Anda di halaman 1dari 18

KONSEP DASAR

A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan zat sisa. Nutrisi dapat dikatakan
sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi,
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto & Wartonah.
2006). Nutrien adalah suatu unsur yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh.
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-
proses dalam tubuh sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan
penyakit. Dengan demikian, fungsi utama nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi
aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai
proses kimia dalam tubuh (Suitor & Hunter, 1980).

B. Komponen-Komponen Nutrien
Nutrien memiliki enam komponen utama, yaitu karbohidrat, lemak, protein, air, vitamin,
dan mineral.

1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam diet. Tiap gram karbohidrat
menghasilkan 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat terutama diperoleh dari tumbuhan,
kecuali laktosa (gula susu). Karbohidrat diklasifikasikan menurut unit atau sakarida.
Monosakarida, seperti glukosa (dekstrosa) atau fruktosa tidak dapat dipecah menjadi
unit gula yang lebih dasar. Disakarida seperti sukrosa, laktosa, dan maltose dibentuk
dari banyak unit gula. Mereka tidak dapat dilarutkan dalam air dan dicerna untuk
beragam tingkatan (Potter & Perry, 2006). Dalam mendapatkan jumlah karbohidrat
yang cukup maka dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan, sirup, sukrosa,
tepung, dan sayu-sayuran.
2. Air
Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia. Jumlah air sekitar 73%
dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak (lean body mass). Air mempunyai
berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, antara lain sebagai pelarut dan alat angkut
zat-zat gizi, katalisator berbagai reaksi biologi sel, pelumas cairan sendi-sendi tubuh,
fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu, dan peredam benturan (Yuniasatuti, 2008).
3. Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator
metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta dapat
mempertahankan organisme. Vitamin yang dibutuhkan antara lain vitamin A, B, B2,
B12, C, D, E, dan K.

4. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro
yang terdiri dari kalsium, klorida, kromium, kobalt, tembaga, flourin, iodium, besi,
magnesium, mangan, fosfor, kalium, natriun, sulfur, dan seng. Semuanya harus
tersedia dalam jumlah yang cukup (Hidayat, 2006).
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi, diantaranya perkembangan, jenis
kelamin, kesehatan, dan umur.
1. Perkembangan
Individu yang sedang dalam masa pertumbuhan yang cepat (pada bayi &
remaja) memiliki kebutuhan nutrisi yang meningkat. Disisi lain, lansia memerlukan
sedikit kalori dan perubahan diet mengingat risiko penyakit jantung korononer,
osteoporosis, dan hipertensi.
2. Jenis Kelamin
Kebutuhan nutrisi berbeda bagi pria dan wanita karena komposisi tubuh dan
fungsi reproduksi. Masa otot yang lebih besar pada pria menjelaskan besarnya
kebutuhan kalori dan protein. Karena menstruasi, wanita memerlukan lebih banyak zat
besi dibandingkan pria sebelum menopause. Wanita hamil dan menyusui memiliki
peningkatan kebutuhan kalori dan cairan.
3. Kesehatan
Status kesehatan individu sangat memengaruhi kebiasaan makan dan status
nutrisi. Gigi tanggal, gigi goyang, atau sariawan mempersulit mengunyah makanan.
Kesulitan menelan (disfagia) akibat inflamasi tenggorokan yang menyakitkan atau
karena struktur esofagus dapat menghambat seseorang untuk mendapat nutrisi yang
memadai (Kozier, dkk. 2010).
4. Umur
Kebutuhan nutrisi pada usia muda lebih tinggi dari pada usia tua. Waktu lahir
akan meningkat kebutuhan nutrisi hingga umur dua tahun dan akan berangsur
menurun untuk meningkat lagi pada saat remaja (Almatsier, 2001)

D. Karakteristik Status Nutrisi


Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI) dan Ideal
Body Image Weight (IBW).
a. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari gambaran berat
badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam
tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan
obesitas.
BB (kg)
Indeks Masa Tubuh = TB × TB (m)

