Anda di halaman 1dari 87

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PNS )

UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG PENTINGNYA TABLET Fe


(ZAT BESI) PADA IBU HAMIL YANG MENDERITA PENYAKIT ANEMIA
DI UPTD PUSKESMAS RINGINARUM
KABUPATEN KENDAL

Disusun oleh:
Nama : dr. Dina Nur Afifah
NIP : 198703052019032013
Golongan/Angkatan : IIIb / CLXIV
Nomor Presensi : 02
Jabatan : Dokter Ahli Pertama
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Ringinarum Kendal
Coach : Arif Efendy, SH,MM
Mentor : dr.Endah Puspitorini

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH


PROVINSI JAWA TENGAH
2019
HALAMAN PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

Judul : UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG


PENTINGNYA TABLET Fe (ZAT BESI) PADA IBU HAMIL YANG
MENDERITA PENYAKIT ANEMIA
DI UPTD PUSKESMAS KENDAL II KABUPATEN KENDAL

Disusun oleh:
Nama : dr. Septia Putri Prayitami
NIP : 199009022019032012

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada :


Hari : Selasa
Tanggal : 09 Juli 2019
Tempat : Pusdiklat BKK Supriyadi Semarang

Semarang, 09 Juli 2019

Menyetujui

Coach, Mentor,

Arif Efendy, SH, MM drg. Sri Sahadatin


Widyaiswara Ahli Muda Pembina IV/a
NIP. 19691102 199003 1 003 NIP 19751210 200312 2 008

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG


PENTINGNYA TABLET Fe (ZAT BESI) PADA IBU HAMIL YANG
MENDERITA PENYAKIT ANEMIA DI UPTD PUSKESMAS
KENDAL II KABUPATEN KENDAL
Telah diseminarkan pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 09 Juli 2019
Tempat : Pusdiklat BKK Supriyadi Semarang

Semarang, 09 Juli 2019


Mengetahui,
Peserta Pelatihan Dasar

dr. Septia Putri Prayitami


NIP. 199009022019032012
Menyetujui
Coach, Mentor,

Arif Efendy, SH, MM drg. Sri Sahadatin


Widyaiswara Ahli Muda Pembina IV/a
NIP. 19691102 199003 1 003 NIP 19751210 200312 2 008

Narasumber,

Iswahyudi, SP . MP
Pembina IV/a
NIP. 19701028 200012 1 002

iii
PRAKATA
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, nikmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan rancangan aktualisasi dan habituasi yang termasuk dalam
serangkaian kegiatan Pelatihan Dasar CPNS angkatan LXXXIV dengan baik.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan rancangan
aktualisasi dan habituasi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak, baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu, dengan segenap kerendahan hati pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Drs. Muhammad Arief Irwanto., M. Si Kepala BPSDMD Provinsi Jawa
Tengah beserta jajarannya yang telah memfasilitasi penyelenggaraan
Pelatihan Dasar CPNS Golongan III.
2. Bapak Drs. Sigit Sulistyo, MM., Plt Kepala BKPP Kabupaten Kendal beserta
jajarannya yang telah memberikan dukungan, semangat, dan motivasi
dalam pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III.
3. Bapak Iswahyudi, SP, MP selaku narasumber atas waktu, bimbingan dan
arahan dalam proses penyusunan rancangan aktualisasi dan habituasi ini.
4. Bapak Arif Efendy, SH, MM selaku Widyaiswara dan Coach atas waktu,
bimbingan dan arahan dalam proses penyusunan rancangan aktualisasi
dan habituasi ini.
5. Ibu drg. Sri Sahadatin selaku Kepala UPTD Puskesmas Kendal II sekaligus
mentor atas waktu, bimbingan dan arahan dalam proses penyusunan
rancangan aktualisasi dan habituasi ini.
6. Komandan Suwardi selaku Pamong selama pelatihan dasar CPNS atas
waktu, bimbingan, serta segala ilmu yang diberikan.
7. Komandan Sutarman dan Susali selaku Pamong selama pelatihan dasar
CPNS atas waktu, bimbingan, serta segala ilmu yang diberikan..
8. Seluruh panitia pelatihan dasar CPNS atas waktu, bimbingan dan
pengarahan yang diberikan.

iv
9. Suami tercinta dr. Afandi yang telah memberi motivasi dan doa selama
pelatihan dasar CPNS.
10. Orang tua serta segenap keluarga dan rekan-rekan yang telah memberi
doa dan dukungan selama pelatihan dasar CPNS berlangsung.
11. Serta semua pihak yang yang telah membantu dalam pelatihan dasar
CPNS dengan lancar hingga tersusunnya rancangan aktualisasi dan
habituasi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan rancangan ini jauh dari
kesempurnaan dan tidak lepas dari kesalahan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini. Besar harapan kami, semoga rancangan ini bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang kedokteran dan
menjadi bekal untuk pengabdian profesi Dokter. Terima kasih.

Semarang, 09 Juli 2019

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................i


HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
PRAKATA ................................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................. 1
B. IDENTIFIKASI ISU ................................................................... 3
C. DAMPAK JIKA ISU TIDAK DISELESAIKAN……………………9
D. RUMUSAN MASALAH…………………………………………....9
E. TUJUAN ................................................................................... 9
F. MANFAAT .............................................................................. 10
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 11
A. SIKAP PERILAKU BELA NEGARA........................................ 11
1. Wawasan Kebangsaan ..................................................... 11
2. Kesiapsiagaan Bela Negara ............................................. 14
B. NILAI – NILAI DASAR ASN ................................................... 15
1. Akuntabilitas ..................................................................... 15
2. Nasionalisme .................................................................... 17
3. Etika Publik ....................................................................... 21
4. Komitmen Mutu................................................................. 23
5. Anti Korupsi ...................................................................... 25
C. KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI ................... 27
1. Manajemen ASN............................................................... 29
2. Pelayanan Publik .............................................................. 30
3. Whole Of Government ...................................................... 30

vi
D. ANEMIA PADA KEHAMILAN……………………………………31
1. Pengertian……………………………………………………..31
2. Patofisiologi……………………………………………………31
3. Klasifikasi………………………………………………………32
4. Tanda dan gejala……………………………………………..32
5. Akibat Anemia pada kehamilan……………………………..32
6. Etiologi…………………………………………………………33
7. Pencegahan Anemia…………………………………………33
8. Penanganan…………………………………………………..34
E. PENTINGNYA FE ( ZAT BESI )………………………………...35
a. Zat Besi………………………………………………………...35
b. Mengkonsumsi zat besi………………………………………36
c. Kebutuhan gizi pada ibu hamil………………………………37
BAB III PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA ........................ 39
A. PROFIL ORGANISASI ................................................................ 39
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi ........................... 40
2. Visi, Misi, Nilai dan Tujuan Organisasi .............................. 40
3. Struktur Organisasi dan Job Diskripsi ............................... 42
4. Diskripsi SDM, Sarpras dan Sumber Daya Lain…………..43
B. TUGAS JABATAN PESERTA DIKLAT………………….………….45
C. ROLE MODEL…………………………………………….…………. 47
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI ................................ 49
A. DAFTAR RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI DAN
KETERKAITAN DENGAN NILAI ANEKA .................................... 49
B. JADWAL RANCANGAN AKTUALISASI ...................................... 68
C. ANTISIPASI DAN STRATEGI MENGHADAPI KENDALA……….71
BAB V PENUTUP .................................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 75
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... 77

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Identifikasi Isu ......................................................................... 5


Tabel 1.2. Analisis APKL ......................................................................... 7
Tabel 1.3. Bobot Nilai Kualitas Isu USG .................................................. 8
Tabel 1.4. Analisis USG ........................................................................... 8
Tabel 3.1 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Kendal II……………..42
Tabel 3.2 Deskripsi Sumber Daya Manusia………………………………..43
Tabel 4.1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi………………………………..50
Tabel 4.2. Jadwal Aktualisasi………………………………………………...68
Tabel 4.3. Rencana Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala………71

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Foto Role Model………………………………………………47

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-undang ASN No.5 Tahun 2014, Aparatur Sipil
Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
ASN memiliki tiga peran utama, yaitu: sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Dalam hal ini, dapat
dikatakan ASN berperan penting dalam menentukan keberhasilan
pemerintahan. Untuk itu, setiap ASN dituntut harus memiliki integritas yang
tinggi, bertindak sesuai dengan nilai dasar dan kode etik ASN.
Fenomena yang terjadi saat ini, sebagian besar ASN masih kurang
profesional. Faktanya, masyarakat menganggap ASN sebagai pekerja yang
paling tidak disiplin bila dibandingkan profesi lainnya. Citra buruk negatif ASN
itu seolah mengakar kuat dan menjadi turun menurun. Akibatnya, sistem
pemerintahan pun terganggu. Masyarakat banyak yang mengeluhkan
berbelitnya birokrasi, buruknya pelayanan publik, ditambah lagi dengan
korupsi yang sudah membudaya..
Oleh karena itu, untuk memperbaiki kinerja pemerintahan, khususnya
ASN, maka dipandang perlu untuk melakukan peningkatan kinerja ASN. Usaha
perbaikan tersebut diawali dengan melakukan reformasi terhadap diklat
prajabatan bagi Calon ASN. Diklat prajabatan pola baru sekarang ini telah
memadukan antara tahap internalisasi dan aktualisasi. Tahap internalisasi
merupakan tahap penanaman nilai-nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme,
etika publik, komitmen mutu, serta anti korupsi (ANEKA). Sedangkan, tahap
aktualisasi merupakan tahap perwujudan dari nilai-nilai dasar tersebut di
tempat tugas/ tempat magang.

1
Peran ASN di bidang kesehatan melalui kegiatan mewujudkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas prima di Puskesmas meliputi pelayanan preventif,
promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan Puskesmas
adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab
atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah
kecamatan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama.
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan
Kabupaten/ kota, sehingga dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, akan
mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan pemerintah daerah
kabupaten yang tercantum dalam rencana pembangunan jangka menengan
daerah (RPJMD) dan Rencana Lima Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten.
Fungsi dasar Puskesmas sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 128 Tahun 2004 yaitu :
1. Pusat Pelayanan kesehatan strata I yang memuat tentang kegiatan
pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan medis dasar
2. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat
3. Pusat pembangunan berwawasan kesehatan
Tenaga dokter yang juga merupakan sebagai pelayan publik mempunyai
standar pelayanan kedokteran yang diatur dalam Undang – Undang Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran yang bertujuan
untuk memberikan perlindungan kepada pasien, mempertahankan mutu
pelayanan medis yang diberikan oleh dokter, dan memberikan kepastian
hukum kepada masyarakat dan dokter. Seorang Dokter juga mempunyai
uraian tugas yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun
2013 tentang Jabatan Fungsional melaksanakan pelayanan medis rawat jalan,
melaksanakan pelayanan medis rawat inap, melaksanakan pelayanan

2
kegawatdaruratan medis, melaksanakan pelayanan gizi dan KIA, menganalisis
data dan hasil pemeriksaan pasien sesuai dengan pedoman kerja untuk
menyusun catatan medis pasien, dan melaksanakan tugas jaga.
Permasalahan yang ada di UPTD Puskesmas Ringinarum Kendal antara
lain kurangnya peningkatan pengetahuan pentingnya tablet Fe ( Zat Besi )
pada ibu hamil yang menderita penyakit Anemia Di UPTD Puskesmas Kendal
II.
Banyak ibu hamil yang masih menderita penyakit Anemia dan belum
mengetahui pentingnya tablet Fe ( Zat Besi ).Ibu hamil yang berobat ke
puskesmas dan dilakukan pemeriksaan laboratorium khususnya pemeriksaan
Hemoglobin, nilainya masih banyak yang dibawah angka normal. Isu yang
kedua kurang optimalnya pengelolaan sampah, Masih belum optimalnya
pengelolaan sampah karena masih ada warga yang membuang sampah di
sembarang tempat. Isu ke tiga Kurangnya tenaga Dokter Gigi, poli pelayanan
gigi masih dilakukan oleh perawat gigi. Isu keempat Kurangnya Pegawai
Rekam Medis, Pegawai Rekam Medis di bagian pendaftaran hanya 1 orang.
Isu kelima Kurangnya kepatuhan pasien Diabetes Melitus dan Hipertensi untuk
berobat, Pasien yang menderita penyakit Diabetes Mellitus dan Hipertensi
belum patuh untuk berobat rutin.

