Disusun oleh :
AGUS KURNIAWAN
NIM. 14210177
FAKULTAS EKONOMI
2018
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN
Agus Kurniawan
NIM. 14210177
A. Latar Belakang
masyarakat.
perbankan, dalam menghadapi perubahan zaman yang cepat. Saat ini, industri
perbankan di Asia, bank-bank di Indonesia, dari segi aset, belum bisa masuk
Di era MEA 2020, persaingan antar bank di Asia semakin nyata. Hal
ini dibutuhkan kesiapan dari berbagai aspek, agar perbankan di Indonesia bisa
pimpinan dan anggota organisasi dalam menjalankan unit - unit kerja yang ada
di dalam organisasi.
dari sistem politik maupun dengan budaya kerja karyawan dalam perusahaan.
adanya keinginan dan tujuan yang lebih baik. Perubahan yang terjadi tentu
akan membuat gaya kepemimpinan membentuk cara kerja dari karyawan yang
kinerja yang maksimal sehingga dapat mencapai tujuan dari organisasi atau
perusahaan itu. Kinerja diukur dengan cara yang berbeda antara satu
perusahaan dengan perusahaan lain, sehingga bisa saja tolak ukur dari kinerja
itu berbeda dan memberikan hasil penilaian kinerja yang berbeda pula.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja adalah hasil yang dicapai
atau tugas. Kinerja merupakan prestasi kerja atau performance, yaitu hasil
Kinerja bisa dikatakan sebagai sebuah tindakan yang dapat dilihat dan diamati
dinilai hasil kerjanya yang diperoleh dari suatu periode tertentu. Kinerja
dihitung berdasarkan apa yang sudah dikerjakan dan kesesuaian antara hasil
BRI Cabang Purworejo merupakan salah satu bank terbesar yang ada
pinjaman, dan lain - lain yang tentunya dibutuhkan oleh masyarakat. Tempat
ini dipilih sebagai tempat penelitian karena persaingan bisnis perbankan pada
masa sekarang semakin ketat dan bank juga merupakan sektor penunjang
manusia yang ada pada bisnis tersebut. BRI Cabang Purworejo tersebut
Purworejo”.
B. Rumusan masalah
berikut:
Purworejo?
C. Tujuan Penelitian
Cabang Purworejo.
D. Manfaat Penelitian
khasanah ilmu dan melengkapi khasanah teori yang telah ada dalam
kepemimpinan.
E. Kajian Pustaka
1. Pengertian kinerja
3. Dimensi-dimensi kinerja
4. Pengertian kepemimpinan
5. Teori-teori kepemimpinan
6. Penelitian terdahulu
7. Hipotesis
1. Kajian Pustaka
Pada kajian pustaka ini penulis akan menguraikan mengenai landasan teori
secara umum dari studi literature dan dilanjutkan penelaahan hasil empiris secara
khusus pada tiap-tiap variabel yang mengungkap tentang perbedaan dan kesamaan
yang terjadi diantara orang-orang, dan bukan sesuatu yang dilakukan untuk orang-
setuju dengan apa yang harus mereka lakukan dan bagaimana melakukan tugas
tersebut secara efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan
Pemimpin adalah individu dalam suatu kelompok atau organisasi yang memiliki
pegaruh lebih pada orang lain, sedangkan kepemimpinan adalah proses dimana
seorang pemimpin mempengaruhi individu atau anggota kelompok untuk
menggunakan berbagai cara atau gaya agar seseorang atau kelompok dengan
sejak seseorang lahir dari kedua orang tuanya. Bennis dan Nannus (dalam
ini melihat kekuasaan berada pada sejumlah orang tertentu, yang melalui
khususnya ayah bukan seorang pemimpin. Teori ini bertolak dari pemikiran
3. Teori Perilaku
gaya bertindak seorang pemimpin. Dengan demikian berarti teori ini juga
memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu
dilakukan secara efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan
sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan
adalah pola perilaku startegi yang dikuasai dan seiring diterapkan oleh seorang
pemimpin.
berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses
seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu guna memajukan
Menurut teori tujuan (Path Goal Theory) yang dikembangkan oleh Robert
yang mempengaruhi bawahannya agar percaya bahwa hasil yang berharga bisa
dicapai dengan usaha yang serius. Robert House mengidentifikasi gaya
dari mereka, memberitahukan jadwal kerja yang harus diselesaikan dan standar
yang baik, gaya direktif akan dirasakan berlebihan, dan bawahan akan cenderung
memusuhi
2. Gaya suportif
kebutuhan mereka tidak terpenuhi. Reaksi yang mungkin timbul adalah perasaan
kecewa dan frustasi. Bukti penelitian menunjukkan bahwa pegawai yang
3. Gaya partisipatif
keryawan sebelum mengambil keputusan (Hose dan Mitchell dalam Yukl, 1989).
control yang tinggi, ia merasa jalan hidupnya lebih banyak dikendalikan oleh
dirinya bukan olah faktor luar. Situasi dimana kebutuhan untuk berkembang
rendah dan pegawai mengerjakan tugas-tugas yang mudah, sikap yang dianggap
tepat untuk pegawai yang secara ego terlibat dengan pekerjaan dan mengalami
kepuasan instrinsik dari tugas yang dikerjakan adalah sikap partisipatif dan
berorientasi prestasi.