Tabel: batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia


Kategori IMT
Kekurangan berat badan tingkat
Kurus < 17,0
berat
Kekurangan berat badan tingkat
17,0 ─ 18,5
sedang
Normal 18,5 ─ 25,0
Kelebihan berat badan tingkat
Gemuk >25,0 – 27,0
ringan
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
b. Ideal Body Weight (IBW)
Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan perhitungan berat badan
optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan
dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu.
Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] –
[10% (Tinggi badan – 100)]
(Sumber: Repository USU)

E. Konsep Asuhan Keperawatan


Konsep asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi meliputi
pengkajian fokus, diagnosa keperawatan, dan perencanaan keperawatan.
1. Pengkajian Fokus
Metode pengkajian ABCD
a. A (Antropometri)
1) Berat badan
2) Tinggi badan
3) Berat badan ideal: (TB ̶ 100) ± 10%
BB (kg)
4) BMI (Body Mass Index): TB × TB (m)
5) Lingkar pergelangan tangan
6) Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
7) Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal Wanita : 16,5 ─ 18 cm
Pria : 12,5 ─ 16,5 cm
b. B (Biokimia)
1) Albumin (N: 4─ 5,5 mg/100ml)
2) Transferin (N:170 ─ 25 mg/100 ml)
3) Hb (N: 12 mg %)
4) BUN (N:10 ─ 20 mg/100ml)
5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-lak: 0,6 ─ 1,3 mg/100 ml, wanita: 0,5
─ 1,0 mg/100 ml)

c. C (Clinical)
1) Keadaan fisik: apatis, lesu
2) Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
3) Otot: flaksia / lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
4) Sistem saraf: bigung, rasa terbakar, parestbesia, reflek menurun.
5) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran liver.
6) Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 x/menit, irama abnormal, tekanan
darah rendah/tinggi.
7) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
8) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak di subkutan tidak ada.
9) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukosa pucat.
10) Gusi: perdarahan, peradangan.
11) Lidah: edema, hiperemasis.
12) Gigi: karies, nyeri, kotor.
13) Mata: konjungtiva pucat,kering,exotalmus,tanda-tanda infeksi.
14) Kuku: mudah patah.

d. D (Diet)
1) Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan.
2) Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus.
3) Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode
waktunya?
4) Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka bakar
dan demam?
5) Adakah toleransi makanan atau minumam tertentu?

2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan Karakteristik:
1) Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal
2) Bising usus hiperaktif
3) Cepat kenyang setelah makan
4) Diare
5) Gangguan sensasi rasa
6) Kehilangan rambut berlebihan
7) Kelemahan otot pengunyah
8) Kelemahan otot untuk menelan
9) Kerapuhan kapiler
10) Kesalahan informasi
11) Kesalahan persepsi
12) Ketidakmampuan memakan makanan
13) Kram abdomen
14) Kurang informasi
15) Kurang minat pada makanan
16) Membran mukosa pucat
17) Nyeri abdomen
18) Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
19) Sariawan rongga mulut
20) Tonus otot menurun

Faktor yang berhubungan:


1) Faktor biologis
2) Faktor ekonomi
3) Gangguan psikososial
4) Ketidakmampuan makan
5) Ketidakmampuan mencerna makanan
6) Ketidakmampuan mengabsorpsi makanan
7) Kurang asupan makanan

b. Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh


Definisi: Intake nutrisi melebihi kebutuhan metabolik tubuh.
Batasan Karakterisitik:
1) Lipatan kulit tricep lebih dari 25 mm untuk wanita dan 15 mm untuk pria
2) BB diatas 20 % diatas tubuh ideal untuk tinggi dan kerangka tubuh ideal
3) Makan dengan respon eksternal (misalnya: situasi sosial, sepanjang hari)
4) Dilaporkan atau diobservasi adanya disfungsi pola makan (misalnya:
memasangkan makanan dengan aktivitas yang lain)
5) Tingkat aktivitas yang menetap
6) Konsentrasi intake makanan yang menjelang malam

Faktor yang berhubungan:


Intake yang berlebihan dalam hubungannya dengan kebutuhan metabolisme tubuh.

