NIM : 1548201102
I. PENDAHULUAN
sebesar 34,1% pada tahun 2018. Kalimantan Selatan menduduki urutan prevalensi
tertinggi yaitu 44,1% dan prevalesi terendah berada di daerah Papua yaitu 22,2%.
Hipertensi yang kronis atau yang terjadi sangat lama akan membuat sel
*) Sari proposal ini akan diseminarkan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi
pada:
Hari / tanggal :
Pukul :
Tempat :
Pembimbing : 1. Yuni Andriani, M.Si., Apt
2. Lia Anggresani, M.Si
1
Proliferasi ini mengakibatkan Sel neuron di otak akan mengalami iskemik
apabila tidak segera dilakukan penanganan. Saat iskemik terjadi, pompa ion yang
membutuhkan ATP akan tidak berfungsi. Natrium dan kalsium tersebut pada
akhirnya akan membuat sel neuron mati dan menimbulkan gangguan penurunan
fungsi kognitif, salah satunya fungsi memori yang bila dibiarkan secara kronis
Indonesia diperkirakan ada sekitar 1,2 juta orang dengan demensia pada tahun
2016 yang akan meningkat menjadi 2 juta di 2030 dan 4 juta orang pada tahun
bahwa hipertensi memiliki efek mendalam pada otak dan memberikan kontribusi
Mini Mental State Examination adalah salah satu tes yang sering
digunakan dalam pengobatan klinis untuk menilai fungsi kognitif subyek secara
keseluruhan, secara signifikan terhadap memori dan perhatian (Meloh et al, 2015.
2
1.2 Rumusan Masalah
hipertensi ?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.5 Hipotesa
Examination).
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Demensia
dengan ciri khas fungsi kortikal, daya ingat dan fungsi kognitif lainnya seperti
4
2.1.2 Subtipe Demensia
1. Penyakit Alzhaimer
terjadi terutama pada lansia (>65 tahun) walaupun dapat ditemukan pada
usia yang lebih muda. Diagnosis klinis dapat dibuat dengan akurat pada
2. Demensia Vaskuler
memuat defisit kognisi yang luas mulai dari gangguan kognisi ringan
5
kardiovaskuler berhubungan dengan kejadian ateroskerosis dan DV.
Faktor risiko vaskuler ini juga memacu terjadinya stroke akut yang
demensia ini. Gejala inti demensia ini berupa demensia dengan fluktuasi
kognisi, halusinasi visual yang nyata dan terjadi pada awal perjalanan
delusi dan atau halusinasi modalitas lain yang sistematik. Juga terdapat
tumpang tindih temuan patologi antara DLB dan PA. 10 Namun secara
umum (3-4%). Secara klinis, sulit membedakan antara DLB dan DPP.
Pada DLB, awitan demensia dan Parkinsonism harus terjadi dalam satu
6
4. Demensia Frontotemporal
sekitar 24-28% orang dengan PA dari klinik demensia yang diotopsi. Pada
umumnya pasien demensia tipe campuran ini lebih tua dengan penyakit
20% orang dengan PA dan 50% orang dengan DLB memiliki patologi PA
(Mullan, 2004).
1. Berhenti merokok
7
5. Olahraga yang teratur.
1. Usia
2. Jenis Kelamin
lebih tinggi pada wanita dibanding pria. Angka harapan hidup lebih
tinggi dan tingginya prevalensi demensia pada wanita yang tua dan
terjadinya demensia.
8
2) Perubahan gaya hidup
a. Hilang ingatan
g. Perubahan kepribadian
9
2.2 Hipertensi
perisisten dimana tekanan sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan
dan sementara tekanan darah terus menerus menigkat dalam jangka waktu
organ lain.
jelas dari kerusakan dan gangguan organ lain (Sharif La, 2012).
10
Nuraini (2015) menyebutkan klasifikasi hipertensi dibagi menjadi 4,
yaitu:
resistance. Apabila terjadi peningkatan salah satu dari variabel tersebut yang
medulla oblongata di otak dimana dari vasomotor ini saraf simpatik yang
11
Faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal dan menyebabkan peningkatan
2012).
12
2.2.4 Komplikasi Hipertensi
ditangani, yaitu :
A. Otak
2012).
