Disusun Oleh:
DAFTAR ISI........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 4
BAB 2 PEMBAHASAN.......................................................................................5
2.1 Manajemen Kualitas......................................................................5
2.2 Manajemen Kualitas dengan Statistical Prosess Control... .............................6
BAB 4 PENUTUP…………………………………………………………………26
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….26
4.2 Saran…………………………………………………………………………...26
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................27
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan anugerah-Nya sehingga Makalah yang berisi tentang “TUGAS
BESAR PENGENDALIAN MUTU STUDI KASUS PADA PT. RAPICO BUSANA
PERMATA INDAH” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Kami berharap agar makalah ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pembaca
sekalian.Kami menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, apalagi Makalah yang
dibuat ini. Makalah ini memang masih jauh dari sempurna,baik dalam hal isi, maupun
penyajiannya. Karena itu kami mengharapkan segala sara dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak untuk memperbaiki Makalah ini agar lebih layak untuk dibaca.
Suatu perusahaan tidak lepas dari konsumen serta produk yang dihasilkannya.
Konsumen tentunya berharap barang yang dibelinya akan dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginannya serta produk yang diinginkan memiliki kondisi yang baik dan terjamin. Oleh
karena itu, perusahaan harus melihat dan menjaga agar kualitas produk yang dihasilkan
terjamin bisa diterima konsumen dan bersaing di pasar. Pemenuhan kebutuhan konsumen
seringkali hanya berfokus pada kuantitas produk mengingat pangsa pasar semakin terus
berkembang. Pada persaingan yang semakin ketat aspek yang juga perlu diperhatikan adalah
mengenai kualitas produk.
Kualitas produk yang baik ditentukan dari pengendalian atau manajemen kualitas
yang baik pula. Pengendalian kualitas yang dilaksanakan dengan baik akan memberikan
dampak terhadap mutu produk yang dihasilkan berdasarkan pada ukuran dan karakteristik
yang telah ditentukan perusahaan. Pengendalian kualitas sangat dibutuhkan untuk menjaga
agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang berlaku. Ada beberapa
metode yang bisa digunakan dalam manajemen kualitas, untuk mengukur seberapa besar
tingkat kerusakan produk yang dapat diterima perusahaan dengan batas toleransi dari cacat
produk yang dihasilkan dengan menggunakan alat bantu statistik yaitu metode statistic proses
control (SPC) dan metode statistic quality control (SQC) dimana proses produksi
dikendalikan kualitasnya mulai dari adanya bahan baku awal produksi, pada saat proses
produksi berlangsung sampai dengan produk jadi yang siap dipasarkan.
1. Menetapkan Kualitas
Definisi kualitas (quality) sebagaimana yang diambil oleh American Society for
Quality adalah: “Keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau jasa yang mampu
memuaskan kebutuhan yang terlihat.” Walaupun demikian, sebagian orang percaya bahwa
definisi kualitas terbagi atas beberapa kategori. Beberapa definisi adalah yang berbasis
pengguna. Mereka mengajukan bahwa kualitas “bergantung pada pemirsa”. Bagi manajer
produksi, kualitas adalah yang berbasis manufaktur. Mereka percaya bahwa kualitas berarti
pemenuhan standar dan “membuat produk secara benar sejak dari awalnya”. Pendekatan
ketiga adalah yang berbasis produk, yang memandang kualitas sebagai variabel yang tepat
dan dapat dihitung.
2. Pengaruh Kualitas
Selain sebagai elemen penting dalam operasi, kualitas juga memiliki pengaruh lain.
Ada tiga alasan pentingnya kualitas :
a. Reputasi perusahaan
Suatu organisasi menyadari bahwa reputasi akan mengikuti kualitas baik atau buruk. Kualitas
akan muncul sebagai persepsi tentang produk baru perusahaan, kebiasaan karyawan, dan
hubungan pemasok.
b. Keandalan produk
Pengadilan terus menerus berusaha menangkap organisasi yang memiliki desain,
memproduksi, atau mengedarkan produk atau jasa yang penggunaannya mengakibatkan
kerusakan atau kecelakaan. Peraturan seperti Consumer Product Safety Act membuat standar
produk dan cara melarang produk yang tidak dapat memenuhi standar tersebut. Misalnya,
makanan yang tidak bersih yang menyebabkan penyakit, baju tidur yang panas, ban yang
pecah, atau tangki bahan bakar mobil yang meledak pada tekanan tertentu. Semua itu dapat
menyebabkan pengeluaran yang besar pada aspek legal, penyelesaian atau kerugian yang
besar.
c. Keterlibatan global
Di masa teknologi seperti sekarang, kualitas menjadi suatu perhatian internasional,
sebagaimana halnya MO. Bagi perusahaan dan negara yang ingin bersaing secara efektif pada
ekonomi global, maka produk mereka harus memenuhi harapan kualitas, desain, dan harga
global. Produk yang rendah mutunya mengurangi keuntungan perusahaan dan neraca
pembayaran negara.
