Anda di halaman 1dari 6

A.

Tujuan
- untuk mengetahui sistem transport molekul melalui membran dengan mengamati
proses difusi dan osmosis
- untuk mengetahui perbedaan proses osmosis dan difusi
B. Teori Dasar
a. Difusi

Difusi adalah perpindahan molekul-molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah


baik melalui membrane plasma ataupun tidak. Molekul dan ion yang terlarut dalam air
bergerak secara acak dengan konstan. Gerakan ini mendorong terjadinya difusi. Difusi akan
terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai
keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada
perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar.
Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi
dalam udara.Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika
terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu:
 Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
 Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
 Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
 Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan
difusinya.
 Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih
cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.

b. Osmosis
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang
lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus
oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang
membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara
buatan dalam air yang jernih dibandingkan semuanya yang sangat pekat berfungsi
diamatinya bersama diangkat ditanah bertinggi (Pratiwi 2006: 212).
Dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi
melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan
untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke
larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan
osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi
zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri (Sarkini 2006: 200).
Osmosis merupakan suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini
dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel. Osmosis
terbalik adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis. Osmosis adalah sebuah
fenomena alam dalm sel hidup di mana molekul “solvent” (biasanya air) akan mengalir
dari daerah “solute” rendah ke daerah “solute” tinggi melalui sebuah membran
“semipermeable”. Membran “semipermeable” ini menunjuk ke membran sel atau membran
apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari
“solvent” berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi
membran
c. Perbandingan Difusi dan Osmosis
 Osmosis terjadi ketika terdapat membran semi-permeable, membran ini tidak dibutuhkan
untuk terjadinya difusi.
 Pada osmosis yang berpindah adalah molekul-molekul pelarut, biasanya air. Sedangkan pada
difusi yang berpindah adalah molekul-molekul terlarut.
 Pada proses difusi, molekul-molekul terlarut bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah, sedangkan pada osmosis molekul-molekul pelarut mengalir secara kebalikannya.
 Difusi biasa terjadi pada molekul-molekul gas, meski difusi juga dapat terjadi pada molekul
padat-cair atau cair-gas.
 Osmosis hanya terjadi di antara dua larutan.
 Osmosis terjadi relatif lebih lambat dibandingkan dengan difusi.
 Difusi dapat menyebar sampai jarak yang jauh, sedangkan osmosis terbatas pad a jarak yang
lebih dekat.
 Keduanya termasuk transpor pasif sehingga tidak membutuhkan energi eksternal agar kedua
proses ini dapat terjadi.
 Keduanya dapat terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi.

C. Alat dan Bahan

Alat: Bahan:

- Pipet tetes - Aquades


- Plastik semipermeabel - AgNO3 0,1%
- Penjepit - NaCl 0,9%
- Tabung reaksi - Glukosa 5%
- Rak tabung reaksi - Sukrosa 15%
- Beaker glass - Sukrosa 30%
- Benang - Sukrosa 60%
- Batang pengaduk - HNO3 4N
- Neraca analitik - Benedict
- Tissue atau lap - Putih telur (albumin)
- Gelas ukur
- Cawan petri
- Gunting

