Anda di halaman 1dari 31

BAB 1

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Dasar satuan hidup tubuh makhluk hidup adalah sel. Sel merupakan bahan
pembangun (building block) tubuh makhluk hidup. Kehidupan berakar dari organisasi dan
interaksi kompleks bahan-bahan kimia di dalam sel.
Kelompok-kelompok bahan kimia secara struktural tersusun dan berfungsi bersama-
sama dalam cara yang unik untuk membentuk sel, entitas terkecil kehidupan. Sel-sel, pada
gilirannya, berfungsi sebagai penyusun bagi tubuh utuh yang maha rumit. Karena itu, sel
adalah jembatan antara bahan kimia dan manusia (dan makhluk hidup lainnya).
Selain itu, semua sel baru dan semua kehidupan baru berasal dari pembelahan sel
yang sudah ada sebelumnya, bukan dari benda mati. Karena kontinuitas hidup inilah maka
sel dari semua makhluk memiliki struktur dan fungsi mendasar yang serupa. Serta melalui
kerja terkoordinasi dari berbagai komponen sel tersebut, setiap sel dapat melakukan fungsi-
fungsi dasar tertentu yang esensial bagi kelangsungan hidupnya.
Hampir semua sel juga mempunyai kemampuan untuk bereproduksi, walaupun sel-
sel jenis tertentu dirusak karena suatu sebab tertentu, sel-sel yang tersisa dari jenis ini
biasanya membelah terus menerus sampai didapati jumlah yang sesuai.
Mengingat akan pentingnya hal tersebut maka pada modul kali ini kami akan
menyusun laporan guna memberikan penjelasan serta pemahaman tentang sel dari hasil
diskusi kelompok kecil kami.

II. TUJUAN
Kami mengidentifikasi beberapa tujuan pembelajaran sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi sel
2. Mahasiswa mampu menjelaskan komponen dasar penyusun sel
3. Mahasiswa mampu menjelaskan bagian-bagian sel

III. MANFAAT
1. Mahasiswa mengetahui komponen dasar penyusun sel
2. Mahasiswa mengenal lebih dalam tentang bagian-bagian sel
3. Mahasiswa lebih paham tentang proses pembelahan sel secara mitosis maupun meiosis
1
BAB 2
ISI DAN PEMBAHASAN

I. Skenario Modul
Skenario 1

2
MEIOSIS
?

3
II. 7 Langkah PBL (The Seven Jump)
STEP 1. Identifikasi Istilah

Meiosis : Proses pembelahan yang menghasilkan 4 sel anakan yang bersifat haploid (sel
gamet).

: Proses yang terjadi aktif membelah biasa terjadi pada sel sperma dan ovum

: Pembelahan reduksi terjadi pengurangan kromosom dari diploid ke haploid

Mitosis : Proses pembelahan sel yang menghasilkan 2 sel anakan bersifat diploid yang identik
dengan induknya. Terjadi pada sel tubuh.

Eukariotik : Organisme dengan sel yang bermembran.

Nukleus : Komponen sel yang paling besar, bisa berbentuk bulat/oval yang terletak dibagian
tengah bukan termasuk organel.

Nukleolus : Anak inti, bukan hal permanen yang terdapat di dalam sel.

Endosome : Lisosom primer yg berupa vesikel yg berisi enzim pencerna intrasel.

Autophagosome : Vesikel lisosom yg sudah bertabrakan dan menjadi satu dengan enzim
pencerna protein pengganggu/memfagositosis.

STEP 2. Identifikasi Masalah

1. Apa itu sel dan komponen penyusun dasar dari sel ?

2. a. Apa saja organel sel dan fungsinya secara umum ?

b. Apa saja perbedaan dari RE halus dan kasar ?

c. Perbedaan vesikel transport dan vesikel sekretori ?

3. Apa perbedaan meiosis dan mitosis secara umum ?

4. Bagaimana proses siklus sel eukariotik ?


4
5. Bagaimana proses mitosis ?

6. Bagaimana proses meiosis ?

STEP 3 Analisa Masalah


1. Sel
 Fungsional yang terkecil dalam tubuh.
 Unit struktural dan fungsional terkecil yang mampu menjalankan proses-proses
kehidupan.
 Jembatan antara bahan kimia di dalam tubuh manusia/makhluk hidup.

Komponen dasar penyusun sel:


 Protein : terdiri dari protein fungsional (berbentuk tubulus) dan struktural (berbentuk
filamen).
 Air : 70-85 %
 Lemak : terdiri atas kolesterol dan fosfolipid.
 Karbohidrat
 Ion : Mg, K, Cl, dan ion lain dalam jumlah bervariasi.

2. a. Bagian-bagian sel
 Membran sel
 Bagian terluar dari sel yang mengandung lipoprotein dan fosfolipid masing-
masing 50%.
 Membran lapis ganda/bilayer.
1. Fosfolipid : ada yang hidrofobik dan ada yang hidrofilik.
2. Glikoprotein : integral (terbenam di membran sel) dan perifer (menempel
pada membran sel).
 Mengontrol CIS dan CES.
 Mempertahankan perbedaan konsentrasi interior dan eksterior sel.
 Fungsi membran sel yaitu untuk membatasi cairan sitoplasma dengan lingkungan
luar sel yang juga merupakan cairan intraseluler dan ekstraseluler.
 Mempunyai lapisan semipermeabel yang dapat ditembus oleh zat-zat tertentu
(selektif semipermeabel).
 Sitoplasma
 Bagian dari sel yang tidak ditempati oleh nukleus.
 Terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Organel sel

5
 Peroksisom : mengubah H2O2 menjadi H2 dan O2 menggunakan enzim
katalase (detoksifikasi).
 Lisosom : organel di dalam sel yang menguraikan molekul organik
menggunakan enzim hidrolitik (pencernaan intrasel).
 Retikulum Endoplasma : RE kasar dan RE halus.
 Badan Golgi : Organ pipih yang diselimuti oleh membran sekretorik yang
membentuk lisosom dan dinding sel, tempat pematangan sekret yang
dihasilkan RE, memiliki kantong vesikula.
 Mitokondria : Berperan dalam respirasi sel menghasilkan ATP energi.
Memiliki DNA yang berbeda dari nukleus. Terbagi menjadi 2
struktur, yaitu:

 Membran dalam
- Matriks (cairan yang mengisi ruang kosong)
- Membentuk krista (lipatan untuk memperluas
permukaan)
 Membran luar, berupa permukaan yang halus.
2. Lemak Netral
 Ribosom
 Vesikel sekretorik
 Globulus
 Tubulus glikagon
3. Sitosol
Cairan setengah cair (gel) dimana terdapat anyaman protein sitoskeleton
dimana sitoskeleton ini mengatur bentuk sel, organisasi internal sel, dan
pergerakan di dalam sel.

