PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Setiap tahun di dunia diperkirakan lahir sekitar 20 juta bayi lahir dengan berat lahir rendah
(BBLR). Sebagian besar penyebab BBLR di Negara berkembang adalah gangguan
pertumbuhan intrauterine.intervensi yang efektif masih sangat terbatas akibat terbatasnya
jumlah fasilitas dan tenaga yang terampil. Akibatnya angka mortalitas dan morbiditas bayi
BBLR menjadi tinggi.
Perawatan dengan metode kanguru (PMK) merupakan salah satu cara yang sederhana dan
terbukti efektif untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan dasar bayi, antara lain kehangatan,
ASI, Perlindungan infeksi, dan stimulasi. Pada saat bayi premartur/BBLR lahir berbagai
komplikasi dapat terjadi. Semakin muda usia kehamilannya dan semakin kecil bayi tersebut
semakin banyak komplikasi yang terjadi. Perawatan dini bagi bayi yang memiliki komplikasi
harus disesuaikan dengan juklak institusi/nasional.
Angka kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di Indonesia masih relative tinggi, yaitu
sekitar 14%. Di rs Dr. Cipto Mangunkusumo (rscm) pada tahun 1996 Rohimi mendapatkan
angka sebesar 13,8%, sedangkan di RS M Djamil Padang Chundrayetti pada tahun 1998
mendapat angka sebesar 12,6%.
Di Negara – Negara berkembang termasuk di Indinesia morbiditas dan mortalitas BBLR
masih tinggi. Bayi berat lahir rendah merupan penyumbang utama kematian neonatal. Di
Subbagian Perinatologi IKA FKUI/RSCM selama tahun 1998 didapatkan angka kematian
neonatal dini pada kelompok bayi dengan berat lahir <1000g, 1000-1499g, dan 1500-2499g
masing-masing sebesar 75%, 41,9% dan 6,6%. Penyebab utama kematian neonatal adalah
asfiksia, hipotermia dan infeksi. Selain kondisi yang buruk pada saat dilahirkan, kematian
neonatal sering disebabkan oleh cara penanganan kasus yang tidak tepat.
Kehangatan tubuh ibu ternyata merupaka sumber panas yang efektif untuk bayi yang lahir
cukup bulan maupun yang BBLR. Hal ini terjadi bila terdapat kontak langsung antara kulit ibu
dengan kulit bayi. Prinsip ini dikenal sebagai skin to skin contac atau Metode Kanguru (MK).
Metode Kanguru diperkenalkan pertamakali oleh rey dan Martinez dua orang ahli neonatologi
dari bogota, Colombia Amerika Selatan pada tahun 1983. Metode ini merupakan cara
sederhana yang bermanfaat untuk meningkatkan kelangsungan hidup bayi baik sesaat maupun
jangka lama, terutama BBLR dengan berat 1200 – 2000g.
Dengan ditemukan nya metode kanguru telah terjadi revolusi perawatan BBLR/bayi
kurang bulan (BKB). Metode ini bermanfaat bagi bayi preamtur untu membantu memulihkan
akibat dari prematuritasnya dan menolong orangtua agar lebih percaya diri serta dapat berperan
aktif dalam merawat bayinya. Metode kanguru berperan dalam perawatan bayu baru lahir
secara manusiawi dan meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi.
1.2.Tujuan
1. Adanya kebijakan Rumah Sakit dan dukungan penuh
2. Manajemen dalam pelayanan perawatan metode kanguru
3. Terbentuknya Tim pelayanan perawatan Rumah Sakit
4. Tercapainya kemampuan teknis perawatan metode kanguru sesuai standar
5. Adanya koordinasi dan sinkronisasi antara pengelola dan penanggung jawab program pada
tingkat Rumah Sakit
PENGERTIAN DAN KEBIJAKAN
PENGERTIAN PMK
Yaitu cara merawat bayi dalam keadaan telanjang (hanya memakai popok dan topi)
diletakkan secara tegak / vertical di dada antara kedua payudara ibunya (ibu tenjang dada kemudian
diselimuti). Dengan demikian, terjadi kontak kulit bayi dengan kulitibu secara kontinyu dan bayi
memperolah panas (sesuai suhu ibunya) melalui proses konduksi. Cataneo (1998) menegaskan
pentingnya kontak kulit bayi ke ibu yang terus menerus dan berkelanjutan.(hanya dipisahketika
ibu kekamar mandi atau mengikuti pemeriksaan medis lain) sedangkan posisinya bisa vertikal dan
bisa setengah miring. Levin (1998) menekankan bahwa kontak itu harus 24 jam untuk disebut
sebagai KMC. Dalam penerapan PMK ibu dapat diganti oleh pengganti ibu misalnya suami, nenek,
kakek bayi atau sanak keluarga yang lain yang dipersiapkan untuk itu.