D. Prosedur Kerja
1. Osmosis
- Disiapkan alat dan bahan
- Disiapkan plastik semipermeabel masing-masing lima, lalu beri nomor satu sampai
lima
- Plastik-plastik tersebut masing-masing diisi dengan larutan aquades 1 ml, sukrosa 15%
1 ml, sukrosa 30% 1 ml, sukrosa 60% 1 ml, aquades 1 ml
- Kelima plastik semipermeabel tersebut diikat ujungnya menggunakan benang
- Diikatan tali di plastik semipermeabel pada batang pengaduk
- Disiapkan lima beaker glass, dan beri nomor satu sampai lima pada masing-masing
beaker glass
- Dimasukkan larutan aquades sebanyak 60 ml pada beaker glass nomor 1 sampai 4
- Dimasukkan larutan sukrosa 60% pada beaker glass nomor 5 sebanyak 30 ml
- Plastik semipermeabel yang sudah diikat pada batang pengaduk dicelupkan pada
beaker glass sesuai dengan nomornya
- Setelah itu, tunggu selama lima belas menit dan angkat batang pengaduk. Lap terlebih
dahulu plastik semipermeabel lalu timbang dengan menggunakan neraca analitik.
Catat hasil timbangan tersebut. Lakukan percobaan itu sebanyak empat kali di lima
belas menit sekali.
2. Difusi
- Disiapkan alat dan bahan
- Diambil 1 ml putih telur, 1 ml NaCl, dan 1 ml glukosa
- Dimasukan ketiga larutan tersebut ke dalam plastik semipermeabel, lalu mengikatnya dengan
benang.
- Diikat benang plastik semipermeabel pada batang pengaduk.
- Dimasukan aquades ke dalam beaker glass secukupnya.
Dimasukan plastik semipermeabel yang telah diikat pada batang pengaduk hingga tercelup.
- Dipastikan bagain atas dari plastik semipermeabel tidak ikut tercelup ke dalam aquades.
- Ditunggu hingga satu jam.
- Lalu plastik semipermeabel diangkat setelah satu jam.
- Dimasukan larutan AgNO3 0,1 % ke dalam tiga tabung reaksi masing-masing sebanyak lima
tetes.
- Larutan aquades hasil difusi, aquades murni, dan NaCl 0,5 % sebanyak lima tetes ke tiga
tabung reaksi yang telah diisi larutan AgNO3 0,1 %. Lalu mengamati perubahan pada larutan
tersebut.
- Dimasukan larutan benedict ke dalam tiga tabung reaksi masing-masing sebanyak lima tetes.
- Larutan aquades hasil difusi, aquades murni, dan glukosa 5% sebanyak lima tetes ke tiga
tabung reaksi yang telah diisi larutan benedict Lalu mengamati perubahan pada larutan
tersebut.
- Dimasukan larutan HNO3 4N ke dalam tiga tabung reaksi masing-masing sebanyak lima tetes.
- Larutan aquades hasil difusi, aquades murni, dan albumin sebanyak lima tetes ke tiga tabung
reaksi yang telah diisi larutan HNO3 4N. Lalu mengamati perubahan pada larutan tersebut.
E. Hasil Percobaan

1. Percobaan Difusi
Hasil
Uji NaCl

Air hasil difusi + AgNO3  Putih keruh agak merah muda ada endapan
Aquades + AgNO3  Merah muda
NaCl 0,9% + AgNO3  Putih keruh
Uji Glukosa

Air hasil difusi + Benedict  Biru Muda (Neon)


Aquades + Benedict  Biru Muda
NaCl 0,9% + Benedict  Coklat Muda
Uji Albumin

Air hasil difusi + HNO3  Bening


Aquades + HNO3  Bening
Albumin + HNO3  Putih susu/menggumpal

2. Percobaan Osmosis

Larutan I Larutan II 0’ 15’ 30’ 45’ 60’


Aquades Aquades 3,01 g 3,60 g 4,16 g 4,19 g 4,21 g
Sukrosa 15% Aquades 3,61 g 4,03 g 4,31 g 4,47 g 4,82 g
Sukrosa 30% Aquades 3,32 g 3,89 g 4,58 g 4,96 g 5,50 g
Sukrosa 60% Aquades 3,67 g 4,21 g 4,79 g 5,46 g 6,27 g
Aquades Sukrosa 60% 3,06 g 3,20 g 3,41 g 3,40 g 3,23 g

0
aquades 1 sukrosa 15% sukrosa 30% sukrosa 60 % aquades 2

0' 15' 30' 45' 60'


E. Pembahasan

Dari praktikum yang kami lakukan, dapat diperoleh data sebagai berikut:

 Percobaan Osmosis

Hasil percobaan osmosis yang kami lakukan, massa larutan ditiap plastik semipermeabel
menunjukkan hasil yang berbeda. Pada percobaan di beaker glass pertama menunjukkan
hasil massa yang naik ditiap lima belas menitnya. Jika menurut teori dasar osmosis,
aquades sama-sama memiliki massa yang sama besar, maka seharusnya tidak mengalami
kenaikan ataupun penurunan massa. Sedangkan pada percobaan yang kami lakukan
mengalami kenaikkan massa. Itu dikarenakan saat mencelupkan plastik semipermeabel,
tercelup keseluruhannya. Sehingga aquades yang berada di beakerglass masuk kedalam
plastik semi permiable yang di luar ikatan. Jadi saat ditimbang massanya bertambah.

Pada beakerglass ke-5 jika menurut teori, kosentrasi sukrosa 60% lebih tinggi dari
aquades, seharusnya massa aquades di dalam plastik semipermeabel berkurang. Tetapi
pada percobaan kami, justru massanya naik. Kemungkinan besar ada sebagian aquadest
yang masuk ke dalam plastik semi permiable yang menyebabkan massa aquadest yang
berada di dalam plastik semi permiable massanya bertambah

 Percobaan Difusi

Selama percobaan ini berlangsung kami melakukan semuanya sesuai prosedur dan
mengamatinya dengan seksama. Dan hasil pengamatannya sesuai dengan yang
diterangkan di teori

1. Uji NaCl

Saat air hasil di difusi di tambahkan AgNO3 menjadi putih keruh agak merah muda dan
terdapat endapan putih. Sedangkan, percobaan kedua yaitu aquadest ditambah AgNO3
terjadi reaksi yang menghasilkan warna menjadi merah muda. Pada percobaan terakhir
NaCl 0,9% ditambah AgNO3 terjadi reaksi dan menghasilkan larutan putih keruh.

2. Uji Glukosa

Saat air hasil di difusi ditambahkan benedict larutan berubah menjadi warna biru muda
neon dan terdapat lapisan lemak di pinggiran tabung reaksi setelah dipanaskan larutan
tetap tidak berubah warna. Lalu percobaan kedua yaitu aquadest ditambah benedict terjadi
raksi larutan berubah menjadi biru muda. Percobaan ketiga glukosa ditambah benedict
terjadi reaksi larutan berubah warna menjadi bening dan pinggirannya terdapat warna
coklat karena glukosa tidak bisa menembus membran permiable.
3. Uji Albumin

Percobaan pertama yaitu air yang telah di difusi ditambah HNO3 tidak terjadi reaksi apa-
apa warna larutan tidak berubah tetap tidak berwarna. Percobaan selanjutnya aquadest
direaksikan dengan HNO3 larutan tidak bereaksi apa-apa atau tidak berubah warna. Lalu
percobaan ke-3 albumin ditambah HNO3 terjadi reaksi larutan berubah menjadi putih
susu dan menjadi mengental.

F. Kesimpulan

Percobaan Difusi

Menurut hasil percobaan dapat ditarik kesimpulan bahwa difusi terjadi dari konsentrasi tinggi
kerendah(dapat tanpa atau melalui selaput semipermeabel). Dari percobaan diperoleh beberapa faktor
yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu:

A. Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak,
sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
B. Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat.
Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya
C. Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
D. Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
E. Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.

Percobaan osmosis

Menurut hasil percobaan dapat ditarik kesimpulan bahwa osmosis terjadi dari konsentrasi rendah ke
tinggi melalui selaput semipermeabel. Dari percobaan diperoleh beberapa faktor yang memengaruhi
kecepatan osmosis, yaitu:

- Suhu
- Luas permukaan
- Berat molekul atau ukuran
- Hipofilik
- Gradien konsentrasi

Anda mungkin juga menyukai