 Nukleus
 Sebagai tempat kromosom
 Sebagai tempat mensintesiskan RNA dan perakitan ribosom
 Sebagai penerus informasi genetik
 Bagian-bagian nukleus:
1. Nukleolus : Struktur yang bersifat basofilik yang merupakan inti dari inti sel
yang aktif mensintesis protein.
2. Kromatin : terbagi menjadi heterokromatin dan eukromatin.
3. Selaput/membran nukleus: terdapat 2 membran, yaitu membran luar dan
membran dalam dan ruang diantara membran tersebut disebut ruang
perinuclear.

6
b. Perbedaan Retikulum Endoplasma Halus dan Retikulum Endoplasma Kasar :

RE Halus RE Kasar

- Tidak ditempeli ribosom - Ditempeli ribosom


- Fungsi : - Fungsi :
 Sintesis lemak  Sintesis protein
 Enzim/tempat penyaluran hasil sekret ke  Protein diangkut ke organel lain di
aparatus golgi dalam sel untuk membangun
 Melepas dan menangkap kalsium komponen lain.
 Detoksifikasi racun

c. Vesikel Transport adalah tempat penyimpanan sementara hasil sekret dari retikulum
endoplasma halus.

Vesikel Sekretorik adalah tempat penyimpanan sementara hasil sekret sebelum ditransfer ke
apparatus golgi.

3. Perbedaan mitosis dan meiosis :

7
Mitosis :
 Sel somatis
 Tidak terjadi reduksi kromosom
 Hasil anakan identik dengan induk
 Menghasilkan 2 sel anakan yang bersifat diploid (2n)
 Fungsinya untuk perbaikan sel yang rusak dan pertumbuhan sel

Meiosis :
 Sel gamet
 Terjadi reduksi kromosom
 Menghasilkan 4 sel anakan yang bersifat haploid (n)
 Fungsinya untuk pembentukan sel gamet

4. Siklus sel (Tahap Interfase)

 Fase G1 : Pertumbuhan awal yang belum sempurna


 Fase S (Sintesis) : Sintesis DNA
 Fase G2 : Bertumbuh sampai sempurna dan persiapan untuk melakukan mitosis
 Mitosis : Pembelahan sel

5. Proses Mitosis :
 Profase
 Prometafase
 Metafase
 Anafase
 Sitokinesis

6. Proses Meiosis : Pembelahan sel ini berlangsung melalui dua tahap pembelahan tanpa melalui
interfase, yang dikenal dengan meiosis I dan meiosis II.

Meiosis I
Fase-fase dalam tahap meiosis I meliputi:
1. Profase I
2. Metafase I
3. Anafase I
8
4. Telofase I

Meiosis II
Fase-fase dalam tahap pembelahan meiosis II meliputi:
1. Profase II
2. Metafase II
3. Anafase II
4. Telofase II

STEP 4 Strukturisasi konsep

Definisi

Bagian-Bagian Sel SEL Komponen Dasar

Air
Sitoplasma Membran Plasma
Lemak
Karbohidrat
Nukleolus Sitosol
Protein
Selaput Nukleus Lemak Netral
Ion
Kromatin Organel sel

Interfase Pembelahan sel

G1
Profase
Mitosis Meiosis
S
Prometafase 9
G2
Metafase Meiosis I Meiosis II

Anafase
Profase I
Metafase I
Anafase I
STEP 5. Identifikasi Tujuan Belajar
Telofase I
Perbedaan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan vesikel transport dan vesikel sekretori
2. Mahasiswa mampu menjelaskan bagian-bagian sel yang belum jelas:
a. Sitoplasma
b. Membran sel
3. Mahasiswa mampu menjelaskan proses mitosis, meiosis, dan siklus sel

STEP 6 Belajar Mandiri

Pada tahap ini masing-masing anggota diskusi kelompok kecil melakukan belajar secara
mandiri sesuai dengan tujuan belajar yang telah ditentukan sebelumnya untuk mengetahui
lebih dalam terhadap materi yang akan dibahas pada diskusi kelompok kecil 2.

STEP 7 Sintesa
LO 1. BAGIAN-BAGIAN SEL
Membran Sel

 Pengertian ; suatu struktur membranosa yang sangat tipis yang membungkus setiap sel.
Gunanya untuk menjaga cairan intrasel (CIS) tetap berada didalam sel dan tidak bercampur
dengan cairan ekstrasel (CES)
 Bahan dasar penyusun membran sel ; sebagian besar terdiri dari lemak (fosfolipid),
dan protein, ditambah sedikit
karbohidrat.
 Fosfolipid memiliki ;
 ujung / kepala polar (bermuatan listrik) yang mengandung gugus fosfat bermuatan negatif
dan bersifat hidrofilik (menyukai air)
 Dua ekor asam lemak nonpolar (bermuatan netral) yang bersifat hidrofobik (takut air)
 Kolesterol berperan dalam sifat cair serta stabilitas membran.