Perawatan Metode Kanguru (PMK) adalah perawatan untuk bayi prematur dengan
melakukan jontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu (skin-to-skin contact). Metode ini
sangat mudah dan tepat dilakukan guna mendukung kesehatan dan keselamatan bayi baru lahir
prematur maupun yang aterm. Esensinya adalah :
1. Kontak badan langsung (kulit ke kulit) antara ibu dengan bayinya secara berkelanjutan,
terus menerus, dan dilakukan sejak dini.
2. Pemberian ASI eksklusif (idealnya).
3. Dimulai dilakukan di rs, kemudian dapat dilanjurtkan dirumah.
4. Bayi kecil dapat dipulangkan lebih dini.
5. Setelah dirumah ibu perlu dukungan dan follow-up (tindak lanjut) yang memadai.
6. Metode ini merupakan metode yang lembut (sederhana & manusiawi), namun efektif untuk
menghindari berbagai stres yang dialami oleh bayi prematur selama perawatan diruang
perawatan intensif.
Berbagai penelitian yang membuktikan efektifitas dan keamanan PMK dilakukan terhadap
bayi prematur yang sudah melewati masa kritis atau yang sudah stabil. Dari penelitian – penelitian
dapat disimpulkan beberapa hal berikut :
1. PMK minimal setara dengan perawatan konvensional (perawatan dengan inkubator),
dalam hal keamanan dan perlindungan terhadap suhu tubuh bayi, jika dikaitkan dengan
mortalitasnya.
2. PMK memfasilitasi pemberian ASI terutama pada kiasus – kasus dengan morbiditas yang
serius.
3. PMK memberikan kontribusi pada perawatan yang “memanusiakan” bayi baru lahir
(humanized neonatal care) dan meningkatkan hubungan batin antara ibu dengan bayinya.
4. PMK merupakan metode perawatan modern yang dapat diterapkan dimana saja, bahkan
ditempat dimana tersedia teknologi mahal dan perawatan yang memadai.
5. Belum pernah dilakukan penelitian tentang bagaimana PMK yang dilakukan pada
persalinan yang berlangsung di rumah.
Penerapan PMK dan berbagai petunjuk pelaksanaannya harus difasilitasi oleh pembuat kebijakan
kesehatan yang mendukung di semua tingkat pelayanan. Mereka yang termasuk dalam pembuat kebijakan
kesehatan itu adalah direktur RS dan orang – orang yang berwenang terhadap sistem pelayanan kesehatan
ditingkat daerah provinsi atau pun ditingkat wilayah.
Adanya kebijakan secara nasional diperlukan untuk menjamin integrasi yang terpadu dan efektif
dari praktik dalam suatu struktur system kesehatan, pendidikan serta pelatihan yang telah ada sebelumnya.
Bayi prematur sebaiknya dilahirkan di institusi – institusi yang menyediakan perawatan medis khusus yang
dibutuhkan untuk mengatasi komplikasi yang sering dialami bayi – bayi tersebut. Dengan demikian, jika
bayi diperkirakan akan lahir premature, ibunya harus dirujuk ke institusi-institusi seperti tersebut diatas
sebelum bayinya lahir.
TATALAKSANA PERAWATAN METODE KANGURU DI RS AN-NISA
Penerapan PMK adalah metode terbaik yang dapat digunakan segera setelah kondisi umum
mebaik dan bayi tersebut tak lagi membutuhkan perawtan intensif, melainkan hanya kehangatan
dan perlindungan dari infeksi serta pemberian minum yang memadai untuk meningkatkan
pertumbuhannya.
LOKASI
1. Rumah Bersalin
merupakan fasilitas unit persalinan kecil dengan hanya bebrapa kelahiran setiap harinya.
Tenaganya terdiri dari para bidan terlatih ; tidak ada dokter dan peralatan khusu seperti
inkubator atau penghangat. Peralatan yang dibutuhkan untuk perawtaan BBLR/prematur
seperti oksigen, obat-obatan, dan susu formula yang jumlahnya tidak mencukupi.
Fasilitas yang ada terdiri dari tenaga – tenaga terlatih (seperti bidan dan perawat khusus,
dokter anak, ahli kandungan, atau paling sedikit ada dokter umum yang berpengalaman.)
dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan dasar yang diperlukan untuk perawatan
neonatal khusus.
