TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Epidemiologi
Menurut WHO PTM merupakan salah satu penyebab tersering
kematian di seluruh dunia. Pada 2016, PTM bertanggung jawab atas 71% (41
juta) dari 57 juta kematian yang terjadi secara global. PTM bertanggung jawab
atas kematian ini termasuk penyakit kardiovaskular (17,9 juta kematian,
terhitung 44% dari semua kematian akibat PTM dan 31% dari semua kematian
global); kanker (9 juta kematian, 22% dari semua kematian akibat PTM dan
16% dari semua kematian global); penyakit pernapasan kronis (PPOK) (3,8
juta kematian, 9% dari semua kematian akibat PTM, dan 7% dari semua
kematian global); dan diabetes (1,6 juta kematian, 4% dari semua kematian
akibat PTM dan 3% dari semua kematian global).4
Proporsi yang lebih tinggi (75%) dari kematian orang dewasa usia 30- 69
tahun akibat PTM, menunjukkan bahwa PTM tidak semata-mata masalah bagi
populasi yang lebih tua. Peluang untuk meninggal dunia dari satu dari empat
PTM utama pada tahun 2016 secara global adalah 18%, dengan risiko yang
sedikit lebih tinggi untuk laki-laki (22%) daripada untuk perempuan (15%).4
1) Hipertensi
Tekanan darah adalah kekuatan darah menekan dinding pembuluh
darah. Menurut pedoman The Eighth Report of Joint National Committee
(JNC-8). Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah
seseorang adalah ≥ 140 mmHg (tekanan sistolik) dan atau ≥ 90 mmHg
(tekanan diastolik).6
Klasifikasi hipertensi menurut The Eighth Report of Joint
NationalCommittee on Prevention, Detection, Evaluation and the Treatment
of High Blood Pressure.6
terjadi
Badan penurunan 10 Kg
mengandung lemak
Diet rendah garam Penurunan konsumsi garam tidak lebih dari 6 2-8 mmHg
seminggu)
penggunaan alcohol
2) Terapi Farmakologi
Penatalaksanaan hipertensi menurut The Eighth Report of Joint
National Committee, sebagai berikut:6,8
2) Diabetes Melitus
Diabetes melitus (DM) adalah kelompok gangguan metabolik yang
ditandai dengan kondisi hiperglikemia kronik akibat gangguan pada sekresi
insulin, kerja insulin atau keduanya.Pada umumnya dikenal 2 tipe diabetes,
yaitu diabetes tipe 1 (tergantung insulin), dan diabetes tipe 2 (tidak tergantung
insulin). Diabetes tipe 1 biasanya dimulai pada usia anak-anak sedangkan
diabetes tipe 2 dimulai pada usia dewasa.7
Kebanyakan pasien diabetes mellitus tipe 2 bersifat asimptomatik.
d. Infeksi jamur
Kriteria diagnosis oleh American Diabetic Association (ADA)
meliputi:10
Glukosa plasma puasa (GPP) ≥126 mg/dl (7.0 mmol/L) atau
Glukosa plasma 2 jam setelah makan (post prandial) ≥200 mg/dl (11.1
mmol/dl) selama pemberian 75 g tes toleransi glukosa atau
Glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl (11.1 mmol/L) pada pasien
dengan gejala klasik hiperglikemia atau krisis hiperglikemik
Pemeriksaan penyaring dikerjakan pada semua individu dewasa dengan
IMT > 25 kg/m2 dengan faktor risiko lain sebagai berikut: 1) aktivitas fisik
kurang, 2) riwayat keluarga mengidap DM pada turunan pertama, 3) masuk
kelompok etnis risiko tinggi (African American, Latino, Native American,
Asian American, Pasific Islander), 4) wanita dengan riwayat melahirkan bayi
dengan berat >4000 gram atau riwayat Diabetes Melitus Gestasional (DMG),
5) hipertensi (TD > 140/90 mmHg atau sedang dalam terapi obat
antihipertensi), 6) kolesterol HDL < 35 mg/dL dan atau trigliserida > 250
mg/dL, 7) wanita dengan sindrom polikistik ovarium, 8) riwayat toleransi
glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT), 9)
keadaan lain yang berhubungan dengan resistensi insulin, 10) riwayat penyakit
kardiovaskular.10
Pilar penatalaksanaan DM yaitu:10
1. Edukasi
Edukasi yang diberikan adalah pemahaman tentang perjalanan
penyakit, pentingnya pengendalian penyakit, komplikasi yang timbul
dan resikonya, pentingnya intervensi obat dan pemantauan glukosa
darah, cara mengatasi hipoglikemia, perlunya latihan fisik yang teratur,
dan cara mempergunakan fasilitas kesehatan. Mendidik pasien
bertujuan agar pasien dapat mengontrol gula darah, mengurangi
komplikasi dan meningkatkan kemampuan merawat diri sendiri.