10
Molekul kolesterol terselip diantara molekul-molekul fosfolipid untuk mencegah rantai
asam-asam lemak menyatu dan mengkristal, suatu proses yang akan secara drastis
mengurangi sifat cairan membran

 Protein membran melekat atau tersisip di dalam lapisan ganda lemak.


 Sejumlah kecil karbohidrat membran terdapat hanya di permukaan luar, yang berupa
kombinasi dengan gula masing-masing dikenal sebagai glikoprotein dan glikolipid.
Fungsi dari masing-masing komponen membran secara lebih rinci

1. Lapis ganda lemak memiliki tiga fungsi ;


- Membentuk struktur dasar membran

- Bagian dalamnya yang hidrofobik berfungsi sebagai sawar bagi bahan pelarut air
antara CIS dan CES

- Menentukan sifat cair membran.

2. Beberapa jenis protein membran menjalankan fungsi-fungsi khusus


- Sebagai protein terbentang menembus seluruh ketebakan membran untuk

membentuk jalur berisi air, atau saluran (kanal), menembus lapisan ganda lemak.

- molekul pembawa/pengankut, yang memindahkan bahan tertentu manembus

membran yang tidak dapat ditembus oleh bahan itu sendiri.

- protein lain yang terletak dipermukaan dalam membran berfungsi sebagai akseptor

penanda penambat yang mengikat, penanda penambatan di vesikel sekretorik.

3. Rantai-rantai pendek gula di permukaan membran luar berfungsi sebagai penanda identitas
diri yang memungkinkan sel mengenali dan berinteraksi satu sama lain.
Transpor Membran

Jika suatu bahan dapat menembus membran, maka membran dikatakan permeabel
terhadap bahan tersebut, sebaliknya jika bahan tersebut tidak dapat dilewat maka membran

11
bersifat impermeabel terhadapnya. Membran plasma bersifat permeable selektif yaitu
memungkinkan sebagian partikel lewat sementara mencegah yang lain.

 Dua sifat partikel yang mempengaruhi apakah partikel dapat menembus membran plasma
tanpa bantuan ;
1) Kelarutan relatif partikel dalam lemak
2) Ukuran partikel
Transpor Membran Tanpa Bantuan

1. Partikel yang dapat menembus membran berdifusi secara pasif mengikuti penurunan gradien
konsentrasinya.
2. Ion yang dapat menembus membran juga dapat secara pasif berpindah sesuai gradien
listriknya
3. Osmosis adalah difusi netto air mengikuti penurunan gradian konsentrasinya sendiri
Transpor Membran dengan bantuan

1) Tranpor yang diperantarai oleh pembawa dilaksanakan oleh suatu pembawa yang mengubah
bentuknya
2) Transpor yang diperantarai oleh pembawa mungkin pasif atau aktif
Transpor Sekunder

a) Endositosis
Pada endositosis membran plasma mengelilingi bahan yang akan ditelan, kemudian
menyatu diatas permukaan bahan sedemikian sehingga bahan tersebut teperangkap di dalam
sel.

Setelah berada didalam sel, vesikel yang telah ditelan tersebut memiliki dua
kemungkinan.

 Umumnya lisosom berfusi dengan vesikel untuk menguraikan dan membebaskan isi vesikel
kedalam cairan intrasel.
 Di sebagian sel, vesikel endositosik tidak berfungsi dengan lisosom tetapi bergerak ke sisi sel
yang berlawanan, tempat vesikel tersebut membebaskan isinya melalui eksositosis
b) Eksositosis

12
Pada eksositosis, hampir kebalikan dari endositosis. Vesikel terbungkus membran yang
terbentuk didalam sel menyatu dengan membran plasma, kemudian membuka dan
mengeluarkan isinya ke eksterior.

Eksositosis memiliki dua fungsi berbeda, yaitu ;

 Merupakan mekanisme untuk mengeluarkan polar besar


 Memungkinkan sel menambah komponen spesifik ke dalam membran.

Transpor aktif primer : melawan gradien konsentrasi sehingga memerlukan energi yang
didorong langsung oleh ATP (K+, Na)

Transpor aktif sekunder : melawan gradien konsentrasi sehingga memerlukan energi yang
dibantu oleh konsentrasi ion (Glukosa dan asam amino)

Transpor pasif

1. Difusi : Melalui lapis lipid bilayer (molekul nonpolar)


Melalui saluran protein (berupa ion kecil, natrium, dan kalsium)
Kasus khusus osmosis (air)

2. Osmosis : Lewatnya zat pelarut melalui membran sebagai akibat perbedaan tekanan
osmosis dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.

SITOPLASMA

Bagian sitoplasma dipenuhi oleh partikel-partikel dan organel-organel yang berukuran


besar dan kecil yang tersebar, berkisar dari beberapa nanometer sampai beberapa
micrometer.

Secara garis besar sitoplasma dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu :

a. Sitosol
b. Organel-organel sel
c. Lemak netral

13
Sitosol

Bagian cairan bening dari sitoplasma yag merupakan tempat di mana partikel-partikel
itu tersebar disebut sebagai sitosol yang terutama terdiri dari protein yang larut,
elektrolit, dan glukosa, serta sejumlah kecil senyawa lipid.

Organel-organel sel

1. Retikulum Endoplasma
 Bentuk : jaringan berbentuk tubular
dan struktur vesicular gepeng. Tubulus
dan vesikel ini saling berhubungan satu
sama lain.

