39 - YERLIAN MARYAM - KEL4 (Edit Hasil Aktualisasi)
39 - YERLIAN MARYAM - KEL4 (Edit Hasil Aktualisasi)
DISUSUN OLEH
1.2 Tujuan
a. Penanaman nilai-nilai dasar ASN (akuntabilitas, nasionalisme, etika public, komitmen
mutu dan anti korupsi) serta kedudukan dan peran ASN (pelayanan public, whole of
government dan manajeman ASN).
b. Meningkatkan kualitas pelayanan di Puskesmas Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya.
c. Meningkatkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik di Puskesmas
Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya.
Page | 9
B. Misi
1. Menurunkan kematian akibat penyakit dan kematian yang terkait dengan kehamilan,
persalinan dan nifas.
2. Menurunkan angka kesakitan penyakit menular dan tidak menular.
Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan.
2.5 Sasaran Kinerja Pegawai
1. Melakukan pelayanan medik umum Rawat Jalan Tingkat Pertama
12. Melayani atau menerima konsultasi baik dari luar atau dari dalam
Page | 12
BAB III
RENCANA AKTUALISASI
Setelah dilakukan analisa dengan menggunakan USG, maka isu utama yang
diperoleh adalah :“ Belum adanya Rekam medis yang sesuai di Puskesmas Cigalontang
Kabupaten Tasikmalaya”. sehingga didapatkan gagasan Penyelesaiannya adalan dengan
melakukan “Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien dengan implementasi Rekam medis
di Puskesmas cigalontang”.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014. Sesuai dengan yang tertera
pada Pasal 7, Puskesmas diantaranya memiliki kewenangan untuk: menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan dan bermutu;
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat; menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung; menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
dengan prinsip koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi; melaksanakan rekam medis;
melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses Pelayanan
Kesehatan; melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi. Dari fungsi-fungsi
puskemas yang sudah dijabarkan tadi, sangatlah diperlukan adanya dokumen rekam medis
yang sesuai yang dapat mencangkup seluruh kegiatan yang dilakukan di puskesmas agar dapat
terciptanya komunikasi efektif dan kolaborasi dari seluruh penyedia layanan puskesmas.
Berdasarkan Permenkes Nomor 269 Tahun 2008, Rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan,
dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien. Rekam medis harus dibuat secara tertulis,
lengkap, dan jelas atau secara elektronik. Rekam medis yang baik harus dapat dipakai sebagai
pemelihara kesehatan dan pengobatan pasien; alat bukti dalam proses penegakan hukum,
disiplin kedokteran dan kedokteran gigi dan penegakkan etika kedokteran dan kedokteran
gigi; keperluan pendidikan dan penelitian; dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan; dan
data statistic kesehatan.
Untuk memenuhi fungsi rekam medis tersebut dan menciptakan pelayanan
Puskesmas secara efektif dan efisien, maka diperlukan adanya peningkatan implementasi
rekam medis di Puskesmas Cigalontang. Dengan adanya peningkatan implementasi rekam
medis juga diharapkan akan meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan publik yang
diberikan oleh Puskesmas.
3.2 Analisis Dampak
3.2.1 Dampak Jika Isu Segera Ditangani
A. Dampak Internal
1. Dampak Positif:
- Adanya bukti catatan rekam medis pasien yang lengkap dan terintegrasi.
- Terciptanya sinergitas antar unit pelayanan di puskesmas.
- Adanya kemudahan untuk melakukan penilaian mutu pelayanan yang diberikan oleh
Puskesmas bagi masyarakat.
- Terciptanya layanan prima, sesuai dengan tata nilai Puskesmas Cigalontang.
- Terdapat bukti fisik yang nyata untuk penilaian SKP petugas medis di Puskesmas.
2. Dampak Negatif
- Peningkatan anggaran pengeluaran puskesmas yang dialokasikan untuk pengadaan
SDM serta sarana prasarana khusus rekam medis.
B. Dampak eksternal
1. Dampak Positif
- Evaluasi pengobatan lebih mudah dilakukan.
- Pasien mendapatkan pelayanan yang lebih baik, karena seluruh riwayat penyakit dan
riwayat pengobatan tercatat lengkap di Rekam Medis.
2. Dampak Negatif
- Saat awal pemakaian form baru rekam medis, membutuhkan waktu pelayanan yang
lebih lama karena belum terbiasa. Namun sifatnya hanya sementara .