B. Identifikasi Isu
Pembuatan rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi
beberapa isu atau problematika yang ditemukan dalam di instansi tempat
bekerja, yaitu di UPTD Puskesmas Kendal II. Sumber isu yang diangkat dapat
berasal dari individu, unit kerja, maupun organisasi. Isu-isu yang menjadi dasar
pembuatan rancangan aktualisasi ini bersumber dari aspek manajemen ASN,
pelayanan publik, dan Whole Government.
Beberapa isu yang dapat diidentifikasikan dalam rancangan aktualisasi
ini antara lain:

3
1. Kurangnya peningkatan pengetahuan pentingnya tablet Fe ( Zat Besi )
pada ibu hamil yang menderita penyakit Anemia Di UPTD Puskesmas
Kendal II
Banyak ibu hamil yang masih menderita penyakit Anemia dan belum
mengetahui pentingnya tablet Fe (Zat Besi). Ibu hamil yang berobat ke
puskesmas dan dilakukan pemeriksaan laboratorium khususnya
pemeriksaan Hemoglobin, nilainya masih banyak yang dibawah angka
normal
2. Kurang optimalnya pengelolaan sampah di UPTD Puskesmas Kendal II
Masih belum optimalnya pengelolaan sampah karena masih ada warga
yang membuang sampah di sembarang tempat
3. Kurangnya tenaga Dokter Gigi di UPTD Puskesmas Kendal II
Poli Pelayanan gigi dilakukan oleh perawat gigi
4. Kurangnya Pegawai Rekam Medis di UPTD Puskesmas Kendal II
Pegawai Rekam Medis di bagian pendaftaran hanya 1 orang
5. Kurangnya edukasi dalam kepatuhan pasien Diabetes Melitus dan
Hipertensi untuk berobat di UPTD Puskesmas Kendal II
Pasien yang menderita penyakit Diabetes Mellitus dan Hipertensi belum
patuh untuk berobat rutin

4
Tabel 1.1. Identifikasi Isu

Identifikasi Sumber Isu


No Kondisi Saat Ini Kondisi yang Diharapkan
Isu
Pelayanan Banyak ibu hamil Turunnya angka penyakit
Kurangnya publik yang masih menderita anemia pada ibu hamil dan
pengetahuan penyakit Anemia dan semakin mengerti tentang
tentang belum mengetahui pentingnya tablet Fe (Zat Besi)
pentingnya pentingnya tablet Fe sehingga saat dilakukan
tablet Fe ( (Zat Besi).Ibu hamil pemeriksaan laboratorium
Zat Besi ) yang berobat ke kususnya pemeriksaan
pada ibu puskesmas dan Hemoglobin dapat mencapai
1 hamil yang dilakukan angka normal
menderita pemeriksaan
penyakit laboratorium
Anemia Di kususnya
UPTD pemeriksaan
Puskesmas Hemoglobin, nilainya
Kendal II masih banyak yang
dibawah angka
normal
Kurang Whole Of Masih belum Semakin meningkatnya warga
optimalnya Government optimalnya yang melakukan Perilaku
pengelolaan pengelolaan sampah Hidup Bersih dan Sehat yaitu
2 sampah di karena masih ada membuang sampah pada
UPTD warga yang tempatnya
Puskesmas membuang sampah di
Kendal II sembarang tempat
Kurangnya Pelayanan Poli Pelayanan gigi Poli pelayanan gigi dilakukan
tenaga public dilakukan oleh oleh Dokter Gigi
Dokter Gigi di perawat gigi
3
UPTD
Puskesmas
Kendal II
Kurangnya Pelayanan Pegawai Rekam Penambahan pegawai Rekam
pegawai public Medis di bagian Medis di bagian pendaftaran
Rekam Medis pendaftaran hanya 1 supaya pelayanan bisa
4
di UPTD orang berjalan dengan efektif dan
Puskesmas efisien
Kendal II
Kurangnya Pelayanan Pasien yang Pasien yang menderita
edukasi public menderita penyakit penyakit Diabetes Mellitus dan
dalam Diabetes Mellitus dan Hipertensi semakin patuh
5 kepatuhan Hipertensi belum untuk berobat
pasien patuh untuk berobat
Diabetes rutin
Mellitus dan

5
Hipertensi
untuk berobat

Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah dipaparkan, perlu


dilakukan proses analisis isu untuk menetukan mana yang menjadi core issue.
Proses tersebut menggunakan dua alat bantu penetapan kriteria kualitas isu
yakni berupa :
1. APKL ( Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan )
APKL memiliki 4 kriteria penilaian yaitu Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dana Kelayakan.
a. Aktual artinya benar – benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
dikalangan masyarakat.
b. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan solusinya.
c. Kekhalayalan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
d. Kekalayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta relevan
untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
2. USG ( Urgency, Seriousness, dan Growth )
Analisis USG mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan, dan
perkembangan setiap variabel dengan rentang skor 1-5.
a. Urgency ( urgensi ) yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak masalah tersebut diselesaikan.
b. Seriousness ( keseriusan ) yaitu melihat dampak masalah tersebut
terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya.
c. Growth ( berkembangnya masalah ) yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
Analisi APKL dilakukan dengan memberikan tanda positif (+) dan tanda
negatif (-) pada masing-masing kriteria. Tanda positif (+) artinya membenarkan
bahwa isu tersebut memenuhi kriteria APKL, sedangkan tanda negatif (-)

6
berarti isu tidak memenuhi kriteria APKL. Isu yang memenuhi syarat pada
semua kriteria dapat diangkat menjadi topik utama dalam rancangan
aktualisasi dan habituasi. Apabila terdapat lebih dari satu isu yang memenuhi
syarat maka harus dilakukan penilaian isu menggunakan metode USG
(Urgency,Seriousness, Growth) dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Analisis APKL


Prinsip Kriteria
No ISU Hasil
ASN A P K L
Pelayanan Kurangnya pengetahuan
Publik tentang pentingnya tablet Fe (
Memenuhi
1 Zat Besi ) pada ibu hamil yang + + + +
Syarat
menderita penyakit Anemia Di
UPTD Puskesmas Kendal II
Whole Of Kurang optimalnya
Government pengelolaan sampah di Memenuhi
2 + + + +
UPTD Puskesmas Kendal II syarat

Pelayanan Kurangnya tenaga dokter gigi


Tidak
publik di UPTD Puskesmas Kendal
3 + + - + Memenuhi
II
Syarat
Pelayanan Kurangnya tenaga Rekam
Tidak
publik Medis di UPTD Puskesmas
4 + + - + Memenuhi
Kendal II
Syarat
Pelayanan Kurangnya edukasi dalam
publik kepatuhan pasien Diabetes
Memenuhi
5 Mellitus dan Hipertensi untuk + + + +
Syarat
berobat di UPTD Puskesmas
Kendal II
Keterangan: (+) Memenuhi Kriteria
(-) Tidak Memenuhi Kriteria

Dari hasil analisis APKL didapatkan isu yang dinyatakan memenuhi


kriteria, yang kemudian isu-isu tersebut dianalisis lebih lanjut dengan
menggunakan analisis USG.
Masing-masing kriteria pada USG diberikan scoring mulai dari nilai 1
hingga 5 dengan bobot yang berbeda-beda seperti pada Tabel 1.3. Hasil dari
nilai tersebut kemudian dijumlah dan dibandingkan sehingga mendapatkan

7
satu isu utama yang akan dianalisis dan ditindaklanjuti dalam aktualisasi dan
habituasi. Hasil analisis USG dapat dilihat pada Tabel 1.4.
Tabel 1.3. Bobot Nilai Kualitas Isu USG
Urgency (Mendesak) Seriousness (Serius) Growth (Tumbuh)
1 = Sangat Kurang 1 = Sangat Kurang Serius 1 = Sangat Kurang
Mendesak Cepat
2 = Kurang Mendesak 2 = Kurang Serius 2 = Kurang Cepat
3 = Cukup Mendesak 3 = Cukup Serius 3 = Cukup Cepat
4 = Mendesak 4 = Serius 4 = Cepat
5 = Sangat Mendesak 5 = Sangat Serius 5 = Sangat Cepat

Tabel 1.4. Analisis USG


No Prinsip ASN Identifikasi Isu U S G Total Peringkat

1 Pelayanan Kurangnya pengetahuan


. Publik tentang pentingnya tablet
Fe ( Zat Besi ) pada ibu
hamil yang menderita 5 5 5 15 I
penyakit Anemia Di UPTD
Puskesmas Kendal II

2 Whole Of Kurang optimalnya


. Gaverment pengelolaan sampah di
UPTD Puskesmas Kendal
II 4 4 3 11 II

3 Pelayanan Kurangnya edukasi dalam


public kepatuhan pasien
Diabetes Mellitus dan
Hipertensi untuk berobat di 3 3 4 10 III
UPTD Puskesmas Kendal
II

Berdasarkan penetapan kualitas isu dengan alat analisis USG maka


tergambar ranking tertinggi yang merupakan isu utama yaitu Kurangnya
pengetahuan tentang pentingnya tablet Fe ( Zat Besi ) pada ibu hamil yang
menderita penyakit Anemia Di UPTD Puskesmas Kendal II

8
C. Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan
Langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis dampak isu untuk
memberikan gambaran ke depan terkait risiko atau dampak yang bisa muncul
apabila isu tersebut tidak segera diberikan tindak lanjut. Berikut ini adalah
analisis dampak isu sebagai pertimbangan aktualisasi dan habituasi.
Dampak dari isu pertama “Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya
tablet Fe ( Zat Besi ) pada ibu hamil yang menderita penyakit Anemia Di UPTD
Puskesmas Kendal II “ :
Jika ibu hamil yang berobat ke Puskesmas menderita penyakit anemia
dan tidak tahu pentingnya tablet Fe ( zat besi ) maka dapat mempengaruhi
kondisi ibu dan janin saat proses persalinan, serta akan meningkatkan Angka
Kematian Ibu.
Berdasarkan analisis diatas maka dapat disimpulkan bahwa isu di atas
merupakan hal yang urgent, sehingga jika tidak ditangani maka akan
berdampak pada kelancaran pelayanan klinis.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran identifikasi isu diatas, rumusan masalah dalam
rancangan aktualisasi ini adalah :
1. Bagaimana cara mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang
tekandung dalam akuntabilitas, nasionalisme, etika public, komitmen
mutu dan anti korupsi (ANEKA) dalam meningkatkan pelayanan klinis dan
keselamatan pasien di UPTD Puskesmas Kendal II ?
2. Bagaimana keterkaitan antara visi, misi, dan nilai organisasi dengan hasil
kegiatan dari isu yang diangkat ?

E. Tujuan

9
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan rancangan
aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah sebagai berikut:
1. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang terkandung dalam
akuntabilitas ,nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan antikorupsi
(ANEKA) dalam meningkatkan pelayanan klinis di UPTD Puskesmas
Kendal II.
2. Memperoleh keterkaitan antara visi, misi, dan nilai organisasi dengan
hasil kegiatan dari isu yang diangkat.