1. Pencegahan Primer
13
agar tidak terjadi h iperkolesterolemia, diabete mellitus,
dan sebagainya.
(Mujahidullah K, 2012).
2. Pencegahan Sekunder
dikontrol.
makanan berpengawet
14
kolesterol tinggi
a. Terapi Oksigen
b. Pemantauan Hemodinamik
c. Pemantauan Jantung
d. Obat-Obatan.
15
enzim yang diperlukan untuk mengubah angiotensin I menjadi
angiotensin II.
TPR.
oleh Folstein pada tahun 1975. MMSE dipakai untuk melakukan skrining
kognitif dari waktu ke waktu, dan seringkali untuk menilai efek dari agen
et al., 2016). Instrumen pemeriksaan ini disebut mini karena hanya focus pada
aspek kognitif dan fungsi mental tanpa menanyakan tentang pola pikiran dan
Mini Mental State Examination adalah salah satu tes yang sering
16
secara keseluruhan, secara signifikan terhadap memori dan perhatian (Meloh
et al, 2015).
(terutama dalam hal waktu dan sumber daya) tanpa efek berbahaya langsung,
serta penerimaan yang tinggi oleh para profesional kesehatan yang terlibat
cenderung rendah pada lansia dan tingkat pendidikan yang rendah. Namun,
skor MMSE yang rendah ketika faktor usia dan tingkat pendidikan dikontrol
tempat, registrasi, atensi dan kalkulasi, recall, dan bahasa yang terdiri dari
verbal dan tulisan, menulis, dan menyalin gambar. Setiap penilaian terdiri
dari beberapa tes dan diberi skor untuk setiap jawaban yang benar (Kamajaya
D, 2014). Total skor pada MMSE jika semua jawaban benar adalah 30.
menjadi:
17
III. METODE PENELITIAN
dilakukan prospektif dengan pengambilan sampel secara total sampling. salah satu
ciri-ciri khusus dan cara pengambilan sampel seluruh dari populasi yang sesuai
penelitian. Data variabel yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data
prospektif, yaitu data pada pasien Hipertensi yang sedang menjalani rawat jalan di
(MMSE).
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
18
penelitian ini adalah total sampling. Teknik ini dipilih karena populasi yang
adalah pasien hipertiroid yang datang ke RSUD Raden Mattaher Kota Jambi.
RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi. Yang memenuhi kriteria inklusi dan
1. Kriteria Inklusi :
tanpa komplikasi
2. Kriteria Ekslusi :
Sumber data dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh dari
19
Examination (MMSE) yaitu tes berbasis kertas dengan skor maksimum 30,
dengan skor lebih rendah menunjukkan masalah kognitif yang lebih parah.
Tes ini biasa digunakan untuk mendeteksi demensia. (Creavin et al., 2016)
a. Analisa Univariat
3. Tingkat demensia
b. Analisa bivariat
20
berkorelasi. Untuk melihat hubungan antara variabel dependen (demensia )
hubungan bermakna uji statistic chi square untuk melihat batas kemaksaan
bermakna
b. jika p-value > 0.05 maka Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan
bermakna
Bulan Ke-
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1. Rencana penelitian
2. Seminar proposal
4. Pengolahan data
6. Seminar hasil
8. Ujian komprehensif
21
DAFTAR PUSTAKA
AHA. (2007). High Blood Pressure Increase Risk of Reduced Function in Older
Ages.http://www.americanheart.org/presenter.
Arevalo Rodriguez, I., Smailagic, N., M, R. F., Ciapponi, A., Giannakou, A., Ol,
P., … Cullum, S. (2015). Mini-Mental State Examination ( MMSE ) for the
detection of Alzheimer ’ s disease and other dementias in people with mild
cognitive impairment ( MCI ) ( Review ). Cochrane Database of Systematic
Review, (3). https://doi.org/10.1002/14651858.CD010783.pub2.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Baars, LMaE. 2010. Effects of Hypertension on Cognitive. Alzheimers Dement.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Tentang Hipertensi.
Creavin, S., Wisniewski, S., Noel-Storr, A., Trevelyan, C., Hampton, T.,
Rayment, D., … Cullum, S. (2016). Mini-Mental State Examination (MMSE)
for the detection of dementia in clinically unevaluated people aged over 65
years in community and primary care populations (Review). Cochrane
Database of Systematic Reviews, (1), 1–182.
