Anda di halaman 1dari 2

Farmasi komunitas mencakup semua perusahaan individu ataupun kelompok

yang dimiliki secara pribadi serta memiliki fungsi yang berbeda-beda dengan tujuan untuk
melayani kebutuhan masyarakat akan produk obat dan pelayanan kefarmasian. Farmasi
komunitas merupakan bentuk hibrida (campuran) dari profesionalisme dan bisnis. Peran
dan tanggung jawab seorang farmasis dalam komunitas ialah melaksanakan pelayanan
berupa konseling dalam masalah obat (DRP), edukasi kesehatan tentang nutrisi
makanan, penyakit-penyakit berbahaya dan penyebarannya khususnya penyakit
infeksius, mengingatkan pentingnya kesehatan lingkungan, menginformasikan bahaya
penyalahgunaan obat-obat terlarang dan alkohol serta mendorong komunitas untuk
melakukan pencegahan dari penyakit-penyakit kronik seperti melakukan checkup secara
berkala.
Apoteker dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat harus sesuai
dengan hukum pemerintahan yang berlaku dan kode etik. Pekerjaan seorang apoteker
dalam hal ini meliputi pengadaan obat-obatan, pengaturan obat-obatan sedemikian rupa
untuk menghindari risiko/kesalahan kontaminasi yang tidak disengaja dalam persiapan
dan dispensing obat, menangani resep dengan baik, serta memberikan pelayanan
informasi obat kepada pasien.
Dalam perdagangannya, seorang apoteker harus membebankan harga obat pada
pasien sesuai dengan kualitas dan kuantitas komiditi yang disediakan, tidak memangkas
persaingan secara ketat (menggunakan harga obat yang lebih murah dari pasaran,
memberikan hadiah dan menyalin label/merk dagang sesama apotek lainnya), menjual
narkoba secara bebas tanpa resep dokter dan membuat iklan yang menyudutkan pihak
lain, klaim yang menyesatkan, jaminan mendapatkan hadiah atau harga lebih murah dari
pasaran, dan lain sebagainya yang menambah keuntungan pribadi namun melemahkan
individu lainnya.
Apoteker dalam relasi antar profesi medis harus memiliki aturan dan batasan
dalam praktik medisnya, tidak terlibat dalam hal atau perjanjian rahasia untuk
kepentingan golongan atau pribadi, dan tidak menutup diri terhadap informasi dan
perkembangan. Apoteker dalam relasi dengan rekan seprofesi harus saling membantu
dan menjaga rekannya dalam memenuhi ketentuan kefarmasian, hukum, dan regulasi,
harus memiliki pengetahuan hukum khususnya terkait makanan, obat, dan sanitasi
kesehatan farmasi, serta tidak melakukan tindakan yang tidak sopan dan tidak sejalan
dengan kepatutan profesi. Pemilihan tempat untuk mendirikan apotek perlu
mempertimbangkan beberapa faktor, seperti keadaan populasi sekitar, kondisi
lingkungan, dan kompetitor.
Lokasi dan design tata ruang sangat mempengaruhi keberhasilan sebuah apotek
dalam memaksimalkan pendapatan dan kenyamanan pasien. Tentu hal ini diatur sesuai
hukum dan memiliki persyaratan pada pendirian toko obat. Dalam hukum ini juga diatur
bagaimana tata letak produk dan minimal luas area bangunan.
Terdapat juga persyaratan hukum yang harus dipatuhi dalam pendirian toko obat.
Terdapat dua jenis lisensi yang dikeluarkan yaitu 1. Lisensi umum yang diberikan kepada
orang yang memiliki tempat untuk bisnis dan pengawasan terhadap penjualan toko obat
2. Lisensi terbatas untuk penjualan obat terlarang. Dan harus mematuhi ketentuan-
ketentuan dalam setiap lisensi.
Pemilihan staf pada komunitas farmasi harus sesuai dengan standar minimum dan
tidak mempekerjakan kebanyakan staf. Manajer harus membuat deskripsi dan spesifikasi
pekerjaan untuk mendapatkan pekerja yang layak. Manajer juga harus membuat formulir
pendaftaran untuk membantu proses pemilihan untuk melihat kemampuan pekerja serta
sebagai paduan untuk wawancara dan menjadi catatan permanen. Orientasi dan
pelatihan staf untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi pergantian pekerja dan
masalah antar karyawan. Setelah orientasi umum dilakukan pelatihan spesifik sesuai
tugas karyawan. Pentingnya memberi simbol pada apotek untuk memudahkan
identifikasi. Untuk menghilangkan ambiguitas, meminimalkan deskripsi, barang mudah
diidentifikasi pada barang yang memiliki nama yang sama.
Pentingnya stok dalam apotek yaitu untuk menjamin ketersediaan obat dan
administrasi obat. Pemeliharaan catatan farmasi komunitas berupa catatan hukum
terutama terhadap obat-obatan yang dapat disalahgunakan, catatan pasien tentang obat-
obatan yang digunakan dan catatan keuangan. Penggunaan komputer dalam farmasi
komunitas berperan dalam proses administrasi, manajerial, profesional dan penunjang
medis seperti monitorig obat dan akuntansi dan bisnis.

Anda mungkin juga menyukai