F. Manfaat
Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNSini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
a. Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar PNS yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
b. Menjadi dokter yang mampu menjalankan fungsi sebagai pelaksana
kebijakan, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa yang
memiliki integritas dan profesional dilingkungan UPTD Puskesmas
Kendal II.
2. Bagi Instansi
a. Rancangan aktualisasi ini dapat meningkatkan efektivitas, efisiensi,
dan inovasi serta mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien di
UPTD Puskesmas Kendal II.
b. Terwujudnya visi dan misi UPTD Puskesmas Kendal II.
3. Bagi Stakeholder
a. Mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan
dan harapan dalam bidang pelayanan klinis.
b. Mendapatkan pelayanan secara aman dengan diperhatikan
keselamatannya.

10
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sikap Perilaku Bela Negara


Sikap perilaku dan kedisiplinan yang harus dilimiliki oleh PNS untuk
menunjang fungsinya adalah nilai-nilai sikap perilaku, kesehatan jasmani dan
kesehatan mental, kesamaptaan jasmani dan kesamaptaan mental,dan tata
upacara sipil dan keprotokolan.
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara
Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur, pada
hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa dan bernegara
yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai dengan kepribadian
bangsa dan selalu mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup
bangsa Indonesia (sesuai amanah yang ada dalam Pembukaan UUD 1945)
melalui:

a. Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan negara


Indonesia yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang mendiami banyak
pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke, dengan beragam
bahasa dan adat istiadat kebudayaan yang berbeda-beda. Kemajemukan
itu diikat dalam konsep wawasan nusantara yang merupakan cara
pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
b. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk menjaga
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan perilaku yang
patriotik dimulai dari hal-hal yang sederhana yaitu dengan saling tolong

11
menolong, menciptakan kerukunan beragama dan toleransi dalam
menjalankan ibadah sesuai agama masing-masing, saling menghormati
dengan sesama dan menjaga keamanan lingkungan.
c. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga negara Indonesia
yang menghormati lambang-lambang negara dan mentaati peraturan
perundang-undangan.
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk
mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air.
Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan
nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai
kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela
berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan kita
dalam bela negara merupakan bentuk cinta terhadap tanah air kita.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam
kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:
a. Cinta Tanah Air.
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai.
Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat didasarkan
pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat mewujudkan itu
semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita sendiri,
melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan
pastinya menjaga nama baik negara kita.
b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus
sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita
dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat mewujudkannya dengan cara
mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok dan
menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun

12
internasional.
c. Pancasila.
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar
biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila
adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki
beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah
yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk
bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu
perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa
mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus merelakan
untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui
bahwa para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga
memiliki pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela berlama-lama
menghabiskan waktunya antri hanya untuk mendapatkan tiket demi
mendukung langsung para atlet yang berlaga demi mengharumkan nama
bangsa.
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap
menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing
– masing. Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut
dalam mengamankan lingkungan sekitar seperti menjadi bagian dari
Siskamling, membantu korban bencana sebagaimana kita ketahui bahwa
Indonesia sering sekali mengalami bencana alam, mencegah bahaya
narkoba yang merupakan musuh besar bagi generasi penerus bangsa,
mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok karena di
Indonesia sering sekali terjadi perkelahian yang justru dilakukan oleh para
pemuda, cinta produksi dalam negeri agar Indonesia tidak terus menerus

13
mengimpor barang dari luar negeri, melestarikan budaya Indonesia dan
tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat nasional
maupun internasional.
2. Kesiapsiagaan Bela Negara
Untuk melatihan kesiapasiagaan bela negara bagi CPNS ada beberapa hal
yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap dan mau tahu terkait dengan
kejadian-kejadian permasalahan yang dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak
mudah terprovokasi, tidak mudah percaya dengan barita gossip yang belum jelas
asal usulnya, tidak terpengaruh dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang
dan permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi ada
mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut bela negara.
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan kepada semua
komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara dan
syarat-syarat tentang pembelaan negara. Dalam hal ini setiap CPNS sebagai
bagian dari warga masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
melakukan bela Negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945
tersebut.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela negara itu sangat luas, dari
yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama
warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh
bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.
Setidaknya unsur Bela Negara antara lain :
a. Cinta Tanah Air;
b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara;
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara;
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di zaman

14
sekarang di berbagai lingkungan:
a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga.
b. Membentuk keluarga yang sadar hukum.
c. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek
d. Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan.
e. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat.
f. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama.
g. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku.
h. Membayar pajak tepat pada waktunya.
Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah barang tentu kegiatan
bela negara bukan memanggul senjata sebagai wajib militer atau kegiatan
semacam militerisasi, namun lebih bagaimana menanamkan jiwa kedisiplinan,
mencintai tanah air (dengan menjaga kelestarian hayati), menjaga asset bangsa,
menggunakan produksi dalam negeri, dan tentu ada beberapa kegiatan yang
bersifat fisik dalam rangka menunjang kesiapsiagaan dan meningkatkan
kebugaran fisik saja.

B. Nilai – Nilai Dasar PNS


Pegawai ASN sebagai agen pemerintah harus memiliki nilai – nilai dasar
yang terinternalisasi dalam profesinya. Nilai – nilai tersebut antara lain
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
yang disingkat dengan kata ANEKA. Nilai – nilai Dasar tenaga Aparatur Sipil
Negara telah dimuat dalam UU Nomor 5 tahun 2014 yang menyebutkan
bahwa untuk mewujudkan tujuan nasional, dibutuhkan Pegawai ASN yang
dapat menjalankan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan sebagai
pelaksana kebijakan, dan tugas untuk mempererat persatuan.

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya (LANRI,

15
2015a). Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai – nilai
publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik; dan
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada
setiap level/unitorganisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam
memberikan pertanggung jawaban laporan kegiatan pada atasannya.
Akuntabilitas mempunyai tiga fungs iutama (Bovens dalam LANRI,2015)
yaitu: a) untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi), dengan
membangun suatu sistem yang melibatkan stakeolder dan users yang lebih
luas (termasuk masyarakat, pihak swasta, legistlatif, yudikatif dan
dilingkungan pemerintah itu sendiri baik ditingkat kementerian, lembaga
maupun daerah) ;b ) untuk mencegah korupsi dan penyalah gunaan
kekuasaan (perankonstitusional); dan c) untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas (peran belajar).
Tujuan utama akuntabilitas bagi PNS adalah untuk memperbaiki kinerja
PNS dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Seorang PNS yang
akuntabel adalah PNS yang dapat membuat pilihan tepat saat terjadi konflik
kepentingan,tidak terlibat politik praktis, melayani masyarakat secara adil,
serta konsisten menjalankan tugas dan fungsinya. Dalam menciptakan
lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator yang harus dicapai
yaitu: 1) kepemimpinan; 2) transparansi; 3) integritas; 4) tanggung jawab
(responsibilitas); 5) keadilan; 6) kepercayaan; 7) keseimbangan; 8) kejelasan;

16
dan 9) konsistensi.
Suatu program / kegiatan yang akuntabel dapat dibangun melalui 10
tahapan berikut (LANRI, 2015):
a. Menentukan individu/ kelompok/ komunitas sasarandari
program/kegiatan tersebut
b. Menetapkan tujuan yang diharapkan tercapai
c. Inventarisasi metode yang dijadikan dasar untuk mencapai tujuan dan
sasaran
d. Identifikasi aktivitas yang diperlukan
e. Memetakan kapasitas organisasi untuk mengimplementasikan aktivitas
tersebut
f. Menyusun rencana aksi
g. Evaluasi proses melalui pengukuran kualitas program/kegiatan dan
implementasi program/kegiatan yang terukur
h. Review hasil capaian program/kegiatan
i. Evaluasi proses dan capaian yang diintegrasikan dengan peningkatan
kualitas berkelanjutan
j. Jika program sukses, pikiran bagaimana keberhasilan tersebut dapat
terus dipertahankan

2. Nasionalisme
Secara bahasa nasionalisme barasal dari kata nation, yang berarti
bangsa. Jadi nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai
kebangsaan. Nasionalis mememiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan
individu terhadap bangsanya dengan penyerahaan setinggi- tingginya. Dalam
arti luas, nasionalisme diartikan sebagai pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada
nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-

17
nilai pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa
menempatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan, menunjukkan
sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara, bangga sebagai
bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri,
mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa, menumbuhkan sikap saling mencintai sesama
manusia, mengembangkan sikap tenggang rasa.
Sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung
nilai kemerdekaan dan kebebasan masyarakat dalam memeluk agama dan
kepercayaan masing - masing.Nilai-nilai ketuhanan di implementasikan
dengan cara mengembangkan etika sosial dimasyarakat. Nilai-nilai
ketuhanan menjiwai nilai-nilai lain yang dibutuhkan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara seperti persatuan, kemanusiaan,
permusyawaratan, dan keadilan sosial. Dengan berpegang teguh pada nilai
ketuhanan diharapkan dapat memperkuat pembentukan karakter dan
kepribadian, melahirkan etos kerja yang positif, dan memiliki kepercayaan dir
iuntuk mengembangkan potensi diri dan kekayaan alam yang diberikan Tuhan
untuk kemakmuran masyarakat.
Sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi landasan
tindakan dan perilaku kita sebagai PNS. Negara memerlukan sosok PNS yang
mampu menentukan kebijakan dan arah pembangunan dengan
mempertimbangkan keselarasan antara kepentingan nasional dan
kemaslahatan global. Perpaduan antara sila pertama dan kedua Pancasila
menuntut pemerintah dan peyelenggara negara untuk memelihara budi
pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang cita-cita moral rakyat
Indonesia. Dengan berlandaskan prinsip kemanusiaan, berbagai tindakan
perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan tidak sepatutnya
mewarnai kebijakan dan perilaku aparatur negara. Aparatur negara dan
seluruh komponen bangsa perlu bahu membahu menghapus masalah yang

18
bertentangan dengan nilai kemanusiaan tersebut dari kehidupan berbangsa.
Sila ketiga Persatuan Indonesia menggambarkan bahwa bangsa
Indonesia juga memiliki ciri-ciri gotong royong, guyub, rukun, bersatu, dan
kekeluargaan. Dengan semangat gotong royong, Negara Indonesia harus
mampu melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia. Negara
diharapkan mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa
memandang suku, agama, ras, atau golongan. Semangat gotong royong juga
dapat diperkuat dalam kehidupan masyarakat sipil dan politik dengan terus
menerus mengembangkan pendidikan kewarganegaraan dan multi -
kulturalisme yang dapat membangun rasa keadilan dan kebersamaan
dilandasi dengan prinsip-prinsip kehidupan publik yang lebih partisipatif dan
non diskriminatif.
Sila ke empat Pancasila yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Sila ini mengandung ciri-
ciri demokrasi yang dijalan kan diIndonesia ,yakni kerakyatan (kedaulatan
rakyat), permusyawaratan (kekeluargaan), dan hikmat kebijaksanaan.
Demokrasi yang bercirikan kerakyatan bermakna negara menghendaki
persatuan diatas kepentingan perseorangan dan golongan. Kekeluargaan
bermakna penyelenggaraan pemerintah didasarkan atas semangat
kekeluargaan diantara keragaman bangsa Indonesia dengan mengakui
adanya kesamaan derajat. Dan hikmat kebijaksanaan menghendaki adanya
landasan etis dalam berdemokrasi.
Sila ke lima Pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Komitmen keadilan memiliki dimensi yang luas. Peran negara
dalam mewujudkan rasa keadilan sosial, setidaknya ada dalam empat
kerangka, yaitu: 1) perwujudan relasi yang adil disemua tingkat sistem
kemasyarakatan; 2) pengembangan struktur yang menyediakan kesetaraan
kesempatan; 3) proses fasilitasi akses atas informasi, layanan dan sumber
daya yang diperlukan; dan 4) dukungan atas partisipasi bermakna atas
pengambilan keputusan bagi semua orang(LANRI,2015). Perwujudan negara

