Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ajeng Ayu Pratiwi Offering / Jurusan : H / Biologi

NIM : 180342618082 Tanggal : 27 Januari 2019

Chemical components of cells

a. Membran Sel

Berdasarkan dari komposisi kimia membran dan pemeabilitasnya


terhadap solut maka dapat disimpulkan bahwa membran sel terdiri atas lipid
dan protein. Tiga macam lipida polar yang utama adalah fosfolipida,
glukolipida dan sedikit sulfolipida. Pada lipida polar, asam lemak yang
hidrofobik berorientasi ke bagian dalam membran. Variasi antara panjang dan
tingkat ketidakjenuhan (jumlah ikatan rangkap) dari rantai asam lemak
berpengaruh terhadap titik cair. Membran sel terdiri atas dua lapis molekul
fosfolipid. Bagian ekor dengan asam lemak yang bersifat hidrofobik (non
polar), kedua lapis molekul tersebut saling berorientasi kedalam, sedangkan
bagian kepala bersifat hidrofilik (polar), mengarah ke lingkungan yang berair.
Pada membran terdapat lapisan ganda dan molekul-molekul posfolipid yang
letaknya teratur sedemikian rupa sehingga ujung karbon yang hidropobik
terbungkus sedemikian rupa di dalam sebuah lapisan amorf dalam senyawa
lipid.
b. Mitokondria

Protein adalah penyusun utama dan terbagi kedalam dua kelompok


yaitu protein terlarut dan protein tidak terlarut. Air merupakan komponen
yang dominan berperan sebagai medium fisik metabolit dan dalam rekasi
kimia. Lipid, jumlahnya tergantung sumber mitokondrianya. Dalam
mitokondria terdapat tahapan-tahapan respirasi seluler yaitu, proses
perombakan molekul organik kompleks yang kaya akan energi potensial
menjadi produk limbah yang berenergi lebih rendah (proses katabolik) pada
tingkat seluler. Secara garis besar, respirasi sel melibatkan proses,proses
yang disebut glikolisis, Siklus krebs atau Siklus Asam Sitrat dan rantai
transpor elektron.
c. Retikulum Endoplasma

Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah organel


yang dapat ditemukan pada semua sel eukariotik. Sistem endomembran sel.
Retikulum Endoplasma merupakan bagian sel yang terdiri atas sistem
membran. Di sekitar Retikulum Endoplasma adalah bagian sitoplasma yang
disebut sitosol. Retikulum Endoplasma sendiri terdiri atas ruangan-ruangan
kosong yang ditutupi dengan membran dengan ketebalan 4 nm (nanometer,
10−9 meter). Membran ini berhubungan langsung dengan selimut nukleus
atau nuclear envelope. Dengan teknik ultrasentrifugasi differentielle
memisahkan membran RE dalam bentuk vesikula-vesikula kecil; mikrosom,
tertutupi atau tidak oleh ribosom. Analisa Biokimia dari membran tersebut
(ditraitmen dengan ribonuklease untuk mengeliminasi Ribonukleoprotein),
memperlihatkan bahwa membran RE mengandung :