(1989) menyatakan bahwa tingkah laku individu didorong oleh need for
tugas dan tujuan yang menantang. Kepuasan kerja lebih tinggi diperoleh apabila
telah melaksanakan prestasi kerja yang baik. Pegawai yang memiliki kebutuhan
konseptual, sikap pemimpin yang tepat untuk karyawan tersebut adalah gaya
Talph K. White, dibawah bimbingan Kurt lewin pada tahun 1930-an dan Iowa
bawahan untuk melakukan apa saja. Pemimpin jenis ini sebenarnya tidak
tetapi harus dikembangkan lagi yaitu kemampuan dan kualitas yang dimiliki oleh
seorang pemimpin itu sendiri, salah satu yang harus dimiliki seorang pemimpin
(2002:31) bahwa kemampuan pemimpin dan syarat yang harus dimiliki adalah :
(individualisme)
ketahui.
11. Sehat jasmani, dinamis, sanggup dan suka menerima tugas yang berat,
14. Memiliki motivasi tinggi, dan menyadari target atau tujuan hidupnya yang
Dari penjelasn di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemimpin yang ideal
adalah pemimpin yang berpengetahuan luas, adil, jujur, optimis, gigih, ulet,
bijaksana, mampu memotivasi diri sendiri, memiliki hubungan yang baik dengan
Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Kinerja
(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
suatu organisasi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor untuk mencapai tujuan
adalah sistem formal untuk memeriksa atau mengkaji dan mengevaluasi kinerja
dipandang sebagai perpaduan dari hasil kerja (apa yang harus dicapai oleh
(prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah
sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer
kinerja yang merosot. Kinerja sering diartikan sebagai pencapaian tugas, dimana
karyawan dalam bekerja harus sesuai dengan program kerja organisasi untuk
menunjukkan tingkat kinerja organisasi dalam mencapai visi, misi dan tujuan
suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau
perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan
operasional.
yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110 – 120) dengan pendidikan yang
hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh
karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan
keahliannya (the right man in the right place, the right man on the right job).
(tujuan kerja).
Sedangkan menurut A. Dale Timple dalam Mangkunegara (2006) ada dua
faktor dalam kinerja yang terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal.
kemampuannya.
nilai, kualitas, atau status dari beberapa objek, orang ataupun sesuatu.
Aspek penting dari suatu sistem penilaian kinerja adalah standar yang
evalution).
sebagai sarana motivasi yang sangat strategis karena para pekerja langsung
tujuan mereka sendiri, dan merasa lebih bertanggung jawab untuk dan selama
evaluation).
sasaran (goals) dan hasil akhir (end result). Dalam praktek, kebanyakan
scales) dibuat dari critical incident yang terkait dengan berbagai dimensi
yang tepat mengenai perilaku atau performansi yang efektif dan yang tidak
persetujuan yang tinggi diantara para penilai maka BARS diharapkan mampu
mengukur secara tepat mengenai apa yang akan diukur. BARS merupakan
instrumen yang paling bagus untuk pelatihan dan produksi dari berbagai
pada jenis pekerjaan tertentu adalah job specific, tidak dapat dipindahkan dari
evaluation).
a. Quantity of work, jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu
yang ditentukan.
keterampilannya.
anggota organisasi).
e. Initiative, semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam
Penilaian kinerja adalah salah satu alat motivasi paling ampuh yang tersedia
bagi pemimpin atau manajer. Penilaian kinerja memiliki tiga tujuan utama
imbalan atas upaya mereka dan karyawan yang tidak efektif mendapat
pengembangan spesifik.
saat ini belum terjamin akan efektif pula kinerjanya di masa depan. Karyawan
Secara lebih spesifik, berikut ini adalah kegunaan sistem penilaian kinerja
(Marwansyah, 2010) :
1. Sebagai dasar pengambilan keputusan untuk:
pengembangan karir
organisasi.
dibutuhkan
4. Untuk memenuhi tujuan umpan balik yang ada terhadap para pekerja
2. Penelitian terdahulu
diungkap karena dapat dipakai sebagai bahan informasi dan bahan acuan yang
sangat berguna.
karyawan pada Kantor Cabang (KC) Bank BRI Perawang. Penelitian ini
49 pegawai kantor cabang Bank BRI Perawang. Teknik analisis data yang
BRI Perawang berada dalam kategori cukup baik. Kinerja pegawai kantor
Penelitian terdahulu yang ditulis oleh Emelia Ika Andriani (2016) yang
Penelitian terdahulu yang ditulis oleh Astria Khairizah, Irwan Noor dan
adalah data primer yang diperoleh dari penyebaran kuisioner, wawancara, dan
Penelitian terdahulu yang ditulis oleh Agung roscahyo dan Prijati (2013)
demokratis, dan kontrol independen baik secara simultan dan parsial terhadap
penelitian ini adalah karyawan rawat inap di Rumah Sakit Siti Khodijah
yang melayani di departemen rawat inap Siti Rumah Sakit Khodijah Sidoarjo.
untuk kinerja karyawan di rawat inap Rumah Sakit Siti Khodijah Sidoarjo.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan Bank BPRS yang
Purworejo.