3. Biaya Kualitas
Empat kategori utama biaya dikaitkan dengan kualitas yang disebut sebagai biaya
kualitas (cost of quality-COQ), yaitu :
a. Biaya pencegahan, biaya yang terkait dengan pengurangan komponen atau jasa yang
rusak.
b. Biaya penaksiran, biaya yang dikaitkan dengan proses evaluasi produk, proses
komponen, dan jasa.
c. Kegagalan internal, biaya yang diakibatkan oleh proses produksi komponen atau jasa
yang rusak sebelum diantarkan ke pelanggan.
d. Biaya eksternal, biaya yang terjadi setelah pengiriman barang atau jasa yang cacat.
Pengamat manajemen kualitas, termasuk Philip Crosby dan Genichi Taguchi percaya bahwa
secara seimbang biaya produk berkualitas hanyalah sebagian dari keuntungan. Mereka
berpendapat bahwa yang kalah adalah organisasi yang gagal bekerja secara agresif di bidang
kualitas.
Suatu perusahaan tidak lepas dari konsumen serta produk yang dihasilkannya. Konsumen
tentunya berharap bahwa barang yang dibelinya akan dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginannya sehingga konsumen berharap bahwa produk tersebut memiliki kondisi yang baik
serta terjamin. Oleh karena itu perusahaan harus melihat serta menjaga agar kualitas produk yang
dihasilkan terjamin serta diterima oleh konsumen serta dapat bersaing di pasar.
PT. Rapico Busana Permata Indah didirikan pada tahun 1983 yang bergerak di bidang
industri garment manufacturing oleh Bapak Syarifudin Mustafa yang mengoperasikan
pabriknya di Dharma wanita V / 1A Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta 1 1740, Indonesia. PT.
Rapico Busana Permata Indah didirikan dengan berdasar pada akta notaris No. 17 pada
tanggal 10 November 1987 dengan No. NPWP 1.367.208.4-034.000 yang mempunyai area
pabrik 12000 m2, gudang 5000 m2 dan ruang pengamasan 1000 m2. Seiring dengan
perkembangan usaha dari tahun ke tahun, maka PT. Rapico Busana Permata Indah pada tahun
1992 mencoba untuk mendaftarkan diri sebagai eksportir Pada tahun 1992, PT. Rapico
Busana Permata Indah resmi menjadi eksportir dengan surat ijin eksportir No. F.TTPT :
263/M4/KP/V1/1992.
Visi dari PT. Rapico Busana Permata Indah adalah diakui oleh pasar sebagai produsen
garmen yang konsisten memenuhi kepuasan pelanggan. Misi dari PT. Rapico Busana Permata
Indah adalah mempertinggi reputasi perusahaan di kalangan industri garmen Indonesia dalam
pengertian mutu, kemampuan memperoleh keuntungan dan pertumbuhan yang memadai.
PT. Rapico Busana Permata Indah mempunyai komitmen untuk menghasilkan produk
yang bermutu untuk kepuasan pelanggan. Untuk mencapai visi dan misi tersebut, perusahaan
sebagai satu tim bersepakat untuk memenuhi sasaran tujuan mutu sebagai berikut :
1. Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001; 2000.
2. Meningkatkan reputasi dan daya saing di pasar lokal dan ekspor.
3. Menjalin kerja sama yang harmonis dengan pemasok dan pelanggan
yang bersifat jangka panjang.
Berikut adalah data hasil produksi PT. Rapico Busana Permata Indah pada bulan Mei 2008
berikut kecacatannya.
Tabel 1. Laporan Produksi PT. Rapico Busana Permata Indah Mei 2008
Jumlah Jumlah
Nomer Tanggal
Produksi (Pcs) Cacat (Pcs)
1 1 185 4
2 2 242 8
3 3 207 5
4 5 187 4
5 6 205 3
6 7 256 6
7 8 230 3
8 9 248 5
9 10 205 4
10 12 187 7
11 13 192 8
12 14 158 3
13 15 167 6
14 16 188 7
15 17 163 5
16 19 187 3
17 20 190 4
18 21 205 5
19 22 255 4
20 23 195 6
21 24 184 6
22 26 195 7
23 27 204 3
24 28 178 5
25 29 200 3
26 30 183 4
27 31 172 6
Total 5368 134
Rata-rata 198,8148148 4,962962963
SEVEN OLD TOOLS
Pengendalian kualitas secara statistik dengan menggunakan SPC (Statistical
Processing Control). SPC mempunyai 7 (tujuh) alat statistik utama atau yang biasa disebut
Seven Old Tools yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengendalikan kualitas
sebagaimana disebutkan juga oleh Heizer dan Render dalam bukunya Manajemen Operasi
(2006), antara lain yaitu; check sheet, histogram, diagram pareto, diagam sebab akibat,
scatter diagram, dan diagram aliran, control chart,.
