PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infark miokard adalah suatu keadan ketidakseimbangan antara suplai & kebutuhan
oksigen miokard sehingga jaringan miokard mengalami kematian. Infark menyebabkan
kematian jaringan yang ireversibel. Infark tidak statis dan dapat berkembang secara progresif.
Infark miokard apabila tidak segera ditangani atau dirawat dengan cepat dan tepat
dapat menimbulkan komplikasi seperti CHF, disritmia, syok kardiogenik yang dapat
menyebabkan kematian, dan apabila sembuh akan terbentuk jaringan parut yang
menggantikan sel-sel miokardium yang mati. Apabila jaringan parut cukup luas maka
kontraktilitas jantung menurun secara permanent, jaringan parut tersebut lemah sehingga
terjadi ruptur miokardium atau anurisma, maka diperlukan tindakan medis dan tindakan
keperawatan yang cepat dan tepat untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.
Hal ini dapat dicapai melalui pelayanan maupun perawatan yang cepat dan tepat.
Untuk memberikan pelayanan tersebut diperlukan pengetahuan serta keterampilan yang
khusus dalam mengkaji, dan mengevaluasi status kesehatan klien dan diwujudkan dengan
pemberian asuhan keperawatan tanpa melupakan usaha promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
Adapun gambaran distribusi, umur, geografi, jenis kelamin dan faktor resiko IMA
sesuai dengan angina pektoris atau Penyakit Jantung Koroner pada umumnya. IMA
merupakan penyebab kematian tersering di AS. Di Indonesia sejak sepuluh tahun terakhir
IMA lebih sering ditemukan, apalagi dengan adanya fasilitas diagnostik dan unit-unit
perawatan penyakit jantung koroner intensif yang semakin tersebar merata. Kemajuan dalam
pengobatan IMA di unit perawatan jantung koroner intensif yang semakin tersebar merata.
Kemajuan dalam pengobatan IMA di unit perawatan jantung koroner intensif berhasil makin
menurunkan angka kematian IMA.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien Infark Myocard ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu menyusun serta melakukan manajemen asuhan keperawatan secara
langsung pada klien dengan Infark Myocard.
2. Tujuan Khusus
Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan Infark Myocard.
Mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada klien dengan Infark Myocard.
Mampu membuat rencana asuhan keperawatan pada klien dengan Infark
Myocard.
Mampu melakukan pelaksanaan keperawatan pada klien dengan Infark
Myocard.
Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien dengan Infark Myocard.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Infark Miokard Akut (IMA) adalah terjadinya nekrosis miokard yang cepat
disebabkan oleh karena ketidakseimbangan yang kritis antara aliran darah dan kebutuhan
darah miokard. (M. Widiastuti Samekto, 13 : 2001)
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai
darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. (Smetzler Suzanne C &
Brenda G. Bare, 768 : 2002)
Infark myokardium merupakan blok total yang mendadak dari arteri koroner besar
atau cabang-cabangnya. Lamanya kerusakan myocardial bervariasi dan bergantung kepada
besar daerah yang diperfusi oleh arteri yang tersumbat. Infark myocardium dapat berakibat
nekrosis karena parut atau fibrosis, dan mendatangkan kematian mendadak. (Barbara C.
Long, 568 : 1996)
Acute Myocard Infark (AMI) adalah iskemia yang lebih berat, disertai kerusakan sel
(Brunner dan Sudarth)
Infark Miocard Akut adalah kematian jaringan miokard diakibatkan oleh kerusakan
aliran darah koroner miokard (penyempitan atau sumbatan arteri koroner diakibatkan oleh
aterosklerosis atau penurunan aliran darah akibat syok atau perdarahan (Carpenito L.J. ,
2000)
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Akut Miokard Infark
(AMI) merupakan suatu keadaan dimana terjadi kerusakan atau kematian otot jantung yang
disebabkan oleh karena berkurangnya atau terhambatnya aliran darah koroner secara tiba-tiba
atau secara tiba-tiba kebutuhan oksigen meningkat tanpa disertai perfusi arteri koroner yang
cukup.