19
sejahtera sangat ditentukan oleh integritas dan mutu penyelenggara Negara,
disertai dukungan rasa tanggung jawab dan rasa kemanusiaan dari semua
warga.
Setiap pegawai ASN wajib memiliki jiwa nasionalisme Pancasila yang
kuat dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. Jiwa nasionalisme Pancasila
ini harus menjadi dasar dan mengilhami setiap gerak langkah dan semangat
bekerja untuk bangsa dan negara. Pegawai Negeri Sipil sebagai bagian dari
ASN harus senantiasa taat menjalankan nilai – nilai Pancasila dan
mengaktualisasikannya dengan semangat nasionalisme yang kuat
menjalan kan tugasnya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
dan perekat dan pemersatu bangsa.
ASN sebagai pelaksana kebijakan publik merupakan aparat pelaksana
(eksekutor) yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang
menjadi landasan kebijakan publik diberbagai bidang dan sektor pemerintah.
Undang-undang ASN juga memberikan jaminan kepada aparatur sipil
(birokrat) bebas dari intervensi kepentingan politik, bahkan bebas dari
intervensi atasan yang memiliki kepentingan subyektif. Hal ini mendorong
ASN yang berorientasi pada kepentingan publik. Prinsip penting yang harus
diperhatikan ASN dalam menjalankankan fungsinya sebagai pelaksana
kebijakan publik adalah: 1) ASN harus mengutamakan kepentingan publik
dan masyarakat luas dalam mengimplementasikan kebijakan publik; 2) ASN
harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik;
dan 3) ASN harus berintegritas tinggi dalam menjalankan tugasnya.
Pelayanan masyarakat (publik) adalah segala bentuk pelayanan sektor
publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah. Tujuan penyelenggaraan
Untuk dapat melakukan fungsi sebagai pelayan publik, ASN harus memiliki
profesionalisme yaitu keahlian tertentu yang harus dimiliki sesuai dengan
profesi ASN. Dengan terwujudnya ASN yang profesional akan mendorong
terwujudnya reformasi birokrasi yang lebih baik yang mendorong terciptanya
kemajuan bangsa dan negara, karena pusat pelayanan publik ada pada

20
birokrasi.
Pentingnya peran PNS sebagai salah satu pemersatu bangsa, secara
implisit disebutkan dalam UU No. 5 tahun 2014 terkaitasas, prinsip, nilai dasar,
dan kode etik dan kode perilaku, dimana dalam pasal 2 ayat 1 disebutkan
bahwa asas-asas dalam penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN
ada 13, salah satunya adalah asas persatuan dan kesatuan. Hal ini berarti
seorang ASN dalam menjalankan tugasnya senantiasa mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa .ASN dalam menjalankan
tugas dan fungsinya harus berpegang pada prinsip adil dan netral. Netral
dalam artian tidak memihak salah satu kelompok/golongan. Sedangkan adil
berarti ASN dalam melaksanakan tugasnya tidak boleh diskriminatif dan harus
obyektif, jujur, transparan. Dengan bersikap netral dan adil dalam
melaksanakan tugasnya, ASN akan mampu menciptakan kondisi yang aman,
damai, dan tentram dilingkungan kerjanya dan di masyarakatnya.

3. Etika Publik
Berdasarkan LANRI Tahun 2015, berkaitan dengan pelayanan publik,
etika publik adalah refleksi standar / norma yang menentukan baik dan buruk,
benar dan salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik.
Secara garis beras, nilai-nilai etika public yang harus dipegang teguh
oleh ASN ( Aparatur Sipil Negara ) antara lain :
1. Kebersamaan
2. Empati
3. Kepedulian
4. Kedewasaan
5. Orientasi Organisasi
6. Respect
7. Kebajikan

21
8. Integritas
9. Inovatif
10. Keunggulan
11. Keluwesan
12. Kearifan
Pada prinsipnya ada tiga dimensi etika publik yaitu dimensi kualitas
pelayanan publik, dimensi modalitas, dan dimensi tindakan integritas publik.
Etika publik menekankan pada aspek nilai dan norma, serta prinsip moral,
sehingga etika publik membentuk integritas pelayanan publik. Dengan adanya
prinsip moral tersebut diharapkan ASN mampu mengidentifikasi masalah –
masalah dan konsep etika yang khas dalam pelayanan publik. Dimensi
modalitas dalam etika publik dicerminkan oleh unsur - unsur akuntabilitas,
transparansi, dan netralitas. Sedangkan dimensi tindakan integritas publik
memiliki makna kualitas dari pejabat publik yang sesuai dengan nilai,
standar,aturan moral yang diterima masyarakat.
Seorang pelayan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya
kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Tanpa
kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan
diskriminatif terhadap masyarakat tertentu. Etika publik merupakan refleksi
kritis yang mengarahkan bagaimana nilai – nilai dipraktikkan dalam wujud
keprihatinan dan kepedulia nterhadap kesejahteraan masyarakat atau
kebaikan orang lain. Nilai – nilai dasar etika publik yang harus diinternalisasi
dan diaktualisasikan oleh ASN sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang ASN (LANRI, 2015), yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai – nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.

22
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna,dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintah yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain
yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai.
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu terhadap produk/
jasa berupa ukran baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab
pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
a. Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat mencapai hasil
sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah
maupun mutu hasil kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan
waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan
dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan
untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat efisiensi diukur dari

23
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam melaksanakan
kegiatan. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku,
uang dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran
tertentu.
c. Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam (internal) untuk
melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada desakan kebutuhan
dari pihak eksternal misalnya permintaan pasar. Inovasi dalam layanan
publik harus mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan, yang
diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda
dengan sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan
tugas rutin.
d. Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar
untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital
untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga
kredibilitas institusi. Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa
melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam mengevaluasi
kualitas pelayanan, yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan
dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat
dapat dipercaya;

24
e. Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang
baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi. Pada level
puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu layanan institusi secara
keseluruhan untuk membangun citra kelembagaan dan keunggulan bersaing.
Pada level strategic business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan
penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan target
masing-masing. Pada level fungsional bertanggung jawab atas mutu hasil
setiap layanan yang diberikan di unit-unit pendukung. Sedangkan pada level
unit dasar tanggung jawab mutu berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi yang
dilaksanakan di masing-masing unit kerja.

5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” (Fockema Andrea: 1951)
atau “corruptus” (Webster Student Dictionary: 1960). Selanjutnya dikatakan
bahwa “corruption” berasal dari kata “corrumpere”, suatu bahasa latin yang
lebih tua. Dari bahasa latin tersebut kemudian dikenal istilah “coruption,
corrupt” (Inggris), “corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie” (Belanda).
Korupsi secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian.
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena dampaknya
dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik dalam ruang lingkup
pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan
tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat
berdampak secara jangka panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001
didefinisikan sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya
diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara. menurut UU No. 31/1999 jo No. UU
20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari:
a. Kerugian keuangan negara,

25
b. Suap-menyuap,
c. Pemerasan,
d. Perbuatan curang,
e. Penggelapan dalam jabatan,
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. Gratifikasi.
Nilai-Nilai Anti Korupsi
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
a. Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan tidak
curang.
b. Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan..
c. Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri yaitu
dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan
tanggung jawabnya
d. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
e. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan yang salah
baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
f. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana kemauan
menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan
jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan,
keteguhan, tenaga, kekuatan dan pantang mundur.
g. Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup sesuai
dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua kebutuhannya.

26
h. Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam bentuk
berani mengatakan dan membela kebenaran, berani mengakui
kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain sebagainya.
i. Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak.

C. Kedudukan Dan Peran PNS Dalam NKRI


Untuk menciptakan Pegawai Negeri Sipil yang baik, maka adanya
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
yang telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara. Karena PNS memegang peranan besar dalam
kelancaran pemerintahan dan pembangunan, maka PNS memiliki peran dan
kedudukan yang sangat penting dalam berjalannya system pemerintahan serta
pelayanan lembaga Negara kepada masyarakat.
Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
ASN, Pegawai Negeri Sipil diharuskan mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Pelaksana Kebijakan Publik
ASN berfungsi, berperan dan bertugas untuk melaksanakan kebijakan
yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan
publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
tersebut, harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik.
2. Pelayan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan
publik yang professional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan
kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk
atas barang, jasa dan/atau pelayanan administrasi yang diselenggarakan

27
oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan memenuhi
kepuasan pelanggan. Oleh karena itu ASN dituntut untuk memberikan
pelayanan secara professional kepada masyarakat.
3. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara, dan pemerintah.
ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta mengutamakan
kepentingan negara daripada kepentingan pribadi/golongan. Dalam
Undang-undang ASN disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan
kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya adalah asas
persatuan dan kesatuan. ASN harus senantiasa mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Sedangkan Kedudukan Aparatur Sipil Negara dalam NKRI yaitu:
1. Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara.
2. Pegawai ASN melaksanakan Kebijakan yang ditetapkan oleh Pimpinan
Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan Intervensi
semua Golongan serta Parpol.
3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.
4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri, namun
demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS dalam
pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban selaku PNS sebagai berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan
penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS;

28
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah
harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada
hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah
terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.

1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN
meliputi Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan pemerintahan dan
memilili nomor induk pegawai nasional. Sementara itu, PPPK diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu.

29
2. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala bentuk
kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di
Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan
/atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25
tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan Peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan
oleh penyelenggara Pelayanan Publik.
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan, responsif, non diskriminatif,
mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.
Fundamen Pelayanan Publik:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat
konstitusi
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga Negara
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal
strategis untuk memajukan bangsa di masa yang akan datang
d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
warga negara tetapi juga untuk proteksi

3. Whole of Government
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang
lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program, dan pelayanan publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai
pendekatan interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah

30
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno & Sejati,
2016).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan publik bekerja
lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai
respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu (Shergold & lain-lain,
2004).
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil Indonesia adalah:
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan
agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih baik,
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas
sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam
pembangunan.
c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk
latar belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrtasi bangsa

D. Anemia Pada Kehamilan


1. Pengertian
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin
dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar < 10,5 gr% pada trimester
II. Anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan dampak yang
membahayakan bagi ibu dan janin. Anemia pada ibu hamil dapat
mengakibatkan resiko terjadinya perdarahan post partum.Bila anemia terjadi
sejak awal kehamilan dapat menyebabkan terjadinya persalinan prematur.
2. Patofisiologi
Darah bertambah banyak dalam kehamilan. Akan tetapi bertambahnya
sel-sel darah kurang di bandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga
terjadi pengenceran darah. Perbandingan pertambahan tersebut : plasma
30%, sel darah 18%, hemoglobin 19%. Pengenceran darah di anggap sebagai
penyesuaian diri secara fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi

31
wanita. Pertama-tama pengenceran itu meringankan beban kerja jantung yang
harus bekerja lebih berat dalam masa hamil. Kerja jantung lebih ringan apabila
vaskositas darah rendah. Resistansi berkurang pula, sehingga tekanan darah
tidak naik. Kedua, pada perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi
yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental.
3. Klasifikasi
Menurut Proverawati, A (2009), secara umum anemia dalam kehamilan di
klasifikasikan sebagai berikut;
1) Anemia Defisiensi Besi sebanyak 62,3%
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat
besi dalam darah. Pengobatanya adalah pemberian tablet besi yaitu keperluan
zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang di anjurkan.
2) Anemia Megaloblastik sebanyak 29%
Anemia ini di sebabkan karena defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin
B12 walaupun kejadianya jarang.
3) Anemia Hipoplastik dan Aplastik sebanyak 8%
Anemia ini disebabkan karena sum-sum tulang belakang kurang mampu
membuat sel-sel darah baru.
4) Anemia Hemolitik sebanyak 0,7%
Anemia ini disebabkan karena penghancuran sel darah merah
berlangsung lebih cepat daripada pembuatanya.
4. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala ibu hamil dengan anemia adalah keluhan lemah, pucat,
mudah pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal, mengalami mal
nutrisi, cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, nafsu makan turun,
konsentrasi turun, nafas pendek (pada anemia parah), dan keluhan mual,
muntah hebat pada hamil muda.
5. Akibat Anemia pada kehamilan
Akibat yang akan terjadi pada ibu hamil yang mengalami anemia menurut
Proverawati (2009) yaitu :

32
1) Hamil Muda (trimester pertama) : abortus, missed abortus, dan kelainan
kongenital.
2) Trimester kedua : perdarahan antepartum, persalinan premature,
gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asphiksia intra utrin sampai
kematian, berat badan lahir rendah, mudah terkena infeksi.
3) Saat Inpartu: Gangguan his primer dan sekunder, janin lahir dengan
anemia, persalinan dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah, gannguan
perjalanan persalinan perlu tindakan operatif.
4) Pasca partus : perlukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris
peurperalis, gangguan involusi uteri, kematiaan ibu tinggi (perdarahan)
6. Etiologi
Anemia dalam kehamilan sama seperti yang terjadi pada wanita yang tidak
hamil. Semua anemia yang terdapat pada wanita usia reproduktif dapat
menjadi penyulit dalam kehamilan, penyebabnya antara lain yaitu:
1) Makanan yang kurang bergizi
2) Gangguan pencernaan dan malabsorpsi
3) Kurangnya zat besi dalam makanan
4) Kebutuhan zat besi yang meningkat
5) Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu,haid
6) Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria.
7. Pencegahan Anemia
Untuk mencegah terjadinya anemia, ibu hamil disarankan untuk
menambah jumlah darah melalui pasokan makanan yang mengandung zat
besi, asam folat, dan vitanim B12. Oleh karena itu ibu hamil dianjurkan
mengkonsumsi makanan yang dapat membentuk sel-sel darah merah seperti
hati, ikan teri, daging merah, kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau,
kuning telur.
Pencegahan anemia menurut Waryana, 2010 sebagai berikut:
1) Istirahat yang cukup

33
2) Makan makanan yang bergizi dan banyak mengandung Fe, misalnya daun
pepaya, kangkung, daging sapi, hati ayam dan susu
3) Pada ibu hamil, dengan rutin memeriksakan kehamilanya minimal 4kali
selama hamil untuk mendapatkan Tablet Besi (Fe) dan vitamin yang lainya
pada petugas kesehatan, serta makan makanan yang bergizi 3x 1 hari, dengan
porsi 2 kali lipat lebih banyak.
8. Penanganan
Penanganan dilakukan sesuai dengan jenis anemianya. Kebanyakan ibu
hamil menderita anemia defisiansi besi. Hal ini bisa diatasi dengan pemberian
tablet besi yang bisa dilakukan berbagai cara yaitu;
1. Terapi oral adalah dengan cara memberikan preparat besi yaitu fero sulfat,
fero glukonat atau Na-fero bisirat, Pemberian preparat 60mg/hari dapat
menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Pemberian terapi zat besi oral
tidak boleh dihentikan setelah hemoglobin mencapai nilai normal, tetapi
harus dilanjutkan selama 2-3 bulan lagi untuk memperbaiki cadangan besi,
Efek samping : konstipasi, berak hitam, mual dan muntah. Saat ini program
nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat
untuk profilaksi anemia.
2. Terapi parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat
besi peroral, dan adanya gangguan penyerapan , penayakit saluran
pencernaan. Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran
sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus,
dapat meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 g%.
Dosis pemberian zat besi parenteral dapat dihitung dengan mudah dengan
memakai rumus: zat besi yang dibutuhkan (mg) = (15-Hb) x BB x 3.Efek
samping :Nyeri, inflamasi, demam, hipotensi.

34
E. Pentingnya Zat Besi
a. Zat Besi
Zat Besi merupakan bagian dari molekul Hemoglobin, ketika tubuh
kekurangan zat besi ( Fe ), produksi hemoglobin akan menurun. Penurunan
hemoglobin sebetulnya akan terjadi jika cadangan zat besi ( Fe ) dalam tubuh
sudah benar-benar habis. Kurangnya zat besi ( Fe) dalam tubuh pada ibu hamil
atau orang dewasa disebabkan karena perdarahan menahun, atau berulang-
ulang dari semua bagian tubuh. Faktor resiko defisiensi zat besi ( Fe ) pada
wanita karena cadangan besi dalam tubuh lebih sedikit sedangkan
kebutuhanya lebih tinggi antara 1-2 mg zat besi secara normal.
Kebutuhan zat besi (Fe) pada ibu hamil terjadi peningkatan, asupan kurang
atau rendah, sehingga tidak mencukupi tingkat yang dibutuhkan yang
menimbulkan anemia. Berbagai gangguan akan dialami ibu hamil yang terkena
anemia, dan menyebabkan terjadinya abortus, lahir prematur, perdarahan post
partum, dan rentan infeksi. Pada ibu hamil, anemia meningkatkan frekuensi
komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka
prematuritas, berat badan bayi baru lahir (BBLR), dan angka kematian
perinatal yang meningkat.
Salah satu zat mikro yang terpenting adalah zat besi (Fe) yang memiliki peran
yang sangat penting pada pembentukan hemoglobin yakni protein pada sel
darah merah yang bertugas mengantarkan oksigen dari paru-paru ke otak dan
seluruh jaringan tubuh. Kekurangan zat besi (Fe) dalam jangka panjang akan
mengakibatkan terjadinya anemia gizi besi (iron deficiency anemia /IDA).
Faktor resiko terjadinya anemia akibat dari kekurangan zat besi (Fe) memang
lebih banyak pada wanita dibandingkan laki-laki. Cadangan besi dalam tubuh
wanita lebih sedikit sedangkan kebutuhan per harinya justru lebih tinggi. Setiap
harinya seorang wanita akan kehilangan sekitar 1-2 mg zat besi mellaui
ekskresi secara normal. Pada saat haid, kehilangan zat besi bisa
bertambah hingga 1 mg.

35
b. Mengkonsusmsi tablet Zat Besi
Tablet zat besi (Fe) adalah tablet untuk suplementasi penaggulangan
anemia gizi yang setiap tablet mengandung Fero sulfat 200 mg atau setara 60
mg besi elemental dan 0.25 mg asam folat. Pelayanan pada ibu hamil baik
pada K1 maupun K4 ibu hamil akan dibekali dengan tablet zat besi (Fe), hal ini
merupakan upaya dari penanggulangan anemia pada ibu hamil. Anemia
adalah penyebab utama kematian ibu maternal yang disebabkan oleh
perdarahan pada waktu persalinan, maka dalam pemberian tablet zat besi (Fe)
merupakan suatu keharusan pada setiap ibu hamil.
Tablet zat besi (Fe) bagi wanita hamil sangat dibutuhkan karena kebutuhan zat
besi (Fe) pada saat hamil sangat tinggi dan perlu dipersiapkan sedini mungkin
sebelum hamil sampai saat melahirkan, dalam mengkonsumsi tablet zat besi
(Fe) pada ibu hamil sebanyak satu tablet zat besi (Fe) setiap hari selama 90
hari pada masa kehamilan dan 40 hari setelah melahirkan. Kebutuhan zat besi
(Fe) meningkat pada saat hamil dan melahirkan, dimana ketika hamil seorang
ibu tidak saja dituntut memenuhi kebutuhan zat besi (Fe) untuk dirinya, tetapi
juga harus memenuhi kebutuhan zat besi (Fe) untuk pertumbuhan janinnya.
pperdarahan saat melahirkan juga bisa menyebabkan seorang ibu kehilangan
lebih banyak lagi zat besi (Fe), karena itu setiap ibu hamil disarankan untuk
mengkonsumsi tablet zat besi (Fe).
Dalam beberapa kasus, penanganan anemia kekurangan zat besi (Fe)
memerlukan suplemen zat besi (Fe). Namun mengkonsumsi suplemen zat besi
(Fe) sebaiknya dilakukan secara hati-hati sesuai dengan dosis yang
dianjurkan, karena asupan zat besi (Fe) secara berlebihan tidak dibenarkan
tetapi dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Mengkonsumsi suplemen zat
besi (Fe) dapat menimbulkan mual, nyeri lambung, konstipasi, ataupun diare
sebagai efek sampingnya. Untuk mengatasinya dengan mengkonsumsi
setengah dosis yang ditingkatkan secara berlahan-lahan sampai mencapai
dosis yang dianjurkan.

36
Salah satu kebiasaan yang saat ini ditiru yaitu mengkonsumsi tablet kalsium
atau susu tinggi kalsium maupun berbagai makanan yang ditambahkan
kalsium. Akan tetapi penyerapan zat besi (Fe) akan terganggu jika dikonsumsi
bersamaan dengan kalsium. Untuk itu disarankan kedua tablet tersebut
dikonsumsi dengan jarak waktu sekitar 1,5-2 jam. Dalam mengkonsumsi tablet
zat besi (Fe) perlu memperhatikan saat meminumnya diusahakan dengan air
putih, dan hindari minuman seperti teh, susu, atau kopi karena dapat
menurunkan penyerapan zat besi (Fe) dalam tubuh sehingga manfaatnya
menjadi berkurang, apabila terjadi gejala ringan yaitu perut terasa tidak enak,
mual-mual, susah buang air besar dan tinja berwarna hitam.

c. Kebutuhan Gizi pada ibu hamil


Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu
kebutuhan energy dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan.
Peningkatan energy dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan
komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu
yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.
Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan,
namun yang seringkali menjadi kekurangan adalah energi protein dan
beberapa mineral seperti Zat Besi dan Kalsium. Kebutuhan energi untuk
kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori selama masa
kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang
lebih 300 kalori setiap hari selama hamil. Energi yang tersembunyi dalam
protein ditaksir sebanyak 5180 kkal, dan lemak 36.337 Kkal, agar energi ini
bisa ditabung masih dibutuhkan tambahan energi sebanyak 26.244 Kkal, yang
digunakan untuk mengubah energi yang terikat dalam makanan menjadi energi
yang bisa dimetabolisme (Nasoetion, 1998). Dengan demikian jumlah total
energi yang harus tersedia selama kehamilan adalah 74.537 Kkal. Untuk
memperoleh besaran energi per hari, hasil penjumlahan ini kemudian dibagi

37
dengan angka 250 (perkiraaan lamanya kehamilan dalam hari) sehingga
diperoleh angka 300 Kkal.
Kebutuhan energy pada trimester I meningkat secara minimal.
Kemudian sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat
sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama trimester II diperlukan untuk
pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume darah, pertumbuhan
uterus, dan payudara, serta penumpukan lemak. Selama trimester III energi
tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Karena
banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka WHO
menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 Kkal sehari pada trimester I, 350
Kkal sehari pada trimester II dan III.