PETUGAS
Petugas Kesehatan yang ada seperti dokter dan perawat harus memiliki pelatihan dasar tentang
pemberian ASI dan juga pelatihan yang memadai disemua aspek PMK, yaitu :
IBU
Penelitian dan pengalaman menunjukan bahwa para ibu menyukai PMK segera setelah
mereka terbiasa dengan metode tersebut. PMK harus didiskusikan dengan ibu setelah kelahiran
bayinya yang prematur, dan harus juga ditawarkan kepada ibu sebagai alternatif yang dapat
digunakan untuk mengganti metode konvensional untuk perawatan sang bayi jika bayi tersebut
sudah siap. Karena PMK membutuhkan kehadiran yang terus menerus dari sang ibu maka akan
sangat membantu jika diberikan penjelasan kepada ibu tentang keuntungan dari setiap metode
yang akan digunakan (konvensional atau PMK) dan juga membahas dengan ibu tentang pilijan –
pilihan yang dapat dilakukan untuk perawatan bayinya. Sang ibu pun harus diberi waktu dan
kesempatan untuk mendiskusikan implikasi PMK dengan keluarganya, karena ibu harus tinggal
lebih lama di RS, kemudian melanjutkan perawatan dirumah dan dqatang ke klinik rawat jalan
untuk follow – up bayinya. Sang ibu harus didukung secara penuh oleh petugas kesehatan sehingga
ia dapat secara perlahan tetapi pasti mengambil alih tanggung jawab perawatan bayinya. Secara
teoritis, sangatlah memungkinkan untuk melakukan PMK dengan ibu penggi (misalnya oleh
nenek). Namun dalam prakteknya, hal tersebut sulit dilakukan.
FASILITAS, PERALATAN, DAN PERLENGKAPAN
1. Kebutuhan Ibu
Bangsal dengan 2 atau 4 tempat tidur dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran ibu untuk
tinggal seharian dengan si bayi. Tempat tidurnya cukup nyaman untuk si ibu, tersedia kursi
yang tempat duduknya disesuaikan, bantal yang cukup yang dapat membantu
mempertahankan posisi duduk tegak atau berbaring untuk istirahat atau tidur. Kamar
tersebut harus dipertahankan kehangatan nya untuk si bayi (sekitar 22 – 24º Celcius). Ibu
juga membutuhkan kamar mandi dengan fasilitas keran, sabun dan handuk. kebersihan ibu
sangat diperlukan untuk Perawatan Metode kanguru, dan dianjurkan untuk mencuci tangan
sampai besih setelah ke kamar mandi atau setelah mengganti popok bayi.
3. Kebutuhan Bayi
Jika bayi menerima PMK secara terus menerus, bayi tersebut tidak memerlukan pakaian
yang lebih dari pakaian yang biasa dipakai bayi lain dengan perawatan konvensional. Pada
saat bayi tidak dalam posisi kanguru (PMK intermiten) bayi tersebut dapat ditempatkan di
tempat tidur yang hangat dan diberi selimut.
4. Pakaian Bayi
Jika suhu ruangannya adalah 22-24ºC, bayi pada posisi Kanguru hanya memakai popok,
topi yang hangat, dan kaus kaki. Namun jika suhu turun dibawah 22ºC, bayi tersebut harus
memakai baju tanpa lengan yang terbuat dari katun yang terbuaka bagian depannya
sehingga memungkinkan tetap terjadinya kontak kulit dengan dada dan perut ibu.
Peralatan resusirtasi dasar dan oksigen, jika mungkin harus tersedia dimana bayi
premature dirawat.
Setelah bayi dapat minum dengan baik, suhu badannya stabil dalam posisi PMK dan berat
badannya bertambah, ibu dan bayinya boleh pulang. Oleh karena kebanyakan bayi pada saat
pulang masih premature, harus dipastikan adanya follow-up secara teratur oleh petugas
kesehatan terlatih yang tinggal berdekatan dengan tempat tinggal ibu. Frekuensi kunjungan dapat
bervariasi, pada mulanya setiap hari, kemudian menjadi setiap minggu, sampai dengan setiap
bulan. Semakin baik follow-up nya semakin cepat ibu dipulangkan dari suatu fasilitas kesehatan.