3.2.2 Dampak jika Isu dibiarkan
A. Dampak Internal
1. Dampak Positif:
- Tidak mengeluarkan biaya besar untuk pengadaan rekam medis baru.
2. Dampak Negatif :
- Tidak adanya komunikasi efektif antar pemberi pelayanan kesehatan.
- Tidak terciptanya sinergitas antar unit pelayanan.
- Kesulitan melakukan evaluasi terapi yang sudah diberikan.
- Kesulitan melakukan penilaian mutu pelayanan puskesmas.
- Sangat rawan terkena tuntutan hukum jika terjadi kesalah pahaman dalam pemberian
layanan kesehatan.
B. Dampak Eksternal
1. Dampak Positif:
Pasien dapat segera diperiksa oleh dokter setelah mendaftar jika tidak mengantri, karena
pelayanan tanpa rekam medis dapat lebih cepat tidak perlu menunggu pencarian dan pengisian
rekam medis.
2. Dampak negatif:
- Pasien tidak diketahui riwayat penyakit sebelumnya
- pasien tidak diketahui riwayat pengobatannya.
- Pasien tidak mendapatkan terapi yang komperhensif
- Pasien harus selalu menceritakan keluhan-keluhan yang sama jika dilayani oleh medis
dan paramedis yang berbeda.
- Untuk melakukan evaluasi pengobatannya, pasien harus mencari dokter yang sama dan
juga menceritakan keluhannya kembali jika dokter lupa.
3.3 Produk Pembelajaran Aktualisasi (Matrix)
Kegiatan aktualisasi nilai – nilai dasar ASN dan kedudukan serta peran
ASN dalam NKRI (manajemen ASN, Whole Of Goverment, pelayanan publik)
dilakukan di UPTD Puskesmas Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya. Dalam
pelaksanaannya kegiatan aktualisasi ini didasarkan pada rancangan aktualisasi
yang telah disusun untuk kemudian dijadikan suatu habituasi dalam
menjalankan tugas dan jabatan sesuai dengan tupoksi sebagai Dokter Ahli
Pertama. Setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam waktu kurang lebih 2 bulan
di tempat kerja. Dalam pelaksanaan aktualisasi di semua kegiatan, penulis
selalu berkoordinasi dan berkomunikasi dengan mentor dan coach. Kegiatan
aktualisasi dilaksanakan berdasarkan jadwal kegiatan yang dapat di lihat pada
Tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1
Progres Kegiatan Pelaksanaan Aktualisasi
16 September -28
Selesai dikerjakan
4 Uji coba September 2019
Selesai dikerjakan
5 Evaluasi 30 September-5
Oktober 2019
Selesai dikerjakan
6 Perbaikan 6 Oktober- 11
Oktober 2019
Adapun kegiatan yang berhasil diaktualisasikan antara lain sebagai berikut :
4.2. Kegiatan 1 : Komunikasi dan koordinasi
Tahapan kegiatan 1.Meminta ijin kepada atasan
2.Komunikasi dengan bendahara terkait
rencana pencetakan rekam medik baru.
Page | 29
Foto 4.1. Proses permintaan ijin kepada atasan
2. Manfaat kegiatan
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan 1 : konsultasi
dan koordinasi dengan kepala puskesmas, Kepala Tata usaha,
dan bendahara, yaitu :
a. Mendapat izin dan dukungan dalam pelaksanaan proses aktualisasi di
tempat kerja.
b. Mendapat informasi mengenai rekam medik di puskesmas baik
di induk maupun di puskesmas pembantu.
c. Mendapatkan jadwal tanggal yang dapat digunakan untuk sosialisasi
rekam medik di Puskesmas Cigalontang.
4. Analisa dampak
a. Jika nilai ANEKA, peran dan kedudukan ASN diaktualisasikan dengan
baik pada kegiatan konsultasi dan koordinasi dengan atasan, kepala tata
usaha, dan bendahara puskesmas maka penulis akan bisa mendapatkan
identifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam bidang rekam medik di
Puskesmas. Sopan santun, tradisi musyawarah, permintaan ijin
berjenjang, penyelenggaraan pelayanan yang terintegrasi dan terkontrol
serta komitmen untuk senantiasa meningkatkan mutu layanan puskesmas
harapannya dapat diterapkan tidak hanya untuk kegiatan aktualisasi, tetapi
selalu konsisten dalam memberikan mutu pelayanan yang baik dan bisa
dipertanggung jawabkan.