Picture retrieved from http://wahyudiagung.blogspot.com/2011/12/tugas-aplikom-artikel-biologi-


retikulum.html at 21st October 2014 in 10.33 wita.
 Bagian
RE:
a. Dinding reticulum endoplasma, terbentuk dari membran berlapis lipid gandaa
yang terdiri atas banyak sekali protein, mirip degan membran sel.
b. Matriks endroplamsik : cairan yang mengisi ruang yang terdapat di dalam
tubulus dan vesikel. Ruang yang terdapat di dalam reticulum endoplasma itu
berhubungan dengan ruang yang terletak diantara dua membran dari membran
nukleus
 Jenis :
a. Retikulum endoplasma bergranula
Pada retikulum ini, partikel granula kecil yang disebut ribosom melekat pada
permukaan luar sebagian besar retikulum endoplasmik. Ribosom terdiri atas
campuran asam ribonukleat (RNA) dan protein.
Fungsi : bersama dengan ribosom membentuk dan membebaskan berbagai protein
baru kedalam lumen RE, yaitu ruang yang berisi cairan yang terbungkus oleh

14
membrane RE. Protein-protein ini memiliki dua fungsi, yaitu: (1) sebagian protein
ditakdirkan untuk diekspor ke eksterior sel sebagai produk sekretorik, misalnya
hormone protein atau enzim. (2) protein lain diangkut ke tempat-tempat di dalam sel
untuk digunakan membangun membran sel atau komponen protein organel lainnya.

Proses :
1. Lemak yang baru disintesis masuk ke dalam RE bersama protein
2. Di dalam lumen RE, protein yang baru disintesis mengalami pelipatan
membentuk konformasi akhir dan juga mungkin mengalami modifikasi melalu cara
lain
3. Setelah mengalami pengolahan, protein baru tidak dapat keluar membrane RE
dan karenanya secara permanen terpisah dari sitosol setelah disintesis. Berbeda
dengan RE kasar, ribosom bebas mensintesis protein yang digunakan intrasel di dalam
sitosol. Proses inilah yang menyebabkan molekul hasil sintesis RE yang harus
dikeluarkan secara fisik terpisah dari protein yang termasuk protein sitosol yang
dihasilkan ribosom
4. Molekul yang dihasilkan lumen RE ini akan mencapai tujuan di bagian sel lain
dengan kerja dari RE halus/agranula.

b. Retikulum endoplasma agranula


Sebagian retikulum endoplasmik ini tidak dilekati oleh ribosom.
Fungsi :
a. sistesis substansi lipid
Retikulum endoplasmic (RE) mensintesiskan lipid, khusunya fosfolipid dan kolesterol.
Keduanya dengan cepat bergabung pada lapisan lipid ganda retikulum endoplasmic
sendiri, sehingga menyebabkan retikulum endoplasmik tumbuh secara terus
menerus.
Untuk menjaga RE tidak tumbuh melebihi batas sel, vesikel-vesikel kecil yang disebut
vesikel RE atau vesikel transport secara terus menerus memisahkan diri dari RE.
b. sintesis berbagai proses enzimatik lain dalam sel
RE menyediakan enzim-enzim yang mengatur pemecahkan glikogen saat glikogen
digunakan untuk energi.
c. Detoksifikasi racun dalam sel (di dalam sel hati)
RE menyediakan sangat banyak enzim yang mampu mendetoksifikasi bahan-bahan
yang akan merusak sel, misalnya obat-obatan. Detoksifikasi ini dapat dicapai oleh RE
15
dengan cara koagulasi, oksidasi, konjugasi dengan asam glukuronat atau dengan cara-
cara lain.

Proses:
Protein dan lemak yang baru terbentuk berjalan melalui RE kasar untuk berkumpul di
RE halus. Bagian dari RE halus kemudian melakukan bud off, yaitu membentuk
gelembung keluar di permukaan kemudian terlepas, membentuk vesikel transport
yang mengandung molekul-molekul baru yang terbungkus di dalam kapsul bulat yang
berasal dari membran RE halus. Komponen membran yang baru disintesis cepat
digabungkan dengan membran RE itu sendiri untuk menggantikan membran yang
digunakan untuk membungkus molekul dalam vesikel transport. Vesikel transport
mengalir ke kompleks golgi.

2. Aparatus Golgi
 Bentuk : Terdiri dari empat atau
lebih tumpukan lapisan vesikel tipis
dan gepeng yang terletak dekat
dengan nukleus

Picture retrieved from http://www.biologi-sel.com/2013/02/badan-golgi.html at 21st October 2014 in


10.33 wita.

 Fungsi : sebagai tempat pematangan substansi yang dikeluarkan oleh retikulum


endoplasma dan membentuknya menjadi lisosom, vesikel sekretoris, atau komponen
sitoplasmik lainnya.
 Proses :
Proses awal

16
Sebagian besar molekul yang baru disintesis yang baru saja terlepas dari RE halus
masuk ke tumpukan Golgi. Ketika vesikel transport yang membawa molekul yang baru
di tumpukan tersebut mencapai tumpukan golgi, membrannya menyatu dengan
membran tumpukan yang paling dekat dengan bagian tengah sel. Membran vesikel
membuka dan terintegrasi ke dalam membran golgi, dan isi vesikel dituangkan ke
interior kantung.
Bahan mentah yang baru disintesis dari RE ini mengalir melalui pembentukan vesikel-
vesikel menembus lapisan-lapisan tumpukan Golgi, dari kantung paling dalam yang
terdekat dengan RE hingga kantung paling luar di dekat membran plasma. Selama
transit ini, berlangsung dua fungsi penting yang saling berkaitan, yaitu:
1. Pengolahan produk mentah menjadi bahan jadi
Di dalam apparatus Golgi, terjadi modifikasi protein dari RE menjadi bentuk akhir.
2. Penyortiran dan pengarahan produk jadi ke tujuan akhirnya
Kompleks Golgi bertanggung jawab menyortir dan memisahkan berbagai jenis produk
berdasarkan fungsi dan tujuannya, yaitu, produk yang akan di ekskresikan ke eksterior
sel, yang akan digunakan untuk membentuk membran plasma yang baru, atau yang
akan di gabungkan dengan organel sel lain.

Proses akhir
Produk akhir dikumpulkan di dalam tepi-tepi kantung kompleks golgi yang melebar.
Tepi kantung paling luar yang melebar tersebut kemudian akan membentuk vesikel
terbungkus membran yang mengandung produk akhir. Masing-masing vesikel
mengambil produk spesifik sebelum di lepaskan. Vesikel-vesikel tersebut kemudian
dibungkus oleh membran yang mengandung molekul-molekul protein permukaan
yang berbeda-beda. Setiap penanda protein permukaan ini berfungsi sebagai
penanda penambatan spesifik. Setiap vesikel hanya akan dikeluarkan pada tempat
yang sesuai dengan penanda penambatan tersebut.