B. Etiologi
1. Faktor penyebab
a. Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
1) Faktor pembuluh darah :
- Aterosklerosis
- Spasme
- Arteritis
2) Faktor sirkulasi :
- Hipotensi
- Stenosos aurta
- Insufisiensi
3) Faktor darah :
- Anemia
- Hipoksemia
- Polisitemia
b. Curah jantung yang meningkat :
- Aktifitas berlebihan
- Emosi
- Makan terlalu banyak
- Hypertiroidisme
c. Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
- Kerusakan miocard
- Hypertropimiocard
- Hypertensi diastolic
2. Faktor predisposisi :
a. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi
Merupakan faktor resiko yang bisa dikendalikan sehingga dengan intervensi
tertentu sehingga bisadihilangkan. Termasuk dalam kelompok ini diantaranya:
1) Merokok
2) Konsumsi alcohol
3) Infeksi
4) Hipertensi sistemik
5) Obesitas
6) Kurang olahraga
7) Penyakit Diabetes
b. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi
1) Usia
2) Jenis Kelamin
3) Riwayat Keluarga
4) Ras/Suku
5) Geografi.
6) Tipe kepribadian
7) Kelas sosial
C. Patofisiologi
Infark miokard akut sering terjadi pada orang yang memiliki satu atau lebih faktor
resiko seperti : obesitas, merokok, hipertensi dan lain-lain. Faktor-faktor ini disertai
dengan proses kimiawi terbentuknya lipoprotein di tunika intima yang dapat
menyebabkan interaksi fibrin dan patelet sehingga menimbulkan cedera endotel
pembuluh darah korner.Interaksi tersebut menyebabkan invasi dan akumulasi lipid yang
akan membentuk plak fibrosa. Timbunan plak menimbulkan lesi komplikata yang dapat
menimbulkan tekanan pada pembuluh darah dan apabila ruptur dapat terjadi thrombus.
Thrombus yang menyumbat pembuluh darah menyebabkan aliran darah berkurang,
sehingga suplay O2 yang diangkut dara ke jaringan miokardium berkurang yang anaerob
yang berakibat penumpukan asam laktat. Asam laktat yang meningkat menyebabkan
nyeri dan perubahan pH endokardium yang menyebabkan perubahan elektro fisiologi
endokardium, yang pada akhirnya menyebabkan perubahan sistem konduksi jantung
sehingga jantung mengalami disritmia.Iskemik yang berlangsung lebih dari 30 menit
menyebabkan kerusakan otot jantung yang ireversibel dan kematian otot jantung (infark).
Miokardium yang mengalami kerusakan otot jantung atau nekrosis tidak lagi dapat
memenuhi fungsi kontraksi dan menyebabkan keluarnya enzim dari intrasel ke pembuluh
darah yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium. Otot jantung yang infark
mengalami perubahan selama penyembuhan. Mula-mula otot jantung yang mengalami
infark tampak memar dan siarotik karena darah di daerah sel tersebut berhenti. Dalam
jangka waktu 2 4 jam timbul oedem sel-sel dan terjadi respon peradangan yang disertai
infiltrasi leukosit.Infark miokardium akan menyebabkan fungsi vertrikel terganggu
karena otot kehilangan daya kontraksi. sedang otot yang iskemik disekitarnya juga
mengalami gangguan dalam daya kontraksi secara fungsional infark miokardium akan
mengakibatkan perubahan-perubahan pada daya kontraksi, gerakan dinding abnormal,
penurunan stroke volume, pengurangan ejeksi peningkatan volume akhir sistolik dan
penurunan volume akhir diastolik vertrikel.Keadaan tersebut diatas menyebabkan
kegagalan jantung dalam memompa darah (jatuh dalam dekompensasi kordis) dan efek
jantung ke belakang adalah terjadinya akumulasi cairan yang menyebabkan terjadinya
oedem paru-paru dengan manifestasi sesak nafas. Sedangkan efek ke depan terjadinya
penurunan COP sehingga suplay darah dan oksigen sistemik tidak adekuat sehingga
menyebabkan kelelahan.
D. Klasifikasi
- Berdasarkan lapisan otot yang terkena Akut Miokard Infark :
1. Akut Miokard Infark Transmural
Mengenai seluruh lapisan otot jantung (dinding ventrikel).
2. Akut Miokard Infark Non Transmural / Subendokardial Infark
Infark otot jantung bagian dalam (mengenai sepertiga miokardium).
- Berdasarkan tempat oklusinya pada pembuluh darah koroner :
1. Akut Miokard Infark Anterior.
2. Akut Miokard Infark Posterior.
3. Akut Miokard Infark Inferior.
E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala infark miokard ( TRIAS ) adalah :
1. Nyeri :
a. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda,
biasanya di atas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan
gejala utama.
b. Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak tertahankan
lagi.
c. Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu
dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan
emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan
bantuan istirahat atau nitrogliserin (NTG).
e. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
f. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening
atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
g. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena
neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor
(mengumpulkan pengalaman nyeri).
