Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN


MELALUI IMPLEMENTASI REKAM MEDIS
DI PUSKESMAS CIGALONTANG KABUPATEN TASIKMALAYA

DISUSUN OLEH

NAMA : dr. YERLIAN MARYAM


NDH : 39
INSTANSI : KABUPATEN TASIKMALAYA

PELATIHAN DASAR GOLONGAN III


PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN
PEMETAAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA
LEMBAGA ADMINISTRASI
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aparatur sipil negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, tugas ASN
antara lain sebagai pelaksana kebijakan yang di buat oleh pejabat pembina kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik
yang profesional serta mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Seorang ASN sebelum dilantik wajib menjalani masa prajabatan dalam bentuk
pelatihan dasar. Pelatihan dasar ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi Calon
ASN yang dilakukan secara terintegrasi dengan memadukan tahap internalisasi dan
aktualisasi. Tahap internalisasi merupakan tahap penanaman bela negara, nilai-nilai dasar
ASN (akuntabilitas, nasionalisme, etika public, komitmen mutu dan anti korupsi) serta
kedudukan dan peran ASN (pelayanan public, whole of government dan manajeman ASN).
Sedangkan tahap aktualisasi merupakan tahap perwujudan nilai-nilai tersebut di tempat
kerja untuk menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai bidang
tugas. Ketentuan ini diatur dalam UU Nomor 5 tahun 2014 tentang ASN dan Perlan Nomor
12 tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil,
Sebagai seorang dokter fungsional ASN yang ditempatkan di puskesmas, sudah
seharusnya saya dapat menjunjung tinggi nilai-nilai dasar ASN dan
mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata. Puskesmas merupakan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan yang diberikan pemerintah, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitative dalam lingkup kecamatan. Cerminan nilai-nilai dasar ASN seperti
akuntabilitas dapat diimplentasikan dalam bentuk komitmen pada kepentingan publik
dengan tidak melakukan diskriminasi saat memberikan pelayanan, penerapan jiwa
nasionalisme yang menggambarkan semangat dan bentuk kecintaan kita terhadap kemajuan
bnangsa, etika publik ASN yang mewajibkan kita memiliki standar etika yang tinggi,
komitmen mutu yang selalu menuntun kita untuk berkerja dengan menjunjung tinggi nilai-
nilai kualitas pelayanan, dan juga anti korupsi yang membuat kita senantiasa menjauhi
segala bentuk aktifitas yang menjurus ke arah korupsi.
Puskesmas Cigalontang merupakan salah satu puskesmas yang berada di bagian barat
Kabupaten tasikmalaya, cangkupannya yang mencapai enam belas desa mengingatkan kita
akan kebutuhan masyarakatnya yang sangat beragam, sebagai unit kerja puskesmas
memerlukan pengembangan sesuai dengan aturan yang tercantum di Permenkes nomor 75
tahun 2014. Sesuai dengan yang tertera pada Pasal 7, Puskesmas diantaranya memiliki
kewenangan untuk: menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu; menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat; menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan
pengunjung; menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja
sama inter dan antar profesi; melaksanakan rekam medis; melaksanakan pencatatan,
pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses Pelayanan Kesehatan; melaksanakan
penapisan rujukan sesuai dengan indikasi. Dari fungsi-fungsi puskemas yang sudah
dijabarkan tadi, sangatlah penting dilakukannya peningkatan mutu di berbagai bidang
pelayanan di puskesmas, antara lain pelayanan rekam medis yang sesuai, pelayanan
konsultasi terpadu penyakit tidak menular di dalam gedung, dan tersedianya ruang laktasi
yang memadai. Ketiga isu tersebut harus dapat diselesaikan secara bijak agar tercipta
peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Puskesmas, sehingga mengkasilkan Outcame
berupa kepuasan pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah sesuai dengan
Permenkes nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.

1.2 Tujuan
a. Penanaman nilai-nilai dasar ASN (akuntabilitas, nasionalisme, etika public, komitmen
mutu dan anti korupsi) serta kedudukan dan peran ASN (pelayanan public, whole of
government dan manajeman ASN).
b. Meningkatkan kualitas pelayanan di Puskesmas Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya.
c. Meningkatkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik di Puskesmas
Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya.

1.3 Manfaat Aktualisasi


a. Bagi penulis bertambahnya nilai-nilai Dasar ASN (akuntabilitas, nasionalisme, etika
public, komitmen mutu dan anti korupsi) serta kedudukan dan peran ASN (pelayanan
public, whole of government dan manajeman ASN).
b. Bagi Puskesmas Cigalotang dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
c. Bagi Masyarakat, masyarakat menjadi merasakan kepuasan dari Pelayanan Publik yang
diberikan oleh Puskesmas Cigalontang.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan aktualisasi meliputi :
a. Penerapan nilai-nilai dasar profesi ASN dengan mengaktualisasikan nilai-nilai akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi serta kedudukan dan peran
PNS dalam NKRI yaitu whole of government, manajemen ASN, dan pelayanan publik
berdasarkan isu yang diangkat dan gagasan pemecahan masalah.
b. Pelaksanaan aktualisasi dilakukan di UPTD Puskesmas Cigalontang Kabupaten
Tasikmalaya
c. Waktu pelaksanaan aktualisasi adalah 37 hari kerja terhitung mulai tanggal 25 Agustus –
13 Oktober 2019.
BAB II
GAMBARAN ORGANISASI

2.1 Deskripsi Umum Kabupaten Tasikmlaya


A. Visi
Kabupaten Tasikmalaya yang Religius Islami, Mandiri, Unggul di Bidang Agribisnis, dan
Berbasis Pedesaan
B. Misi
1. Mewujudkan masyarakat yang beriman, bertakwa, berakhlakulkarimah, berkualitas
dan mandiri.
2. Mewujudkan perekonomian yang tangguh berbasis pedesaan dengan keunggulan
agribisnis
3. Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance)
4. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah berbasis tata ruang yang
berkelanjutan
C. Nilai-nilai budaya
1. Terukur
2. Akuntabel
3. Sistematis
4. Implementatif
5. Konsisten
6. Sinergi
7. Integritas
8. Amanah
9. Profesional

2.2 Deskripsi Umum Dinas Kesehatan Tasikmalaya


A. Visi
Tercapainya Masyarakat Tasikmalaya yang mandiri untuk hidup sehat

Page | 9
B. Misi
1. Menurunkan kematian akibat penyakit dan kematian yang terkait dengan kehamilan,
persalinan dan nifas.
2. Menurunkan angka kesakitan penyakit menular dan tidak menular.

