Institut Teknologi Nasional Malang
ISSN: 2407 – 7534
Rancang Bangun Mesin Potong Singkong Gerak Reciprocating
dengan 4 cam follower, 6 pisau potong dan 6 hopper
Sri Bangun S.1, Nur Husodo2, Winarto3 , Agung Subiyakto.3, Agus Surono.4
1,2,3) Program Studi Diploma 3 Teknik Mesin, ITS, Surabaya
4,5) Program Studi Diploma 3 Teknik Kimia, ITS, Surabaya
email: 2) nurhusodo21@gmail.com
, 4) aguzzurono@yahoo.com
ABSTRAK
Industri kecil kripik singkong masih ada yang menggunakan cara manual untuk proses
pemotongan singkong. Proses pemotongan singkong dengan cara manual memerlukan waktu dan
tenaga yang besar. Guna meningkatkan produktivitas maka diperlukan metode yang lebih efisien dan
efektif supaya ada peningkatan produktivitas. Perencanaan mesin pemotong untuk proses
pemotongsan singkong dilakukan dengan 6 pisau potong dan 6 hopper dalam satu siklus gerakan.
Percobaan awal dilakukan dengan cara mencari gaya yang diperlukan untuk memotong singkong
untuk menentukan besarnya daya penggerak yang digunakan. Selain itu juga dilakukan perencanaan
komponenkomponen mesin pemotong singkong. Dan selanjutnya mewujudkan mesin pemotong
singkong, melakukan uji coba dan melakukan perhitungan kapasistas mesin. Hasil perencanaan
diapatkan bahwa mesin pemotong singkong memerlukan daya penggerak sebesar 0, 66 HP, putaran
yang dihasilkan 180 rpm, jumlah pisau dan hopper 6 buah dan kapasitas pemotongan 103,68 kg/jam.
Kata kunci: Alat Pemotong, hopper, singkong, pisau pemotong
ABSTRACT
Small industrial cassava chips still exist that use the manual method to process cassava
cutting. Cassava cutting process by hand takes time and great effort. In order to improve the
productivity of the required method is more efficient and effective so that there is an increase in
productivity. Planning cutting machine for cassava cutting process is done with 6 cutting knives
and 6 hopper in one cycle of motion. Initial experiments done by finding the force required to cut
the cassava to determine the magnitude of the driving force is used. It also made the planning
components of cassava cutting machine. And further realize the cassava cutting machine, testing
and calculating the capacity of the machine. The results showed that the planning of cassava
cutting machines require a power of 0, 66 HP, 180 rpm rotation generated, number of blades and
the hopper 6 pieces and cutting capacity of 103.68 kg / h.
Keywords: Cassava,Hopper, Cassava cuttung tool, cutting tool
Pendahuluan
Kebanyakan dalam industri kecil yang memproduksi kripik singkong yang ada di jawa timur
ini masih menggunakan alat manual dari mengupas dan memotong singkong. Tentunya
permasalahan ini berpengaruh pada waktu, tenaga kerja yang besar dan hasil pemotongan tidak
seragam. Observasi dilakukan pada industry kecil di desa Lemah Kembar, Kec. Sumberasih,
Kab.Probolinggo (Jawa Timur), Industri kecil tersebut memproduksi kripik singkong dimana
proses pemotongan singkong dilakukan dengan manual dengan 5 tenaga kerja. Ditinjau dari
SENATEK 2015 | Malang, 17 Januari 2015 161
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015
Institut Teknologi Nasional Malang
ISSN: 2407 – 7534
segi effisiensi masih terbilang cukup rendah. Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan
mesin pemotong singkong guna meningkatkan produktivitas.
Permasalahan yang saat ini terjadi pada petani singkong indonesia adalah harga jual dari
singkong yang mereka tanam sangatlah murah ini dikarenakan banyaknya impor singkong dari
cina. Sebenarnya banyak cara untuk meningkatkan harga jual dari singkong ini, salah satu
caranya dengan menjadikan singkong menjadi barang olahan. Tentunya juga harus
memperhatikan harga produksi dalam proses pengolahanya.