3. Rencana Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan yang diharapkan:


1) Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu
2) Peningkatan status nutrisi

Rencana Tindakan
Intervensi Rasional
1. Kaji status nutrisi pasien 1. Membantu mengkaji
meliputi ABCD, tanda- keadaan pasien
tanda vital, sensori, dan
bising usus.
2. Sajikan makanan yang 2. Meningkatkan selera
mudah dicerna, dalam makan dan intake makan
keadaan hangat, tertutup,
dan berikan sedikit-sedikit
tapi sering
3. Bantu pasien makan jika 3. Membantu pasien makan
tidak mampu
4. Ukur intake makanan dan 4. Observasi kebutuhan
timbang berat badan nutrisi

5. Anjurkan pasien untuk 5. Meningkatkan nafsu


makan sedikit-sedikit tapi makan
sering
6. Anjurkan pasien untuk 6. Mengurangi rasa nyaman
menghindari makanan yang
banyak mengandung gas
7. Kolaborasi dengan ahli gizi 7. Diet sesuai dengan
untuk menentukan diet kebutuhan nutrisi pasien
yang tepat bagi pasien
8. Monitor hasil lab, seperti 8. Monitor status nutrisi
glukosa, elektrolit,
albumin, hemoglobin,
kolaborasi dengan dokter
b. Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh

Kriteria Hasil:
1) Teridentifikasi kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol
2) Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan datang
3) Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan

Rencana Tindakan
Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian 1. Informasi dasar untuk
kembali pola makan perencanaan awal dan
pasien validasi data
2. Ukur intake makanan 2. Mengetahui jumlah kalori
dalam 24 jam yang masuk
3. Buat program latihan 3. Meningkatkan kebutuhan
untuk olahraga energi

4. Anjurkan pasien untuk 4. Makanan berlemak banyak


menghindari makanan menghasilkan energi
yang banyak mengandung
lemak
5. Berikan pengetahuan 5. Memberikan informasi dan
kesehatan tentang: mengurangi komplikasi
a. Program diet yang
benar
b. Akibat yang mungkin
timbul akibat
kelebihan berat badan
6. Kolaborasi dengan ahli 6. Menentukan makanan yang
diet yang tepat sesuai dengan pasien

PEMBAHASAN KASUS

PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 04 November 2019
Jam masuk : 17:43 WIB
No. RM : 29 41 xx
Tanggal pengkajian : 04 November 2019
Jam pengkajian : 07:00 WIB
Diagnosa medis : Disfagia, anoreksia

A. Biodata
1. Identitas pasien
Nama : Ny. S
Umur : 55 tahun 11 bulan 14 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan : SD
Suku/bangsa : Jawa
Alamat : Batumarta
Pekerjaan : Wiraswasta

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. K
Umur : 49 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Batumarta
Hubungan dengan pasien : Suami pasien

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama: Nyeri saat menelan
2. Riwayat penyakit sekarang
Saat dilakukan pengkajian, pasien mengatakan dibawa ke rumah sakit karena
pada malam hari sebelum dirawat pasien merasa tidak bisa tidur karena mulut terasa
sangat kering dan panas serta nyeri saat menelan. Pasien juga mengeluh mual, tidak
nafsu makan, serasa ingin muntah, dan perut terasa sesak. Akhirnya pasien dibawa ke
rumah sakit pada keesokan harinya pada sore hari.

3. Riwayat penyakit dahulu


Pasien pernah menjalani operasi tumor di sekitar organ mulut tiga bulan yang lalu
4. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit genetik atau alergi.
5. Keadaan lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit: Tidak ada.