C. Program Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya


Adapun program kesehatan yang dilaksanakan, yaitu :
1. Program peningkatan mutu pelayanan kesehatan meliputi pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan khusus, pelayanan kesehatan rujukan, promosi kesehatan dan
system pembiayaan kesehatan (JPKM).
2. Program pemberantasan penyakit menular meliputi, pemberantasan penyakit bersumber
binatang, pemberantasan penyakit menular langsung, pencegahan penyakit dan
pengamatan penyakit.
3. Program peningkatan kesehatan lingkungan meliputi, pengawasan kualitas air dan
lingkungan, penyehatan lingkungan permukiman, penyehatan tempat-tempat umum dan
industri, penyehatan makanan dan minuman.
4. Program kesehatan keluarga meliputi pembinaan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),
kesehatan anak dan remaja, kesehatan usia lanjut dan perbaikan gizi masyarakat.
5. Program pengawasan obat dan bahan berbahaya.
6. Program pengembangan kualitas manajemen kesehatan meliputi pengembangan
manajemen kebijakan, hukum kesehatan dan hubungan masyarakat, pengembangan
sarana dan pendayagunaan tenaga kesehatan, pengembangan sarana dan prasarana
kesehatan serta pengembangan sistem informasi kesehatan.

D. Target Program Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya


Adapun yang menjadi sasaran program Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, yaitu :
1. Meningkatnya akses penduduk terhadap pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dari
sarana kesehatan pemerintah.
2. Terwujudnya pengembangan sarana pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan dan tuntutan
masyarakat.
3. Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat, upaya-upaya kesehatan berswadaya
masyarakat dan terjaminnya JPKM.
4. Terlaksananya penggunaan obat yang rasional.
5. Terlaksananya upaya kesehatan lingkungan diseluruh lingkungan pemukiman, tempat-
tempat umum dan industri yang melibatkan peran serta masyarakat serta potensi sektor
swasta.
6. Terwujudnya penurunan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan
kejadian luar biasa.

2.3 Deskripsi Umum UPTD Puskesmas Cigalontang


A. MOTTO
“Melayani Sepenuh Hati”

B. Visi Puskesmas Cigalontang


UPTD Puskesmas Cigalontangyang profesional, akuntabel, dan berkeadilan menuju
masyarakat sehat yang mandiri
C. Misi Puskesmas Cigalontang
Untuk mencapai visi yang diharapkan, maka dirumuskan beberapa misi untuk
mencapainya yaitu antara lain :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang profesional, bermutu,
terjangkau, merata, akuntabel, dan berkeadilan
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat melalui peningkatan
pengetahuan dan kemampuan berperilaku hidup bersih dan sehat.
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang holistik dengan Mengoptimalkan peran dan
fungsi pukesmas pembantu / poloindes, posyandu, posbindu, dan poskesdes.
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan menggerakkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan berwawasan kesehatan.
5. Menggalang mitra kerja dengan sumber-sumber yang berpotensi untuk meningkatkan kualitas
layanan.
D. Nilai-nilai budaya
1. Profesionalisme
2. Responsive
3. Inovative
4. mandiri
5. Akuntabel
E. Strategi Puskesmas Cigalontang
Strategi untuk mencapai visi dan misi tersebut disusunlah beberapa strategi :
1. Menciptakan Lingkungan Puskesmas yang bersih.
2. Penataan administrasi perkantoran dan akuntansi yang bersih, tertib dan akuntabel.
3. Meningkatkan profesionalisme petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan baik melalui peningkatan jenjang pendidikan, maupun melalui pelatihan dan
pembinaan.
4. meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat untuk mewujudkan
penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah dan/atau pemerintah daerah dalam memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
5. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Induk dan Pustu serta
pengembangan kualitas pelayanan di posyandu, posbindu dan poskesdes.
6. Terjalinnya komunikasi dan koordinas lintas sektoral di bidang program kesehatan UKM
dan UKP yang kontinyu dan berkesinambungan kepada masyarakat.
7. Pengembangan Desa Siaga sebagai upaya mewujudkan kemandirian masyarakat dalam
bidang kesehatan.

F. Target Puskesmas Cigalontang


Adapun Target Kinerja Puskesmas Cigalontang adalah :
1. Terciptanya Lingkungan tata ruang Puskesmas Bersih dan nyaman sesuai standar
minimal.
2. Terkelolanya Administrasi Perkantoran dan Akuntansi Keuangan yang bersih dan sehat
dalam pendokumentasian sehingga tercipta transparansi, akuntabilitas, responsibilitas
dan independensi.
3. Terwujudnya pengembangan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan sesuai standar
kebutuhan minimal.
4. Terwujudnya pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang tidak mampu semerata
mungkin.
5. Terwujudnya penurunan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan
persalinan
6. Pengendalian Penyakit Menular, Penyakit Tidak Menular, dan Penyehatan Lingkungan
7. Terwujudnya penemuan kasus penyakit menular sedini mungkin dan mengoptimalkan
angka kesembuhan.
8. Mengoptimalkan pencapaian sasaran Imunisasi kepada Bayi/ balita dan Ibu Hamil.
9. Meningkatkan status gizi dan kesehatan Ibu Hamil, anak / bayi/balita, remaja dan usila
serta disabilitas.
10. Pemberdayaan masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat.
11. komunikasi dan koordinas secara lintas sektoral dalam peningkatan bidang pelayanan
kesehatan di tiap bidang program UKM dan UKP
12. Pemberdayaan dan Pengembangan Poskesdes (Desa Siaga) sebagai Sarana Kesehatan
Terdekat dengan masyarakat sehingga memberi kemudahan akses pencapaian tiap
program UKM dan UKP di masyarakat.
Menurunkan angka kesakitan penyakit menular dan tidak menular
G. Struktur organisasi

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Puskesmas Cigalontang

2.4 Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi


A. Tugas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat.
B. Fungsi
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
3. Wahana pendidikan tenaga kesehatan.
C. Wewenang
1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
2. Masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
3. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
4. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
5. Masyarakat dalam bidang kesehatan;
6. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
7. Masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait;
8. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat;
9. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas;
10. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
11. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan;
12. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.
13. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu;
14. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif;
15. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat;
16. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan
dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
17. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja
sama inter dan antar profesi;
18. Melaksanakan rekam medis;
19. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
Pelayanan Kesehatan;
20. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
21. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
22. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem
Rujukan.

Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan.
2.5 Sasaran Kinerja Pegawai
1. Melakukan pelayanan medik umum Rawat Jalan Tingkat Pertama

2. Melakukan tindakan khusus oleh dokter umum kompleks tingkat 1

3. Melakukan tindakan darurat medik/P3K Tingkat Sedang


4. Melakukan kunjungan (visite) pada pasien rawat inap

5. Melakukan pemulihan mental Tingkat sederhana

6. Melakukan pemulihan fisik Tingkat Sederhana

7. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu

8. Melakukan pelayanan gizi

9. Melakukan penyuluhan medic

10. Membuat catatan medik pasien rawat inap

11. Membuat catatan medik pasien rawat jalan

12. Melayani atau menerima konsultasi baik dari luar atau dari dalam

13. Menguji Kesehatan Menguji kesehatan individu

14. Menguji Kesehatan Menjadi Tim Penguji Kesehatan

15. Melakukan visum et repertum Tingkat Sederhana


16. Melakukan tugas jaga Panggilan / On Call
17. Mengamati penyakit atau wabah di lapangan

18. Mengikuti seminar sebagai peserta

19. Menjadi anggota IDI

Page | 12
BAB III
RENCANA AKTUALISASI

3.1 Analisis Isu.


Berdasarkan hasil pengamatan penulis dan hasil diskusi dengan rekan satu tempat
kerja, terdapat beberapa isu yang ditemukan, yaitu :
1. Belum adanya rekam medis yang sesuai di Puskesmas.
2. Belum adanya pelayanan konsultasi terpadu penyakit tidak menular di dalam gedung.
3. Belum adanya ruang laktasi yang memadai di Puskesmas.
USG :

Isu Permasalahan Urgency seriousness Growth Score


Rekam Medis 5 5 5 15
Penyakit Tidak Menular 3 5 5 13
Ruang Laktasi 3 4 3 10
Keterangan : (skor antara 1 – 5) Perhitungannya menggunakan skala likert : 1 = sangat kecil/rendah
pengaruhnya dan 5 = sangat besar/tinggi pengaruhnya.

Setelah dilakukan analisa dengan menggunakan USG, maka isu utama yang
diperoleh adalah :“ Belum adanya Rekam medis yang sesuai di Puskesmas Cigalontang
Kabupaten Tasikmalaya”. sehingga didapatkan gagasan Penyelesaiannya adalan dengan
melakukan “Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien dengan implementasi Rekam medis
di Puskesmas cigalontang”.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014. Sesuai dengan yang tertera
pada Pasal 7, Puskesmas diantaranya memiliki kewenangan untuk: menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan dan bermutu;
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat; menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung; menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
dengan prinsip koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi; melaksanakan rekam medis;
melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses Pelayanan
Kesehatan; melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi. Dari fungsi-fungsi
puskemas yang sudah dijabarkan tadi, sangatlah diperlukan adanya dokumen rekam medis
yang sesuai yang dapat mencangkup seluruh kegiatan yang dilakukan di puskesmas agar dapat
terciptanya komunikasi efektif dan kolaborasi dari seluruh penyedia layanan puskesmas.
Berdasarkan Permenkes Nomor 269 Tahun 2008, Rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan,
dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien. Rekam medis harus dibuat secara tertulis,
lengkap, dan jelas atau secara elektronik. Rekam medis yang baik harus dapat dipakai sebagai
pemelihara kesehatan dan pengobatan pasien; alat bukti dalam proses penegakan hukum,
disiplin kedokteran dan kedokteran gigi dan penegakkan etika kedokteran dan kedokteran
gigi; keperluan pendidikan dan penelitian; dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan; dan
data statistic kesehatan.
Untuk memenuhi fungsi rekam medis tersebut dan menciptakan pelayanan
Puskesmas secara efektif dan efisien, maka diperlukan adanya peningkatan implementasi
rekam medis di Puskesmas Cigalontang. Dengan adanya peningkatan implementasi rekam
medis juga diharapkan akan meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan publik yang
diberikan oleh Puskesmas.
3.2 Analisis Dampak
3.2.1 Dampak Jika Isu Segera Ditangani
A. Dampak Internal
1. Dampak Positif:
- Adanya bukti catatan rekam medis pasien yang lengkap dan terintegrasi.
- Terciptanya sinergitas antar unit pelayanan di puskesmas.
- Adanya kemudahan untuk melakukan penilaian mutu pelayanan yang diberikan oleh
Puskesmas bagi masyarakat.
- Terciptanya layanan prima, sesuai dengan tata nilai Puskesmas Cigalontang.
- Terdapat bukti fisik yang nyata untuk penilaian SKP petugas medis di Puskesmas.
2. Dampak Negatif
- Peningkatan anggaran pengeluaran puskesmas yang dialokasikan untuk pengadaan
SDM serta sarana prasarana khusus rekam medis.
B. Dampak eksternal
1. Dampak Positif
- Evaluasi pengobatan lebih mudah dilakukan.
- Pasien mendapatkan pelayanan yang lebih baik, karena seluruh riwayat penyakit dan
riwayat pengobatan tercatat lengkap di Rekam Medis.
2. Dampak Negatif
- Saat awal pemakaian form baru rekam medis, membutuhkan waktu pelayanan yang
lebih lama karena belum terbiasa. Namun sifatnya hanya sementara .
3.2.2 Dampak jika Isu dibiarkan
A. Dampak Internal
1. Dampak Positif:
- Tidak mengeluarkan biaya besar untuk pengadaan rekam medis baru.
2. Dampak Negatif :
- Tidak adanya komunikasi efektif antar pemberi pelayanan kesehatan.
- Tidak terciptanya sinergitas antar unit pelayanan.
- Kesulitan melakukan evaluasi terapi yang sudah diberikan.
- Kesulitan melakukan penilaian mutu pelayanan puskesmas.
- Sangat rawan terkena tuntutan hukum jika terjadi kesalah pahaman dalam pemberian
layanan kesehatan.
B. Dampak Eksternal
1. Dampak Positif:
Pasien dapat segera diperiksa oleh dokter setelah mendaftar jika tidak mengantri, karena
pelayanan tanpa rekam medis dapat lebih cepat tidak perlu menunggu pencarian dan pengisian
rekam medis.
2. Dampak negatif:
- Pasien tidak diketahui riwayat penyakit sebelumnya
- pasien tidak diketahui riwayat pengobatannya.
- Pasien tidak mendapatkan terapi yang komperhensif
- Pasien harus selalu menceritakan keluhan-keluhan yang sama jika dilayani oleh medis
dan paramedis yang berbeda.
- Untuk melakukan evaluasi pengobatannya, pasien harus mencari dokter yang sama dan
juga menceritakan keluhannya kembali jika dokter lupa.
3.3 Produk Pembelajaran Aktualisasi (Matrix)

No Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Keterkaitan Penguatan


Kegiatan Pelatihan terhadap visi- Nilai
misi Organisasi organisasi
1. Konsultasi Berkonsultasi mendapat arahan dari Etika Publik: menerapkan nilai sopan Sesuai dengan memperkuat
Koordinasi dengan pimpinan. santun dan rasa hormat saat konsultasi program nilai
Kepala antikorupsi: puskesmas yang Profesionalism
Puskesmas dan Tepat waktu sesuai jadwal yang mengacu kepada e dari nilai
kepala Bagian ditentukan. misi kabupaten organisasi.
Tata Usaha. Komitmen mutu: tasikmalaya:
Memanfaatkan waktu dengan baik Peningkatan
demi mencapai tujuan bersama. Manajemen
Berkoordinasi mendapat persetujuan Etika Publik: menerapkan nilai sopan Pelayanan memperkuat
dengan dari bendahara santun dan rasa hormat saat Kesehatan, nilai
Bendahara pengadaan untuk mengajukan pengadaan barang dan Formasi dan Profesionalism
Puskesmas melakukan pengadaan atau jasa. Sumber Daya e dari nilai
terkait rekam Medis baru. WOG: menjalin sinergitas dalam Kesehatan. organisasi.
rancangan mengatur anggaran dan pengeluaran
kegiatan yang puskesmas.
membutuhkan
pembiayaan
dan
perencanaan
anggaran.
2. Pembuatan Identifikasi terkumpulnya daftar Komitmen mutu: dalam melakukan memperkuat
rancangan poin-poin yang poin-poin yang harus identifikasi pasien, riwayat penyakit nilai Inovatif
harus tercantum dalam rekam pasien, terapi yang diberikan, dan dari nilai
tercantum medis seluruh pelayanan serta edukasi yang organisasi.
dalam diberikan kepada pasien.
dokumen
rekam medis
Perancangan Hasil rancangan cover Komitmen mutu dalam membuat memperkuat
Cover rekam rekam medis yang sesuai rancangan cover rekam medis yang nilai Inovatif
medis dengan kebutuhan inovatif sesuai dengan tata nilai dari nilai
puskesmas. organisasi
Perancangan Hasil rancangan format Komitmen mutu dalam menghasilkan memperkuat
format Rekam rekam medis yang sesuai rancangan rekam medis yang sesuai nilai Inovatif
medis dengan kebutuhan. dan mencangkup seluruh isi yang dari nilai
wajib terkandung di dalamnya. organisasi
Pembuatan Petunjuk teknis pengisian Komitmen mutu dalam pengisian memperkuat
Petunjuk Rekam Medis rekam medis yang benar dan lengkap. nilai
teknis profesionalism
pengisian e dari nilai
Rekam medis organisasi
3. Sosialisasi Mensosialisasi Notulensi, Daftar Hadir, Etika publik: melakukan komunikasi memperkuat
kan hasil Pemahaman seluruh efektif dalam bentuk sosialisasi dan nilai
rancangan dan pegawai bahwa akan ada pemaparan jukni pengisian rekam profesionalism
Juknis rekam medis baru, medis. e dari nilai
Pengisian RM Komitmen Mutu: sosialisasi juknis organisasi
kepada seluruh pengisian rekam medis ditujukan agar
petugas terciptanya kualitas rekam medis yang
pelayanan di baik dan selalu lengkap dalam
puskesmas pengisiannya.
4. Pembuatan Pembuatan Pembuatan papan yang Akuntabilitas terhadap kewajibannya memperkuat
Komitmen komitmen berisi komitmen berupa pengisian rekam medis dalam nilai akuntabel
bersama untuk pengisian rekam medis setiap melakukan pelayanan dan dan
selalu yang ditandatangani oleh penialaiannya dimasukkan ke dalam profesiaonalis
melengkapi seluruh petugas SKP. me dari nilai
pengisian Fungsional dalam Komitmen Mutu dalam peningkatan organisasi
dokumen gedung Puskesmas, kualitas pelayanan di puskesmas yang
rekam medis. Memasukkan pengisian
rekam medis menjadi akuntabel sesuai dengan tata nilai
salah satu penialaian di puskesmas
SKP tenaga medis dan
paramedis di Puskesmas
5. Evaluasi Monitoring pemahahaman cara Komitmen mutu dalam memberikan memperkuat
pemahaman pengisian dokumen kualitas pelayanan yang optimal. nilai
cara pengisian rekam medis yang baru Akuntabel atas pembuatan rencana profesionalism
rekam medis oleh semua petugas aktualisasi e dari nilai
yang akan kesehatan dalam gedung organisasi
dibuat. dan testimoni hasil
penerapan rancangan
aktualisasi.
3.4 Timeline Pelaksanaan rancangan Aktualisasi
Tabel 3.4 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Agustus September Oktober


IV I II III IV I II III IV
1 Konsultasi Koordinasi
2 Pembuatan Rancangan
3 Sosialisasi
4 Uji coba
5 Evaluasi
6 Perbaikan

3.5 Road Map Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi


A. Jangka Pendek
Meliputi ;
1. Konsultasi dan Koordinasi
2. Pembuatan Rancangan
3. Sosialisasi
4. Evaluasi
5. Pembuatan Komitmen
B. Jangka Menengah
Meliputi ;
1. Pengajuan sarana prasana rekam medis
2. Pengajuan tenaga rekam medis
3. Evaluasi pengisian rekam medis
C. Jangka Panjang
Meliputi ;
1. Pembuatan rekam medis elektronik.
2. Pelatihan SDM fungsional di puskesmas untuk mengisi rekam medis elektronik.
BAB IV
KEGIATAN AKTUALISASI

