Anda di halaman 1dari 2

DEFINISI DAN TUJUAN PSIKOLOGI INDUSTRI

Pada perkembangannya, ilmu psikologi terspesialisasi dalam berbagai bidang, salah satunya aplikasi
psikologi dalam sebuah organisasi industri. Industri merupakan sebuah usaha untuk mengolah bahan
baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dengan penambahan nilai guna untuk mendapatkan
keuntungan. Organisasi merupakan sebuah unit yang terkoordinasikan dimana terdiri dari setidaknya
dua orang dengan menjalankan fungsi tertentu untuk mencapai tujuan bersama (Gibson, Ivancevich,
Donnelly, & Konopaske, 2012).

Di samping itu, perusahaan memiliki sebuah organisasi yang akan menjalankan mekanisme input –
output agar tercapai tujuan tersebut. Menurut Schein (2004) organisasi adalah merupakan koordinasi
sejumlah kegiatan manusia yang direncanakan untuk mencapai suatu maksud atau tujuan bersama
melalui pembagian tugas dan fungsi serta melalui serangkaian wewenang dan tanggung jawab.
Organisasi perusahaan merupakan sistem yang terdiri dari entitas pelaksana kerja seperti sekumpulan
karyawan, bagian manajemen, mesin-mesin, bahan baku, termasuk metode kerja dan peraturan yang
ada. Semua entitas tersebut saling berinteraksi untuk mencapai produktivitas yang ditargetkan.
Efektivitas dan efisiensi organisasi perusahaan akan tercapai apabila manajemen dapat memusatkan
perhatian baik pada produksi maupun manusianya (Schein, 2004).

Manajemen yang dibutuhkan untuk suatu tujuan organisasi perusahaan terdapat beberapa fungsi pokok
seperti pada gambar 1.2., antara lain :

1. Planning (perencanaan), merupakan fungsi dalam membuat keputusan untuk menentukan aktivitas
perusahaan dan setiap departemen atau bagian-bagian yang ada di dalamnya meliputi apa yang harus

dilaksanakan, bagaimana prosedur pelaksanaannya, kapan dan siapa yang akan melaksanakannya. Tahap
perencanaan merupakan bagian kritis karena kesalahan perencanaan akan berdampak pada kegagalan
pada tahap berikutnya.

2. Organizing (pengorganisasian), merupakan fungsi dalam menentukan kegiatan yang diperlukan dalam
usaha mencapai tujuan, mengelompokkan kegiatan dalam beberapa departemen. Dalam
pengorganisasian, termasuk juga staffing (penyusunan), yang merupakan fungsi pengisian jabatan,
menjaga dan memelihara agar mereka tetap pada jabatan yang telah ditetapkan oleh struktur organisasi.
Kesalahan penempatan personil pada tanggung jawab tertentu akan menghambat kelancaran kegiatan
manajemen.

3. Leading (pengarahan), merupakan fungsi untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang-orang agar
berusaha keras serta dengan senang hati dalam mencapai tujuan organisasi. Tahap ini membutuhkan
peran aktif pemimpin sebagai figure untuk mengarahkan bawahan agar tetap sejalan dengan
perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Di samping itu, peran pemimpin juga kritis saat terjadi
konflik dan sebagai pengambil keputusan utama.

4. Controlling (pengawasan), merupakan fungsi evaluasi dan koreksi terhadap pelaksanaan tahap-tahap
sebelumnya. Aktivitas ini perlu dilaksanakan secara berkala agar tindakan preventif terhadap kesalahan
yang terjadi dan mengantisipasi terjadinya kegagalan dalam mencapai tujuan utama dari rencana yang
disusun. Fungsi pengawasan perlu melibatkan semua pihak dengan sikap yang peduli terhadap
kesuksesan perencanaan.

Semakin berkembangnya organisasi di masa kini, maka semakin kompleks permasalahan-permasalahan


tingkah laku manusia terutama di tempat kerja. Menjawab kondisi tersebut, beberapa ahli psikologi
mendefinisikan bidang terapan baru yaitu Psikologi Industriyang merupakan perkembangan psikologi
khusus dimana akan menerapkan prinsip-prinsip keilmuan

psikologi di tempat kerja dan mengevaluasi tingkah laku manusia di dalam organisasi (Aamodt, 2010).
Tujuan dari psikologi industri adalah untuk meningkatkan kinerja manusia dan organisasi tempat kerja,
dengan menerapkan keilmuan perilaku manusia. Sebagai contoh, prinsip-prinsip keilmuan psikologi akan
digunakan untuk menyusun perencanaan pelatihan pengembangan diri bagi karyawan, sebagai dasar
melakukan penilaian kinerja karyawan untuk menentukan insentif, memahami psikologi sosial untuk
menyelesaikan permasalahan dan konflik dalam grup atau tim kerja, serta menerapkan prinsip motivasi
dan kepuasan individu yang mempengaruhi perilaku karyawan di tempat kerja. Sebagian topik-topik ini
akan saling berkaitan dengan keilmuan Organisasi dan Manajemen Industri. Namun Psikologi Industri
secara mendalam mampu menganalisis setiap kendala individu di tempat kerja baik dengan alat bantu
berupa kuisioner, maupun melakukan wawancara, rekam jejak, dan tes psikologi yang mendetail pada
setiap karyawan. Hasil dari para psikologini dapat dimanfaatkan oleh organisasi di semua bidang dan
level secara lebih luas, untuk meningkatkan kinerja organisasi melalui faktor-faktor individu.

Anda mungkin juga menyukai