El, C., Mcguinness, B., Herron, B., & Ap, P. (2015). Dementia. The Ulster
Medical Society, 84(April), 79–87.
Ferri CP, Prince M, Brayne C, Brodaty H, Fratiglioni L, Ganguli M, et al. Global
prevalence of dementia: a Delphi consensus study. Lancet.
2005;366(9503):2112-7.
Gloria, V. 2016. Faktor-faktor yang mempengaruhi Fungsi Kognitif lansia di
Poliklinik SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. D. Kandou. Manado:
Jurnal e-Clinic (ecl). Vol 4. No 1.
Ham, Richard.,J, Sloane, Philip.,D, Warshaw, Gregg., A. (2007). Primary Care
Geriatrics: A Case-Based Approach (5th ed). Mosby Elsevier: Philadelphia.
Hananta L, Kristian D, So CV. (2011). Hubungan diabetes melitus tipe 2 terhadap
prevalensi demensia pada lansia di kabupaten tangerang , banten. Damianus
journal Medicine.10(3):125–32.
Kamajaya, D. 2014. Hubungan Depresi dengan Demensia pada Pasien Lanjut
Usia dengan Hipertensi Primer. Fakultas Kedokteran : Universitas
Diponegoro.
KEMENKES RI. 2010. Pedoman Rehabilitasi Kognitif. Diambil dari
http://www.menkesri.go.id.
Kennelly SP, Lawlor BA, Kenny RA. Blood pressure and dementia. Ther Adv
Neurol Disord. 2009; 2(4):241–60.
Kochann, R. 2009. Aging, Neuropsychology, and Cognition. Philadelphia : F.A
Davis Company.
22
Lumbantobing, S.M. 2011. Neurogeriatri. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Majority, J. 2015. Risk of Faktor Hypertension. Jurnal e-Clinic (ecl).
Meloh, et al. 2015. Hubungan Kadar Gula Darah Tidak Terkontrol Dan Lama
Menderita DM dengan Fungsi Kognitif pada Subjek DM tipe 2. Jurnal e-
Clinic (eCl).
Mujahidullah, K. 2012. Keperawatan Geriatrik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Mullan, F. (2004). What primary care needs now. Med Econ, 81(July), 36–38.
Nuraini. 2015. Pengetahuan Masyarakat Tentang Hipertensi. Ponorogo : Fakultas
Ilmu Kesehatan UNMUH.
Tzourio, C. 2007. Riset klinikal. Hipertensi, penurunan kognitif, dan demensia:
perspektif epidemiologi
Sharif, La,. 2012. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika
Situmorang, P. 2015. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi
pada Penderita Rawat Inap di RS Umum Sari Mutiara Medan. Jurnal Ilmiah
Kesehatan
Sugiyono.(2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, dan R & D. Bandung :
Alfabeta cv.
Untari, I. (2014). Kajian Tingkat Demensia Pada Lansia Di Panti Wredha Darma
Bakti Surakarta.Media Publikasi Penelitian, 21–25
Wreksoatmodjo, B,R,. 2014. Pengaruh Sosial Engagement Terhadap Fungsi
Kognitif Lanjut Usia di Jakarta.
World Health Organization. 2011. DEMENTIA : A Public Health Priority.
World Health Organization. 2013. A global brief on Hypertension: silent killer,
global public health crises.
World Health Organization. (2015). Alzheimer's Disease International .Dementia :
a public health priorty, who 1–4.
23
Lampiran 1. Skema Kerja
Penelitian
24
Lampiran 2. Informed Concent
Bpk/Ibu Yth:
Saya Mira Ariyani dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi
Bpk/Ibu Yth, manfaat yang akan ibu peroleh dari adanya hasil penelitian
dilakukan agar tidak timbul komplikasi demensia. Untuk itu saya akan mencatat
identitas Bpk/Ibu ( Nomor urut penelitian, tanggal berobat, nomor rekam medis,
dengan quisioner MMSE. selanjutnya saya akan menghitung hasil skor Bpk/Ibu.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan resiko hanya menyita waktu Bpk/Ibu
sekitar 10 s/d 15 menit. Namun bila terjadi hal hal yang tidak diinginkan selama
Hp.082183617129 atau di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi jam
08.00 s/d 15.00 setiap hari. Atau setiap waktu dapat menghubungi saya. Saya akan
perubahan mutu pelayanan dari dokter, apabila ibu tidak bersedia mengikuti
penelitian ini, Bpk/Ibu akan tetap mendapat pelayanan kesehatan standar rutin
25
sesuai dengan standar prosedur pelayanan. Bila Bpk/Ibu masih belum jelas
menyangkut penelitian ini, maka setiap saat dapat ditanyakan langsung kepada
saya.