4.1 Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi

Kegiatan aktualisasi nilai – nilai dasar ASN dan kedudukan serta peran
ASN dalam NKRI (manajemen ASN, Whole Of Goverment, pelayanan publik)
dilakukan di UPTD Puskesmas Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya. Dalam
pelaksanaannya kegiatan aktualisasi ini didasarkan pada rancangan aktualisasi
yang telah disusun untuk kemudian dijadikan suatu habituasi dalam
menjalankan tugas dan jabatan sesuai dengan tupoksi sebagai Dokter Ahli
Pertama. Setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam waktu kurang lebih 2 bulan
di tempat kerja. Dalam pelaksanaan aktualisasi di semua kegiatan, penulis
selalu berkoordinasi dan berkomunikasi dengan mentor dan coach. Kegiatan
aktualisasi dilaksanakan berdasarkan jadwal kegiatan yang dapat di lihat pada
Tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1
Progres Kegiatan Pelaksanaan Aktualisasi

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Keterangan


Konsultasi Koordinasi
1 26 Agustus – 31 Selesai dikerjakan
Agustus
2019
Pembuatan Rancangan
2 2 September- 10
Selesai dikerjakan
September 2019

3 Sosialisasi 12 September 2019 Selesai dikerjakan

16 September -28
Selesai dikerjakan
4 Uji coba September 2019

Selesai dikerjakan
5 Evaluasi 30 September-5
Oktober 2019

Selesai dikerjakan
6 Perbaikan 6 Oktober- 11
Oktober 2019
Adapun kegiatan yang berhasil diaktualisasikan antara lain sebagai berikut :
4.2. Kegiatan 1 : Komunikasi dan koordinasi
Tahapan kegiatan 1.Meminta ijin kepada atasan
2.Komunikasi dengan bendahara terkait
rencana pencetakan rekam medik baru.

Tanggal 26-30 Agustus 2019


Daftar Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan permintaan
ijin kepada atasan
2. Dokumentasi komunikasi
dengan bendahara
Puskesmas
1. Deskripsi tahapan kegiatan
a. Meminta ijin kepada atasan
Kegiatan ini penting untuk dilakukan sebelum memulai segala kegiatan yang ada
di instansi karena pimpinan instansi merupakan penanggung jawab untuk semua
kegiatan yang dilakukan di instansi.

Tradisi musyawarah (nasionalisme) dilakukan supaya penulis bisa berbagi ide


dengan pimpinan. Saat bertemu dengan atasan, penulis juga didampingi oleh
Kepala Tata Usaha karena untuk kegiatan ini diperlukan pertimbangan terkait
kepegawaian. Sopan santun dalam berkomunikasi (etika public) dilakukan
dalam proses musyawarah. Permintaan ijin dilakukan secara berjenjang dan
melakukan pertemuan dengan tepat waktu (antikorupsi) supaya
mewujudkan penyelenggaraan negara yang terintegrasi dan terkontrol
(WOG).
Proses permintaan ijin sebelum memulai kegiatan merupakan usaha untuk
mewujudkan masyarakat yang beriman, bertakwa, berakhlakulkarimah,
berkualitas dan mandiri serta untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
dasar yang bermutu, merata, terjangkau dan berkeadilan (visi dan misi).
Proses permintaan ijin sebelum memulai kegiatan dengan cara yang santun
merupakan bentuk dari profesionalisme seorang staf dalam melakukan tugasnya
di tempat kerja (nilai organisasi).

Page | 29
Foto 4.1. Proses permintaan ijin kepada atasan

b. Berkoordinasi dengan bendahara Puskesmas


Setelah mendapatkan izin dari atasan, demi terciptanya
penyelenggaraan negara yang terintegrasi (WOG), saya melakukan
koordinasi dengan bendahara terkait dengan rencana pengadaan barang
dan jasa di puskesmas. Untuk mengimplentasikan hasil dari rancangan
rekam medik yang penulis buat, perlu didukung dengan pendanaan
Puskesmas untuk percetakan rekam medik dan perekrutan tenaga
Rekam medik. Serta menjelaskan maksud dan tujuan perbaikan rekam
medik yang akan penulis lakukan dimaksudkan untuk peningkatan
mutu dan inovasi di Puskesmas (komitmen mutu).
Proses komunikasi dengan bendahara Puskesmas merupakan usaha
untuk mewujudkan masyarakat yang beriman, bertakwa,
berakhlakulkarimah, berkualitas dan mandiri serta untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, merata,
terjangkau dan berkeadilan (visi dan misi). Komunikasi ini
dilakukan dengan sopan santun dan profrsional (etika publik) agar
terciptanya rancangan keunganan untuk pengadaan barang dan jasa
yang akuntabel sehingga dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan
kebutuhan puskesmas (nilai organisasi).
Foto 4.2. Proses koordinasi dengan bendahara puskesmas

2. Manfaat kegiatan
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan 1 : konsultasi
dan koordinasi dengan kepala puskesmas, Kepala Tata usaha,
dan bendahara, yaitu :
a. Mendapat izin dan dukungan dalam pelaksanaan proses aktualisasi di
tempat kerja.
b. Mendapat informasi mengenai rekam medik di puskesmas baik
di induk maupun di puskesmas pembantu.
c. Mendapatkan jadwal tanggal yang dapat digunakan untuk sosialisasi
rekam medik di Puskesmas Cigalontang.
4. Analisa dampak
a. Jika nilai ANEKA, peran dan kedudukan ASN diaktualisasikan dengan
baik pada kegiatan konsultasi dan koordinasi dengan atasan, kepala tata
usaha, dan bendahara puskesmas maka penulis akan bisa mendapatkan
identifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam bidang rekam medik di
Puskesmas. Sopan santun, tradisi musyawarah, permintaan ijin
berjenjang, penyelenggaraan pelayanan yang terintegrasi dan terkontrol
serta komitmen untuk senantiasa meningkatkan mutu layanan puskesmas
harapannya dapat diterapkan tidak hanya untuk kegiatan aktualisasi, tetapi
selalu konsisten dalam memberikan mutu pelayanan yang baik dan bisa
dipertanggung jawabkan.
b. Jika nilai ANEKA, peran dan kedudukan ASN tidak diaktualisasikan
dengan baik maka akan mengganggu proses kegiatan 2. Kegiatan tidak
akan berjalan secara sistematis dan terintegrasi karena tidak ada
musyawarah dan permintaan ijin berjenjang. Selain itu pelaksanaan
pembiayaan rekam medik akan mengalami hambatan ataupun
ketidakefektifan pengeluaran untuk mencetak Rekam Medik karena pihak
bendahara tidak mengetahui akan adanya perubahan format rekam medik
untuk tahun 2020.