3. Lisosom
Lisosom merupakan sistem pencernaan intraseluler yang memungkinkan sel untuk
mencerna bahan-bahan dan struktur intraseluler, khusunya struktur yang telah rusak,
partikel-partikel makanan yang telah dicerna sel, dan bahan makanan yang tidak
diinginkan oleh tubuh seperti bakteri.
17
Lisosom berbentuk kantung terbungkus membran yang berisi berbagai enzim
hidrolitik yang kuat, yang mengkatalis
reaksi hidrolitis. Reaksi ini menguraikan
molekul organik yang membentuk debris
sel dan benda asing. Lisosom memiliki
bentuk dan ukuran yang bervariasi,
bergantung pada isi yang sedang di
cernanya.
Bahan ekstraseluler yang akan
Picture retrieved from http://www.danikbio.files.wordpress.com at
diserang oleh enzim lisosom dibawa 21st October 2014 in 10.33 wita.

ke dalam sel melalui proses


endositosis dengan reseptor sel, pinositosis, dan fagositosis.

4. Peroksisom
Peroksisom secara fisik mirip dengan lisosom, tetapi berbeda dalam dua hal penting:
pertama peroksisom diyakini dibentuk dari replikasi diri sendiri (atau mungkin melalui
pertunasan dari retikulum endoplasmik halus) dan bukan dibentuk oleh apparatus
golgi. Kedua, peroksisom lebih
mengandung oksidase dari pada
hidrolase. Beberapa oksidase mampu
menggabungkan oksigen dan ion
hidrogen dari zat kimia intraseluler yang
berbeda untuk membentuk hidrogen
peroksida.

5. Mitokondria Picture retrieved from http://www.biologi-sel.com/2012/11/struktur-


sel-hewan-dan-sel-tumbuhan.html at 21st October 2014 in 10.33 wita.
Mitokondria berfungsi sebagai
tempat menghasilkan energi. Pada
dasarnya mitokondria berada pada semua bagian sitoplasma, tetapi jumlah total

18
mitokondria per sel sangat bervariasi bergantung pada jumlah energi yang
dibutuhkan oleh masing-masing sel.
Proses pembuatan energi di dalam mitokondria :
1. Glikolisis
2. Siklus asam sitrat
3. Rantai transport elektron
Bagian sel :
a. Membran luar
b. Membran dalam
c. Matriks
d. Krista

PERBEDAAN Picture retrieved from www.id.wikipedia.org at 21 October 2014 in 10.33 wita.


st
LO 2.
VESIKEL TRANSPOR DAN
VESIKEL SEKRETORI
Vesikel Transport Vesikel Sekretori
- ukurannya lebih kecil 200x - ukurannya lebih besar 200x
- membawa bahan mentah - membawa bahan jadi
- membawa ke badan golgi - membawa ke membran plasma
- komponennya tidak kompleks - komponennya lebih kompleks
- memiliki tanda pengenal yang terbuat - memiliki tanda pengenal yang terbuat
dari RE dari sitosol
- tidak memerlukan rangsang atau sinyal - memerlukan rangsang atau sinyal
- memiliki produk yang sama - memiliki produk yang berbeda-beda
sesuai tujuan

LO 3. PROSES SIKLUS SEL, MITOSIS, DAN MEIOSIS


Interphase

 Merupakan persiapan pembelahan sel


 Waktu yang lama dalam pembelahan
 Metabolisme meningkat
 Sintesis Protein
 Duplikasi Organel
 Pembentukan ATP

19
 Peningkatan massa dan volume sel
 Terjadi replikasi DNA

Tahap – tahap interfase :

 Fase Error: Reference source not found = Fase istirahat


 Fase Error: Reference source not found = - Pembentukan primer
- Sintesis aktif RNA protein khususnya protein yang mengatur siklus sel
- Perbanyakan sitoplasma organel-organel sel
- Pertambahan massa sitoplasma termasuk organel sel
- berlangsung kurang lebih 6 jam

 Fase S = - Terjadi sintesis protein dan RNA


- Replikasi DNA
- Duplikasin awal sentrosom
- Pertambahan volume
- Berlangsung kurang lebih 8 jam
 Fase Error: Reference source not found= - Pembentukan sekunder
- Selnya tetap membesar sampai ke mitosis persiapan lebih matang
- Mengalami sintesis RNA
- Berlangsung kurang lebih 2 jam

Mitosis

Mitosis adalah proses pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak yang masing-
masing memiliki sifat dan jumlah kromosom yang sama dengan sel induknya. Mitosis
terjadi pada perbanyakan sel tubuh (sel somatik). Kromosomnya berpasangan,
sehingga disebut diploid (2n). Pembelahan mitosis berlangsung secara bertahap mulai
beberapa fase, yaitu profase, metaphase, anaphase, dan telofase. Selain itu ada pula
interfase, yang merupakan fase antara mitosis satu dengan mitosis berikutnya.

a. Profase
Pada fase ini, sel induk yang akan membelah memperlihatkan gejala terbentuknya
dua sentriol dari sentrosom, yang satu tetap di tempat, yang satu bergerak kea rah
kutub berlawanan. Tiap sentriol memancarkan serabut-serabut berupa filament