C. Pola Kesehatan Fungsional Gordon


1. Pola Persepsi dan Management Kesehatan
a. Pasien peduli dan sadar akan kesehatan dirinya sendiri dan segera pergi
memeriksakan dirinya ke dokter jika merasakan gejala-gejala sakit.
b. Pasien sadar akan sakit yang dideritanya saat ini, namun pasien kurang
pengetahuan akan penyakitnya.
c. Pasien mengontrol kesehatannya secara berkala sejak operasi yang dialaminya,
namun kebutuhan nutrisi pasien tidak adekuat karena pasien tidak nafsu makan
dan nyeri saat menelan.
d. Bila pasien sakit, biasanya pasien berobat ke dokter terdekat
e. Setelah operasi yang dijalaninya, pasien tidak makan nasi dan asupan pasien
hanya susu, tehm dan air putih. Pasien hanya meminum obat yang diresepkan
dokter dan tidak mengkonsumsi jamu-jamuan.
f. Pasien adalah peserta BPJS NON PBI.
2. Pola Nutrisi dan Metabolik
A Antropometri TB : 155 cm
BB : 60 kg
LILA : 25 cm
IMT : 25
BB Ideal : 49,5 kg
B Biokimia (Tanggal 20 Juli 2017 pukul
20:00-20:34 WIB)
Hb: 13,9 g/dL (N: 12,0-15,0)
Creatinin: 0,5 mg/dL (0,5-1,2)
Natrium: 127 mmol/l (N: 135-
145)
Kalium: 1,8 mmol/l (N: 3,5-5,5)
Calsium: 1,9 mmol/l (N: 2,0-
2,9)
C Clinic Sign Turgor sedang, mukosa mulut
kering, tampak lemah.
D Diet Diet lembek/lunak, frekuensi 3x
sehari, makan habis 3 sendok.

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


Frekuensi 3x sehari 3x sehari
Jenis Nasi, lauk, sayur, Bubur/lembek,
buah, teh manis, dan lauk, sayur, snack,
air putih teh, air putih
Porsi 1 porsi habis 3 sendok
Pola Minum 10 gelas/hari, air 6 gelas/hari, air
putih, dan teh putih, teh, susu
Berat Badan 70 kg 60 kg
Keluhan Tidak ada Mulut kering,
nyeri menelan,
mual, tidak nafsu
makan, lidah pahit.

3. Pola Eliminasi
a. Eliminasi Urine
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Frekuensi 6-8x sehari 5-7x sehari
Pancaran Kuat Lemah menetes
Jumlah ±250 cc sekali ±200 cc sekali
(BAK) (BAK)
Bau Amoniak Menyengat
Warna Kuning Pucat Kuning
Perasaan Setelah Lega Lega
BAK
Total Produksi ±1500 ─ 2000 cc / ±1000 ─ 1500 cc /
Urin hari hari
b. Eliminasi Alvi
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Frekuensi 1 x / hari pagi Belum BAB sejak
masuk RS
Konsistensi Lembek berbentuk -
Bau Khas -
Warna Kuning kecoklatan -

4. Pola Aktivitas dan Kemandirian


AKTIVITAS MANDIRI BANTU KETERANGAN
Mandi - √ Disibin keluarga
Berpakaian - √ Dibantu keluarga
Pergi ke Toilet - Menggunakan

pispot
Berpindah/Berjalan - Menggunakan

kursi roda
Mengontrol BAB BAB dan BAK
Dan BAK - √ menggunakan
pispot
Makan Minum √ -
Tingkat
F
Ketergantungan

Keterangan :
A : Mandiri untuk 6 fungsi
B : Mandiri untuk 5 fungsi
C : Mandiri untuk 4 fungsi
D : Mandiri untuk 3 fungsi
E : Mandiri untuk 2 fungsi
F : Mandiri untuk 1 fungsi
G : Tergantung untuk 6 fungsi
5. Pola Istirahat Tidur
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Jumlah jam tidur siang - -
Jumlah jam tidur 6 ─ 7 jam 4 jam
malam
Pengantar tidur Tidak ada Tidak ada
Gangguan tidur Tidak ada Sering terbangun
Perasaan waktu Nyaman Masih ngantuk dan
bangun lemas

6. Pola Persepsi Sensori dan Kognitif


a. Pasien mengeluh lidahnya terasa pahit dan semua makanan terasa hambar, pasien
juga menderita hipermetropi karena faktor usia.
b. Pasien menggunakan alat bantu kacamata hanya pada saat membaca.
c. Pasien mampu mengingat sesuatu dengan baik, mampu bicara dan memahami
pesan yang diterima dengan baik.
d. Pasien mengeluh nyeri saat menelan, dengan persepsi :
P → Paliatif / provokatif Nyeri saat menelan
Q → Quality Seperti ditusuk-tusuk
R → Regio / tempat Di tenggorokan
S → Skala 4
T → Time / waktu Hilang-timbul, saat menelan

