Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH AKTIVITAS MELIPAT KERTAS TERHADAP

PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK PRA SEKOLAH DI


KELOMPOK BERMAIN SYAFANUR HARAPAN TANJUNG DESA
SAWAH KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

A. Latar Belakang

Usia prasekolah dianggap sebagai usia keemasan (the golden age)

karena pada usia tersebut anak sedang mengalami perkembangan yang sangat

besar baik secara fisik maupun psikis. Pada usia 4-6 tahun merupakan periode

sensitif atau masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak, yaitu

suatu periode dimana suatu fungsi tertentu perlu distimulus, diarahkan

sehingga tidak terhambat perkembangannya. Pemberian stimulus merupakan

hal yang sangat membantu anak untuk berkembang. Anak yang terstimulus

dengan baik dan sempurna maka tidak hanya satu perkembangan saja yang

akan berkembang tapi bisa bermacam-macam aspek perkembangan yang

berkembang dengan baik.1

Menurut Samsiah, menjelaskan bahwa taman kanak-kanak merupakan

masa yang paling tepat dalam mengembangkan potensinya. Kemampuan

motorik pada anak merupakan salah satu potensi yang dikembangkan sejak

TK, perkembangan pada masa ini membutuhkan pengembangan nilai-nilai

moral dan agama, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa,

perkembangan sosial emosi, dan perkembangan motorik.2

1
Depdiknas. 2007. Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Dikti, hlm. 37
2
Samsiah. 2009. Buku Ajar Pengembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah. Rawa
Mangun : Cahaya Mentari Nasution, hlm. 56
1

Perkembangan motorik adalah suatu proses tumbuh kembang dan

kemampuan gerak seorang anak, perkembangan motorik sangat dipengaruhi

oleh organ dan fungsi sistem susunan syaraf pusat atau otak. Sistem saraf

pusat yang sangat berperan dalam kemampuan motorik dan mengkoordinasi

setiap gerakan yang dilakukan anak.3

Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat

penting dalam perkembangan anak secara keseluruhan. Perkembangan fisik

sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik

merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang

terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord.

Motorik halus merupakan aktivitas keterampilan yang melibatkan

gerakan otot-otot kecil, dan keluwesan jemari seperti dalam kegiatan menulis,

menggambar, melipat kertas, menggunting dan lain-lain. Motorik halus

adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-

jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata

dengan tangan,keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat-alat

untuk bekerja dan objek atau pengontrolan terhadap mesin, misalnya

mengetik, menjahit, dan lain-lain.

Menurut WHO (World Health Organitation) melaporkan bahwa 5-25%

dari anak-anak usia prasekolah menderita disfungsi otak minor, termasuk

gangguan perkembangan motorik halus. Menurut Depkes RI bahwa 0,4 Juta

(16%) balita Indonesia mengalami gangguan perkembangan, baik

3
Ariesta, R. 2009. Alat Permainan Edukatif Lingkungan Sekitar untuk Anak
Usia 0-1 Tahun. Bandung: PT. Sandiarta Sukses, hlm. 86
2

perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan pendengaran, kecerdasan

kurang dan keterlambatan bicara sedangkan menurut Dinkes sebesar 85.779

(62,02%) anak usia prasekolah mengalami gangguan perkembangan.4

Kemampuan motorik halus yang dimiliki setiap anak berbeda, ada yang

lambat dan ada pula yang normal sesuai dengan perkembangan kematangan

anak. Namun sebaiknya selaku pendidik atau orang tua hendaknya

mengetahui permasalahan dan memberikan solusi bagaimana meningkatkan

kemampuan motorik halus pada anak.

Pendekatan seni merupakan suatu proses pembelajaran yang dapat

meningkatkan keterampilan motorik halus anak. Seni adalah kegiatan

manusia dalam mengekspresikan pengalaman hidup dan kesadaran artistiknya

yang melibatkan kemampuan intuisi, kepekaan indra dan rasa, kemampuan

intelektual, kreatifitas serta keterampilan teknik untuk menciptakan karya

yang memiliki fungsi personal atau sosial dengan menggunakan berbagai

media. Pengembangan seni juga bertujuan mengembangkan keterampilan

motorik halus anak didik dalam berolah tangan. Salah satu diantaranya adalah

pembelajaran bidang seni rupa yaitu pada kegiatan melipat kertas (origami).

Pembelajaran seni merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang

memiliki aspek bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain

Karakterisktik pengembangan motorik halus anak lebih ditekankan

pada gerakan-gerakan tubuh yang lebih spesifik seperti menulis,

menggambar, menggunting dan melipat. Berbagai jenis permainan yang dapat

4
Syaiful, Y., Widati, A., & Rahmawati, D. W. 2012. Pengaruh Terpai Bermain: Origami
terhadap Perkembangan Motorik Halus dan Kognitif Anak Usia Prasekolah (4-5 Tahun). Journals
of ners community, 16-29, hlm. 18
3

dikembangkan untuk merangsang perkembangan motorik halus yaitu Teknik

genggam jari tangan, bertepuk tangan, menggambar, dan Seni melipat kertas

(origami).