4. Kerangka pemikiran
2. Metode Penelitihan
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian secara umum mencakup
variabel tidak bebas (dependent variable) dalam penelitian ini adalah kinerja
karyawan.
Dalam penelitian ini adalah kantor Bank BRI (Bank Rakyat Indonesia)
Cabang Purworejo, Bank BRI Cabang Purworejo membawahi ini 19 Unit kerja
dan 2 kantor kas, Alamat lengkap Bank BRI Cabang Purworejo yaitu di JL Jend.
Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah
(Sugiyono,2017:136).
2.2.2. Pada penelitian ini Populasinya adalah seluruh pegawai yang bekerja di
2.2.3. Sample Pengertian dari sampel adalah sebagian dari subyek dalam
populasi yang diteliti, yang sudah tentu mampu secara representative dapat
bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, missal karena keterbatan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
berjumlah 80 karyawan.
2.3.Operasionalisasi variabel
dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
(Triantoro
Safaria:2004)
Skala yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Dalam skala Likert variabel yang akan diukur dijabarkan
pertanyaan.
dari sangat positif sampai sangat negatif. Dalam penelitian ini instrumen
penelitian dibuat dalam bentuk checklist (V) yang setiap itemnya mengandung
Keterangan Skor
TS Tidak setuju 2
RG Ragu-ragu 3
S Setuju 4
SS Sangat setuju 5
data yang diperoleh nantinya berupa angka. Dari angka yang diperoleh akan
ini.
dilakukan analisis uji validitas dan reliabilitas. Kualitas data penelitian yang
pengujian hipotesis tersebut. Data penelitian tidak akan berguna apabila alat
pengukur yang digunakan tidak memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi.
Oleh karena itu pengujian validitas dan reliabilitas alat ukur sangat penting
a. Uji Validitas
validitas digunakan unuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
CFA lebih besar dari 0,7 maka variabel tersebut dipertahankan atau valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas dapat reliabel dilihat dari nilai
Cronbach Alpha. Suatu variabl atau konstruk dapat dikatakan reliabel jika
Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang akan dilakukan adalah uji
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data
normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik
dideteksi dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik
2. Jika data menyebar menjauh garis diagonal dan tidak ada titik yang
asumsi normalitas.
2006). Model regresi yang baik harusnya tidak terjadi korelasi diantara
oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama
adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah
nilai tolerance 0,10 atau nilai VIF dibawah 10. Setiap peneliti harus
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara Sresid
dan Zpred, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X
heteroskedastisitas adalah:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
heteroskedastisitas.
sebagai berikut:
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e
Dimana :
Y = kinerja karyawan
β0 = konstanta
X1 = Otokrasi
X2 = Demokrasi
X3 = Laissez Faire
e = kesalahan/error
dan analisis F (simultan). Dalam penelitian ini juga meliputi analisis koefisien
(X1, X2, X3) secara individu terhadap variabel dependen (Y) dengan asumsi
sebagai berikut:
Menentukan t hitung
(α = 5%).
Kesimpulan
Jika nilai sig > 0.05, Maka dapat disimpulkan bahwa HO diterima
,sebaliknya Ha ditolak.
Jika nilai sig < 0.05, Maka dapat disimpulkan bhwa HO ditolak
sebaliknya Ha diterima.
Menentukan t hitung
(α = 5%).
Kesimpulan
Jika nilai sig > 0.05, Maka dapat disimpulkan bahwa HO diterima
,sebaliknya Ha ditolak.
Jika nilai sig < 0.05, Maka dapat disimpulkan bhwa HO ditolak
sebaliknya Ha diterima.
Uji F (Simultan)
sebagai berikut:
Laissez Faire
cabang Purworejo.
Menentukan t hitung
0.05 (α = 5%).
Kesimpulan
8. Koefisien Determinasi
besarnya sumbangan dari variabel bebas yang diteliti terhadap variasi variabel
tergantung. Bila nilai R2 makin mendekati 1 atau 100% berarti semakin baik
semakin kecil pula pengaruh semua variabel bebas terhadap nilai variabel
berganda suatu variabel bebas terhadap variabel terikat maka semakin besar
relevan, akurat dan terpercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta : BPFE.
Hasibuan, Malayu SP, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN,
Yogyakarta
Kudus
PT.Bumi Aksara
Yogyakarta.
INDEKS.