F. Komplikasi
1) Gagal jantung kongesif
2) Syok kardiogenik
3) Disfungsi otot papilaris
4) Defek septum ventrikel
5) Ruptura jantung
6) Aneurisma ventrikel
7) Tromboembolisme
8) Perikarditis
9) Aritmia
G. Pemeriksaan
18
D) Pengkajian Sekunder
AKTIVITAS
Gejala : Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur.
Pola hidup menetap, jadwal olahraga tak teratur.
Tanda : Takikardi, dispnea pada istirahat/aktivitas.
SIRKULASI
Gejala : Riwayat IM sebelumnya, penyakit arteri koroner, GJK, masalah TD,
diabetes melitus.
Tanda : TD : dapat normal atau naik/turun; perubahan postural dicatat dari
tidur sampai duduk/berdiri.
Nadi : dapat normal; penuh/tak kuat, atau lemah/kuat kualitasnya
dengan pengisian kapiler lambat; tidak teratur (disritmia) mungkin terjadi.
Bunyi jantung : bunyi jantung ekstra: S3/S4 mungkin menunjukkan gagal jantung/penurunan
kontraktilitas atau komplain ventrikel.
Murmur : bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot papilar.
Friksi : dicurigai perikarditis.
Irama jantung : dapat teratur atau tak teratur.
Edema : distensi vena juguler, edema dependen/perifer, edema umum, krekels mungkin ada
dengan gagal jantung/ventrikel.
Warna : pucat atau sianosis/kulit abu-abu, kuku datar, pada membran mukosa dan bibir.
19
INTEGRITAS EGO
Gejala : Menyangkal gejala penting/adanya kondisi.
Takut mati, perasaan ajal sudah dekat.
Marah pada penyakit/perawatan yang “tak perlu”.
Kuatir tentang keluarga, kerja, keuangan.
Tanda : Menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata.
Gelisah, marah, perilaku mnyerang.
Fokus pada diri sendiri/nyeri.
ELIMINASI
Gejala : Normal atau bunyi usus menurun.
MAKANAN/CAIRAN
Gejala : Mual, kehilangan nafsu makan, bersendawa, nyeri ulu hati/terbakar.
Tanda : Penurunan turgor kulit; kulit kering/berkeringat.
Muntah.
Perubahan berat badan.
HIGIENE
Gejala/Tanda : Kesulitan melakukan tugas perawatan.
NEUROSENSORI
Gejala : Pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istirahat).
Tanda : Perubahan mental.
20
Kelemahan.
NYERI/KETIDAKNYAMANAN
Gejala : Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat/tak berhubungan dengan
aktivitas), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin. (meskipun
kebanyakan nyeri dalam dan viseral, 20% IM ada nyeri).
Lokasi : tipikal pada dada anterior , substernal, prekordia; dapat
menyebar ke tangan, rahang, wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti
epigastrium, siku, rahang, abdomen, punggung, leher.
Kualitas : ‘chrusing’, menyempit, berat, menetap, tertekan, seperti
dapat dilihat.
Intensitas : biasanya 10 pada skala 1-10; mungkin ‘pengalaman nyeri paling buruk yang
pernah dialami’.
Catatan : nyeri mungkin tak ada pada pasien pascaoperasi, dengan diabetes melitus atau
hipertensi atau lansia.
Tanda : Wajah meringis, perubahan postur tubuh.
Menangis, merintih, meregang, menggeliat.
Menarik diri, kehilangan kontak mata.
Respons otomatik : perubahan frekuensi /irama jantung, TD,
pernapasan, warna kulit/kelembaban, kesadaran.
PERNAPASAN
Gejala : Dispnea dengan/tanpa kerja, dispnea nokturnal.
21
Batuk dengan/tanpa produksi sputum.
Riwayat merokok, penyakit pernapasan kronis.
Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan, napas sesak/kuat.
Pucat atau sianosis.
Bunyi napas : bersih atau krekels/mengi.
Sputum : bersih, merah muda kental.
INTERAKSI SOSIAL
Gejala : Stres saat ini contoh kerja, keluarga.
Kesulitan koping dengan stresor yang ada, contoh penyakit, perawatan di rumah sakit.
Tanda : Kesulitan istirahat dengan tenang, respons terlalu emosi (marah terus
menerus, takut).
Menarik diri dari keluarga.
PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
Gejala : Riwayat keluarga penyakit jantung/IM, diabetes, stroke, hipertensi,
penyakit vaskuler perifer.
Penggunaan tembakau.