4.3 Kegiatan 2 : Pembuatan rancangan rekam medik


Tahapan kegiatan 1) Diskusi dengan teman sejawat
mengenai rekam medik rawat jalan
2) Pembuatan rancangan form rekam
medik
3) Pembuatan petunjuk teknis
pengisian form rekam medik
Tanggal 17 Juni-29 Juni 2019

Page | 32
Daftar Lampiran 1) Diskusi rancangan pembuatan form
rekam medik dengan teman sejawat
2) format rekam medik rawat jalan
3) petunjuk teknis pengisian rekam
medik di Puskesmas

1. Deskripsi tahapan kegiatan

a. Diskusi dengan teman sejawat sebelum membuat rancangan form rekam


medik merupakan hal yang penting. Dalam diskusi ini saya sebelumnya
menginfomasikan bahwa akan ada format rekam medik yang baru dan saya
meminta pendapat dari masing-masing teman sejawat. Diskusi ini penting
untuk dilakukan karena mereka sudah memiliki pengalaman bekerja yang
lebih lama di institusi dan mereka juga akan terlibat langsung dalam
kegiatan yang akan saya lakukan selanjutnya. Sangat disadari bahwa
kerjasama dari semua elemen terkait (nasionalisme) melalui proses
konsultasi antarpegawai (etika public) sangat diperlukan dalam rangka
terwujudnya pelayanan yang professional (manajemen ASN).
Proses diskusi dengan teman sejawat merupakan usaha untuk
mewujudkan masyarakat yang beriman, bertakwa,
berakhlakulkarimah, berkualitas dan mandiri serta untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, merata,
terjangkau dan berkeadilan (visi dan misi). Kegiatan diskusi dengan
teman sejawat mengenai rancangan perubahan rekam medik dilakukan
demi meningkatkan profesionalisme dalam melaksanakan tugas di
instansi (nilai organisasi).

Foto 4.3. Proses diskusi dengan teman sejawat

Page | 33
b. Penyusunan format rekam medik
Penyusunan format rekam medik membutuhkan materi-materi yang harus
dilakukan kajian sebelumnya. Materi-materi yang harus dilakukan kajian
antara lain mengenai aturan rekam medik, catatan dokter, dan asuhan
keperawatan. Format rekam medik mempunyai kaidah khusus namun tidak
baku, dan wajib mendokumentasikan seluruh rangkaian yang dilakukan
pada pasien saat berobat. Proses penyusunan format rekam medik secara
cermat wajib dilakukan sebagai dokumentasi mutu pelayanan puskesmas
(komitmen mutu).
Penyusunan format rekam medik merupakan usaha untuk mewujudkan
masyarakat yang beriman, bertakwa, berakhlakulkarimah,
berkualitas dan mandiri serta untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan dasar yang bermutu, merata, terjangkau dan berkeadilan
(visi dan misi). Kegiatan Penyusunan format rekam medik merupakan
cara yang inovatif untuk membantu membantu penilaian dan evaluasi
puskesmas terhadap pelayanan medik yang dilakukan serta sebagai alat
bukti yang berkekuatan hukum saat terjadinya tuntutan dari pihak pasien
terhadap pelayanan yang dilakukan (nilai organisasi).

Page | 34
Page | 35
Foto 4.4. Dokumen-dokumen penunjang kegiatan

c. Pembuatan petunjuk teknis pengisian rekam medik.


Pembuatan petunjuk teknis rekam medik merupakan hal yang penting
dalam proses pengisian rekam medik baru. Petunjuk teknis pengisian
rekam medik ini meminimalisir adanya bagian kolom rekam medik yang
tidak diisi oleh petugas pelayanan. Pada tahapan evaluasi pengisian rekam
medik petunjuk teknis ini dapat menjadi panduan petugas rekam medik
untuk melakukan pengecekan kelengkapan dokumen rekam medis.
Pembuatan petunjuk teknis pengisian rekam medik dilakukan bertujuan
untuk meningkatkan mutu pelayanan (komitmen mutu) melalui
koordinasi dengan seluruh staf pelayanan.

Pembuatan petunjuk teknis rekam medik merupakan usaha untuk


mewujudkan masyarakat yang beriman, bertakwa,
berakhlakulkarimah, berkualitas dan mandiri serta untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, merata,
terjangkau dan berkeadilan (visi dan misi). Pembuatan
petunjuk teknis rekam medik bertujuan untuk mengefektifkan persiapan
pelaksanaan perbaikan lembar rekam medik. Pembuatan petunjuk teknis
pengisian rekam medis yang inovatif diharapkan dapat meningkatkan
profesionalisme dalam pelayanan medis di puskesmas (nilai organisasi).
Page | 36
Foto 4.5. Proses permohonan ijin penggunaan tempat

2. Manfaat kegiatan
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan 2 : Pembuatan
rancangan rekam medik, yaitu :
a. Mendapat masukan dari teman sejawat sebagai pelaksana pengisian
rekam medis.
b. Membantu penulis mengetahui kebutuhan instansi terkait format rekam
medis untuk meningkatkan mutu pelayanan
c. Membantu penulis melakukan sosialisasi rekam medis baru yang akan
dilakukan di kegiatan ke 3.

