PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis atau TB paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh
diparu atau diberbagai organ tubuh lainnya.TB paru dapat menyebar ke setiap
bagian tubuh, termasuk meningen, ginjal, tulang dan nodus limfe dan lainnya
15% dari morbiditas atau kesakitan berbagai penyakit anak dibawah umur 6
tahun adalah penyakit TB paru. Saat ini TB paru merupakan penyakit yang
insiden TB paru terus menurun untuk orang <5 tahun dan berusia 15-24 tahun
di dunia. Namun tingkat kejadian untuk orang berusia 45-64 tahun meningkat
sedikit 3,5-3,6 kasus / 100.000 orang. (CDC, 2015) Tingkat insiden untuk
semua kelompok usia lainnya tetap sama dengan tahun 2014 di dunia. Orang
dewasa berusia ≥65 tahun memiliki tingkat kejadian 4,8 kasus/100.000, anak-
anak berusia 5-14 tahun memiliki tingkat terendah pada 0,5 kasus/100.000
angka tertinggi adalah Kota Padang Panjang (menjadi 454.48 per 100.000
2014).
Terdapat 3 faktor yang menyebabkan tingginya kasus TB paru di Indonesia
(Drop Out) setelah merasa sehat meski proses pengobatan belum selesai
Drugs Resistant (MDR) atau kebal terhadap bermacam obat. Masalah lain
adalah adanya penderita TB paru laten, dimana penderita tidak sakit namun
akibat daya tahan tubuh menurun, penyakit TB paru akan muncul. Maka dari
pemicu TB paru dan menjauhi faktor resiko TB paru serta perawat memberikan
dukungan moril dan motivasi untuk kesembuhan pasien TB paru. Pasien TB
paru cenderung mengalami harga diri rendah serta isolasi sosial yang
teman-temannya.
Maka dari itu pentingnya tenaga perawat untuk melakukan asuhan
bidang keperawatan serta dapat menjadi bahan masukan bagi penulis lain.