses ke pelayanan darurat berkualitas dalam
waktu cepat. Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem rujukan
dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat
berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci

PEDOMAN PELAYANAN PONEK Page 1


keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai
kompetensi, prasarana, sarana dan manajemen yang handal.
Agar upaya mutu pelayanan dan peningkatan keselamatan pasien di Rumah
Sakit AN-NISA Tangerang utamanya dalam menurunkan angka kematian ibu dan
bayi maka perlu diselenggarakan program PONEK 24 Jam.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terpenuhinya standar PONEK dalam rangka upaya menurunkan Angka
Kematian Bayi dan meningkatkan Kesehatan Ibu
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya manajemen pelayanan maternal dan neonatal dari aspek
administrasi dan manajemen, kompetensi SDM, fasilitas dan sarana serta
prosedur pelayanan di RS. AN-NISA Tangerang
b. Terlaksananya sistem rujukan pelayanakan maternal dan neonatal dengan
baik
c. Pembinaan dan pengawasan pelayanan maternal dan neonatal dapat
berjalan dengan baik

C. BATASAN OPERASIONAL
1. PONEK adalah Pelayanan Obstetri Neonatologi Emergency Komprehensif
dengan tujuan utama mampu menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir melalui
program rujukan berencana dalam satu wilayah.
2. Regionalisasi Pelayanan Obstetri dan Neonatologi adalah suatu sistem
pembagian wilayah kerja rumah sakit dengan cakupan area pelayanan yang
dapat dijangkau oleh masyarakat dalam waktu kurang dari 1 jam, agar dapat
memberikan tindkaan darurat sesuai standar. Regionalisasi menjamin agar
sistem rujukan kesehatan berjalan secara optimal.
3. Rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab timbal balik dua arah dari sarana
pelayanan primer kepada sarana kesehatan sekunder dan tersier.
4. Rumah Sakit PONEK 24 Jam adalah Rumah sakit yang
menyelenggarakan pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara
komprehensif dan terintegrasi 24 jam.
5. IGD adalah instalasi gawat darurat yang dapat melayani penanganan kasus
kegawatdaruratan maternal dan neonatal serta pelayanan ginekologis.
6. Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari Rumah Sakit yang mandiri
(Instalasi di bawah direktur pelayanan) dengan staf yang khusus dan
perlengkapan yang khusus dengan tujuan untuk terapi pasien yang menderita

PEDOMAN PELAYANAN PONEK Page 2


penyakit, sedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial
mengancam nyawa dengan prognosis dubia.
7. Neonatologi adalah Subspesialisasi pengobatan pediatrik yang menawarkan
terapi medis yang disesuaikan untuk bayi prematur atau bayi baru lahir yang
sakit.
8. Neonatal Intensive Care Unit (NICU) adalah unit perawatan intensif untuk bayi
baru lahir yang memerlukan perawatan khusus misalnya berat badan rendah,
fungsi pernafasan kurang sempurna, prematur, mengalami kesulitan dalam
persalinan, menunjukkan tanda tanda mengkhawatirkan dalam beberapa hari
pertama kehidupan.
9. Kematian Perinatal adalah kematian yang terjadi pada janin dalam kandungan
usia 28 minggu sampai bayi baru lahir usia 0-7 hari
10. Kematian Maternal adalah kematian yang terjadi pada ibu hamil, ibu bersalin,
sampai masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tidak memandang usia dan letak
kehamilan, disebabkan atau berhubungan dengan kehamilan atau
penanganannya tetapi bukan disebabkan kecelakaan.

D. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 tahun 2015 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit;
5. Kepmenkes. RI No. 1045/Menkes/Per/ XI/2006 tentang Pedoman Organisasi
Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1051/MENKES/SK/XI/2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan / Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam Di Rumah Sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 tahun 2014 tentang
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa
Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta
Pelayanan Kesehatan Seksual;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2017
tentang Akreditasi Rumah Sakit;

PEDOMAN PELAYANAN PONEK Page 3


10. Peraturan Direktur RS. AN-NISA Nomor 022/PER/DIR/I/2019 tentang Kebijakan
Pelayanan di Rumah Sakit AN-NISA Tangerang.