b. Jika nilai ANEKA, peran dan kedudukan ASN tidak diaktualisasikan
dengan baik maka akan mengganggu proses kegiatan 2. Kegiatan tidak
akan berjalan secara sistematis dan terintegrasi karena tidak ada
musyawarah dan permintaan ijin berjenjang. Selain itu pelaksanaan
pembiayaan rekam medik akan mengalami hambatan ataupun
ketidakefektifan pengeluaran untuk mencetak Rekam Medik karena pihak
bendahara tidak mengetahui akan adanya perubahan format rekam medik
untuk tahun 2020.
Page | 32
Daftar Lampiran 1) Diskusi rancangan pembuatan form
rekam medik dengan teman sejawat
2) format rekam medik rawat jalan
3) petunjuk teknis pengisian rekam
medik di Puskesmas
Page | 33
b. Penyusunan format rekam medik
Penyusunan format rekam medik membutuhkan materi-materi yang harus
dilakukan kajian sebelumnya. Materi-materi yang harus dilakukan kajian
antara lain mengenai aturan rekam medik, catatan dokter, dan asuhan
keperawatan. Format rekam medik mempunyai kaidah khusus namun tidak
baku, dan wajib mendokumentasikan seluruh rangkaian yang dilakukan
pada pasien saat berobat. Proses penyusunan format rekam medik secara
cermat wajib dilakukan sebagai dokumentasi mutu pelayanan puskesmas
(komitmen mutu).
Penyusunan format rekam medik merupakan usaha untuk mewujudkan
masyarakat yang beriman, bertakwa, berakhlakulkarimah,
berkualitas dan mandiri serta untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan dasar yang bermutu, merata, terjangkau dan berkeadilan
(visi dan misi). Kegiatan Penyusunan format rekam medik merupakan
cara yang inovatif untuk membantu membantu penilaian dan evaluasi
puskesmas terhadap pelayanan medik yang dilakukan serta sebagai alat
bukti yang berkekuatan hukum saat terjadinya tuntutan dari pihak pasien
terhadap pelayanan yang dilakukan (nilai organisasi).
Page | 34
Page | 35
Foto 4.4. Dokumen-dokumen penunjang kegiatan
2. Manfaat kegiatan
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan 2 : Pembuatan
rancangan rekam medik, yaitu :
a. Mendapat masukan dari teman sejawat sebagai pelaksana pengisian
rekam medis.
b. Membantu penulis mengetahui kebutuhan instansi terkait format rekam
medis untuk meningkatkan mutu pelayanan
c. Membantu penulis melakukan sosialisasi rekam medis baru yang akan
dilakukan di kegiatan ke 3.
Page | 37
1) Jadwal kerja setiap dokter yang tidak tentu (kadang ada tugas keluar
instansi)
2) Hal tersebut menyebabkan sulitnya bertemu untuk melakukan diskusi
bersama.
Solusi : penulis bahan diskusi senantiasa dibawa setiap berangkat ke
instansi sehingga ketika teman sejawat terkait ada waktu luang, segera
menghubungi.
d. Kesulitan
1) Penyusunan yang sesuai dengan kaidah rekam medis baru bisa
dilakukan setelah penulis membaca dan mempelajarinya secara
mandiri dari modul yang di dapat di luar jam kerja dan di waktu luang
pelayanan.
2) Tidak ada pegawai yang memiliki dasar pendidikan rekam medis di
instansi tempat bekerja.
Solusi : Koordinasi dengan teman latsar yang memiliki ilmu rekam medik
dan menanyakan terkait sumber ilmu yang saya dapatkan dari internet
disesuaikan dengan buku panduan yang valid.
4. Analisa dampak
c. Jika nilai ANEKA, peran dan kedudukan ASN diaktualisasikan dengan
baik pada kegiatan perancangan rekam medis, maka penulis bisa
mendapatkan konsep format rekam medis yang dibutuhkan dan petunjuk
teknis yang tepat untuk pengisian rekam medis. Rasa tanggung jawab,
kerjasama semua elemen yang diperlukan, diskusi dan komunikasi yang
baik antar teman sejawat dengan cara yang benar untuk mewujudkan
pelayanan yang professional harapannya dapat diterapkan tidak hanya
untuk kegiatan aktualisasi, tetapi juga untuk tugas-tugas lain ke depannya
yang berkaitan dengan proses persiapan kegiatan yang akan dilaksanakan
di instansi.
d. Jika nilai ANEKA, peran dan kedudukan ASN tidak diaktualisasikan
dengan baik maka akan mengganggu proses kegiatan 3. Kurangnya kerja
kerja sama, profesionalisme, dan komitmen mutu dalam pembuatan
format rancangan rekam medik akan menyulitkan tahap sosialisasi yang
akan dilakukan pada tahap ke 3.