1. Check Sheet
Check sheet atau lembar periksa adalah suatu alat bantu untuk memudahkan proses
pengumpulan data. Biasanya berbentuk formulir dimana item-item yang akan diperiksa telah
dicetak dalam formulir tersebut. Lembar periksa dapat digunakan baik untuk data variabel
maupun data atribut walaupun umumnya banyak digunakan untuk data atribut
(http://thesis.binus.ac.id).
2. Histogram
Menurut Walpole (1995), histogram atau diagram pencar merupakan suatu alat
interpretasi data yang digunakan untuk menguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua
variabel. Histogram ialah diagram batang yang menunjukkan frekuensi yang terjadi dalam
suatu pengukuran. Histogram dapat menunjukkan kapabilitas proses, dan hubungan antara
suatu spesifikasi dengan nominal. Selain itu juga dapat menunjukkan bentuk populasi
(sebaran normal).
Histogram dapat digunakan sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan informasi
tentang variasi dalam proses dan membantu manajemen dalam membuat keputusan-
keputusan yang berfokus pada usaha perbaikan terus-menerus.
Gambar 2. Histogram
3. Diagram Pareto
Diagram Pareto diperkenalkan seorang ahli ekonomi Italia, Vilfredo Pareto (1848-
1923). Vilfredo Pareto mengatakan bahwa prinsip dasar pareto dihubungkan kepada
aturan 80/20, yang artinya 80% dari masalah (cacat) ditimbulkan oleh 20% penyebab.
Diagram pareto adalah diagram batang yang disusun secara menurun atau dari besar
ke kecil dan digunakan untuk mengidentifikasikan masalah, tipe cacat, atau penyebab
yang paling dominan sehingga dapat memprioritaskan penyelesaian masalah.
Diagram pareto merupakan kombinasi dua grafik, yaitu grafik batang dan grafik garis.
Grafik batang menunjukkan item data yang disusun berurutan dari nilai paling besar hingga
nilai paling kecil. Grafik garis menunjukkan persen kumulatif terhadap jumlah keseluruhan.
Keuntungan penggunaan diagram pareto dapat dijelaskan sebagai berikut
(http://repository.usu.ac.id) :
1. Diagram pareto dapat mengetahui urutan prioritas.
2. Diagram pareto dapat membandingkan nilai masing-masing terhadap keseluruhan.
3. Diagram pareto menunjukkan tingkat perbaikan setelah ada perbaikan atau tindakan.
5. Scatter Diagram
Scatter diagram (diagram pencar) adalah grafik yang menampilkan sepasang data
numerik pada sistem koordinat Cartesian, dengan satu variabel pada masing-masing sumbu,
untuk melihat hubungan dari kedua variabel tersebut. Diagram tebar merupakan suatu alat
interpretasi data yang digunakan untuk (http://thesis.binus.ac.id):
1. Menguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel, misalnya kecepatan dari
mesin dan dimensi dari bagian mesin, banyaknya kunjungan tenaga penjual (salesman)
dan hasil penjualan, temperatur dan hasil proses kimia dan lain-lain.
2. Menentukan jenis hubungan dari dua variabel, apakah positif, negative atau tidak ada
hubungan.
Gambar 5. Scatterplot
Scatter diagram tersebut menunjukan hubungan positif antara variabel jumlah cacat
(X) dengan variabe jumlah produksi (Y). Hal ini ditunjukan oleh pola atau bentuk scatter
diagram yang bergerak dari kiri bawah menuju kanan atas. Hal ini dikarenakan gambar
scatterplot antara jumlah cacat dengan jumlah produksi bergerak dari kiri bawah menuju
kanan atas. Nilai-nilai yang terdapat pada jumlah cacat saling berhubungan dengan nilai-nilai
yang terdapat pada jumlah produksi.
Proses Produksi
Quality Control
Sesuai Standar
Pemasaran
Gambar 6. Flowchart
1. Peta Kendali P
Peta kontrol P digunakan untuk mengukur proporsi ketidaksesuaian (penyimpangan atau
sering disebut cacat) dari item-item dalam kelompok yang sedang diinspeksi.