38
BAB III
PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi
Gambaran Umum Organisasi
Puskesmas Kendal II terletak di dekat ibu kota Kabupaten sebelah Utara
kantor kecamatan kota kendal. Letaknya yang relatif strategis dan berdekatan
dengan instansi/ kantor lain seperti kantor BNN, Kantor UMKM, Kantor
Kelurahan. Batas wilayah Puskesmas Kendal II meliputi :
Batas Utara : Laut Jawa.
Batas Selatan : Wilayah Puskesmas Kendal 01
Batas Barat : Wilayah Puskesmas Kendal 01
Batas Timur : Wilayah Puskesmas Brangsong 02
Serta berada di tengah-tengah 9 Kelurahan yang memungkinkan
kemudahan masyarakat untuk datang mendapatkan pelayanan kesehatan.
Wilayah kerja puskesmas meliputi 9 desa yang terdiri sebagai berikut :
1) Desa Pegulon
2) Desa Patukangan
3) Desa Pekauman
4) Desa Balok
5) Desa Ngilir
6) Desa Bandengan
7) Desa Karangsari
8) Desa Banyutowo
9) Desa Ketapang

39
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
a. UU Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
b. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 Tentang
Puskesmas
c. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 44 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas
2. Visi, Misi, Tata Nilai dan Tujuan Organisasi
a. Visi
Terwujudnya Puskesmas yang profesional dan berkualitas di
Kabupaten Kendal
b. Misi
a) Menyelenggarakan pelayanan Promotif, Preventif, Kuratif dan
Rehabilitatif yang berkualitas dan terjangkau
b) Meningkatkan sumber daya manusia yang professional
c) Mampu bersaing dengan pelayanan kesehatan lain yang setingkat
c. Tata Nilai
- W : Wahana (Tempat yang memberikan pelayanan dasar
kesehatan yang sesuai dengan jenis-jenis pelayanan 5R (
Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin ))
- A : Among (Menjaga ( memberikan pelayanan Promotif,
Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif ) dengan indikator
kinerja sebagai tolak ukurnya )
- R : Raga ( Badan / tubuh memberikan pelayanan tidak hanya
secara fisik tapi memberikan pelayanan jiwa dan raga
secara menyeluruh )
- A : Amrih (Supaya / Berusaha memberikan pelayanan sesuai
SOP dengan indikator kepatuhan SOP )
- S : Saras ( Sehat Jiwa Raga, AKI, AKB, AKABA, PTM dan
Penyakit menular menurun )

40
d. Tujuan Organisasi
1. Untuk memberikan gambaran tentang Puskesmas Kendal II secara
lengkap baik dari segi sistem pelayanan, manajemen, fisik,
program, hasil kegiatan dan sebagainya.
2. Untuk dijadikan bahan masukan untuk pengevaluasian mengenai
hal-hal yang masih perlu diperbaiki.
3. Sebagai salah satu bahan “marketing” atau promosi tentang produk-
produk yang dihasilkan di Puskesmas Kendal II.

41
3. Struktur Organisasi
Tabel 3.1 Struktur Organisasi Puskesmas Kendal II Tahun 2018

42
4. Diskripsi SDM, Sarpras dan Sumber Daya lain
a. Deskripsi SDM
UPTD Puskesmas Kendal II merupakan Puskesmas Rawat
Jalan. Untuk menjalankan fungsi dan tugasnya, UPTD Puskesmas
Kendal II Kabupaten Kendal didukung oleh ketenagaan sebagai
berikut:

Tabel 3.2
Deskripsi Sumber Daya Manusia
UPTD Puskesmas Kendal II Kab. Kendal Tahun 2018

Jenis tenaga yang ada Jumlah

Tenaga Kesehatan

Kepala Puskesmas 1

1. Dokter Umum 1

2. Dokter gigi 0

4. Asisten Apoteker 1

5.Bidan 15

6.Perawat 8

7. Sanitarian 0

8. Nutrisionis 1

9. Laboratorium 1

43
Tenaga Non Kesehatan

10. Ka TU 1

11. Staf Administrasi 6

12. staf Keuangan 0

13. penjaga malam 1

Jumlah Pegawai 37

b. Sarana dan Prasarana


Sarana gedung yang dimiliki oleh UPTD Puskesmas Kendal II
Kabupaten Kendal adalah :
Puskesmas Induk
a) Ruang Pendaftaran (Loket)
b) Ruang Tindakan
c) Ruang Imunisasi
d) Ruang Lansia dan PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja)
e) Ruang Laboratorium
f) Ruang Konsultasi Gizi Sanitasi dan Promkes
g) Ruang Obat
h) Ruang Kepala Puskesmas dan Bagian Tata Usaha
i) Ruang Kasir
j) Ruang BP Umum
k) Ruang Poli Gigi
l) Ruang MTBS
m) Ruang KIA
n) Ruang Mampu Persalinan
o) Ruang Nifas
p) Ruang Aula

44
q) Ruang Mushola
r) Toilet
s) Gudang
t) Ruang KB
u) Ruang TB
Puskesmas Pembantu terdiri dari dua unit yaitu :
a) Puskesmas pembantu Pekauman
b) Puskesmas pembantu Bandengan
Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) terdiri dari 7 unit yang tersebar di
seluruh desa binaan diantaranya :
a) PKD Pegulon
b) PKD Patukangan
c) PKD Ngilir
d) PKD Balok
e) PKD Karangsari
f) PKD Banyutowo
g) PKD Ketapang

B. Tugas Dan Jabatan Peserta Diklat


1. Tugas Pokok Aparatur Sipil Negara
Undang Undang Aparatur Sipil Negara No. 5 tahun 2014 Pasal 11
menjelaskan bahwa tugas ASN adalah :
a. Melaksanakan Kebijakan Publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan
b. Memberikan Pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
2. Tugas Dokter Umum

45
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum Di Lingkungan
Kementerian Kesehatan, uraian tugas dokter umum adalah sebagai
berikut:
1. Melaksanakan pelayanan medis rawat jalan
2. Melaksanakan pelayanan medis rawat inap
3. Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan medis
4. Melaksanakan pelayanan gizi dan KIA
5. Menganalisis data dan hasil pemeriksaan pasien sesuai dengan
pedoman kerja untuk menyusun catatan medis pasien
6. Menyusun draft visum et repertum
7. Melaksanakan tugas jaga
8. Menyusun draft laporan pelaksanaan tugas
9. Menyusun laporan pelaksanaan tugas
10. Menyusun laporan lain-lain

46
C. Role Model

Gambar 3.1 Foto Role Model


Dalam hal ini role model bagi penulis adalah Kepala UPTD Puskesmas
Kendal II Kabupaten Kendal, drg Sri Sahadatin. Beliau adalah panutan,
inspirasi, contoh, dan teladan bagi penulis. Beliau bisa menempatkan diri pada
situasi yang ada, bisa tetap berwibawa tanpa membuat batas antara pimpinan
dan yang dipimpin. Beliau selalu memberikan solusi yang terbaik dan objektif
terhadap masalah untuk kepentingan puskesmas atau masyarakat bukan
siapa yang menyampaikan melainkan melihat apa yang disampaikan saat
menerima masukan.
Dalam implementasi ANEKA, dapat dijelaskan bahwa beliau memiliki
sifat – sifat sesuai dengan nilai – nilai dasar ASN, yaitu :
1. Akuntabilitas
Beliau memiliki jiwa kepemimpinan yang mumpuni, tanggung jawab
terhadap pekerjaan, selalu berusaha menjadi pemimpin yang merangkul
staf dan partner kerjanya.
2. Nasionalisme
Ibu drg Sri Sahadatin adalah pribadi yang memiliki jiwa nasionalis
didasari dari sifat dan sikap yang selalu menjunjung tinggi nilai – nilai
yang terkandung di dalam Pancasila.

47
3. Etika publik
Diwujudkan dalam sikap Beliau yang penuh sopan santun berwibawa
tanpa merendahkan orang lain.
4. Komitmen mutu
Beliau selalu berkomitmen untuk menjaga kualitas dirinya sehingga tidak
merugikan orang lain dalam hal apapun.
5. Anti korupsi
Menjunjung tinggi kejujuran dalam setiap lini kehidupan dalam hal pribadi
maupun pekerjaan.

48
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi Dan Keterkaitan Dengan Nilai


ANEKA
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Kendal II
Isu yang : Kurangnya pengetahuan tentang
Diangkat pentingnya tablet Fe ( Zat Besi ) pada
ibu hamil yang menderita penyakit
Anemia Di UPTD Puskesmas Kendal II
Judul : Upaya Peningkatan Pengetahuan
Tentang Pentingnya Tablet Fe (Zat Besi)
pada ibu hamil yang menderita penyakit
Anemia Di UPTD Puskesmas Kendal II
Kabupaten Kendal
Gagasan : 1. Melakukan pemetaan pada ibu hamil
Penyelesaian Isu dengan penyakit Anemia yang berada di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Kendal
II
2. Melakukan penyuluhan pada ibu hamil
tentang penyakit Anemia dan
pentingnya tablet Fe ( zat besi )
3. Melakukan monitoring pada ibu hamil
4. Membuat leaflet tentang penyakit
Anemia dan pentingnya tablet Fe ( Zat
besi ) pada ibu hamil
5. Membuat poster tentang penyakit
Anemia dan pentingnya tablet Fe ( Zat
besi ) pada ibu hamil

49
Tabel 4.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan Substansi dengan Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
mata pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan Terlaksananya Saya Dengan adanya Melakukan pemetaan
pemetaan pada ibu pemetaan pada ibu bermusyawarah ( pemetaan pada ibu pada ibu hamil
hamil dengan hamil dengan penyakit Sila ke 4 ) dengan hamil dengan dengan penyakit
penyakit Anemia Anemia Kepala Puskesmas penyakit Anemia Anemia yang berada
yang berada di dan koordinasi yang berada di di wilayah kerja
wilayah kerja UPTD bersama Bidan wilayah kerja UPTD UPTD Puskesmas
Puskesmas Kendal koordinator ( Puskesmas Kendal Kendal II sesuai
II. Sumber kegiatan : Kebersamaan ) II, maka sesuai Visi dengan nilai Amrih :
Sasaran Kinerja a. Melaksanakan Terlaksananya menggunakan yaitu terwujudnya Supaya / berusaha
Pegawai konsultasi dengan konsultasi yang baik bahasa yang baik puskesmas yang memberikan
kepala puskesmas dengan Kepala dan benar ( sila ke professional dan pelayanan sesuai
dan koordinasi Puskesmas dan bidan 3 ) untuk berkualitas di SOP dengan
bersama bidan koordinator sehingga mendapatkan kabupaten Kendal indikator kepatuhan
koordinator untuk menghasilkan saran arahan dan dan Misi yang SOP
melakukan pemetaan dan rekomendasi masukan. Saya pertama yaitu
pada ibu hamil dengan untuk melakukan mengutarakan Menyelenggarakan
Penyakit Anemia pemetaan pada ibu pendapat saya pelayanan promotif,
hamil yang menderita mengenai ide preventif, kuratif
penyakit Anemia pemetaan terhadap dan rehablitatif
ibu hamil dengan yang berkualitas
Penyakit Anemia dan terjangkau
yang dapat
dipertanggung
jawabkan (
tanggung jawab )

50
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan Substansi dengan Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
mata pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Akuntabilitas
- Tanggung jawab

Etika publik :
- Kebersamaan

Nasionalisme :
- Sila ke 3
- Sila ke 4

b. Melakukan pencarian Tersedianya data Saya melakukan


dan pengumpulan pada ibu hamil pencarian dan
data pada ibu hamil dengan Penyakit pengumpulan data
dengan Penyakit Anemia ( inovatif ) tentang
Anemia ibu hamil dengan
Penyakit Anemia
bersama bidan (
kebersamaan )
secara bersama-
sama untuk
mendapatkan data
yang jelas (
kejelasan ) tanpa
membeda-bedakan
( keadilan )

Akuntabilitas :
- Kejelasan
- Keadilan

Etika Publik :