Istilah Bayi berat lahir Rendah (BBLR) mencakup kelompok bayi yang lahir dengan berat kurang
dari 2500g tanpa memandang usia kehamilannya, baik prematu atau cukup bulan. Nutrisi terbaik untuk
BBLR ialah ASI ibunya sendiri. Telah dibuktikan bahwa ASI bayi premature memiliki kelebihan antara
lain kadar nitrogen total, protein, natrium, kalium, magnesium, seng, tembaga dan IgA yang lebih tinggi
dari ASI bayi cukup bulan, terutama pada minggu pertama pasca natal.
ASI mulai diberikan ketika keadaan umum bayi sudah cukup stabil, bayi tidak asfiksia
dan tidak menderita sindrom Gangguan Pernafasan. Kalau reflex menghisap dan menelan baik,
bayi bias langsung menetek, sedangkan bila tidak,ASI diperas kemudian diberikan dengan pipa
orogastrik, pipet, sendok, cangkir “cup feeding” atau memakai suplementer.
BBLR dengan berat > 1800g, diperkirakan usia kehamilan >34 minggu, relative besar,
reflex hisap dan menelan cukup baik. Disusukan segera setelah lahir dan dibiarkan menetek
sesering mungkin agar mendapatkan kolostrum. Pada hari pertama mungkin masih perlu
1-2 x minum dengan sendok > 1800g yang sudah kutup bulan biasanya tidak mempunyai
kesulitan menetek bahkan keliatan lapar.
BBLR dengan berat 1500-1800 gram, prematur usia kehamilan 32-34 minggu. Mungkin
mempunyai maslah untuk menghisap dan menelan. Kalau tidak asfiksi segera disusukan.
Bila refleks hisap belum kuat, berikan ASI peras dengan sendok atau “cup feeding”.
Mendekati usia kehamilan 34 minggu, bayi mungkin sering dilatih menetek lanngsung
meskipun sebentar – sebentar berhenti. Tugas petugas kesehatan mengajari ibu cara
memeras ASI, dan memberi pengertian pada keluarga untuk memberi dukungan moral agar
ibu sabar merawat bayinya.
BBLR 125-1500 gram, kehamilan sekitar 30 -32 minggu, refleks hisap menelan belum
baik. Untuk nutrisi, peraslah ASI dan berikan melalui orogastrik. Setelaah 1-2minggu
dicoba memberikan ASI dengan sendok 1-2 kali sehari, meskipun tidak semua habis.
Makin bertambah umur bayi, makin baik refleks menelan, frekuensi dan volume pemberian
memakai sendok ditambah dicoba “cup feeding”. Setelah ada refleks menghisap, boleh
dicoba suplementer atau ASI diperas langsung ke mulut bayi.
BBLR berat < 1250 g, biasanya bermasalah, dan memerlukan infus beberapa hari setelah
stabil, dimulaiASI peras dengan pipa nasogastrik, dan seterusnya.
2. TEKNIK PEMBERIAN ASI
Keyakinan ibu bahwa ia akan berhasil menyusui bayi kecilnya sangat penting agar ibu
dapat memberi ASI eksklusif. Kurangnya rangsangan pada putting susu pengosongan payudara
yang tidak baik akan berakibat kurangnya produksi ASI. Karena itu para ibu harus belajar cara
memeras payudara.
Ibu dapat menilai kkesipan bayi menetek dengan memasukan jari bersih kedalam
mulut bayinya. Tunggulah saat ketika bayi bangun tidur atau sedang terjaga sebelum
membujuk menetek. Bila telah terbiasa melakukan PMK, bayi kecil dapat menetek tanpa keluar
dekapan ibu dalam baju kanguru. Bila terpaksa mengeluarkan bayi, jangan membedong bayi
agar bayi tetap hangat.
Bayi berhadapan dengan ibu, perut bayi menempel pada perut ibu, telinga dan lengan
berada pada satu garis dan ibu bertatap muka dengan bayinya.
Dekaplah seluruh badan bai, punggung bayi bersandar ke lengan ibu dan bokong bayi
disangga dengan telapak tangan.
Pegang payudara dengan tangan yang satunya, arahkan kemulut/hidung bayi dan
sentuhkan ke bibir atau mulut bayi hal ini akan merangsang refleks “rooting”.
Bila mulut bayi telah membuka lebar, dorong kepala bayi sedikit agar putting masuk
kedalam mulut.
Sebagai patokan bayi suagah mendapat cukup asi, perhtikan bahwa bayi harus BAK
6x sehari, BAB sudah berwarna kuning hari ke 4. bayi < 1800 gram sebaiknya ditimbang sekali
setiap hari terutama minggu minggu pertama.