Tinjauan pustaka dilakukan dan didapatkan beberapa perecanaan mesin pemotong
singkong antara lain, Nikolaus Winandar dan M.Hafidin (2004) “Mesin Pemotong Singkong
Automatis” metoda yang digunakan adalah circular. Andik Pasisko (2005) ”Mesin Pemotong
Ketela” dengan menggunakan metode circular dengan piringan dan 2 buah blade digerakkan
oleh motor listrik. Bambang Hermanto dan Andi Setiyono (2007) “Modifikasi Mesin Pemotong
Singkong Kontinyu dengan Hasil Potongan Berbentuk Oval dan empat persegi panjang”. Riyadi
(2009) ”Perencanaan Mekanisme dan Daya Pada Mesin Pemotong Ketela” menggunakan metode
circular yang digerakkan oleh motor listrik. Setyo Wahyu Pamungkas dan Eko Pristiwanto
(2010) “Rancang Bangun Mesin Pemotong Singkong Dengan Menggunakan Metode
Reciprocating” yang digerakkan oleh motor listrik. Imelda Magdalena dan Didit Eko Prahmana
Sardi (2011) “Rancang Bangun Mesin Pemotong Singkong Dengan Menggunakan Metode Cam
Follower” dengan 4 mata pisau dan 4 corong yang digerakkan oleh motor listrik.
Perencanaan mesin pemotong singkong ini direncanakan dengan metode 4 Cam Follower
dan menggunakan enam corong dan enam mata pisau yang digerakkan oleh motor bensin.
Harapannya dapat meningkatkan produktivitas dan nantinya dapat dikembangkan di industri
industri kecil yang lain.
Metode Pengabdian Kepada Masyarakat
Metode perencanaan mesin pemotong singkong ini dapat dilihat pada diagram alir dibawah
ini:
Mulai
Data Lapangan
Gambar dan
Sket
Perencanaan dan
Perhitungan
Tidak Pembuatan
Mesin
Tidak
Hasil
Ya
Pengujian Mesin
Ya
Hasil
Pembuatan Laporan
Selesai
Gambar 1. Diagram alir perencanaan mesin pemotong singkong dengan 4 cam follower, 6 pisau potong dan 6 hopper
SENATEK 2015 | Malang, 17 Januari 2015 162
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015
Institut Teknologi Nasional Malang
ISSN: 2407 – 7534
Percobaan Awal
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui besarnya gaya potong yang dibutuhkan untuk
memotong singkong dengan mekanisme percobaan seperti gambar di bawah:
Dimana
1 2
4 5 1. Papan pisau
2. Singkong
3. Poros pejal
4. Pengait
5. Neraca pegas
3
Gambar 2. Percoban awal
Metode percobaan dengan cara memegang singkong dan diletakkan diatas papan pisau yang
dibawahnya diberi poros sebagai pengganti. Kemudian papan pisau dihubungkan neraca pegas
dengan menggunakan pengait dan ditarik sampai singkong terpotong. Nilai yang ditunjukkan
oleh neraca pegas itu akan menjadi rujukan perhitungan pemotongan singkong.
Gambar Sket Rancangan Mesin Pemotong Singkong
Dibawah ini diperlihtakna pada gambar 3 gambaran mesin pemotong singkong yang akan
diwujudkan.
Gambar 3. Gambaran mesin pemotong singkong
Prinsip Kerja Mesin Pemotong Singkong
Pada mesin potong ini menggunakan mekanisme penggerak motor bensin yang dapat
mengubah bahan bakar bensin menjadi energi kinetik. Yang kemudain energi kinetik yang
dihasilkan motor bensin dihubungkan oleh V belt dari pulley satu ke pulley dua yang terletak
pada reducer 1/20 bertujuan untuk memperkecil putaran yang dihasilkan oleh motor bensin.
Putaran yang dihasilkan oleh reducer kemudian di transmisikan kembali dari pulley tiga ke
pulley empat yang nantinya dapat menggerakkan disk. Pada pulley ke empat ini di hubungkan
oleh poros dan ditahan oleh pin.
Pulley keempat menggerakkan disk yang kemudian akan menggerakkan poros engkol atau
connecting rod pada salah satu sisi disk yang mengubungkan antara disk dan landasan pisau
sehingga tercipta gerakan maju mundur pada landasan pisau mengikuti kecepatan putaran yang
terjadi pada disk.