51
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan Substansi dengan Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
mata pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
- Kebersamaan

Komitmen Mutu :
- Efektif dan efsien
- Inovatif

c. Melakukan Terlaksananya Setelah


pengolahan data pengolahan data pada mendapatkan data,
pada ibu hamil ibu hamil dengan saya melakukan
dengan penyakit penyakit Anemia pengolahan data
Anemia menggunakan
computer ( efektif
dan efisien ). Saya
melakukan dengan
jujur ( kejujuran )
dan penuh
tanggung jawab (
integritas ) tanpa
ada yang dikurangi
atau dilebihkan (
keadilan )dalam
data tersebut

Akuntabilitas :
- Integritas
- Keadilan

Komitmen Mutu :
- Efektif dan Efisien

52
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan Substansi dengan Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
mata pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7

Anti Korupsi :
- Kejujuran
- Tanggung jawab
d. Melakukan penyajian Terlaksananya Saya melakukan
data penyajian data penyajian data
kepada Kepala
Puskesmas dan
bidan coordinator (
kebersamaan )
dengan
menggunakan kata
atau kalimat yang
baik dan benar (
sila ke 3 ) secara
sopan santun (
respect ) untuk
mendapatkan
masukan dan
arahan terhadap
data tersebut

Nasionalisme :
- Sila ke 3

Etika Publik :
- Kebersamaan
- Respect

Komitmen Mutu :
- Efektif dan Efisien

53
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan Substansi dengan Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
mata pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
e. Melakukan Terlaksananya Saya menggunakan
penggunaan data penggunaan data data tersebut
sebagai acuan untuk
melakukan rujukan
lebih awal ke
tempat pelayanan
tingkat lanjutan (
kepedulian ) agar
tidak terjadi
kematian ibu dan
bayi di UPTD
Puskesmas Kendal
II

Etika Publik :
- Kepedulian

Komitmen Mutu :
- Efektif dan Efisien

2. Melakukan
Dengan adanya Dengan melakukan
penyuluhan pada Terlaksananya
penyuluhan pada penyuluhan maka
ibu hamil tentang penyuluhan pada ibu
ibu hamil tentang sesuai dengan tata
penyakit anemia dan hamil tentang penyakit
penyakit anemia nilai Among :
pentingnya tablet Fe Anemia dan
dan pentingnya Menjaga (
( zat besi ) pentingnya tablet Fe (
tablet Fe ( Zat Besi memberikan
Sumber kegiatan : Zat Besi
) maka sesuai pelayanan Promotif,
Sasaran Kinerja
dengan Visi yaitu Preventif, Kuratif dan
Pegawai
terwujudnya Rehabilitatif ) dengan
puskesmas yang indicator kinerja

54
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan Substansi dengan Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
mata pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
a. Membuat konsep Tersedianya draft Saya membuat professional dan sebagai tolak
kegiatan konsep kegiatan rancangan konsep berkualitas di ukurnya
tentang penyuluhan kegiatan dengan kabupaten Kendal
pada ibu hamil rasa tanggung serta Misi yang
tentang penyakit jawab ( integritas ) pertama yaitu
anemia dan secara jelas ( Menyelenggarakan
pentingnya tablet Fe ( kejelasan ) dan pelayanan promotif,
zat besi ) rinci untuk preventif, kuratif
mendapatkan hasil dan rehablitatif
yang diinginkan yang berkualitas
dan terjangkau
serta misi yang
Akuntabilitas : ketiga yaitu Mampu
- Integritas bersaing dengan
- Kejelasan pelayanan
kesehatan lain
Komitmen mutu : yang setingkat
- Efektif dan efisien

Anti Korupsi :
- Tanggung jawab
b. Melakukan konsultasi Adanya persetujuan Saya melakukan
dengan Kepala dari Kepala konsultasi dengan
Puskesmas Puskesmas mengenai Kepala Puskesmas
penyuluhan yang secara sopan dan
akan saya sampaikan santun ( respect )
serta menggunakan
bahasa yang baik
dan benar ( sila ke
3)

55
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan Substansi dengan Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
mata pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Nasionalisme :
- Sila Ke 3

Etika Publik :
- Respect

c. Menyiapkan materi Tersedianya materi Saya menyiapkan


penyuluhan penyuluhan yang materi penyuluhan
akan disampaikan yang akan saya
sampaikan pada ibu
hamil dengan
menggunakan
bahasa yang
mudah dimengerti
( sila ke 3 )

Nasionalisme :
- Sila ke 3

d. Melakukan Terlaksananya Saya melakukan


penyuluhan pada ibu penyuluhan pada ibu penyuluhan pada
hamil tentang hamil tentang penyakit ibu hamil yang
pentingnya tablet Fe Anemia dan bekerja sama
(zat besi) pentingnya tablet Fe ( dengan bidan
Zat Besi ) coordinator (
kebersamaan )
dalam
menyampaikan
penyuluhan saya
menggunakan
bahasa yang
mudah di mengerti

56
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan Substansi dengan Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
mata pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
( sila ke 3 ) secara
sopan ( respect )
supaya
mendapatkan
kepercayaan atas
apa yang telah saya
sampaikan (
kepercayaan )

Akuntabilitas :
- Kepercayaan

Nasionalisme :
- Sila ke 3

Etika Publik :
- Kebersamaan
- Respect

3 Melakukan Terlaksananya Dengan Dengan melakukan


monitoring pada ibu monitoring pada ibu dilakukanya monitoring pada ibu
hamil. hamil monitoring pada ibu hamil maka sesuai
Sumber Kegiatan : hamil maka sesuai dengan nilai
Inovasi dengan visi organisasi yaitu
Terwujudnya Saras : Sehat jiwa
puskesmas yang dan raga, AKI, AKB,
professional dan AKABA, PTM dan
berkualitas di penyakit menular
kabupaten kendal menurun
Serta Misi yang
ketiga yaitu mampu
bersaing dengan

57
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan Substansi dengan Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
mata pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
a. Melakukan Terlaksananya Saya melakukan kesehatan lain
pengecekan ulang pengecekan ulang anamnesa dengan yang setingkat
dengan cara pada ibu hamil menggunakan
anamnesa pada ibu dengan melakukan bahasa yang sbaik
hamil tentang wawancara atau dan benar ( sila ke
keteraturan minum anamnesa 3 ) secara sopan (
obat, pola makan respect ) pada ibu
hamil mengenai
keteraturan minum
tablet Fe ( zat besi )
serta asupan
makan, saya
melakukan kegiatan
ini untuk mengetahui
secara jelas (
kejelasan ) apakah
ibu hamil teratur
minum tablet fe ( zat
besi ) serta asupan
makan sudah benar
apa belum

Akuntabilitas :
- Kejelasan

Nasionalisme :
- Sila ke 3

Etika Publik :
- Respect

58
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan Substansi dengan Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
mata pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
b. Melakukan Terlaksananya Saya melakukan
pengecekan ulang pengecekan ulang pengecekan ulang
pemeriksaan mengenai hasil pemeriksaan
Hemoglobin yang pemeriksaan Hemoglobin pada
bekerja sama dengan Hemoglobin pada ibu ibu hamil ( efektif
petugas laboratorum hamil dan efisien ) yang
bekerja sama
dengan petugas
laboratorium (
kebersamaan )
untuk mendapatkan
hasil yang jelas (
kejelasan ) tanpa
ada data yang
dikurangi atau
dilebihkan (
keadilan )

Akuntabilitas :
- Kejelasan

Etika Publik :
- Kebersamaan

Komitmen Mutu :
- Efektif dan efisien

Anti Korupsi :
Keadilan

59
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan Substansi dengan Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
mata pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
c. Membuat data hasil Terlaksananya data Saya membuat data
pengecekan ulang hasil pengecekan hasil pengecekan
ulang ulang dari data
anamnesa dan
pemeriksaan
laboratorium
kemudian data itu
saya sampaikan
kepada Kepala
Puskesmas dan
bidan (
kebersamaan )
untuk mendapatkan
arahan dan
masukan secara
musyawarah ( sile
ke 4 )

Nasionalisme :
- Sila Ke 4

Etika Publik :
- Kebersamaan

4 Membuat leaflet Terlaksananya Dengan Dengan adanya


tentang penyakit pembuatan leaflet dilakukanya leafleat maka sesuai
. anemia dan tentang penyakit pembuatan leaflet dengan nilai
pentingnya tablet anemia dan maka sesuai organisai Among:

60
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan Substansi dengan Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
mata pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Fe ( Zat besi ) pada pentingnya tablet Fe ( dengan Visi Menjaga (
ibu hamil. Sumber zat besi ) pada ibu Puskesmas yaitu memberikan
Kegiatan : Inovasi hamil Terwujudnya pelayanan Promotif,
puskesmas yang Preventif, Kuratif dan
professional dan Rehabilitatif ) dengan
a. Membuat rancangan Tersedianya draft Saya membuat berkualitas di indicator kinerja
konsep design yang konsep rancangan rancangan design kabupaten kendal sebagai tolak
akan dibuat design leaflet tentang leaflet dengan baik Serta Misi yang ukurnya dan nilai
pentingnya tablet Fe ( dan rinci serta pertama dan kedua Saras : Sehat jiwa
zat besi ) pada ibu penuh tanggung yaitu dan raga, AKI, AKB,
hamil jawab ( kejelasan, Menyelenggarakan AKABA, PTM dan
integritas ) agar pelayanan promotif, penyakit menular
rancangan yang preventif, kuratif menurun
telah saya buat bisa dan rehablitatif
mendapatkan hasil yang berkualitas
yang diinginkan dan terjangkau,
Mampu bersaing
Akuntabilitas : dengan pelayanan
- Kejelasan kesehatan lain
- Integritas yang setingkat

b. Konsultasi dengan Mendapatkan Saya melakukan


Kepala Puskesmas persetujuan dari konsultasi dengan
Kepala Puskesmas Kepala Puskesmas
mengenai leaflet yang secara sopan dan
akan dibuat santun ( respect )
mengenai
pembuatan leaflet
tentang pentingnya
tablet Fe ( Zat Besi )
pada ibu hamil
dengan saling

61
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan Substansi dengan Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
mata pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
mengemukakan
dan menghargai
pendapat ( sila ke 4
)

Nasionalisme :
- Sila ke 4

Etika Publik :
- Respect

c. Pembuatan leaflet Terlaksananya proses Saya melakukan


pembuatan leaflet pembuatan leaflet
mengenai pentignya dengan cara
tablet Fe ( Zat besi ) mengoptimalkan
pada ibu hamil sarana dan
prasarana (
inovatif, efektif dan
efisien ) yang
terdapat pada UPTD
Puskesmas Kendal
II dengan penuh
tanggung jawab (
tanggung jawab )

Komitmen Mutu :
- Inovatif
- Efisien dan Efektif

Anti korupsi :
- Tanggung jawab

62
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan Substansi dengan Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
mata pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
d. Memberikan leaflet Tercapainya sasaran Saya memberikan
pada ibu hamil yang pemberian leaflet leaflet pada ibu
telah diberikan pada ibu hamil hamil dengan cara
penyuluhan sopan dan santun (
respect )

Etika Publik :
- Respect

e. Meletakkan leaflet Tersedianya leaflet Saya meletakkan


pada tempat yang pada tempat yang leafleat pada
strategis agar dapat telah disediakan tempat yang
diambil oleh strategis agar dapat
pengunjung yang lain diambil oleh
pengunjung yang
lain ( efektif dan
efisien )

Komitmen Mutu :
- Efektif dan efisien

5 Membuat poster Terlaksanakanya Dengan Dengan adanya


tentang penyakit pembuatan poster dilakukanya leafleat maka sesuai
Anemia dan tentang penyakit pembuatan poster dengan nilai
pentingnya Fe (zat Anemia dan tentang penyakit organisai Among:

63
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan Substansi dengan Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
mata pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
besi ) pada ibu pentingnya tablet Fe ( Anemia dan Menjaga (
hamil. Sumber zat besi ) pada ibu pentingnya tablet memberikan
kegiatan : Inovasi hamil Fe ( zat besi ) pada pelayanan Promotif,
ibu hamil maka Preventif, Kuratif dan
sesuai dengan Visi Rehabilitatif ) dengan
Puskesmas yaitu indicator kinerja
Terwujudnya sebagai tolak
puskesmas yang ukurnya dan nilai
a. Membuat rancangan Tersedianya draft Saya membuat professional dan Saras : Sehat jiwa
konsep design yang konsep rancangan rancangan design berkualitas di dan raga, AKI, AKB,
akan dibuat design poster poster dengan baik kabupaten kendal AKABA, PTM dan
dan rinci serta Serta Misi yang penyakit menular
penuh tanggung pertama dan kedua menurun
jawab ( kejelasan, yaitu
integritas ) agar Menyelenggarakan
rancangan yang pelayanan promotif,
telah saya buat bisa preventif, kuratif
mendapatkan hasil dan rehablitatif
yang diinginkan yang berkualitas
dan terjangkau,
Mampu bersaing
dengan pelayanan
kesehatan lain
Akuntabilitas : yang setingkat
- Kejelasan
- Integritas

64
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan Substansi dengan Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
mata pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
b. Konsultasi dengan Mendapatkan Saya melakukan
Kepala Puskesmas persetujuan dari konsultasi dengan
Kepala Puskesmas Kepala Puskesmas
secara sopan dan
santun ( respect )
mengenai
pembuatan poster
tentang penyakit
anemia dan
pentingnya tablet Fe
( Zat Besi ) pada ibu
hamil dengan saling
mengemukakan
dan menghargai
pendapat ( sila ke 4
)

Nasionalisme :
- Sila ke 4

Etika Publik :
- Respect

c. Membuat surat Terciptanya Saya membuat


pesanan poster pada kerjasama dengan surat pesanan
pihak ketiga pihak ketiga poster ( inovatif,
efektif dan efisien )
dengan pihak ketiga
selaku yang
membuat poster

65
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan Substansi dengan Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
mata pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7

Komitmen Mutu :
- Inovatif
- Efisien dan Efektif

d. Pembuatan poster Terjalin kerjasama Saya menyerahkan


pada pihak ketiga dengan pihak ketiga semua proses
pembuatan poster
yang bekerja sama
dengan pihak ketiga

Nasionalisme :
- Sila ke 4

e. Memberikan upah Terlaksananya proses Saya memeriksa


pembuatan poster pembuatan poster upah pada pihak
pada pihak ketiga ketiga sebagai biaya
pembuatan poster
dengan rasa penuh
tanggung jawab

Anti Korupsi :
Tanggung jawab
f. Meletakkan poster Tersedianya leaflet Saya meletakkan
pada tempat yang leafleat pada
strategis agar dapat tempat yang

66
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan Substansi dengan Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
mata pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
diambil oleh strategis ( efektif
pengunjung yang lain dan efisien ) agar
dapat diambil oleh
pengunjung yang
lain

Komitmen Mutu :
- Efektif dan efisien

67
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi
Demi meningkatkan pencapaian hasil dari rencana aktualisasi, maka
dibuat jadwal implementasi yang jelas. Jadwal implementasi ini bertujuan
untuk mengatur, mengontrol, mengorganisasi waktu ,jenis kegiatan, output
pelaksanaan rencana aktualisasi sesuai dengan rancangan yang telah
direncanakan. Rincian jadwal rancangan aktualisasi dapat dilihat pada Tabel
4.2. berikut ini:

68
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Juli Agustus
Kegiatan Bukti
15
16
17

18

19

20

22

23

24

25

26

27

29

30

31

10

12

13

14

15
16
17
No

9
1 Melakukan Foto, hard file
pemetaan pada
ibu hamil
dengan penyakit
Anemia yang
berada di
wilayah kerja
UPTD
Puskesmas
Kendal II
21) Melakukan Foto dan video
penyuluhan Hard file
pada ibu hamil Hasil notulen
tentang
Penyakit
Anemia dan
pentingnya
tablet Fe (zat
besi )

32) Melakukan Foto


monitoring pada Hard file
ibu hamil

43) Membuat leaflet Foto


tentang penyakit Hard file

69
Anemia dan
pentingnya
tablet Fe ( Zat
besi ) pada ibu
hamil

5 Membuat poster Foto


tentang penyakit Hard file
Anemia dan
pentingnya
tablet Fe ( zat
besi ) pada ibu
hamil

70
C. ANTISIPASI DAN STRATEGI MENGHADAPI KENDALA
Dalam tahap aktualisasi dan habituasi terdapat berbagai situasi dan
kondisi yang tidak dapat dikendalikan oleh penulis. Sehingga terdapat
kemungkinan terjadi kendala-kendala dalam proses pelaksanaan rancangan
aktualisasi. Untuk mengatasi hal tersebut, dibuat rencana antisipasi dan
strategi dalam menghadapi kendala yang mungkin terjadi. Rencana antisipasi
dan strategi menghadapi kendala dijelaskan dalam tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3 Rencana Antisipasi Dan Strategi Menghadapi Kendala


No Kegiatan Kendala yang Strategi Mengatasi
mungkin terjadi Kendala
1 Melakukan pemetaan pada Waktu yang Dilakukan
ibu hamil dengan penyakit kurang efektif pembenahan secara
Anemia yang berada di karena bertahap dan pada
wilayah kerja UPTD sibuknya jam waktu senggang
Puskesmas Kendal II pelayanan sekitar pukul 13.00-
14.00
2 Melakukan penyuluhan pada Menentukan Melihat jadwal
ibu hamil tentang penyakit jadwal kegiatan selama
Anemia dan pentingnya tablet koordinasi dan setahun serta
Fe ( zat besi ) pelaksanaan berkonsultasi dan
karena berkoordinasi
terbentur dengan Kepala
dengan Puskesmas
kegiatan lain
3 Melakukan monitoring pada Saat bu hamil Koordinasi dengan
ibu hamil tidak datang bidan untuk
berobat ke memberi tahu
puskesmas supaya ibu hamil

71
datang ke
puskesmas untuk
berobat
4 Membuat leaflet tentang Desain leaflet Mengkomunikasikan
penyakit Anemia dan yang akan pada Kepala
pentingnya tablet Fe ( zat besi direvisi Puskesmas terkait
) pada ibu hamil berulang-ulang konten yang akan
akan dibuat sebelum
memperlambat mendesain leaflet,
proses dengan begitu revisi
penyelesaian tidak akan berulang-
ulang dan
mempercepat
proses penyelesaian
5 Membuat poster tentang Desain poster Mengkomunikasikan
penyakit Anemia dan yang akan pada Kepala
pentingnya tablet Fe ( zat besi direvisi Puskesmas terkait
) pada ibu hamil berulang-ulang konten yang akan
akan dibuat sebelum
memperlambat mendesain poster,
proses dengan begitu revisi
penyelesaian tidak akan berulang-
ulang dan
mempercepat
proses penyelesaian

72
BAB V
PENUTUP

Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi isu yang telah


dirumuskan melaui analisa APKL dan analisa USG. Identifikasi isu yang ada
dapat berasal dari individu, unit kerja maupun dari organisasi, dari sana
beberapa isu telah dapat diidentifikasi. Dari beberapa isu tersebut kemudian
dilakukan identifikasi dengan metode USG. Isu yang diangkat yaitu Kurangnya
pengetahuan tentang pentingnya tablet Fe ( Zat Besi ) pada ibu hamil yang
menderita penyakit Anemia Di UPTD Puskesmas Kendal II
Dari isu tersebut muncul gagasan pemecahan isu yang tertuang dalam
5 kegiatan. Adapun kegiatan tersebut sebagai berikut:
1. Melakukan pemetaan pada ibu hamil dengan penyakit Anemia yang
berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kendal II
2. Melakukan penyuluhan pada ibu hamil tentang penyakit Anemia dan
pentingnya tablet Fe ( zat besi )
3. Melakukan monitoring pada ibu hamil
4. Membuat leaflet tentang penyakit Anemia dan pentingnya tablet Fe ( Zat
besi ) pada ibu hamil
5. Membuat poster tentang penyakit Anemia dan pentingnya tablet Fe ( zat
besi ) pada ibu hamil
Selanjutnya aktualisasi nilai-nilai ANEKA, Manajemen ASN, Whole of
Goverment, dan Pelayanan Publik akan diaktualisasikan di unit kerja masing-
masing.
Pentingnya Rancangan Aktualisasi dibuat karena menjadi pedoman dan
panduan untuk menyelesaikan isu melalui gagasan pemecahan isu yang
tertuang dalam kegiatan yang dirancang. Dengan adanya pembuatan
Rancangan Aktualisasi, diharapkan pelaksanaan kegiatan aktualisasi dapat
menghasilkan output yang sesuai dengan perencanaan. Selain itu dengan
membuat Rancangan Aktualisasi, penulis juga dapat lebih memahami nilai-

73
nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi) yang dapat diimplementasikan dalam berbagai kegiatan
selama melaksanakan aktualisasi maupun dalam pelaksanaan tugas dan
fungsinya. Penulis juga lebih paham mengenai sikap dan perilaku yang dapat
memberikan kontribusi terhadap visi dan misi organisasi serta menguatkan
nilai organisasi.
Apabila Rancangan Aktualisasi tidak dibuat maka dapat mengakibatkan
dampak negatif dari krisis moral, diantaranya berbuat anarkis,penyalahgunaan
narkoba, terpapar paham radikaisme dan lain-lain yang akan berpengaruh
terhadap kepribadian peserta didik yang tidak mampu mengaktualisasikan
karakter religius dalam kehidupannya. Selain itu pemahaman mengenai nilai-
nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi) pun menjadi kurang karena tidak ada pedoman dan panduan
dalam mengimplementasikan nilai-nilai tersebut. Dalam penyusunan
rancangan aktualisasi ini saya meminta dukungan,saran dan masukan dari
pihak manapun agar kegiatan yang akan saya laksanakan dapat berjalan
lancar.

74
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS


Golongan III Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan III : Akuntabilitas. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan III : Nasionalisme. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan I dan II : Etika Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan I dan II : Komitmen Mutu. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan I/II dan III : Anti Korupsi. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Pelayanan Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Whole of Goverment. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Pendidikan
dan Pelatihan Dasar Calon PNS Habituasi Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

75
Arisman. 2009. Buku Ajaran Ilmu Gizi : Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta :
EGC
Ani, LS. 2016. Buku Saku Anemia Defisiensi Besi. Jakarta : EGC
Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rahima
Proverawati, Asfuah S. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta :
Nuha Medika
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

76
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
1 NamaLengkap dr. Septia Putri Prayitami
2 Jabatan Fungsional Dokter Umum
3 Jabatan Struktural -
4 NIP/NIK/Identitaslainya 199009022019032012
5 Tempat dan Kendal, 02 September 1990
6 Tanggallahir
Alamat Rumah Desa Wonosari Rt 01 Rw 02 Kecamatan
Patebon Kabupaten Kendal
7 Nomor 082225253929
8 Telepon/Faks/HP
Instansi UPTD Puskesmas Kendal II
9 Alamat email Tyut02@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan
NO TINGKAT NAMA SEKOLAH

1 SD SD Negeri 01 Wonosari

2 SMP SMP Negeri 02 Kendal

3 SMA SMA Negeri 01 Cepiring

77
4 S1 S1 Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Semarang

5 PROFESI Profesi Dokter, Universitas Muhammadiyah


Semarang

78

Anda mungkin juga menyukai