3. Tantangan dan kesulitan


c. Tantangan

Page | 37
1) Jadwal kerja setiap dokter yang tidak tentu (kadang ada tugas keluar
instansi)
2) Hal tersebut menyebabkan sulitnya bertemu untuk melakukan diskusi
bersama.
Solusi : penulis bahan diskusi senantiasa dibawa setiap berangkat ke
instansi sehingga ketika teman sejawat terkait ada waktu luang, segera
menghubungi.
d. Kesulitan
1) Penyusunan yang sesuai dengan kaidah rekam medis baru bisa
dilakukan setelah penulis membaca dan mempelajarinya secara
mandiri dari modul yang di dapat di luar jam kerja dan di waktu luang
pelayanan.
2) Tidak ada pegawai yang memiliki dasar pendidikan rekam medis di
instansi tempat bekerja.
Solusi : Koordinasi dengan teman latsar yang memiliki ilmu rekam medik
dan menanyakan terkait sumber ilmu yang saya dapatkan dari internet
disesuaikan dengan buku panduan yang valid.
4. Analisa dampak
c. Jika nilai ANEKA, peran dan kedudukan ASN diaktualisasikan dengan
baik pada kegiatan perancangan rekam medis, maka penulis bisa
mendapatkan konsep format rekam medis yang dibutuhkan dan petunjuk
teknis yang tepat untuk pengisian rekam medis. Rasa tanggung jawab,
kerjasama semua elemen yang diperlukan, diskusi dan komunikasi yang
baik antar teman sejawat dengan cara yang benar untuk mewujudkan
pelayanan yang professional harapannya dapat diterapkan tidak hanya
untuk kegiatan aktualisasi, tetapi juga untuk tugas-tugas lain ke depannya
yang berkaitan dengan proses persiapan kegiatan yang akan dilaksanakan
di instansi.
d. Jika nilai ANEKA, peran dan kedudukan ASN tidak diaktualisasikan
dengan baik maka akan mengganggu proses kegiatan 3. Kurangnya kerja
kerja sama, profesionalisme, dan komitmen mutu dalam pembuatan
format rancangan rekam medik akan menyulitkan tahap sosialisasi yang
akan dilakukan pada tahap ke 3.

Page | 38
4.4 Kegiatan 3 : Sosialisasi

Tahapan kegiatan 1) sosialisasi rekam medis dan juknis


rekam medis

Tanggal 12 September 2019


Daftar Lampiran 1) Undangan
2) Bukti daftar hadir
3) Bukti materi yang disampaikan
4) Dokumentasi kegiatan
1. Deskripsi tahapan kegiatan
Sosialisasi format dan petunjuk teknis rekam medis

Sosialisasi dilakukan pada saat lokmin bulanan di Puskesmas induk.


Waktu sosialisasi ini dipilih karena pada saat lokmin seluruh karyawan
induk dan desa berkumpul. Sosialisasi diberikan melalui metode
ceramah dan membagikan langsung format rekam medik kepada seluruh
peserta sosialisasi yang hadir. Kehadiran peserta pada proses sosialisasi
merupakan salah satu bentuk prinsip partisipatif dalam pelayanan
(pelayanan public) dan tanggung jawab selaku pelaksana kegiatan
pelayanan (akuntabilitas). Keduanya merupakan bentuk usaha untuk
meningkatkan mutu pelayanan (komitmen mutu).

Sosialisasi Format rekam medik merupakan usaha untuk


mewujudkan masyarakat yang beriman, bertakwa,
berakhlakulkarimah, berkualitas dan mandiri serta untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, merata,
terjangkau dan berkeadilan (visi dan misi). Sosialisasi merupakan
salah satu perwujudan karyawan yang akuntabel. Harapannya setelah
dilakukan sosialisasi, pengisian format rekam medis yang baru dapat
dilakukan secara optimal bersikap mandiri sehingga meningkatkan
nilai profesionalisme dalam melakukan tugas pengisian rekam medis
(nilai organisasi).

Page | 39
Foto 4.6. Proses pelaksanaan pretest dan nilai rata-rata

Page | 40
Page | 41
Foto 4.7. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan pelatihan

2. Manfaat kegiatan
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan 3 : Sosialisasi
format rekam medis, yaitu :
a. Memberikan paparan dasar hukum kewajiban pelaksanaan rekam medis
di tempat praktek kesehatan.
b. Memberikan gambaran da nisi format rekam medis yang akan dilakukan
perubahan.
c. Mengingatkan seluruh pegawai puskesmas bahwa rekam medis
merupakan tanggung jawab seluruh pegawai pelayanan di puskesmas.
3. Tantangan dan kesulitan
a. Tantangan
1) Pelayanan pasien di puskesmas dilakukan 24 jam.

2) Jadwal kegiatan bersamaan dengan kegiatan pis-pk di desa.

b. Kesulitan
1) Ruang lingkup kerja puseksmas meliputi desa yang sulit di jangkau
dan sulit sinyal.
Solusi : kegiatan dilaksanakan setelah selesai tugas pelayanan utama di
instansi. Undangan kegiatan diberikan beberapa hari sebelumnya. Waktu
kegiatan mengikuti jadwal lokmin bulanan di puskesmas agar sebagian besar
pegawai puskesmas bisa mengikuti kegiatan, minimal setiap unit pelayanan
ada yang hadir mengikuti kegiatan.
4. Analisa dampak
a. Jika nilai ANEKA, peran dan kedudukan ASN diaktualisasikan dengan
baik pada kegiatan sosialisasi rekam medik, maka peserta bisa
mendapatkan pemahaman dalam pengisian rekam medis yang baru dan
memahami pentingnya melengkapi pengisian rekam medis. Kegiatan ini
juga memberikan manfaat bagi penulis, menjadikan lebih mudah dalam
melakukan uji coba pengisian rekam medik baru yang akan dilakukan
pada kegiatan ke 4. Harapannya kegiatan sosialisasi ini dapat diterapkan
tidak hanya untuk kegiatan aktualisasi, tetapi juga untuk tugas-tugas lain
ke depannya yang berkaitan dengan rencana kegiatan dan pelaksanaan
kebijakan baru.

b. Jika nilai ANEKA, peran dan kedudukan ASN tidak diaktualisasikan


dengan baik maka akan mengganggu proses kegiatan 4. Kegiatan tidak
akan berjalan sesuai rencana apabila tidak ada rasa tanggung jawab
apalagi kurang partisipasi pada peserta kegiatan terutama pegawai
pelayanan di puskesmas induk.

Page | 42
4.5 Kegiatan 4 : Uji coba

Tahapan kegiatan 1) Post test


2) Tes praktik

Tanggal 1 Juli-17 Juli 2019


Daftar Lampiran 1) Nilai rata-rata
2) Nilai dan bukti dokumentasi
1. Deskripsi tahapan kegiatan
a. Post test
Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk ujian tertulis yang dilakukan setelah
pemberian materi dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan
pengetahuan yang dimiliki oleh peserta seminar. Tes yang dilakukan
merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pengetahuan yang sudah
didapat (akuntabilitas) dan merupakan salah satu upaya untuk
pemberian layanan public yang bermutu (komitmen mutu),
professional dan berkualitas (manajemen ASN). Ujian harapannya
dilakukan dengan jujur dan tidak saling mencontek (antikorupsi) agar
hasil penilaiannya valid.
Kegiatan post test merupakan usaha untuk mewujudkan masyarakat
yang beriman, bertakwa, berakhlakulkarimah, berkualitas dan
mandiri serta untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dasar yang

Page | 43
bermutu, merata, terjangkau dan berkeadilan (visi dan misi).
Pelaksanaan tes merupakan salah satu cara menilai konsistensi
pengetahuan karyawan. Harapannya tes dapat dikerjakan dengan bersikap
amanah dan agamis sehingga nilai yang diperoleh terukur sesuai dengan
kemampuannya. Nilai ini harapannya akan menjadi motivasi bagi
karyawan agar senantiasa meningkatkan kualitas pelayanannya (nilai
organisasi).