Gerakan maju mundur yang dihasilkan dari motor bensin yang telah di transmisikan
tersebut menyebabkan pisau yang posisinya berada pada papan potong kemudian memotong
singkong yang posisinya vertikal yang berada pada hopper. Hal ini secara kontinyu terjadi
SENATEK 2015 | Malang, 17 Januari 2015 163
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015
Institut Teknologi Nasional Malang
ISSN: 2407 – 7534
pemotongan karena di atas singkong diberi pemberat dengan tujuan singkong akan terpotong
hingga habis akibat gaya tekan yang dihasilkan pemberat. Dari hasil pemotongan singkong tadi
kemudian di bagian bawah papan pisau akan di sediakan wadah sebagai tempat hasi
pemotongan singkong.
Dalam proses pemotongan kondisi kemiringan rumah pisau yang ada pada papan pisau
sebesar 15° terhadap garis horizontal dan pisau dapat disetting dengan mudah untuk
memperoleh ketebalan singkong yang diinginkan, pisau dapat diatur hasil ketebalan
pemotongannya antara 0,5mm1mm.
Gambar 4. Rancagan mesin 6 hopper dan 6 pisau potong
Hasil dan Pembahasan
Menentukan Panjang Langkah
Gambar dibawah ini merupakan posisi corong dan dudukan pisau sebelum proses
pemotongan .
Gambar 5. Panjang langkah mesin pemotong singkong
Dari gambar 4.1 diatas dijelaskan bahwa dimensi pisau memiliki panjang 130 mm dan lebar
40 mm. Ketika pisau diletakkan pada posisi 15°, maka pisau akan memiliki panjang bidang
potong yang diukur secara vertikal sebesar 34 mm. Ujung pisau yang terjauh dengan bagian titik
pusat corong direncanakan sebesar 85 mm dengan diameter luar corong sendiri sebesar 70
mm sebagai langkah awal sebelum pemotongan. Pada langkah setelah pemotongan
direncanakan sebesar 20 mm yang diukur dari ujung pisau yang terdekat dengan tepi corong.
Maka dapat diketahui panjang langkah total untuk melakukan potongan sebesar : 50+30+70 =
150 mm.
Posisi Awal Pemotongan
Posisi awal pemotongan dapat dilihat pada gambar 6.
SENATEK 2015 | Malang, 17 Januari 2015 164
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015
Institut Teknologi Nasional Malang
ISSN: 2407 – 7534
Gambar 6. Posisi awal pemotongan
Dari penjelasan gambar diatas dijelaskan bahwa posisi awal pusat disk dan
connecting road membentuk sudut 45° dan posisi ujung pisau mulai sejajar dengan
corong. Posisi ini berarti pemotongan singkong mulai dilakukan oleh pisau.
Posisi Tengah Pemotongan
Gambar 7. Posisi tengah pemotongan
Pada gambar diatas diketahui bahwa pada saat pusat disk dan connecting root membentuk
sudut 90° posisi ujung pisau berada pada bagian tengah corong. Hal ini berarti pemotongan
berada pada setengah bagian dari singkong.
Posisi Akhir Pemotongan
Gambar 8. Posisi akhir pemotongan
Dapat diketahui pada gambar 8 pada saat pusat disk dan connecting root membentuk sudut
135° posisi ujung pisau sudah berada pada bagian terluar dari connecting root. Sehingga dapat di
simpulkan bahwa pada posisi ini singkong sudah terpotong.
Percobaan Gaya Potong
Percobaan 1
Percobaan awal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gaya potong untuk satu
singkong serata gaya gesek yang berpengaruh pada saat pemotongan secara vertikal sebagai
acuan awal untuk perhitungan selanjutnya dengan mekanisme percobaan seperti gambar di
bawah ini:
SENATEK 2015 | Malang, 17 Januari 2015 165
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015
Institut Teknologi Nasional Malang
ISSN: 2407 – 7534
1 Dimana
3 4
1. Singkong
2 2. Papan Pisau
3. Pengait
5 4. Neraca pegas
Gambar 9. Percobaan awal
Metode percobaan: dalam motode percobaan ini singkong akan dipotong dengan cara
memegang singkong dan diletakkan diatas papan pisau yang dibawahnya diberi poros sebagai
pengganti bearing roda yang kami pakai dalam perencanaan alat kami. Kemudian papan pisau
akan dihubungkan dengan neraca pegas menggunakan pengait dan ditarik sampai singkong
terpotong. Nilai yang ditunjukkan oleh neraca pegas itu yang nantinya menjadi rujukan
perhitungan pemotongan singkong.
Dari percobaan 1 dapat diketahui bahwa gaya potong singkong rata rata sebesar 3,28 kg =
32,15 N (untuk rsingkong = 45 mm).