Origami merupakan bagian dari pengembangan motorik halus sebagai

media pengukur kerja otak yang disalurkan pada gerakan jari tangan secara

terkoordinasi untuk mencapai tingkat keterampilan yang diharapkan. Melipat

kertas (origami) digunakan untuk melatih motorik halus anak karena kegiatan

dalam melipat kertas menuntut gerakan otot-otot jari, pergelangan tangan

yang membutuhkan koordinasi mata dan tangan, kecepatan, ketepatan telapak

dan jari serta membantu koordinasi mata dan tangan.5

Melipat kertas merupakan kerajinan tangan yang dibuat dari bahan

kertas dengan tujuan untuk menghasilkan beraneka ragam bentuk mainan,

hiasan, benda fungsional, alat peraga dan kreasi lainya. Bagi anak usia pra

sekolah melipat kertas merupakan salah satu bentuk kegiatan bermain kreatif

yang menarik dan menyenangkan. Melalui kegiatan ini dapat

mengembangkan keterampilan motorik halus anak, kompetisi pikir, imajinasi,

rasa seni, dan keterampilan anak. secara khusus kegiatan melipat kertas

bertujuan untuk melatih daya ingat, pengamatan, keterampilan tangan,

mengembangkan daya fantasi, kreasi, ketelitian, kerapian, dan perasaan

keindahan.

Berdasarkan program pengembangan yang telah dipaparkan, peneliti

mengambil salah satu kegiatan untuk mengembangkan keterampilan motorik

5
Salsabilla, C. 2013. Seni Melipat Kertas Origami untuk: Taman Kanak-kanak. Surabaya:
Serba Jaya, hlm. 56
4

halus anak yaitu kegiatan melipat kertas sederhana pada usia 4-5 tahun.

Peserta didik dalam penelitian ini dikatakan memiliki keterampilan motorik

halus jika anak mampu menyelesaikan melipat kertas dengan waktu cepat dan

hasil yang rapi. Pembelajaran motorik pada anak yang dijelaskan dalam

menggunakan prinsip pengajaran dengan mengikuti tahapan sebagai berikut:

latihan pemanasan, latihan inti, latihan penenangan.

Aktivitas melipat kertas (origami) belum diterapkan pada anak pra

sekolah karena mereka belum mengetahui bahwa manfaat dari bermain

origami dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak. Kegiatan

bermain origami ini pernah dilakukan sekali di sekolah ini, tetapi tidak

menjadi pelajaran yang khusus.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengangkat sebuah

judul yaitu “Pengaruh Aktivitas Melipat Kertas Terhadap Perkembangan

Motorik Pada Anak Pra Sekolah di Kelompok Bermain Syafanur

Harapan Tanjung Desa Sawah Kecamatan Kampar Kabupaten

Kampar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Bagaimana pengaruh aktivitas melipat kertas terhadap perkembangan

motorik pada anak pra sekolah di Kelompok Bermain Syafanur Harapan

Tanjung Desa Sawah Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar?”


5

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh aktivitas melipat kertas

terhadap perkembangan motorik halus pada anak pra sekolah di Kelompok

Bermain Syafanur Harapan Tanjung Desa Sawah Kecamatan Kampar

Kabupaten Kampar.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Diharapkan dapat memberi masukan yang berguna bagi anak pra

sekolah untuk meningkatkan motorik halus.

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan agar dapat meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan guru dalam meningkatkan motorik halus pada anak.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan agar peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian

lebih lanjut pada anak pra sekolah untuk meningkatkan motorik halus

sehingga diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan teori dimasa yang akan

datang.
6

DAFTAR PUSTAKA

Ariesta, R. 2009. Alat Permainan Edukatif Lingkungan Sekitar untuk Anak


Usia 0-1 Tahun. Bandung: PT. Sandiarta Sukses.

Depdiknas. 2007. Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Dikti

Salsabilla, C. 2013. Seni Melipat Kertas Origami untuk: Taman Kanak-kanak.


Surabaya: Serba Jaya.

Samsiah. 2009. Buku Ajar Pengembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah.
Rawa Mangun : Cahaya Mentari Nasution
Syaiful, Y., Widati, A., & Rahmawati, D. W. 2012. Pengaruh Terpai Bermain:
Origami terhadap Perkembangan Motorik Halus dan Kognitif Anak Usia
Prasekolah (4-5 Tahun). Journals of ners community, 16-29

Anda mungkin juga menyukai