7. Persepsi diri dan konsep diri


a. Harapan pasien setelah menjalani perawatan yaitu pasien ingin segera sembuh
dan dapat beraktivitas normal kembali.
b. Keadaan sakitnya saat ini sangat mempengaruhi kebiasaan hidup pasien, pasien
jadi tidak dapat makan semua yang pasien inginkan, karena ada gangguan dengan
fungsi menelannya.
c. Sebelum sakit, pasien berperan sebagai ibu rumah tangga dan wiraswasta
(berdagang), saat pasien sakit, pasien tidak dapat menjalankan perannya dengan
maksimal.

8. Pola hubungan dengan orang lain


a. Pasien dapat berkomunikasi dengan relevan, jelas, mampu mengekspresikan dan
mampu memahami orang lain.
b. Pasien dekat dengan anggota keluarganya dan mereka-lah yang paling
berpengaruh dalam hidup pasien dan pasien meminta bantuan pada keluarga
terdekatnya jika memiliki masalah.

9. Pola reproduksi dan seksual


Pasien tidak memiliki masalah reproduksi dan seksual, dan pasien saat ini sudah
menopause. Pasien sudah melahirkan satu anak.

10. Pola mekanisme koping


Dalam mengambil keputusan, pasien selalu bermusyawarah dan meminta pendapat
dengan anggota keluarganya. Pasien menyelesaikan masalahnya dengan berbicara
kepada anggota keluarganya.

11. Pola nilai kepercayaan / keyakinan


Selama keadaan sakitnya, pasien tidak dapat melaksanakan ibadahnya sebagai
seorang muslim dengan baik.

D. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan / keadaan umum : Baik / compos mentis.
b. Tanda-tanda vital
1) Suhu tubuh : 36,2 ºC
2) Tekanan darah : 110/80 mmHg
3) Respirasi : 16 x/menit
4) Nadi : 85x/menit
c. Pengukuran antropometri
1) Tinggi badan : 155 cm
2) Berat badan : 60 kg
3) Lingkar lengan atas : 25 cm
d. Kepala : Bentuk simetris dan tidak ada luka
1) Rambut : Warna hitam, bergelombang, tebal, dan agak kotor
2) Mata : Menderita hipermitropi, kedua mata bereaksi terhadap
cahaya, sklera tidak ikterik, memakai kacamata saat
membaca, dan tidak ada sekret.
3) Hidung : Hidung bersih, tidak ada sekret, tidak memakai oksigen.
4) Telinga : Mampu mendengar pada jarak normal, tidak nyeri, tidak
ada sekret telinga, tidak ada pembengkakan, dan tidak
memakai alat bantu.
5) Mulut : Selaput mukosa kering, mulut tampak kotor, gigi dan gusi
baik, bau mulut, bibir lembab dan berwarna merah muda.
6) Leher dan tenggorokan : posisi trakea simetris, terdapat jaringan parut
dan kemerahan di tenggorokan, tidak
terpasang alat, namun nyeri waktu menelan.
e. Dada dan Thorak : bentuk dada simetris, pergerakan simetris, tidak ada
luka dan tidak menggunakan otot bantu pernapasan.
1) Paru-paru
a) Inspeksi : Bentuk simetris, pergerakan simetris, tidak ada luka
b) Perkusi : Terdapat bunyi sonor
c) Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
d) Auskultasi : Tidak ada suara tambahan, terdapat bunyi vesikuler
2) Jantung
a) Inspeksi : Bentuk simetris, ictus cardis, tidak ada jaringan parut
b) Perkusi : Tidak ada pelebaran jantung, suara jantung redup
c) Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
d) Auskultasi : Reguler, S1, S2, suara jantung resonan
3) Abdomen
a) Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada luka
b) Auskultasi : Bising usus hipoaktif
c) Perkusi : Terdengar suara hipertimpani di kwadran kiri bawah
d) Palpasi : Terdapat nyeri tekan di kwadran atas.
f. Genital : Daerah genital bersih, tidak ada luka, tidak ada tanda infeksi,
tidak terpasang kateter dan tidak ada hemoroid.
g. Ekstremitas
1) Inspeksi kuku : Warna merah muda pucat, panjang, kotor, tidak ada
edema, dan utuh.
2) Capillary refill : Cepat
3) Kemampuan berfungsi
a) Ekstremitas atas : Skala kekuatan otot pada ekstremitas atas
sinistra dan dextra yaitu masing-masing 5,
ditandai dengan mampu menggenggam kuat.
b) Ekstremitas bawah : Skala kekuatan pada ekstremitas bawah
sinistra dan dextra yaitu masing-masing 2,
karena tidak bisa bergerak secara mandiri,
harus dengan sokongan. Jika
berpindah/berjalan harus menggunakan kursi
roda.
4) Pada tangan kiri pasien terpasang infus, tidak ada tanda-tanda infeksi pada daerah
tusukan infus, dan tidak ada nyeri berlebihan ketika area tusukan infus ditekan.