20
yang di sebut benang gelendong pembelahan (benang spindel) yang
menghubungkan sentriol satu dengan yang lain.
Membran inti yang masih tampak pada proses awal kemudian segera terpecah-
pecah. Lalu, butiran kromatin memanjang menjadi benang kromatin yang
kemudian memendek dan menebal menjadi kromosom, dengan bagian yang
menggenting di sebut sentromer. Sentromer adalah bagian kromosom yang tidak
dapat menyerap zat warna. Tiap-tiap sentromer mengandung kinetokor, yaitu
tempat mikrotubulus terikat.
Kemudian, kromosom berduplikasimenjadi dua bagian ynag masing-masing
disebut kromatid. Bersamaan dengan itu, anak inti (nucleolus) mengecil dan tidak
tampak atau menghilang. Dengan demikian, kromatid terjerat pada benang
spindel. Sementara itu, benang spindel meluas ke luar ke segala arah, disebut
sebagai aster.
Di akhir profase, selubung inti sel pecah dan setiap kromatid melekat di beberapa
benang spindel dan kinetokor. Kromosom duplikat lalu meninggalkan daerah
kutub dan berjejer di ekuator.
Pada sel tumbuhan yang tidak mempunyai sentriol, benang gelondong
pembelahan ini terbentuk di antara dua titik yang di sebut titik kutub.

b. Prometafase
Penggabungan dua kromatid yang dihubungkan oleh protein kinetokor. Membran
inti pecah. Terdapat mikrotubulus yang tidak berikatan dengan kinetokor disebut
non kinetokor mikrotubulus.

c. Metafase
Periode selama kromosom di ekuator disebut metaphase. Membrane einti sudah
menghilang. Kromosom berada di bidang ekuator, dengan sentromernya seolah
kromosom berpegang pada benang gelendong pembelahan. Pada fase ini,
kromosom tampak paling jelas.

d. Anafase
Selama anafase, kromatid bergerak menuju kea rah kutub-kutub yang berlawanan.
Kinetokor yang masih melekat pada benang spindel berfungsi menunjukan jalan,
sedangkan lengan kromosom mengikuti di belakang.

e. Telofase
21
Kromatid-kromatid mengumpul pada kutub-kutub. Benang gelendong
menghilang, kromatid menjadi kusut dan butiran-butiran kromatid muncul
kembali. Selaput inti terbentuk kembali dan nucleolus terlihat lagi. Pada bagian
bidang ekuator terjadi lekukan yang makin lama makin ke dalam hingga sel induk
terbagi menjadi dua yang masing-masing mempunyai sifat dan jumlah kromosom
yang sama dengan induknya.

f. Interfase
Interfase disebut pula fase istirahat, namun sebutan ini kurang tepat karena justru
pada saat ini sel mempersiapkan diri untuk membelah lagi dengan mengumpulkan
materi dan energi. Pada fase ini, tingkah laku kromosom tidak tampak jelas, tetapi
butiran kromatin tampak jelas. Pada fase ini, tingkah laku kromosom tidak tampak
sehingga fase ini bukan termasuk fase mitosis.
Akhirnya, pembelahan secara mitosis menghsilkan dua sel anak. Masing-masing
sel anakan memiliki jumlah dan sifat kromos yang sama dengan sel induknya.
Pada pembelahan ini terjadi pembagian inti (kariokinesis) dan pembagian
plasma/sitoplasma (sitokinesis).
Mitosis merupakan mekanisme memperbanyak sel atau pertumbuhan. Mitosis
terjadi pada sel-sel tubuh, dan berlangsung mulai dari terbentuknya zigot yang
bersifat diploid. Sel-sel tertentu seperti otot dan saraf tidak lagi membelah pada
batas-batas tertentu. Sel-sel yang telah mengalami diferensiasi tidak lagi
membelah secara mitosis.

Pembelahan Meiosis
Jenis kelamin manusia di dunia ini ada dua, yaitu laki-laki dan wanita.
Pada waktu terjadi pertumbuhannya, ayah memberikan setengah dari sel
kelaminnya dan ibu juga setengah dari sel kelaminnya, sehingga kita mewarisi
masing-masing sel setengah dari sel kelamin dari orang tua kita.
Pembelahan meiosis disebut juga dengan pembelahan reduksi karena pada
pembelahan ini terjadi pengurangan jumlah kromosom menjadi separuhnya.
Pembelahan meiosis ini memiliki sifat-sifat berikut.
1. Pembelahan berlangsung dua kali.
2. Jumlah sel anak yang dihasilkan adalah 4 buah.
3. Jumlah kromosom sel anak adalah setengah dari jumlah kromosom
induk, yaitu n (haploid).

22
4. Sifat sel anak berbeda dengan sel induknya.
5. Terjadi pada sel kelamin (sel gamet).
6. Tujuan pembelahan meiosis yaitu agar generasi berikutnya mempunyai jumlah
kromoson tetap.
Fase Meiosis 1
Meiosis I membagi kromosom homolog, menjadi dua sel haploid(n). Jadi meiosis
I dapat dikatakan pembelahan reduksi sel.
Prophase I
Selama fase ini, membran inti mulai menghilang. Nukleolus juga mulai
menghilang. Kromosom mulai bisa dilihat. Karena benang-benang kromatin
menyerap warna dan menebal, memendek. Sentrosom membelah dan menuju ke
bagian masing-masing kutub. Bersamaan dengan itu benang-benang spindle juga
mulai keluar dari sentrosom menuju ke arah kutub yang berlawanan.
Setiap kromosom terdiri dari dua kromatid yang terdiri atas materi genetik
yang identik. Selama proses meiosis (bahkan hingga proses ini berakhir) kedua
kromatid ini tidak pernah berpisah.
Selama prophase I, terjadi pertukaran DNA antara kromosom yang
homolog yang disebut dengan rekombinasi homolog. Dari proses pertukaran ini
diharapkan akan terjadi kombinasi baru dalam kromosom. Prophase I terdiri dari
beberapa tahap, leptotene, Zygotene, Pachytene, Diplotene, Diakinesis, dan proses
sinkronisasi.
Pada waktu leptonema, kromosom mengalami kondensasi membentuk
benang-benang (leptonema berarti “benang tipis”). Pada waktu subtahap
zigonema, kromatid yang homolog saling membentuk sinapsis atau berpasangan.
Sinapsis terdapat di beberapa tempat pada kromosom homolog. Ini merupakan
kejadian genetik yang penting karena menjadi perantara pertukaran informasi
yang disebut pindah silang atau rekombinasi antara kromosom-kromosom
homolog.
Pada tahap pakinema terbentuk benang-benang tebal dan pendek
membentuk benang-benang kromatid. Pada tahap ini, kromosom yang homolog
tersusun atas 4 kromatid yang disebut tetrad.
Pada tahap diplonema, kromatid yang berada dalam satu bivalen memisah
dengan kromatid pasangannya. Namun, di beberapa tempat terjadi kontak yang
disebut kiasmata (tunggal: kiasma). Pada diakinesis, kromosom terus memendek
dan berkondensasi secara maksimal. Kromosom berada di ekuator.
Pada tahap sinkronisasi, sentrosom berpindah ke masing-masing kutub sel.
Sambil menghasilkan mikrotubulus yang ujung-ujungnya mengikat sentromer.
Yang nantinya mikrotubulus yang berbentuk benang ini akan digunakan untuk
menarik masing-masing pasang kromosom ke kutub-kutub sel.
Tahap-tahap yang terjadi saat prophase I:

23
1. Nukleus mulai menghilang
2. Benang romatin memendek dan menebal menjadi kromosom
3. Kromoson mereplikasi diri menjadi kromatid.
4. Kromosom menggandakan diri hingga jumlahnya dua kali kromosom awal.
5. Kromatid menebal,memendek dan menyebar memenuhi nucleus
6. Kromosom yang homolog membentuk sinapsis.
7. Homolog tersusun atas 4 kromatid/ tetra
8. Membran inti mulai menghilang
9. Pembentukan benang-benang spindel yang berasal dari mikrotubulus.
Kedua
pasang
sentrisol
memisah
menuju
kutub yang
berawanan.

Prophase I
Pada tahap prophase I terjadi juga yang disebut dengan pindah silang
(crossing over). Hal ini terjadi karena masing-masing kromatid yang homolog
saling menempel, sehingga memungkinkan antara kromatid-kromatid homolog
tersebut melalukan pertukaran gen.
Metaphase I
Separuh tetrad berpindah ke bagian antara kutub dan bagian tengah sel.
Yang mana masing masing tetrad memiliki homolog di bagian yang berlawanan.
Bagian ini sering disebut dengan “metaphase plate”. Spindle menempel pada
sentromer masing masing kromosom. Kedua kinetokor pada pasangan kromosom
akan berpindah ke kutub yang sama. Sehingga kromosom akan bertempelan
dengan spindle dari kutub yang sama. Ini adalah perbedaan besar antara mitosis
dan meiosis. Hal ini mengakibatkan pada anaphase I, setengah dari kromosom
akan berpindah ke bagian sel yang berbeda.
Tahap-tahap yang terjadi pada Metaphase I:
1. Tetrad membagi diri di ekuator, sehingga setengahnya saling menghadap ke
kutub yang berlawanan.
2. Tetrad yang telah membelah menggantung ke spindle dengan menggunakan
sentromer
24
3. Benang-benang spindle semakin terlihat jelas

Metaphas
eI
Anaphase I
Pada fase ini, sel
mulai
memanjang.
Kedua homolog
pada setiap
pasangan
kromosom terpisah dan berpindah ke kutub yang berlawanan, ditarik oleh
mikrotubulus spindle aparatus. Hal ini berbeda dengan mitosis, yang mana
sentromer akan membelah sehingga kromosom akan terbagi dua dan berpindah ke
masing-masing kutub. Tapi pada anaphase I, hal ini tidak terjadi. Sehingga jumlah
kromosom adalah setengah dari jumlah induk. Walau jumlah kromosomnya masih
sama dengan induknya.
Tahap-tahap yang terjadi pada anaphase I:
1. Benang spindle menarik kromosom menuju masing-masing kutub yang
berlawanan.
2. Masing-masing kutub separuh dari jumlah kromosom (tidak terjadi
pembelahan sentromer).mendapatkan
Karena sentromer tidak membelah, maka setiap kutub akan mendapatkan
kromosom yang masih berpasangan dalam bentuk tetrad. Hal ini berbeda dengan
pembelahan mitosis yang mana sentromer membelah sehingga masing-masing
kutub mendapatkan kromosom yang sama.

Anaphase
I
Telophase I
Pada
setiap kutub,
terdapat setengah
jumlah kromosom
induk. Tapi setiap
kromosom masih
dalam bentuk
tetrad. Sebuah
“alur pembelahan” sudah terbentuk. Dan pada akhir dari fase ini, sel induk telah
terbagi menjadi dua sel anakan. Pembagian sitoplasma ini disebut dengan

25
sitokinesis. Pada beberapa organisme membran inti muncul, tahap pertengahan ini
disebut dengan interkinesis. Tapi pada beberapa organisme lain, misal tumbuhan,
tahap interkinesis tidak ditemukan, dan langsung ke tahap pembelahan
selanjutnya(Meiosis II).
Tahap-tahap yang terjadi pada telophase I:
1. Membran nucleus terbetuk disekeliling kromosom pada setiap kutub dan
kromoson memanjang.
2. Proses sitokinesis
3. Terjadi pembagian sitoplasma dan organela-organela lain
4. Didapatkan 2 sel anakan yang haploid (n)

Telophase
I
Proses
sitokinesis bukan
merupakan salah
satu bagian dari
proses meiosis.
Sitokinesis proses
pembagian
sitoplasma
menjadi dua.
Proses ini dimulai
dengan pemanjangan sel pada saat anaphase dan berakhir pada saat telophase.
Setelah telophase, sel akan mengalami masa interkinesis. Ini adalah masa
istirahat untuk melanjutkan ke proses meiosis II. Pada masa ini, membran inti
mulai terlihat kembali. Namun kromosom-kromosom masih dalam bentuk
kromatid-kromatid yang terikat dalam sentromer, tidak menjadi kromatin. Pada
beberapa organisme, fase ini tidak tampak terjadi.
Sel anakan yang dihasilkan dalam proses meiosis I mengandung jumlah
kromatid yang sama dengan induknya. Tapi tetap disebut haploid karena
kromosom-kromosom tersebut adalah homolog.
Fase Meiosis II
Merupakan bagian kedua dalam proses meiosis. Tahap ini dimulai dengan
dua sel anakan yang dihasilkan dari proses meiosis I. Adapun tahap-tahap yang
terjadi sebagai berikut:
Prophase II
Kromosom-kromosom masih dalam bentuk kromtid-kromatid dan sailng
berpasangan, tapi belum terikat oleh benang-benang spindle. Jika sebelumnya
terjadi masa interkinesis, membran inti akan mulai melebur kembali.

