TINJAUAN TEORI
6
7
2.1.3.1 Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen
yang dapat menimbulkan infeksi, diet pemasukan karbohidrat dan gula yang
diproses secara berlebihan, serta obesitas dan kehamilan.
2.1.3.2 Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dilakukan oleh autoimunitas yang
disertai pembentukan sel – sel antibody antipankreatik dan mengakibatkan
kerusakan sel – sel penyekresi insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel
beta oleh virus.
2.1.3.3 Kelainan insulin. Pada klien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan
terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada
membrane sel yang responsif terhadap insulin.
Gejala lain adalah gangguan saraf tepi berupa kesemutan, kulit terasa panas
atau seperti tertusuk tusuk jarum, rasa kebas di kulit, kram, kelelahan,
mudah mengantuk, pandangan mulai kabur, gigi mudah goyah dan mudah
lepas, kemampuan seksual menurun bahkan pada pria bisa terjadi impotensi,
pada ibu hamil sering terjadi keguguran atau kematian janin dalam
kandungan atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg (Sujana, I nyoman
2015).
2.2.1.1 Pengumpulan data. Pengumpulan data yang akurat dan sistemastis akan
membantu dalam menentukan stastus kesehatan dan pola pertahanan
penderita. Menidentifikasi kekuatan dan kebutuhan penderita yang didapat
diperoleh melalui anamesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium
serta pemeriksaan penunjang lainnya.
10
2.2.1.2 Analis data. Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokan dan
dilakukan analisis serta sintesis data. Dalam mengkelompokan data
dibedakan atas data subjektif dan data objektif serta berpedoman pada teori
Abraham maslow yang terdiri dari kebutuhan dasar atau fisiologis,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan cinta dan kasih saying, kebutuhan harga
diri, kebutuhan aktualisasi diri
2.2.5.1 Berhasil : perilaku klien sesuai perencanaan tujuan dalam waktu atau
tanggal yang ditetapkan pada tujuan
2.2.5.2 Tercapai sebagian : klien menunjukan perilaku tetapi tidak sebaik yang
ditentukan dalam pernyataan tujuan.
2.2.5.3 Belum tercapai : klien tidak mampu samas sekali menunjukan perilaku yang
diharapkan sesuai dengan pernyataan tujuan.
2.3.3.3 Ditujukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada bagian atas pangkal
lengan).
1. Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
2. Kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot biseps akan
menjadi tegang.
2.3.3.6 Gerakan 7: ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot
rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi
ketegangan disekitar otot rahang.
2.3.3.8 Gerakan 9: ditujukan untuk merileksikan otot leher bagian depan maupun
belakang.
1. Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher
bagian depan.
2. Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
3. Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga dapat
merasakan ketegangan dibagian belakang leher dan punggung atas
14
2.3.3.9 Gerakan 10: ditujukan untuk melatih otot leher begian depan.
1. Gerakan membawa kepala ke muka.
2. Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah leher
bagian muka.
2.3.3.12 Gerakan 13: ditujukan untuk melatih otot perut dan ulangi kembali seperti
gerakan awal perut ini.
1. Tarik dengan kuat perut kedalam.
2. Tahan sampai menjadi kencang dank eras selama 10 detik, lalu dilepaskan
bebas.
2.3.3.13 Gerakan 14 - 15: ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan betis).
1. Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.
2. Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga ketegangan
pindah ke otot betis.
3. Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
4. Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.