h. Kulit
1) Kulit pasien warna sawo matang, lembab, turgor sedang, tidak ada edema.
2) Terdapat luka di ujung kaki yang masih basah dan tidak ada tanda infeksi.
3) Terdapat jamur di daerah lipatan lutut sampai bokong.

E. Data Penunjang
1. Hasil Pemeriksaan Penunjang (pemeriksaan laborat)
Tanggal : 04- November-2019
Jam : 19:16 WIB
Parameter Hasil Nilai Normal Satuan
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
HB 13.9 12.0-15,0 g/dl
Hematokrit 39.6 37.0-43.0 %
Trombosit 228.000 150.000-450.000 mm3
Lekosit 6.800 4.000-11.000 mm3
Eritrosit 4.66 4.2-5.4 Juta/mm3
MCV 85 80-97 fL
MCH 29.8 26-34 Pg
MCHC 35.1 31-36 g/dl
RDW 17.0 10.0-15.0 %
MPV 10.1 7.0-11.0 Fl

Tanggal : 04- November-2019


Jam : 19:16 WIB
Parameter Hasil Nilai Normal Satuan
KIMIA KLINIK
Ureum
UREUM 14 10 – 50 mg / dL
Creatinin
Creatinin 0,5 0,5 – 1,2 mg / dL
Fungsi hati
SGOT 126 0 – 40 gr / dL
SGPT 53 0 – 40 gr / dL
Asam urat
Asam urat 10,8 3,6 – 8,2 mg / dL
Cholesterol
Cholesterol 135 < 200 mg / dL
Trigliserida
Trigliserida 205 35 – 135 mg / dL
Elektrolit
Natrium 127 135 – 145 mmol/l
Kalium 1,8 3,5 – 5,5 mmol/l
Calsium 1,9 2,0 – 2,9 mmol/l
Chlorida 77 98 – 108 mmol/l
Gula Darah Sewaktu
STRIP
Gula Darah Sewaktu 103 75 – 115 mg / dL
STRIP

2. Diit yang diperoleh : Diet lembek/lunak


3. Therapy
a. Infus Ringer Lactate 20tpm
b. Injeksi cefotaxime 2 x 1gr
c. Injeksi ondancetron 3 x 4 mg
d. Injeksi ranitidine 3 x 50 mg
e. Per oral paracetamol 3 x 500mg