1. Protein yang terstruktur dan lemak (30% atau 50%).


2. Enzim, yang dibutuhkan pada sintesa protein, pada metabolisme lemak,
dan pada fenomena detoxifikasi.
REL dan REG saling berhubungan, meskipun sukar untuk memisahkan
membrannya, namun penyusun biokimianya dari kedua sistem tersebut
berbeda, yaitu:
1. Kandungan fosfolipida lebih tinggi pada REL dari REG.
2. Perbandingan kuantitas fosfolipidal kuantitas kolesterol adalah 15 untuk
REG dan 4 untuk REL.
3. Glukosa 6-fosfat terutama terdapat pada REG.
4. 5-nukleotidase terutama terdapat pada REL.
5. Susunan dari lemak dan protein sesuai dengan model Singer –
Nicolson
d. Ribosom
Berdasarkan strukturnya ribosom terdiri dari 2 sub unit yaitu bagian
atas (kubah yaitu dome dan bagian kecil yang merupakan bagian atas).
Sedangkan diameter dari ribosom adalah berkisar antara 150-250 A°.
Komposisi Kimia Ribosom terdiri dari protein, RNA, sedikit atau tanpa lipid.
Ada 55 jenis protein yang terdapat pada ribosom yang memiliki tipe 70S.
Ribosomal RNA (rRNA) merupakan komponen penyusun terbesar dari
ribosom dan rRNA mewakili 80% dari RNA yang ada pada sel. Ribosom
prokariot mengandung tiga ukuran molekul rRNA yaitu 16 S pada sub unit
yang kecil dan 23 S dan 25 S pada sub unit yang besar. Ribosom eukariot
memiliki empat ukuran molekul rRNA. sub unit yang kecil memiliki ribosom
dengan ukuran 18 S dan pada sub unit yang besar ditemukan r RNA yang
berukuran 28 S, 5.8 S dan 5 S. rRNA yang berukuran 5 S disintesa diluar
anak inti (nukleolus) dan yang lainnya di sintesa pada anak inti melalui
pembelahan/pemisahan prekursor dari RNA yang ada. Enzim merupakan
salah satu bentuk protein yang ada pada ribosom dan enzim yang ada pada
ribosom berfungsi sebagai mediator dalam sintesa protein yaitu: Mengenal
kodon dan antiodon (tRNA dan mRNA) dan Pembentukan ikatan peptide
antara asam-asam amino. Membantu pergerakan dari mRNA sebagai kodon
terhadap anti kodon secara berurutan. Ternyata bahwa enzim-enzim ribosom
ini berperan pada inisiasi, elongasi dan terminasi rantai polipeptida. Protein
pada ribosom dapat terurai/ dissosiasi dan rekonstitusi atau self-assembly.
Hal ini dapat terjadi karena adanya senyawa kimia seperti Urea, LiCL,
Phenol, temperatur yang rendah atau dapat juga terjadi secara spontan
e. Badan Golgi
Badan golgi atau aparatus golgi adalah salah satu organel sel yang
dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel. Badan golgi berupa kantung pipih
bertumpuk yang tersusun dari ukuran besar hingga ukuran kecil dan terikat
membran. Ada banyak enzim yang ditemukan pada badan golgi.
Diantaranya adalah:
1. Glikosiltransferase, berfungsi sebagai katalisator transfer glukosa dari
carier UDP ke protein yang sesuai dengan manfaatnya. Kesimpulan ini
diambil setelah para peneliti menemukan bahwa setengah dari seluruh
aktifitas glikosiltransferesa terjadi pada badan golgi. Tujuan dari
keberadaan enzim tanda adalah untuk membedakan badan golgi dari
organel-organel lain di dalam sel.
2. Sulfo dan gliosiltransferase yang berfungsi untuk biosintesis glikolipida
3. Oksidoreduktase
4. Fosfatase
5. Kenase
6. Mamnosidase
7. Transferasa untuk membantu sintesis fosfolisida
8. Fosfolifase
Glikosiltransferase adalah enzim tanda pada badan golgi. Selain memiliki
enzim tanda, komposisi lipid pada badan golgi juga berbeda disbanding
organel-organel lainnya.. Komposisi lipid atau lemak pada badan golgi
bersifat intermediate. Artinya badan golgi merupakan transisi diantara dua
organel lain, yaitu retikulum endoplasma dan juga membran plasma.
f. Lisosom
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang
berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan
intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom berisi enzim yang dapat
memecahkan (mencerna) polisakarida, lipid, fosfolipid, asam nukleat, dan
protein. Enzim itu dinamakan lisozim. Lisosom berperan penting dalam
pencernaan intra sel,contohnya pada protozoa atau sel darah putih, juga
dalam autofagus. Contoh nya pada amoeba dan banyak protista lain makan
dengan jalan menelan organisme atau partikel makanan lain yang lebih kecil,
suatu proses yang disebut fagositosis (berasal dari bahasa Yunani, phagein
yang berarti “memakan” dan kytos yang berarti wadah. Wadah disini yang
dimaksud adalah sel). Sebagian sel manusia juga melakukan fagositosis,
diantaranya adalah makrofage, sel membantu mempertahankan tubuh
dengan merusak bakteri dan penyerang lainnya.
g. Peroksisom
Peroksisom adalah organel yang ditemukan di hampir
semua seleukariotik yang terbungkus oleh membran tunggal dari lipid yang
mengandung protein reseptor. Peroksisom awalnya diidentifikasi sebagai
komponen untuk memproduksi hidrogen peroksida, degradasi hidrogen
peroksida, dan metabolisme asam lemak, yang merupakan fungsi umum
untuk hampir semua organisme. Peroksisom terlibat dalam proses
metabolisme asam lemak, asam amino, dan biosintesis plasmalogens, yaitu
efek fosfolipid yang penting untuk fungsi otak mamalia dan paru-paru.
Peroksisom tidak memiliki genom dan mengandung sekitar 50 enzim, seperti
katalase dan ureat oksidase yang mengkristal di pusatnya. Peroksisom
mampu beradaptasi dengan kondisi yang berubah-ubah.
Peroksisom menggunakan oksigen (O2) dan hidrogen peroksida (H2O2)
untuk melakukan reaksi oksidatif. Enzim-enzim dalam peroksisom ini
menggunakan molekul oksigen untuk melepaskan atom hidrogen dari
substrat organik (R) tertentu dalam suatu reaksi oksidatif yang menghasilkan
hidrogen peroksida (H2O2). H2O2 dimanfaatkan oleh enzim katalase untuk
mengoksidasi substrat lain (fenol, asam format, formaldehida, dan alkohol).
Reaksi oksidasi ini berperan untuk mendetoksifikasi bermacam-macam
molekul racun dalam darah. Penumpukan H2O2 diubah oleh katalase menjadi
O2. Salah satu fungsi penting dari reaksi oksidatif yang dilakukan di
peroksisom adalah pemecahan molekul-molekul asam lemak dalam proses
yang disebut beta-oksidasi. Oksidasi asam lemak diikuti pembentukan
H2O2 yang berasal dari oksigen. H2O2 akan diuraikan oleh katalase dengan
cara diubah menjadi molekul H2O atau dioksidasi oleh senyawa organik lain.
h. Sitoskeleton
Sitoskeleton atau kerangka sel adalah jaring berkas-
berkas proteinyang menyusun sitoplasma dalam sel. Setelah lama dianggap
hanya terdapat di sel eukariota, sitoskeleton ternyata juga dapat ditemukan
pada sel prokariota. Dengan adanya sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk
yang kokoh, berubah bentuk, mampu mengatur posisi organel, berenang,
serta merayap di permukaan. Dalam sitoskeleton terdapat komponen kimia
seperti protein.
i. Sentriol

