Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

MATA KULIAH PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

UJI BORAKS

OLEH :

NAMA : AKBAR HASADI PUTRA SIREGAR


NIM : 4193250003
KELOMPOK : IV (EMPAT)
TANGGAL PRAKTIKUM : 11 SEPTEMBER 2019

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2019/2020
I. JUDUL PERCOBAAN : UJI BORAKS
II. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mengetahui apa itu boraks.
2. Mengetahui karakteristik boraks.
3. Mengetahui manfaat boraks.
4. Mengetahui efek samping boraks terhadap kesehatan.
5. Mengetahui kandungan boraks pada sampel makanan yang diuji.

III. TINJAUAN TEORITIS :


Boraks merupakan senyawa kimia berbahaya untuk pangan dengan nama
kimia natrium tetrabonat (Na2B4O7 10H2O). Dapat dijumpai dalam bentuk padat
dan jika larut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3).
Boraks atau asam borat biasa digunakan sebagai bahan pembuat deterjen, bersifat
antiseptik dan mengurangi kesadahan air. Bahan berbahaya ini haram digunakan
untuk makanan (Cahyadi, 2008).
Boraks atau Natrium tetraborat memiliki berat molekul 381,37. Rumus
molekul Na2B4O7.10H2O. Pemeriannya berupa hablur transparan tidak berwarna
atau serbuk hablur putih; tidak berbau. Kelarutan boraks yaitu larut dalam air;
mudah larut dalam air mendidih dan dalam gliserin; tidak larut dalam etanol (Ditjen
POM, 1995).
Efek negatif dari penggunaan boraks dalam pemanfaatannya yang salah
pada kehidupan dapat berdampak sangat buruk pada kesehatan manusia. Boraks
memiliki efek racun yang sangat berbahaya pada sistem metabolisme manusia
sebagai halnya zat-zat tambahan makanan lain yang merusak kesehatan manusia.
(Agus, 2009).
Efek boraks pada makanan dapat memperbaiki struktur dan tekstur
makanan. Seperti contohnya bila boraks diberikan pada bakso akan membuat bakso
tersebut sangat kenyal dan tahan lama, tetapi makanan yang telah diberi boraks
dengan yang tidak atau masih alami, sulit untuk dibedakan jika hanya dengan panca
indera, namun harus dilakukan uji khusus boraks dilaboratorium (Depkes, 1993).
Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta
berakibat buruk secara langsung, tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit
karena diserap dalam tubuh. Seringnya mengonsumsi makanan yang mengandung
boraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal (Cahyadi, 2008).

IV. ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
No. Nama Alat Jumlah

1. Pipet Tetes 1 buah

2. Wadah 1 buah

3. Tisu 1 bungkus

B. BAHAN
No. Nama Bahan Jumlah

1. Ekstrak Kunyit (tanpa air) ± 50 ml

2. Air Abu ±15 ml

3. Segala Jenis Mie Kuning 7 Jenis yang berbeda

4. Mie Tiaw ±¼ kg, 2 Jenis yang berbeda

5. Mie Putih ±¼ kg, 3 Jenis yang berbeda

6. Mie Instan 3 Merek yang berbeda

7. Mie Ayam 1 Jenis

8. Bakso 4 jenis yang berbeda

9. Sosis 2 jenis yang berbeda

10. Saus 3 Jenis yang berbeda


V. PROSEDUR KERJA
No. Prosedur kerja

1. Siapkan tisu sebagai tempat penetesan ekstrak kunyit sebanyak jumlah


bahan yang akan di uji.

2. Ambil air abu dan tetesi ke tisu kemuadian ditetesi kembali dengan
ekstrak kunyit, amati perubahan warna dan jadikan sebagai acuan
(Indokator) dalam praktikum.

3. Letakkan semua sample makanan, kemudian letakkan di atas tisu,


teteskan larutan kunyit tersebut ke permukaan bahan makanan
tersebut.

4. Lalu tunggu dan amati bahan makanan tersebut selama beberapa menit
hingga terjadi perubahan warna pada permukaannya.

5. Setelah beberapa menit, lihatlah permukaan bahan makanan. Apabila


terjadi perubahan warna bandingkan dengan air abu yang digunakan
sebagai acuan, semakin mirip perubahan warnanya maka semakin
tinggi pula kandungan boraks pada makanan tersebut (Positif
mengandung boraks).

