Kau melihat bahwa dia punya sayap. Ini memberimu ide. Kaulaksanakan idemu, walaupun kau sebetulnya jijik dan ngeri. Tanganmu terulur membelai si kumbang air. Badannya keras dan licin. Sungutnya bergerak-gerak ke arahmu. Rupanya dia menyukaimu. Bagus. Aku sudah menemukan teman baru, pikirmu. Teman yang sangat menjijikkan, sehingga bahkan Barney pun masih lebih baik. Sekali lagi kau membelai kumbang cokelat raksasa itu. Kemudian kau naik ke punggungnya. Kelihatannya dia tidak berkeberatan. Kau berpegangan pada sungutnya, dan menendang sisi tubuh si kumbang, seakan-akan kau naik kuda saja. Seperti yang kauharapkan, dia mengembangkan sayap- nya. Saat berikutnya, dia terbang! Naik, naik, naik! Terbanglah ke HALAMAN 104