3. CARA MEMERAS ASI
ASI tahan selama *jam dalam suhu ruangan, 3-4 hari dalam lemari pendingin dan
sampai 6 bulan dilemari beku. Hangatkan dengan merandam dalam air panas, jangan
dididihkan. Cara lain memeras ASI langsung kemulut bayi, tentu setelah refleks hisap dan
refleks menelan baik. Dalam posisi PMK dekatkan mulut bayi ke putting susu ibu. Peras
beberapa tetes, agar tercium baunya oleh bayi. Setelah bayi membuka mulutnya peraslah
daerah areola agar ASI menetes masuk kemulut bayi. Biakan bayi menelan, kemudian peraslah
lagi setelah menelan, ulangi terus sampai tidak mau membuka mulut nya lagi.
Ukur jarak dari mulut ke telinga sampai epigastrum kemudian beri tanda dengan
penanggulanganMasukkan pipa perlahan melalui mulut sampai tanda pena kemudian
lekatkan pada pipi memakai plester. Perhatikan jangan sampai tersedak.
Dengarkan dengan stetoskop diatas lambung, semprotkan udara pelalui pipa semprit 3cc.
Bila terdengar bunyi udara di lambung, berarti pipa orogastrik sudah masuk dengan baik.
Tuang ASI pera / formula sejumlah yang diperlukan dalam semprit, sambungkan dengan
pipa, posisikan lebih tinggi dari bayi dan biarkan susu mengalir turun.
Perhatikan kalau ada perubahan nafas atau bayi muntah
Selesai minum lepas semprit, tutup klep ujung pipa orogastrik
Selama minum bayi dapat “ngempeng” pada payudara ibu atau jari ibu.
Ganti pipa setiap 72 jam.
7. JUMLAH ASI DAN FREKUENSI PEMBERIAN
BBLR memrlukan 60 ml/kg BB pada hari pertama, kemudian perlahan bertambah sehingga
mencapai sekitar 100mg/kg/hari. Setelah itu, agar tercapai kenaikan berat yang baik, diusahakan
mencapai taget 200 ml/kg/hari pada umur 14 hari.
Berat Minum Hari ke- 1 Hari ke- 2 Hari ke-3 Hari ke- 4 Hari ke- 5 Hari ke- 6 Hari ke-
Lahir Setiap s/d 13 14
1000 s/d
2 jam
1499 gr 120 – 180 180 – 200
60 ml/kg 80 ml/kg 90 ml/kg 100 ml/kg 110 ml/kg
ml/kg ml/kg
3jam
1500 gr
Apabila ASI ibu pada hari pertama belum mencukupi, boleh diberikan susu formula, tetapi jangan berikan
dengan botol/dot.
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
PERAWAT DIII 7 9
Keperawatan
2
S1 Keperawatan
KEGIATAN ORIENTASI
Dokter
Ruang Kolaborasi Saat bayi Konseling
Spesialis
Bersalin perinatology baru lahir
Kebidanan
untuk
dan
pemindahan
Penyakit
BBLR
Kandungan
dengan
Bidan
incubator
Dokter
Perinatology Menjaga Saat bayi Konseling
Spesialis
kehangatan sudah Peragaan
Anak
bayi sampai dalam model
Perawat
keadaan keadaan
bayi stabil yang stabil,
Melakukan tidak
metode asfiksia,
kanguru sudah ada
oleh reflek
ibu/keluarga menghisap
BBLR yang baik
PENCATATAN
Kondisi bayi
Data mengenai pemulangan : kondisi bayi, kesiapan ibu, keadaan kondisi di rumah yang
memungkinkan pemulangan, tanggal, berat, dan usia pasca menstruasi saat pemulangan,
metode pemberian minum dan petunjuk tentang follow-up (dimana, kapan dan seberapa
sering).
2. Catatan mengenai follow-up selain mengenai data umum pada bayi sebaiknya berisi informasi-
informasi di bawah ini :
Saat bayi pertama kali dating (tanggal, berat, umur, dan usia paska menstruasi)
Kapan ibu menghentikan kontak sentuhan langsung (tanggal, umur bayi, berat, usia paska
menstruasi, alas an penghentian dan metode pemberian minum saat penyapihan)
Setelah pendataan selesai pencatatan dilakukan secara periodic perhari dan di akmulasi
perbulan.
PELAPORAN
1. Laporan harian
2. Laporan mingguan
3. Laporan bulanan
No. No. Tanggal Nama Jenis Antropometri Dr. Alamat IMD ASI
RM Masuk Persalinan SpA Ekslusif
1.
2.
3.
4.