ANALISIS DATA
Pengkajian Data
A. Data Subjektif
1. Pasien mengatakan mulut terasa kering dan panas
2. Pasien mengeluh nyeri saat menelan, nyeri seperti ditusuk-tusuk, berada di skala 4, dan
hilang-timbul.
3. Pasien mengatakan perut terasa sesak atau sebah (seperti rasa kenyang)
4. Pasien mengeluh mual dan rasa ingin muntah, tapi tidak keluar apa-apa
5. Pasien mengeluh tidak nafsu makan, makan dan minum hanya sedikit
B. Data Objektif
1. Pasien tampak lemah
2. Tampak mukosa mulut pasien kering
3. Turgor kulit pasien sedang
4. Pasien tampak kesakitan saat menelan minuman atau makanan dan meringis kesakitan
saat menelan
5. Saat diperiksa, tampak kemerahan di sekitar tenggorokan pasien.
6. Pasien menunjukkan wajah gelisah
TGL/JAM PENGELOMPOKAN DATA MASALAH ETIOLOGI
04-11-19 D.S.: Pasien mengatakan mulut Ketidakseimb Kurang
18:00 WIB terasa kering dan panas, pasien angan nutrisi asupan
mengatakan perut terasa sesak atau : kurang dari makanan
sebah (seperti rasa kenyang), kebutuhan
Pasien mengeluh mual dan rasa tubuh.
ingin muntah, tapi tidak keluar
apa-apa, Pasien mengeluh tidak
nafsu makan, makan dan minum
hanya sedikit.
D.O.:
 A (Antropometri)
TB : 155 cm
BB : Sebelum sakit 70 kg
Setelah sakit 60 kg
LILA : 25 cm
IMT : 25
 B (Biokimia)
(Tanggal 20 Juli 2017 pukul
20:00-20:34 WIB)
a. Hb: 13,9 g/dL (N: 12,0-
15,0)
b. Creatinin: 0,5 mg/dL (0,5-
1,2)
c. Natrium: 127 mmol/l (N:
135-145)
d. Kalium: 1,8 mmol/l (N:
3,5-5,5)
e. Calsium: 1,9 mmol/l (N:
2,0-2,9)
 C (Clinical)
Turgor kulit sedang, membran
mukosa mulut kering, tampak
lemah
 D (Diit)
Diet lunak/lembek, frekuensi
3x sehari, setiap makan habis 3
sendok.
04-11-19 D.S.: Nyeri akut Peradangan
18:00 WIB  P (Paliatif)
Nyeri saat menelan
 Q (Quality)
Seperti ditusuk-tusuk
 R (Regio)
Tenggorokan
 S (Skala)
4
 T (Time)
Hilang-timbul, saat menelan
D.O.:
Pasien tampak kesakitan saat
menelan minuman atau makanan
dan meringis kesakitan saat
menelan, tampak kemerahan di
tenggorokan, pasien menunjukkan
wajah gelisah
Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 16 x/menit
Suhu : 36,2 ºC
DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Diagnosa 1 : Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d
kurangnya asupan makanan
B. Diagnosa 2 : Nyeri akut b/d peradangan

RENCANA KEPERAWATAN

No.
Tujuan KH Intervensi Rasional
Dx.
1 Setelah dilakukan 1. Kaji status nutrisi 1. Membantu
tindakan pasien meliputi mengkaji
keperawatan ABCD dan tanda keadaan pasien
selama 3 x 24 jam, tanda vital.
diharapkan
ketidakseimbangan 2. Identifikasi 2. Memantau
nutrisi : kurang perubahan berat perubahan berat
dari kebutuhan badan terakhir badan
tubuh dapat
teratasi, dengan 3. Lakukan atau 3. Mulut bersih
kriteria hasil : bantu pasien meningkatkan
a. Pasien tidak terkait perawatan nafsu makan
lemas mulut sebelum
b. Pasien tidak makan
mengeluh mual
c. Konjungtiva 4. Bantu pasien
tidak anemis makan jika tidak 4. Membantu
d. Pasien mampu pasien makan
mengatakan
perut tidak 5. Anjurkan pasien
sesak seperti untuk makan 5. Meningkatkan
kenyang sedikit tapi sering nafsu makan
e. Tidak terjadi
penurunan 6. Kolaborasi dengan
berat badan ahli gizi untuk diet 6. Diet sesuai
secara drastis yang tepat bagi dengan
pasien dan dengan kebutuhan
dokter dalam pasien dan
pemberian obat antiemetik dapat
antiemetik mengurangi
mual
2 Setelah dilakukan 1. Kaji karakteristik 1. Mengetahui
tindakan nyeri meliputi daerah nyeri,
keperawatan PQRST dan tanda kualitas,
selama 3 x 24 jam tanda vital pasien intensitas dan
diharapkan nyeri berat ringannya
akut dapat teratasi, nyeri
dengan kriteria
hasil : 2. Beri klien posisi 2. Mengurangi
a. Skala nyeri yang nyaman rasa nyeri
berkurang
menjadi skala 3. Berikan masase 3. Klien merasa
2 ringan di daerah nyaman dan
b. Pasien tidak yang nyeri nyeri dapat
menunjukkan berkurang
ekspresi 4. Berikan kompres
gelisah hangat di area 4. Memberikan
yang nyeri kenyamanan