Tabel 3. Perhitungan Peta Kontrol
CL = P = = = 0,02496
∑
∑
Menentukan Nilai Batas Kontrol Atas (UCL) Untuk Peta Kontrol P
Batas kendali atas merupakan indikator ukuransecara statistik sebuah proses bisa
dikatakan menyimpang atau tidak. Batas kendaliatas (UCL) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
2. Peta Kendali NP
Peta kontrol NP merupakan peta kontrol yang hampir sama dengan peta kontrol P,
kecuali bahwa dalam peta kontrol NP tidak terjadi perubahan skala pengukuran (n=tetap).
1. Diagram Affinity
Diagram ini merupakan tool yang sangat berguna untuk digunakan ketika brainstorming
(sumbang saran) adalah tujuan utamanya. Affinity ini digunakan untuk mengorganisir tim
perencanan dan untuk komunikasi yang menyeluruh dalam kebijakan manajemen. Ada 3
instansi penting ketika affinity diagram digunakan. Pertama, ketika permasalahan itu
kompleks atau susah dimengerti. Kedua, ketika permasalahan itu sangat luas dan dapat
muncul menjadi overwhelming (tidak diharapkan). Terakhir, Ketika dukungan dan
keterlibatan dari tim lain dibutuhkan. Enam langkah dasar membuat diagram affinity, yaitu:
a. Identifikasi permasalahan.
b. Setiap orang menulis hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan pada sebuah note card
atau sticky notes.
c. Susun atau atur setiap note card atau sticky notes kedalam logical piles.
d. Namakan setiap pile dengan header.
e. Gambar diagram affinity.
f. Diskusikan pile yang telah dibuat.
Berikut adalah diagram affinity penjualan baju pada PT. Rapico Busana Permata Indah.
Gambar 8. Diagram Affinity Penjualan Baju Pada PT. Rapico Busana Permata Indah
Pada kategori produk, PT. Rapico Busana Permata Indah dapat menjual produk baju
yang trendy agar lebih menarik minat konsumen. Selain trendy model baju juga harus
bervariasi mulai dari kalangan anak-anak, dewasa, hingga orang tua.
Untuk kategori harga PT. Rapico Busana Permata Indah dapat memberikan harga
terjangkau dan discount agar produknya laku terjual, tentunya masalah harga harus juga
diperhitungkan masalah biaya-biaya yang terkait dalam proses pembuatan baju tersebut.
Selanjutnya untuk kategori pemasaran PT. Rapico Busana Permata Indah dapat
memasarkannya pada pasar tradisional, hal ini bertujuan untuk mendekatkan dengan
konsumen kalangan menengah bawah sehingga dapat membeli produk baju tersebut, selain
itu pemasaran juga dapat dilakukan di mall hal ini bertujuan untuk mendekatkan dengan
konsumen kalangan menengah atas sehingga semua kalangan dapat membeli produk baju
yang dipasarkan.
Untuk kategori pemesanan PT. Rapico Busana Permata Indah dapat melakukannya
dengan cara online, saat ini situs jual-beli online sedang meningkat pesat dikalangan
masyarakat dan diharapkan PT. Rapico Busana Permata Indah dapat memanfaatkan strategi
tersebut, selain pemesanan online pemesanan juga tentunya dapat dilakukan dengan cara
langsung untuk lebih meyakinkan konsumen.
4.1. Kesimpulan
Kualitas adalah Keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau jasa yang mampu
memuaskan kebutuhan yang terlihat. Alasan penting adanya kualitas adalah karena reputasi
perusahaan, keandalan produk dan keterlibatan global. Empat kategori utama biaya dikaitkan
dengan kualitas yang disebut sebagai biaya kualitas (cost of quality-COQ), yaitu : Biaya
pencegahan, Biaya penaksiran, Kegagalan internal, dan Biaya eksternal.
Statistical process control (SPC) adalah sebuah teknik statistik yang digunakan secara
luas untuk memastikan bahawa proses memenuhi standar. Tujuannya untuk mengukur kinerja
sebuah proses. Economic Control of Quality Manufactured Product yang merupakan konsep
dasar dari pengendalian mutu suatu barang di pabrik manufaktur. Dasarnya yaitu untuk
mengetahui produk yang dapat diterima (accepted) atau produk yang ditolak karena rusak.
Tujuannya agar produk yang rusak tidak dijual kepada konsumen tetapi harus dimusnahkan.
4.2. SARAN
Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir
akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat
dalam segala bidang di dunia internasional.
Sekian artikel yang kami buat , mudah-mudahan bermanfaat bagi pengunjung yang membaca
blog ini kami sadar bahwa kami banyak kekurangan maka dari itu kritik dan saran dari anda
semua kami butuhkan , sekian dan terima kasih . wassalam .
DAFTAR PUSTAKA