26
Tahap-tahap yang terjadi pada prophase II:
1. Kromosom masih berpasangan dengan sentromer
2. Kromosom tidak menggandakan diri.
3. Membrane nucleus melebur kembali.
4. Sentriol (pada sel hewan) membelah diri, memisah ke kutub-kutub yang
berlawan.
5. Benang-benang spindle mulai terbentuk.

Metaphase II
Spindle mulai
menarik kromosom ke
bagian kutub. Tidak
seperti metaphase
I,kinetokor dari
masing-masing
sentromer saling
berikatan dengan
spindle yang berasal
dari kutub yang
berlawanan.
Tahap-tahap yang
terjadi pada metaphase II:
1. Kromatid terletak di bagian ekuator, bergantung pada spindle melalui
sentromer.
2. Sentromer membelah sehingga kromosom menjadi dua.
3. Benang-benang spindle tampak semakin jelas
4. Benang-benang spindle mulai mengikat kromosom di sentromer.

Anaphase II
Selama
anaphase II kromatid-
kromatid pada masing-
masing kromosom
membelah menjadi dua
dan bergerak ke kutub
yang berlawanan.
Ketika kromosom
tertarik oleh spindle,
kita dapat melihat
bentuk V dari

27
kromosom yang mana lengan dari kromosom tersebut berada di belakang. Kutub-
kutub akan semakin menjauh sehingga sel menjadi bertambah panjang.
Tahap-tahap yang terjadi pada anaphase II:
1. Kromatid yang telah terbagi menjadi dua dibawa ke masing-masing kutub
sel.
2. Hal itu terjadi karena adanya benang-benang spindle yang menarik masing
masingbagian kromosom ke bagian masing-masing kutub.
3. Sehingga masing-masing kutub mendapatkan bagian yang sama dengan
kromosom induk.

Telophase II
Selama
telophase II, kromosom
mencapai kutub yang
berlawanan. Terjadi
sitokinesis, sehingga
dua sel hasil dari
meriosis I akan
menjadi empat sel.
Membran nukleus pun
mulai terbentuk.
Sekarang proses
meiosis telah selesai.
Tahap-tahap yang terjadi pada telophase II:
1. Benang-benang kromosom sudah berada di daerah kutub masing masing.
2. Kromosom mulai menipis, kemudian berubah menjadi benang-benang
kromatin yang tipis.
3. Membran nucleus mulai terbentuk.
4. Nukleolus mulai muncul kembali.
5. Pada bidang ekuator terjadi penebalan plasma.
6. Sel terbentuk menjadi empat sel anakan yang haploid(n)

28
BAB 3
ISI DAN PEMBAHASAN

I. Simpulan
Sistem memori adalah kemampuan mental untukmemahami,menyimpan,mengingat,
dan me-recall suatu informasi yang didapat sebelumnya. Dalam kehidupan sehari-hari,
kita tidak akan pernah terpisah dari proses sistem memori itu sendiri.
Ketika kita mendapatkan informasi atau input dari luar, informasi tersebut akan
diterima oleh sensory register, lalu jika kita memberikan perhatian lebih terhadap memori
tersebut, maka informasi atau memori itu akan menjadi STM atau short term memory.
Input yang diulang secara terus menerus aka menyebabkan informasi yang menjadi STM
akan menjadi LTM atau long term memory yang memiliki durasi penyimpanan lebih
lama.
Saat menerima input penting, memori yang paling cocok terhadap hal tersebut adalah
memori jangka panjang atau long term memory, begitu pula ketika kita memilai proses
belajar, memori yang paling cocok untuk hal tersebut adalah memori jangka pajang yang
sulit untuk dilupakan.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kerja memori, oleh sebab itu
kemampuan kita dalam memahami kerja memori, faktor, dan kita-kiat untuk
mempercepat proses mengingat adalah hal yang penting bagi mahasiswa atau pelajar
yang mana mereka dituntut untuk mampu mengingat informasi yang diberikan oleh
tenaga pengajar.
Karena keterbatasan sistem memori kita, maka suatu saat bisa saja informasi yang
penting akan kita lupakan. Oleh sebab itu, penting bagi kita mengetahui faktor apa saja
yang mempengaruhi dan mempercepat proses forgetting tersebut dan kiat-kiat untuk
menghindari proses alamiah yang merugika itu.

II. Saran
1. Bagi mahasiswa : diperlukan kesadaran yang tinggi dari mahasiswa untuk mampu
memahami kinerja sistem memori, faktor, dan kiat-kiat agar memori tersebut tidak
mudah dilupakan. Selain itu, kesadaran untuk segera megetahui sistem belajar

29
seperti apa dirinya begitu pula dengan teknik belajar mutlak ditemukan secepat
mugkin.

Daftar Pustaka

Sherwood, L. (2011). Fisiologi Manusia:Dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.


Pratiwi, D. (2006). Buku Biologi SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.

30
Mescher, A. L. (2011). Histologi Dasar Junqueira: Text & Atlas. Jakarta: EGC.
Istamar, S. (2014). Biologi SMA Kelas XII Semester 5. Jakarta: Erlangga.

31

Anda mungkin juga menyukai