Foto 4.8. Nilai Rata-rata post test

b. Tes praktik
Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk tes praktik yang dilakukan setelah
pemberian materi dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan
pengetahuan yang dimiliki oleh peserta seminar. Tes yang dilakukan
merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pengetahuan yang sudah
didapat (akuntabilitas) dan merupakan salah satu upaya untuk
pemberian layanan public yang bermutu (komitmen mutu),
professional dan berkualitas (manajemen ASN). Ujian harapannya
dilakukan dengan jujur dan tidak saling mencontek (antikorupsi) agar
hasil penilaiannya valid.

Page | 44
Kegiatan tes praktik merupakan usaha untuk mewujudkan masyarakat
yang beriman, bertakwa, berakhlakulkarimah, berkualitas dan
mandiri serta untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dasar yang
bermutu, merata, terjangkau dan berkeadilan (visi dan misi).
Pelaksanaan tes merupakan salah satu cara menilai kemampuan
implementatif karyawan dalam menerapkan pengetahuan yang sudah
didapatnya. Hal ini bertujuan untuk Harapannya tes dapat dikerjakan
dengan bersikap amanah dan agamis serta mempertahankan integritas
dirinya sehingga nilai yang diperoleh terukur sesuai dengan
kemampuannya. Nilai ini harapannya akan menjadi motivasi bagi
karyawan agar senantiasa meningkatkan kualitas pelayanannya (nilai
organisasi).

Foto 4.9. Proses penilaian tes praktik

Page | 45
2. Manfaat kegiatan
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan 4 : evaluasi pemahaman
peserta pelatihan, yaitu :
a. Mengetahui tingkat pemahaman peserta pelatihan akan materi yang
diberikan
b. Peserta mampu mengoreksi apabila ada yang kurang tepat pada
pemahaman yang didapat sebelumnya.
3. Tantangan dan kesulitan
a. Tantangan
Waktu pelaksnaan penilaian tes praktik tidak bisa serentak sehingga
harus menyesuaikan dengan jadwal kerja.
b. Kesulitan
Penilaian baru bisa dilakukan apabila tidak sedang ada pelayanan di
IGD.
Solusi : penilaian tes praktik dilakukan ketika sedang tidak ada pasien di
IGD.
4. Analisa dampak
a. Jika nilai ANEKA, peran dan kedudukan ASN diaktualisasikan dengan
baik pada kegiatan evaluasi pemahaman peserta pelatihan , maka penulis
bisa mendapatkan nilai peningkatan pengetahuan yang valid.
Pertanggungjawaban terhadap ilmu yang sudah diterima serta sikap jujur
yang diaplikasikan dalam bentuk pemberian layanan public yang bermutu,
professional dan berkualitas, harapannya dapat diterapkan tidak hanya
untuk kegiatan aktualisasi, tetapi juga untuk tugas-tugas lain ke depannya
yang berkaitan dengan proses perijinan maupun analisis data.
b. Jika nilai ANEKA, peran dan kedudukan ASN tidak diaktualisasikan
dengan baik pada kegiatan evaluasi pemahaman peserta pelatihan, maka
kegiatan yang bertujuan untuk menilai kompetensi menjadi tidak valid
apabila nilai antikorupsi tidak diterapkan. Hal ini mungkin didasari rasa
tanggung jawab dan usaha perbaikan mutu yang kurang.
Page | 46
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
a. Seluruh rangkaian kegiatan aktualisasi dan habituasi telah dilaksanakan di
UPTD Puskesmas Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya pada tanggal 17
September s.d. 12 Oktober 2019 dengan melakukan aktualisasi dan
habituasi terhadap 6 kegiatan yang didalamnya terkandung nilai-nilai dasar
Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) serta 3 substansi mata
pelatihan terdiri dari Pelayanan Publik, Whole of Government, dan
Manajemen ASN.
b. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka aktualisasi dan
habituasi diantaranya :
1. Konsultasi dan koordinasi dengan kepala Puskesmas, Tata usaha, serta
Bendahara Puskesmas.
2. Pembuatan rancangan rekam medik.
3. Sosialisasi kepda seluruh pegawai Puskesmas tentang pentingnya rekam
medik dan hasil rancangan rekam medik rawat jalan yang baru.
4. Uji coba penggunaan rekam medik yang baru.
5. Evaluasi hasil rancangan berdasarkan testimoni dan hasil pengisian rekam
medik.
6. Perbaikan rancangan rekam medik.
c. Penerapan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA) serta 3 substansi mata pelatihan terdiri dari Pelayanan
Publik, Whole of Government, dan Manajemen ASN telah penulis upayakan
untuk bisa diterapkan pada tiap proses tahapan kegiatan yang dilakukan
supaya kegiatan bisa berlangsung sesuai rencana dengan baik.
d. Kegiatan ini dilaksanakan bukan semata-mata hanya untuk memenuhi
tugas aktualisasi dan habituasi saja, tetapi juga tujuan yang lebih penting
yaitu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, terutama
Peningkatan Mutu Pelayanan melalui implementasi Rekam medik di UPTD
Puskesmas Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya.

Page | 47
5.2 Rekomendasi
a. Kegiatan aktualisasi ini sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 3 bulan
agar setiap petugas
b. Kegiatan aktualisasi dan habituasi yang telah dilakukan ini merupakan
langkah awal bagi penulis untuk ke depannya bisa menerapkan setiap nilai-
nilai dasar (ANEKA), pelayanan public, Whole of Government, dan
Manajemen ASN dalam melaksanakan fungsi ASN sehari-hari yaitu sebagai
pelaksana kebijakan, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.

Anda mungkin juga menyukai