PEDOMAN PELAYANAN PONEK Page 4


BAB II

RUANG LINGKUP

1. Pelayanan Fisiologis, yang terdiri dari Pelayanan kehamilan, persalinan, nifas,


asuhan bayi baru lahir, imunisasi dan SDIDTK (Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini
Tumbuh Kembang)
2. Pelayanan dengan risiko tinggi (Antenatal, Intranatal, Postnatal)
3. Pelayanan kesehatan neonatal
4. Pelayanan ginekologis
5. Perawatan khusus/ high care unit (HCU)
6. Pelayanan darah

PEDOMAN PELAYANAN PONEK Page 5


BAB III

TATA LAKSANA

1. Rumah Sakit AN-NISA melaksanakan program PONEK 24 jam beserta


monitoring dan evaluasinya
a. Rumah Sakit AN-NISA telah melaksanakan program PONEK 24 Jam beserta
monitoring dan evaluasinya, di antara lain meliputi :
a) Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan
bayi secara terpadu dan paripurna
b) Mengembangkan kebijakan dan SPO pelayanan sesuai dengan standar
c) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk
kepedulian terhadap ibu dan bayi
d) Rumah sakit siap melaksanakan fungsi pelayanan obstetrik dan neonatus
termasuk pelayanan kegawat daruratan (PONEK 24 jam)
e) Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina teknis dalam
pelaksanaan IMD dan Pemberian ASI Eksklusif
f) Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya
g) Meningkatkan fungsi rumah sakit dalam Perawatan Metode Kangguru
(PMK) pada BBLR
h) Melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program RSSIB
10 langkah menyusui dan peningkatan kesehatan ibu
i) Rumah sakit memiliki regulasi pelaksanaan PONEK 24 jam, meliputi pula
pelaksanaan RSSIB, pelayanan ASI eksklusif (termasuk IMD), Perawatan
Metode Kangguru (PMK), dan SPO Pelayanan Kedokteran untuk pelayanan
PONEK
j) Rumah sakit memiliki Rencana Strategi (Renstra), Rencana Kerja Anggaran
(RKA) rumah sakit, termasuk upaya peningkatan pelayanan PONEK 24 jam
k) Rumah sakit menyediakan pelayanan yang memenuhi persyaratan untuk
PONEK antara lain rawat gabung
l) Melakukan pembentukan Tim PONEK
m) Tim PONEK mempunyai program kerja dan bukti pelaksanaannya
n) Menyelenggarakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pelayanan
PONEK 24 jam, termasuk stabilisasi sebelum dipindahkan
o) Melaksanakan sistem rujukan sesuai peraturan perundangan
p) Pelaporan dan analisa meliputi :
1) Angka keterlambatan Operasi Sectio Caesaria (SC) (>30 menit)
2) Angka keterlambatan penyediaan darah (> 60 menit)

PEDOMAN PELAYANAN PONEK Page 6


3) Angka kematian ibu dan bayi
4) Kejadian tidak dilakukannya inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru
lahir
Dilengkapi dengan SK Tim PONEK, Pedoman pelayanan dan Program
kerja PONEK.
b. Direktur RS. AN-NISA turut terlibat dalam menyusun program kegiatan PONEK
dalam perencanaan Rumah Sakit. Dibuktikan dengan adanya bukti rapat,
yaitu Undangan, Materi, Absensi dan Notulensi kegiatan tersebut.
c. Rumah Sakit AN-NISA telah siap melaksanakan fungsi pelayanan obstetrik dan
neonatus termasuk pelayanan kegawatdaruratan (PONEK 24 Jam). Dibuktikan
dengan adanya daftar jadwal jaga PPA di IGD, daftar jaga staf di kamar
operasi dan daftar jaga staf di kamar bersalin.
d. Rumah Sakit AN-NISA telah melaksanakan proses rujukan dalam rangka
melaksanakan program kegiatan PONEK. Dibuktikan dengan laporan jumlah
pasien yang dirujuk dan adanya MOU atau bukti kerja sama dengan
fasilitas pelayanan kesehatan rujukan.
e. Unit terkait telah melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi program Rumah
Sakir Sayang Ibu dan Bayi (RSISIB). Dibuktikan dengan adanya instrumen
penilaian dan pelaksanaan pengisian instrumen penilaian.
f. Masing-masing unit telah melaksanakan kegiatan pelaporan dan analisa terkait :
a) Angka keterlambatan operasi sectio caesaria (> 30 menit)
b) Angka keterlambatan penyediaan darah (>60 menit)
c) Angka kematian ibu dan bayi
d) Kejadiannya tidak dilakukannya inisisasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru
lahir.
e) Angka kasus perdarahan post partum
f) Angka pre eklampsia
g) Angka Kasus infeksi nifas
h) Angka kasus partus lama
i) Angka pelaksanaan Ante Natal Care (ANC)
Dibuktikan dengan adanya laporan triwulan PONEK yang meliputi hasil
analisis pengukuran mutu dan laporan dari masing-masing kegiatan.