Page | 38
4.4 Kegiatan 3 : Sosialisasi
Page | 39
Foto 4.6. Proses pelaksanaan pretest dan nilai rata-rata
Page | 40
Page | 41
Foto 4.7. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan pelatihan
2. Manfaat kegiatan
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan 3 : Sosialisasi
format rekam medis, yaitu :
a. Memberikan paparan dasar hukum kewajiban pelaksanaan rekam medis
di tempat praktek kesehatan.
b. Memberikan gambaran da nisi format rekam medis yang akan dilakukan
perubahan.
c. Mengingatkan seluruh pegawai puskesmas bahwa rekam medis
merupakan tanggung jawab seluruh pegawai pelayanan di puskesmas.
3. Tantangan dan kesulitan
a. Tantangan
1) Pelayanan pasien di puskesmas dilakukan 24 jam.
b. Kesulitan
1) Ruang lingkup kerja puseksmas meliputi desa yang sulit di jangkau
dan sulit sinyal.
Solusi : kegiatan dilaksanakan setelah selesai tugas pelayanan utama di
instansi. Undangan kegiatan diberikan beberapa hari sebelumnya. Waktu
kegiatan mengikuti jadwal lokmin bulanan di puskesmas agar sebagian besar
pegawai puskesmas bisa mengikuti kegiatan, minimal setiap unit pelayanan
ada yang hadir mengikuti kegiatan.
4. Analisa dampak
a. Jika nilai ANEKA, peran dan kedudukan ASN diaktualisasikan dengan
baik pada kegiatan sosialisasi rekam medik, maka peserta bisa
mendapatkan pemahaman dalam pengisian rekam medis yang baru dan
memahami pentingnya melengkapi pengisian rekam medis. Kegiatan ini
juga memberikan manfaat bagi penulis, menjadikan lebih mudah dalam
melakukan uji coba pengisian rekam medik baru yang akan dilakukan
pada kegiatan ke 4. Harapannya kegiatan sosialisasi ini dapat diterapkan
tidak hanya untuk kegiatan aktualisasi, tetapi juga untuk tugas-tugas lain
ke depannya yang berkaitan dengan rencana kegiatan dan pelaksanaan
kebijakan baru.
Page | 42
4.5 Kegiatan 4 : Uji coba
Page | 43
bermutu, merata, terjangkau dan berkeadilan (visi dan misi).
Pelaksanaan tes merupakan salah satu cara menilai konsistensi
pengetahuan karyawan. Harapannya tes dapat dikerjakan dengan bersikap
amanah dan agamis sehingga nilai yang diperoleh terukur sesuai dengan
kemampuannya. Nilai ini harapannya akan menjadi motivasi bagi
karyawan agar senantiasa meningkatkan kualitas pelayanannya (nilai
organisasi).
b. Tes praktik
Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk tes praktik yang dilakukan setelah
pemberian materi dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan
pengetahuan yang dimiliki oleh peserta seminar. Tes yang dilakukan
merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pengetahuan yang sudah
didapat (akuntabilitas) dan merupakan salah satu upaya untuk
pemberian layanan public yang bermutu (komitmen mutu),
professional dan berkualitas (manajemen ASN). Ujian harapannya
dilakukan dengan jujur dan tidak saling mencontek (antikorupsi) agar
hasil penilaiannya valid.
Page | 44
Kegiatan tes praktik merupakan usaha untuk mewujudkan masyarakat
yang beriman, bertakwa, berakhlakulkarimah, berkualitas dan
mandiri serta untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dasar yang
bermutu, merata, terjangkau dan berkeadilan (visi dan misi).
Pelaksanaan tes merupakan salah satu cara menilai kemampuan
implementatif karyawan dalam menerapkan pengetahuan yang sudah
didapatnya. Hal ini bertujuan untuk Harapannya tes dapat dikerjakan
dengan bersikap amanah dan agamis serta mempertahankan integritas
dirinya sehingga nilai yang diperoleh terukur sesuai dengan
kemampuannya. Nilai ini harapannya akan menjadi motivasi bagi
karyawan agar senantiasa meningkatkan kualitas pelayanannya (nilai
organisasi).