Selanjutnya dapat dihitung besarnya tegangan geser menggunakan rumus :
F
s =
A
Dimana :
s = Tegangan geser singkong
F = Gaya potong singkong
A = Luasan singkong
Sehingga didapatkan :
F = 32,15 N
Dsingkong = 70 mm = 0,07 m
F
s =
A
s
32,15 N
=
1 2
32.15N
s =
1 3,14.(0,07m)2
4
= 8346,35 N
m2
Dari hasil perhitungan diatas maka didapatkan besarnya tegangan geser untuk satu luasan
N
singkong sebesar 8346,35 . Sedangkan dalam perencanaan mesin ini diperlukan pemotongan
m2
singkong sebanyak 6 untuk sekali pemotongan, Sehingga dapat dihitung besarnya gaya potong
untuk 6 singkong menggunakan rumus :
F = s .A.n
Dimana :
F = gaya potong untuk 6 singkong
SENATEK 2015 | Malang, 17 Januari 2015 166
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015
Institut Teknologi Nasional Malang
ISSN: 2407 – 7534
s = tegangan geser singkong
A = luasan singkong
n = jumlah singkong
Sehingga :
F = s .
A.n
F = 8346,35 N . 1 3,14 . (0.07m)2 . 6 = 192,62 N = 19,6 kgf
m 2 4
Dari perhitungan diatas dapat diketahui gaya potong untuk 6 singkong sebesar 19,6 kgf.
Maka selanjutnya mencari gaya potong pada landasan pisau akibat pengaruh gaya gesek:
FN = Gaya Normal
μk = Koefisien gesek (Lampiran 27 cylindrical roller bearing)
FN = 6 . Msingkong . g
m
FN = 6 . 0,5kg . 9,18
s
FN = 29,43 N
Fgesek = 6 . μk . FN = 6 . 0,0011 . 29,43 N = 0.194 N
∑F = Fpotong + Fgesek = 192,62 N + 0,194 N = 192,81 N
Maka selanjutnya mencari torsi pada disk dengan menggunakan hasil perhitungan
diatas:
Tdisk = F . r
Dimana :
Tdisk = torsi pada disk
F = gaya potong 6 singkong
R= jarijari disk
Dari rumus di atas maka di dapatkan nilai torsi pada disk:
Gambar 10. Gambar Sket Disk
Tdisk = F . r
Tdisk = 192,42 N . 0,135 m
Tdisk = 25,98 N
Tdisk = 265,05 kg cm
Gaya pada pulley transmisi
Gambar 11. Pasangan Pulley 1 dan 2
.
SENATEK 2015 | Malang, 17 Januari 2015 167
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015
Institut Teknologi Nasional Malang
ISSN: 2407 – 7534
TDisk = Tpulley1
Fdisk. Rdisk = Fpulley1 . Rpulley1
192,42N . 0,135 m = Fpulley1 . 0,0381 m
25,98Nm
Fpulley1 =
0,0381 m
Fpulley1 = 681,88 N
Pulley 1 = Pulley 2 sehingga gaya putaran pada pulley 2 sama.
Gambar 12.Pasangan Pulley 3 dan 4
TDisk = Tpulley1
Fpulley2. Rpulley2 = Fpulley3 . Rpulley3
681.88N . 0,0381 m = Fpulley3 . 0,0635 m
25,98Nm
Fpulley1 =
0,0635m
Fpulley1 = 409,13 N
Pulley 3 = Pulley 4 sehingga gaya putaran pada pulley 4 sama.
Selanjutya perhitungan yang dilakukan adalah menghitung daya pada motor. Dari data yang di
dapatkan diatas maka dapat dihitung daya motor yang perlu digunakan.
Putaran = 3600 melewati reducer menjadi 180 rpm
Daya
T = 71620
putaran
T. putaran 265,05kgcm.180rpm
Daya = = = 0,66 HP = 0,492 Kw
71620 71620
Oleh karena itu motor yang digunakan untuk perencanaan awal minimal sebesar 0,66 HP.