Bpk /Ibu Yth, pada penelitian ini identitas Bpk/Ibu akan dirahasiakan, bila
penelitian ini dipublikasikan kerahasiaan data Bpk/Ibu akan tetap dijaga. Setelah
Bpk/Ibu yang terpilih pada penelitian ini dapat mengisi dan menandatangani
Peneliti
(Mira Ariyani M)
26
LEMBAR PERSETUJUNAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Peserta
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Peneliti
Nim : 1548201102
Saksi :
Demikian surat pernyataan ini saya buat, agar dapat digunakan bila diperlukan
Jambi, 2019
Peserta penelitian
(……………………)
27
Lampiran 3. Lembar Kuisioner
( Kusioner Demensia Mini-Mental State Examination (MMSE) )
Petunjuk Pengisian :
1. Tulislah identitas diri pada lembar yang telah disediakan
2. Berilah tanda (√) salah satu alternative jawaban pada setiap
persoalan dibawah ini
3. Beri tanggapan terhadap semua pertanyaan ini dengan jujur
sesuai dengan keadaan dan keyakinan.
Tes MMSE Skor
Orientasi
1. Sebutkan :
a. tahun berapa sekarang 1
b. musim apa 1
c. tanggal 1
d. bulan 1
e. hari 1
2. Sebutkan di mana kita sekarang
a. negara 1
b. propinsi 1
c. kota 1
d. desa 1
e. dusun 1
Registrasi
3. Pemeriksa menyebutkan 3 nama benda dengan antara 1
detik waktu menyebut nama benda tersebut (misalnya :
3
buku, mangkok, payung). Setelah slesai suruh penderita
menyebutkannya. Beri angka 1 untuk tiap jawaban yang
betul. Kemudian, bila salah suruh ulang sampai betul
semua.
Perhatian dan kalkulasi
4. Hitungan kurang 7. Misalnya 100 – 7, pendapatannya 5
(hasilnya) dikurang lagi dengan 7, demikian seterusnya
sampai 5 jawaban. Jadi : 100 -7 = 93 – 7 = 86 – 7 =
79; 72;
65. Beri angka 1 bagi tiap jawaban yang betul. Tes 4 ini
dapat di ganti dengan tes meng – eja, yaitu mengeja
mundur kata : kartu (utrak). 3
Mengingat kembali
5. Tanyakan nama benda yang telah di sebutkan pada 2
pertanyaan nomor 3. Beri angka 1 bagi tiap jawaban
yang betul. 1
6. Anda tunjuk pada pensil dan arloji. Suruh pasien
menyebutkan nama benda yang anda tunjuk.
28
7. Suruh pasien mengulang kalimat berikut : “Tanpa kalau,
dan atau tetapi “
8. Suruh pasien melakukan 3 tingkat, yaitu :
a. Ambil kertas dengan tangan kanan
b. Lipat kedua kertas itu
c. Letakkan kertas itu di lantai 3
9. Anda tulis kalimat suruhan dan suruh pasien
melakukannya : “Tutup mata”
10. Suruh penderita menulis satu kalimat pilihannya sendiri
(kalimat harus mengandung subyek dan obyek dan
harus mempunyai makna. Salah eja tidak
diperhitungkan bila memberi skor).
11. Pasien disuruh menulis dengan spontan, Pasien di suruh 1
menggambar bentuk di bawah ini:
Skor Total 30
29
Lampiran 4. Data Karakteristik Responden
30
Lampiran 4. Data karakteristik
tinggi
31
Lampiran 6. Tabel chi square pearson
hipertensi
Stage 1
Stage 2
32