Page | 45
2. Manfaat kegiatan
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan 4 : evaluasi pemahaman
peserta pelatihan, yaitu :
a. Mengetahui tingkat pemahaman peserta pelatihan akan materi yang
diberikan
b. Peserta mampu mengoreksi apabila ada yang kurang tepat pada
pemahaman yang didapat sebelumnya.
3. Tantangan dan kesulitan
a. Tantangan
Waktu pelaksnaan penilaian tes praktik tidak bisa serentak sehingga
harus menyesuaikan dengan jadwal kerja.
b. Kesulitan
Penilaian baru bisa dilakukan apabila tidak sedang ada pelayanan di
IGD.
Solusi : penilaian tes praktik dilakukan ketika sedang tidak ada pasien di
IGD.
4. Analisa dampak
a. Jika nilai ANEKA, peran dan kedudukan ASN diaktualisasikan dengan
baik pada kegiatan evaluasi pemahaman peserta pelatihan , maka penulis
bisa mendapatkan nilai peningkatan pengetahuan yang valid.
Pertanggungjawaban terhadap ilmu yang sudah diterima serta sikap jujur
yang diaplikasikan dalam bentuk pemberian layanan public yang bermutu,
professional dan berkualitas, harapannya dapat diterapkan tidak hanya
untuk kegiatan aktualisasi, tetapi juga untuk tugas-tugas lain ke depannya
yang berkaitan dengan proses perijinan maupun analisis data.
b. Jika nilai ANEKA, peran dan kedudukan ASN tidak diaktualisasikan
dengan baik pada kegiatan evaluasi pemahaman peserta pelatihan, maka
kegiatan yang bertujuan untuk menilai kompetensi menjadi tidak valid
apabila nilai antikorupsi tidak diterapkan. Hal ini mungkin didasari rasa
tanggung jawab dan usaha perbaikan mutu yang kurang.
Page | 46
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
a. Seluruh rangkaian kegiatan aktualisasi dan habituasi telah dilaksanakan di
UPTD Puskesmas Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya pada tanggal 17
September s.d. 12 Oktober 2019 dengan melakukan aktualisasi dan
habituasi terhadap 6 kegiatan yang didalamnya terkandung nilai-nilai dasar
Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) serta 3 substansi mata
pelatihan terdiri dari Pelayanan Publik, Whole of Government, dan
Manajemen ASN.
b. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka aktualisasi dan
habituasi diantaranya :
1. Konsultasi dan koordinasi dengan kepala Puskesmas, Tata usaha, serta
Bendahara Puskesmas.
2. Pembuatan rancangan rekam medik.
3. Sosialisasi kepda seluruh pegawai Puskesmas tentang pentingnya rekam
medik dan hasil rancangan rekam medik rawat jalan yang baru.
4. Uji coba penggunaan rekam medik yang baru.
5. Evaluasi hasil rancangan berdasarkan testimoni dan hasil pengisian rekam
medik.
6. Perbaikan rancangan rekam medik.
c. Penerapan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA) serta 3 substansi mata pelatihan terdiri dari Pelayanan
Publik, Whole of Government, dan Manajemen ASN telah penulis upayakan
untuk bisa diterapkan pada tiap proses tahapan kegiatan yang dilakukan
supaya kegiatan bisa berlangsung sesuai rencana dengan baik.
d. Kegiatan ini dilaksanakan bukan semata-mata hanya untuk memenuhi
tugas aktualisasi dan habituasi saja, tetapi juga tujuan yang lebih penting
yaitu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, terutama
Peningkatan Mutu Pelayanan melalui implementasi Rekam medik di UPTD
Puskesmas Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya.
Page | 47
5.2 Rekomendasi
a. Kegiatan aktualisasi ini sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 3 bulan
agar setiap petugas
b. Kegiatan aktualisasi dan habituasi yang telah dilakukan ini merupakan
langkah awal bagi penulis untuk ke depannya bisa menerapkan setiap nilai-
nilai dasar (ANEKA), pelayanan public, Whole of Government, dan
Manajemen ASN dalam melaksanakan fungsi ASN sehari-hari yaitu sebagai
pelaksana kebijakan, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.