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. TABEL PEMBAHASAN
No Nama Bahan Makanan Warna Ditetesi Hasil Percobaan
Sebelum Sesudah ` Kandungan Boraks

1. Mie Lidi Cap Kelong Kuning Merah Bata Positif (+)

2. Mie Lidi Cap Alam Semesta Kuning Merah Bata Positif (+)

3. Mie Lidi Cap Buah Duku Kuning Tua Merah Bata Positif (+)

4. Mie Lidi Cap Kapal Api Kuning Tua Merah Bata Positif (+)
5. Mie Lidi Cap Harimau Putih Kuning Pucat Merah Bata Positif (+)

6. Mie Telor GSS Kuning Cerah Cokelat Muda Positif (+)

7. Mie Bulat Cap 91 Cokelat Muda Merah Bata Positif (+)

8. Mie Sukses Kuning Pucat Cokelat Muda Positif (+)

9. Indomie Kari Ayam Kuning Muda Cokelat Muda Positif (+)

10. Supermie Kaldu Ayam Kuning Muda Merah Bata Positif (+)

11. Saus Cap Tradisional Merah Nyala Ungu Positif (+)

12. Saus Cap Dua Ikan Merah Nyala Ungu Positif (+)

13. Saus Cap Kapal Api Merah Pucat Ungu Positif (+)

14. Bakso Ikan Putih Pucat Merah Bata Positif (+)

15. Bakso A Kuning Pucat Merah Bata Positif (+)

16. Bakso B Putih Pucat Merah Bata Positif (+)

17. Bakso C Putih Pucat Merah Bata Positif (+)

18. Mie Tiaw A Bening Coklat Positif (+)

19. Mie Tiaw B Bening Coklat Positif (+)

20. Sosis So Nice Cokelat Terang Kuning Gelap Positif (+)

21. Sosis Champ Merah Muda Coklat Positif (+)

22. Bihun A Putih Kuning Pucat Positif (+)

23. Bihun B Putih Coklat Positif (+)

24. Bihun C Putih Kuning Positif (+)

25. Mie Ayam Kuning Merah Bata Positif (+)


B. PEMBAHASAN
Dari tabel pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa setelah semua bahan
makanan yang di uji mengandung boraks, walaupun jumlahnya berbeda
tergantung kepekatan warnanya. Rata-rata perubahan warna tersebut adalah
coklat ke merah bata.

VII. PERTANYAAN DAN TUGAS


1) Mengapa boraks dapat dimanfaatkan dalam pembuatan kertas?
Jawab : Karena boraks merupakan bahan kimia industri yang memiliki
tekstur seperti warna putih pada permukaan kertas dan apabila boraks
tersebut ditambahkan pada pembuatan kertas, maka kertas yang dihasilkan
pun menjadi mulus, rapi, dan bersih mengkilau

2) Mengapa pada praktikum digunakan indikator berupa ekstrak kunyit dan


air abu?
Jawab : Air abu ditambahkan agar bahan makanan tersebut menjadi awet
dan tahan lama. Ekstrak kunyit cocok digunakan dalam praktikum uji
boraks karena dapat diketahui sampel makanan setelah ditetesi ke
permukaannya.

3) Jelaskan ciri-ciri makanan yang mengandung boraks pada praktikum!


Jawab : ciri makanan yang mengandung boraks pada praktikum adalah
adanya warna yang berubah setelah diuji yaitu warna pada makanan yang
sebenarnya adalah cerah, maka setelah diuji warna akan berubah menjadi
keadaan gelap seperti warna cokelat ataupun keunguan.

VIII. KESIMPULAN
1. Boraks merupakan bahan kimia yang banyak dipergunakan utuk industri
kertas, pengawet, kayu, pengontrol, dan industri keramik.
2. Karakteristik boraks biasanya berbentuk serbuk Kristal putih, tidak
berbau, udah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam
alkohol.
3. Kelebihan boraks pada industri adalah sebagai bahan pembuatan produk
industri lainnya yang akan dihasilkan menjadi lebih keras dan awet.
Sedangkan kelebihan boraks pada makanan adalah mengawetkan
makanan, mengenyalkan serta apabila makanan tersebut dicicipi maka
rasa pada makanan pun menjadi gurih dan sedap.
4. Efek samping mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dalam
waktu yang lama adalah akan terakumulasi atau tertimbun dalam organ
hati, otak, dan testis. Boraks menyebabkan pusing, muntah kejang perut,
demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem
saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun,
kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian.
5. Setelah menguji sampel makanan ternyata semua sampel makanan yang
diuji mengandung boraks, mulai dari jumlah yang sedikit hingga jumlah
yang cukup banyak. Hal itu dapat dilihat dari perubahan warna yang
terjadi pada sampel makanan. Semakin mirip dengan indikator maka
semakin tinggi kadar boraksnya.
IX. DAFTAR PUSTAKA
 Agus Mulyanto., (2009), Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
 Cahyadi, Wisnu., (2008), Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan
Tambahan Pangan. Jakarta, Bumi Aksara.
 Ditjen POM., (1995), Materia Medika Indonesia Jilid VI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
 Indra., (2013), Identifikasi Dan Penetapan Kadar Boraks Dalam Bakso
Jajanan Di Kota Manado, Jurnal Kimia Farmasi; 2 (4), 2302 – 2493.
 Triastuti, Endang., (2013), Analisis Boraks Pada Tahu Yang
Diproduksi di Kota Manado, Jurnal Kimia Farmasi; 2 (1), 2302 –
2493.

Medan, 11 September 2019


ASISTEN PRAKTIKAN

DHINTA DWI YULIANTI AKBAR HASADI PUTRA


NIM. 4172141003 NIM. 4193250003

Anda mungkin juga menyukai