5. Ajarkan teknik 5. Mengajarkan


distraksi dan pasien untuk
relaksasi mengalihkan
dan mengurangi
rasa nyeri
apabila nyeri
timbul

6. Kolaborasi dengan 6. Mengurangi


dokter dalam rasa nyeri
pemberian obat
analgesik
antipyretik

EVALUASI KEPERAWATAN

Dx. Keperawatan Tgl./Jam Catatan Perkembangan Paraf


04-11-19 S: Pasien mengeluh mulut terasa
18.00 wib kering, mual, perut terasa sebah,
tidak nafsu makan, lidah terasa
pahit.

O: Klien tampak lemah, mukosa


mulut kering, turgor sedang, pasien
tampak tidak menghabiskan
makanannya, hanya habis 3 porsi.
Ketidakseimbangan
Nutrisi: kurang dari A: Masalah belum teratasi
kebutuhan tubuh
P: Lanjutkan intervensi:
- Anjurkan makan sedikit tapi
sering
- Berikan obat antiemetik
- Lakukan perawatan
kebersihan mulut dengan
membantu pasien gosok gigi
04-11-19 S: Pasien mengatakan mulut masih
19.00 wib terasa kering, perut terasa sebah,
masih tidak nafsu makan, lidah
terasa pahit, namun sudah tidak
mual.

O: Pasien masih tampak lemah,


turgor sedang, mukosa mulut masih
kering. Pasien saat makan tidak
dihabiskan dan hanya habis 4
sendok.

A: Masalah sebagian teratasi

P: Lanjutkan intervensi:
- Anjurkan makan sedikit tapi
sering
04-11-19 S: Pasien mengatakan masih tidak
20.00 wib nafsu makan, perut terasa sebah,
mulut masih terasa kering, semua
makanan terasa hambar, dan sudah
tidak mual.

O: Pasien masih tampak lemah, saat


makan tidak dihabiskan dan habis 4
porsi.

A: Masalah sebagian teratasi

P: Lanjutkan intervensi:
- Anjurkan makan sedikit-
sedikit tapi sering
05-11-19 S: Pasien nyeri saat menelan, nyeri
18.00 wib seperti ditusuk-tusuk, berada di
skala 4, dan hilang-timbul saat
menelan.

O: Pasien tampak meringis


kesakitan saat menelan makanan
dan minuman, menunjukkan wajah
gelisah.
Nyeri Akut
A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi:
- Ajarkan teknik distraksi
relaksasi
- Beri obat analgetik
antipyretik
- Beri posisi nyaman
- Beri masase ringan pada
daerah yang nyeri
S: Pasien masih nyeri saat menelan,
namun sudah berkurang
intensitasnya menjadi skala 3,
rasanya senut-senut, dan hilang-
timbul saat menelan.

O: Pasien masih tampak kesakitan


saat menelan dan masih
05-11-19
menunjukkan wajah gelisah.
08.00 wib
A: Masalah sebagian teratasi

P: Lanjutkan intervensi:
- Beri posisi nyaman
- Beri obat antipyretik
- Berikan kompres hangat pada
area yang nyeri
05-11-19 S: Pasien mengatakan masih nyeri
18.00 wib saat menelan, namun intesitasnya
semakin menurun menjadi skala 2,
rasanya senat-senut dan hilang-
timbul saat menelan.

O: Pasien masih tampak kesakitan


saat menelan, namun wajahnya
sudah tidak segelisah kemarin.

A: Masalah sebagian teratasi

P: Lanjutkan intervensi:
- Beri klien posisi yang
nyaman
- Beri masase ringan pada
daerah yang nyeri

Anda mungkin juga menyukai