Pertimbangan DRG menunjukkan rerata lama dirawat : 7,3 hari : (2-4
hari/CCU)
Pemulangan : Bantuan pada persiapan makan, belanja, transportasi, perawatan
rumah/memelihara tugas, susunan fisik rumah.
22
3.2 Diagnosa
1) Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.
2) Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard dengan kebutuhan
tubuh.
3) Kecemasan (uraikan tingkatannya) b/d ancaman/perubahan kesehatan-status sosio-
ekonomi; ancaman kematian.
4) (Risiko tinggi) Penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi, irama dan konduksi
listrik jantung; penurunan preload/peningkatan tahanan vaskuler sistemik; infark/diskinetik
miokard, kerusakan struktuaral seperti aneurisma ventrikel dan kerusakan septum.
5) (Risiko tinggi) Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan/sumbatan aliran darah koroner.
6) (Risiko tinggi) Kelebihan volume cairan b/d penurunan perfusi ginjal; peningkatan
natrium/retensi air; peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan protein plasma.
7 ) Kurang pengetahuan (tentang kondisi dan kebutuhan terapi) b/d kurang terpajan atau
salah interpretasi terhadap informasi tentang fungsi jantung/implikasi penyakit jantung dan
perubahan status kesehatan yang akan datang.
3.3 Perencanaan
DIAGNOSA KEPERAWATAN : NYERI [AKUT]
Dapat dihubungkan dengan : Iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan
arteri koroner.
Kemungkinan dibuktikan oleh : Keluhan nyeri dada dengan/tanpa penyebaran.
Wajah meringis.
Gelisah, perubahan tingkat kesadaran.
Perubahan nadi, TD.
HASIL YANG DIHARAPKAN/ Menyatakan nyeri dada hilang/terkontrol.
KRITERIA EVALUASI – Mendemonstrasisasikan penggunaan teknik
relaksasi.
PASIEN AKAN : Menunjukkan menurunnya tegangan, rileks,
mudah bergerak.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Pantau/catat karakteristik nyeri, catat Variasi penampilan dan perilaku pasien karena
laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan nyeri terjadi sebagai temuan
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Catat/dokumentasi jantung, Kecenderungan menentukan respons pasien
frekuensi
irama, dan perubahan TD sebelum, terhadap aktivitas dan dapat mengindikasikan
selama, dan sesudah aktivitas sesuai penurunan oksigen miokardia yang
Mandiri
Identifikasi dan ketahui persepsi klien Koping terhadap nyeri dan trauma emosi IM
terhadap ancaman/situasi. Dorong sulit. Pasien dapat takut mati dan/atau cemas
mengekspresikan dan jangan menolak tentang lingkungan. Cemas berkelanjutan
perasaan marah, kehilangan, takut, dll. (sehubungan dengan masalah tentang dampak
serangan jantung pada pola hidup selanjutnya,
masih tak teratasi, dan efek penyakit pada
keluarga) mungkin terjadi dalam berbagai
derajat selama beberapa waktu dan dapat
dimanifestasikan oleh gejala depresi.
Catat adanya kegelisahan, menolak, Penelitian terhadap frekuensi hidup antara
dan/menyangkal (efek tak tepat atau individu tipe A/tipe B dan dampak penolakan
menolak mengikuti program medis). telah berarti dua. Namun, penelitian
menunjukkan beberapa hubungan antara
derajat/ekspresi marah atau gelisah dan
peningkatan resiko IM.
Mempertahankan gaya percaya ( tanpa Pasien dan orang terdekat dapat dipengaruhi
keyakinan yang salah). oleh cemas/ketidaktenangan anggota tim
kesehatan. Penjelasan yang jujur dapat
menghilangkan kecemasan.
Kaji tanda verbal/non verbal kecemasan Pasien mungkin tidak menunjukkan masalah
dan tinggal dengan pasien. Lakukan secara langsung, tetapi kata-kata/tindakan dapat
tindakan bila pasien menunjukkan menunjukkan rasa agitasi, marah, dan gelisah.
perilaku merusak. Intervensi dapat membantu pasien
meningkatkan kontrol terhadap perilakunya
sendiri.
Terima tetapi jangan diberi penguatan Menyangkal dapat menguntungkan dalam
terhadap penggunaan penolakan. menurunkan cemas tetapi dapat menunda
Hindari konfontrasi. penerimaan terhadap kenyataan situasi saat itu.
Konfrontasi dapat meningkatkan rasa marah
dan meningkatkan penggunaaan penyangkalan,
menurunkan kerja sama, dan kemungkinan
memperlambat penyembuhan.