2. Rumah Sakit AN-NISA telah menyiapkan sumber daya untuk melaksanakan


pelayanan PONEK
a. Direktur membentuk Tim PONEK dan program kerjanya agar pelayanan PONEK
dapat terselenggara dengan baik. Dilengkapi dengan adanya regulasi terkait
SK tim PONEK, pedoman kerja PONEK, dan program kerja tim PONEK.

PEDOMAN PELAYANAN PONEK Page 7


b. Rumah Sakit AN-NISA telah memiliki dua Tim PONEK yang sudah terlatih.
Dibuktikan dengan adanya sertifikat pelatihan PONEK.
c. Tim PONEK telah melaksanakan program kegiatannya. Dibuktikan dengan
laporan kegiatan tim PONEK.
d. Rumah Sakit AN-NISA telah menyediakan ruang pelayanan yang memenuhi
persyaratan PONEK. Dibuktikan dengan adanya Denah ruangan, daftar
inventaris (sarana dan prasarana, fasilitas dan alat) ruang pelayanan
PONEK sesuai perundang-undangan.

3. Rumah Sakit melaksanakan pelayanan rawat gabung, mendorong pemberian


ASI eksklusif, melaksanakan edukasi dan perawatan metode kangguru pada
bayi berat badan lahir rendah (BBLR)
a. Unit terkait telah melaksanakan rawat gabung. Dibuktikan dengan setiap pasien
paska melahirkan dengan kondisi ibu dan bayi sehat, di ruangan rawat inap ibu
dan bayi rawat gabung (rooming in / bedding in).
b. Unit terkait telah melaksanakan IMD dan Mendorong pemberian ASI Eksklusif.
Dibuktikan dengan adanya dokumentasi pelaksanaan IMD dan edukasi
mengenai IMD dan ASI eksklusif dalam rekam medis, serta tersedianya materi
edukasi tertulis tentang IMD dan ASI eksklusif.
c. Bidan dan perawat yang ada dalam unit terkait telah melaksanakan edukasi dan
Perawatan Metode Kangguru (PMK) pada bayi Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR). Dibuktikan dengan adanya dokumentasi asuhan PMK dan edukasi PMK
yang tertulis dalam rekam medis pasien, serta dibuktikan dengan adanya materi
edukasi PMK.

PEDOMAN PELAYANAN PONEK Page 8


BAB IV

DOKUMENTASI

1. Peraturan Direktur Rumah Sakit AN-NISA Nomor : 049/PER/DIR/I/2019 tentang


Pemberlakukan Pedoman/Panduan di RS. AN-NISA
2. Kebijakan pelayanan PONEK
3. Pedoman pelayanan PONEK
4. Pedoman Kerja PONEK
5. Panduan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB)
6. Panduan Rawat Gabung
7. Panduan ASI Eksklusif
8. Panduan Perawatan Metode Kangguru (PMK)
9. Panduan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
10. Program Kerja PONEK tahun 2019
11. Program Kerja PONEK tahun 2020
12. Standar Prosedur Operasional (SPO) tindakan kebidanan
13. Standar Prosedur Operasional (SPO) tindakan keperawatan pada bayi baru lahir
dan bayi dengan komplikasi
14. SK Pembentukan Tim PONEK
15. SK Pembentukan Tim KP-ASI
16. Notulensi rapat
17. Sertifikat pelatihan PONEK
18. Laporan kegiatan triwulan ke Ketua PONEK dan Direktur
19. Laporan Monitoring Pemberian ASI-Eksklusif
20. Laporan Monitoring Pelaksanaan PMK
21. Laporan Monitoring Pelaksanaan Rawat gabung
22. Laporan Monitoring Pelaksanaan IMD

PEDOMAN PELAYANAN PONEK Page 9

Anda mungkin juga menyukai