2. Terapi gizi medis
Perencanaan makan yang baik merupakan bagian penting dari
penatalaksanaan diabetes secara total. Diet seimbang akan mengurangi
beban kerja insulin dengan meniadakan pekerjaan insulin mengubah
gula menjadi glikogen. Kebutuhan kalori dilakukan dengan
memperhitungkan kalori basal yaitu 25 (perempuan) – 30 (laki-laki)
kalori/kgBB ideal ditambah atau dikurangi faktor jenis kelamin, umur,
aktivitas fisik, berat badan, dan lain-lain.
3. Latihan jasmani
2.2 Skrining
2.2.1 Definisi
Skrining adalah suatu usaha mendeteksi atau menemukan penderita penyakit tertentu
yang tanpa gejala atau tidak tampak dalam suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu
melalui suatu tes atau pemeriksaan secara singkat dan sederhana untuk dapat memisahkan yang
sehat dengan penderita. Uji skrining digunakan untuk mengidentifikasi suatu penanda awal
perkembangan penyakit sehingga intervensi dapat diterapkan untuk menghambat proses
penyakit.15
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Nasional melalui Sensus Penduduk Antar Sensus (Supas
2015), jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 269,6 juta jiwa pada 2020. Jumlah tersebut terdiri
atas kategori usia belum produkftif (0-14 tahun) sebanyak 66,07 juta jiwa, usia produktif (15-64 tahun)
185,34 juta jiwa, dan usia sudah tidak produktif (65+ tahun) 18,2 juta jiwa. Data tersebut lebih rinci
digambarkan melalui grafik pada gambar 2.1 berikut.21
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2015 tentang Penanggulangan
Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Kemenkes RI;2015
2. WHO Fact Sheet. Noncommunicable Disease. 2018. Available at :https://www.who.int/news-
room/fact-sheets/detail/noncommunicable- disea Diakses online pada tanggal 9 Oktober 2019.
3. Kemenkes RI. Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Kemenkes
RI;2019
4. WHO. Noncommunicable Diseases: Country Profiles 2018. 2018
5. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS 2018. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI.
2018.
6. Yogiantoro M. Pendekatan Klinis Hipertensi: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Edisi Keenam Jilid II, Interna Publishing, Jakarta. 2014
7. World health organization: Diabetes – Factsheet. 2012. Diakses online pada tanggal
5 Desember 2019. (http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/index.html)
8. Lany Sustrani, Alam Syamsir, Hadibroto Iwan. Hipertensi. Gramedia, Jakarta.
2005.
9. American Diabetes Association: Implications of the United Kingdom Prospective
Diabetes Study. Diabetes Care 2004,27(Suppl 1):28–32.
10. PERKENI . Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe II;
2015.
11. Dirjen Penanggulangan dan Pencegahan PTM. Laporan Kinerja 2018. Kemenkes
RI. 2018.
12. Indriyawati N. Skrining Dan Pendampingan Pencegahan Penyakit Tidak Menular
Di Masyarakat. Poltekkes Kemenkes Semarang, 2018. Available
at:http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/link/article/view/328.. Diakses
online pada tanggal 5 Desember 2019.
13. Khardori. 2016. Type 2 Diabetes Mellitus. Diakses pada 8 Oktober 2019
14. Kemenkes RI. Dirjen Penanggulangan dan Pencegahan PTM. Pedoman
Manajemen Penyakit Tidak Menular. Kemenkes RI. 2019.
15. Noor, Nur Nary. Epidemiologi. Rineka Cipta. Jakarta; 2008
16. Rajab, Wahyudin. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan. EGC. Jakarta;2009
17. Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. [cited 2019 December]. Available from: http:
//bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php.
18. Indonesia - The World Factbook. [cited 2019 December]. Available from: https://www.
cia.gov/library/publications/the-world - factbook/geos/id.html
19. Tjiptoherijanto, Prijono. Proyeksi penduduk, angkatan kerja, tenaga kerja dan peran serikat
pekerja dalam peningkatan kesejahteraan. Majalah Perencanaan Pembangunan. 2001
20. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 4 Tahun 2019 tentang
Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan. Jakarta : 2019
21. Badan Pusat Statistik. Proyeksi Jumlah Penduduk Indonesia Menurut Kelompok Usia. Jakarta :
2018
22. Badan Pusat Statistik Kota Padang. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin serta Rasio Jenis Kelamin di Kota Padang. Padang : 2016