Sitoplasma adalah bagian pada sel hewan dan sel tumbuhan yang
masing-masing organel sel memiliki berbeda-beda. Sitoplasma dapat disebut
sebagai protoplasma di luar inti sel. merupakan cairan yang ada di dalam sel
dan terletak di luar inti sel. Kalau dilihat secara mikroskopik, sitoplasma itu
homogen dan jernih serta beberapa daerah di sitoplasma ada yang berbentuk
granular (butiran), fibrillar (organel berbentuk seperti benang-benang halus
atau filamen) atau vakuolar. Sitosol tersusun, air, protein, asam amino,
vitamin, nukleotida, asam lemak, gula dan ion.

j. Vakuola gas
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap
dalam bahasa Inggris) yang berupa rongga yang diselaputi membran
(tonoplas). Cairan ini adalah air dan di dalamnya terlarut zat seperti enzim,
lipid, alkaloid, garam mineral, asam, dan basa. Selain itu, Vakuola juga berisi
asam organik, asam amino, glukosa, dan gas. Vakuola ditemukan pada
semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri,
kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah. Vakuola terbagi menjadi 2
jenis, yaitu vakuola kontraktil dan vakuola nonkontraktil (vakuola makanan).
Vakuola kontraktil berfungsi sebagai osmoregulator yaitu pengatur nilai
osmotik sel atau ekskresi. Vakuola nonkontraktil berfungsi untuk mencerna
makanan dan mengedarkan hasil makanan.
k. Inti sel
Inti sel atau nukleus adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik.
Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk
molekul DNA linier panjang yang membentuk kromosom bersama dengan
beragam jenis protein. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah yang
membentuk genom inti sel. Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga
integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan
mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga berfungsi untuk
mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA
untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat
terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di
mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri. Komponen kimia
penyusun inti sel adalah air, elektrolit, protein, lemak.

Sumber :
Sister, A. 2016. Biomolecules (Updated). (Online).
https://www.youtube.com/watch?v=YO244P1e9QM
Rae, Liane. 2015. Chemical Compounds in Cells. (Online).
https://www.youtube.com/watch?v=L6osB2qNQ0U

Anda mungkin juga menyukai