Kapasitas Potongan
Untuk mencari kapasitas potongan dapat menggunakan rumus : Q= n . z
Dimana:
n = 180 rpm
z = 6
m = 1,6 gr
Sehingga :
Q =m . n . z =1,6 . 180 . 6 =1728 gr/menit = 103,68 kg/jam
Daya dan Putaran Motor
Daya Perencanaan
Pd = Fc . P
SENATEK 2015 | Malang, 17 Januari 2015 168
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015
Institut Teknologi Nasional Malang
ISSN: 2407 – 7534
Dimana :
Pd = 1,3 . 0,492 Kw P = 0,492 Kw
Pd = 0,639 Kw
Rumus yang digunakan untuk menghitung putaran poros motor dan poros transmisi,adalah:
D1
n2 = n1
D2
Dimensi mesin didapatkan:
n 1
= 3600 rpm (motor)
D 1
(pulley1) = 3 inchi = 76,2 mm
D 2
(pulley2) = 3 inchi = 76,2 mm
D3
(pulley3)= 5 inchi = 127 mm
D4
(pulley4)= 5 inchi = 127 mm
d (poros) = 30 mm
d (disk) = 300 mm
t = 0,5 detik (waktu untuk memotong satu potongan singkong)
Jadi :
76,2mm
n 2= . 3600 rpm = 3600 rpm
76,2mm
Karena putaran dari n2melewati speed reducer 1/20, maka putaran poros menjadi :
n 3 = 3600 rpm . 1 = 180 rpm
20
Dari perhitungan putaran diatas kemudian dicari putaran yang terjadi pada pulley yang
terhubung pada transmis poros diskdengan menggunakan rumus seperti di bawah ini:
n = D3 n = 127mm . 180 rpm = 180 rpm
4 D 3
127mm
4
Namun pada penggunaan mesin ini disarankan menggunakan putaran minimal untuk
mengurangi getaran yang terjadi akibat mesin penggerak yang dapat mempengaruhi
kenyamanan pada saat pengoprasian.
SENATEK 2015 | Malang, 17 Januari 2015 169
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015
Institut Teknologi Nasional Malang
ISSN: 2407 – 7534
Kesimpulan
Dari perencanaan dan perhitungan pada mesin pemotong singkong disimpulkan bahwa
Panjang langkah pisau untuk memotong singkong adalah 150 mm. Dari percobaan gaya
maksimal untuk memotong 6 buah singkong adalah 32,15 N. Jumlah putaran pada disk adalah
180 rpm. Motor yang digunakan adalah motor bensin dengan daya 5,5 HP dimana dayanya telah
melebihi daya yang harus disediakan untuk memotong singkong. Kapasitas mesin potong
singkong ini sebesar 103,68 kg/jam
Ucapan TerimaKasih
Terima kasih pada penyelenggara program LPPM Dikti yang telah memberikan
kepercayaan dalam program IbM tahun 2013 dengan topik IbM kelompok Usaha Kripik
Singkong, juga mahasiswa Agung Hidayahtullah, Richard Wachyu Wijaya dan Satria Wahyu
Febrianto yang ikut bersinergi dalam program ini yang dikaitkan dengan tugas akhir D3 Teknik
Mesin FTI ITS.
DaftarPustaka
1. Deutschman, Aaron D, Walter J Michels, Charles E Wilson. 1975. Machine Design Theory
and Practice. New York : Macmillian Publishing Co, Inc.
2. Dobrovolsky, V. 1978. Machine Elements 2nd edition. Moscow : Peace.
3. Hermanto, Bambang dan Andi Setiyanto. 2007: Modifikasi Mesin Pemotong Singkong
Kontinu Dengan Hasil Potongan Berbentuk Oval dan Empat Persegi Panjang. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
4. Magdalena, Imelda dan Didit Eko Prahmana Sardi. 2011: Rancang Bangun Mesin Pemotong
Singkong Dengan Menggunakan Metode Cam Follower. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya.
5. Pasisko, Andik. 2005: Mesin Pemotong Ketela. Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya
6. Riyadi. 2009 : Perencanaan Mekanisme dan Daya Pada Mesin Pemotong Singkong. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
7. Sularso, Suga, Kiyokatsu. 1991. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin 10th
edition. Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
8. Setyo Wahyu Pamungkas dan Eko Pristiwanto.2010: Rancang Bangun Mesin Pemotong
Singkong Dengan Menggunakan Metode Reciprocating.Laporan Tugas Akhir Jurusan D3
Teknik Mesin FTIITS, Surabaya.
9. Winandar, Nikolaus dan M. Hafidin. 2004: Mesin Pemotong Singkong Automatis . Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
SENATEK 2015 | Malang, 17 Januari 2015 170