Orientasikan pasien/orang terdekat Perkiraan dan informasi dapat menurunkan
terhadap prosedur rutin dan aktivitas kecemasan pasien.
yang diharapkan. Tingkatkan partisipasi
bila mungkin.
Jawab semua pertanyaan secara nyata. Informasi yang tepat tentang situasi
Berikan informasi konsisten, ulangi menurunkan takut, hubungan yang asing antara
sesuai indikasi perawat-pasien, dan membantu pasien/orang
terdekat untuk menerima situasi secara nyata.
Perhatian yang diperlukanmungkin sedikit, dan
pengulangan informasi membantu
penyimpanan informasi.
Dorong pasien/orang terdekat untuk Berbagi informasi membentuk
mengkomunikasikan dengan seseorang, dukungan/kenyamanan dan dapat
berbagi pertanyaan dan masalah. menghilangkan tegangan terhadap
kekhawatiran yang tidak diekspresikan.
Berikan periode istirahat/waktu tidur Penyimpanan energi dan meningkatkan
tidak terputus, lingkungan tenang, kemampuan koping
dengan tipe kontrol pasien, jumlah
rangsang eksternal.
Dukung kenormalan proses kehilangan, Dapat memberikan keyakinan bahwa
melibatkan waktu yang perlu untuk perasaannya merupakan respon normal
penyelesaian. terhadap situasi/perubahan yang diterima.
Berikan privasi untuk pasien dan orang Memungkinkan waktu untuk mengekspresikan
terdekat. perasaan, menghilangkan cemas, dan perilaku
adaptasi.
Dorong kemandirian, perawatan Peningkatan kemandirian dari staf
sendiri, dan pembuatan keputusan meningkatkan kepercayaan diri dan
dalam rencana pengobatan. menurunkan rasa gagal yang dapat menyertai
pemindahan dari unit koroner/pulang dari
rumah sakit.
Dorong keputusan tentang harapan Membantu pasien/orang terdekat untuk
setelah pulang. mengidentifikasi tujuan nyata, juga
menurunkan resiko kegagalan menghadapi
kenyataan adanya keterbatasan
kondisi/memacu penyembuhan.
Kolaborasi
Berikan sesuai Meningkatkan
anticemas/hipnotik relaksasi/istirahat dan
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Auskultasi bunyi napas untuk adanya Dapat mengindikasikan edema paru sekunder
krekels. akibat dekompensasi jantung.
Catat DVJ, adanya edema dependen. Dicurigai adanya gagal kongestif/kelebihan
volume cairan.
Ukur masukan /haluaran, catat Penurunan curah jantug mengakibatkan gangguan
penurunan pengeluaran, sifat perfusi ginjal, retensi natrium/air, dan penurunan
konsentrasi. Hitung keseimbangan haluaran urine. Keseimbangan cairan positif
cairan. berulang pada adanya gejala lain menunjukkan
kelebihan volume/gagal jantung.
Timbang berat badan tiap hari. Perubahan tiba-tiba pada berat badan
menunjukkan gangguan keseimbangan cairan.
Pertahankan pemasukan total cairan Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang dewasa
2000ml/24 jam dalam toleransi tetapi memerlukan pembatasan pada adanya
kardiovaskuler. dekompensasi jantung.
Kolaborasi
Berikan diet natrium rendah/minuman. Natrium meningkatkan retensi cairan dan harus
dibatasi.
Berikan diuretik, contoh furosemid Mungkin perlu untuk memperbaiki kelebihan
(Lazix); hidralazin (Apresoline); cairan. Obat pilihan biasanya tergantung gejala
spironolakton dengan hidronolakton asli akut/kronis.
(Aldactone).
Pantau kalium sesuai indikasi. Hipokalemia dapat membatasi keefektifan terapi
dan dapat terjadi dengan penggunaan diuretik
penurun kalium.
3.4 Evaluasi
Prioritas Keperawatan
1. Menghilangkan nyeri, cemas.
2. Menurunkan kerja miokard.
3. Mencegah/mendeteksi dan membantu pengobatan disritmia yang mengancam
hidup atau komplikasi.
4. Meningkatkan kesehatan jantung, perawatan diri.
Tujuan Pemulangan
1. Tak ada nyeri dada/terkontrol.
2. Kecepatan jantung/irama mampu mempertahankan curah jantung adekuat/perfusi
jaringan.
3. Meningkatkan tingkat aktivitas untuk perawatan diri dasar.
4. Ansietas berkurang /teratasi.
5. Proses penyakit, rencana pengobatan, dan prognosis dipahami.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Akut Miokard Infark (AMI) merupakan suatu keadaan dimana terjadi kerusakan atau kematian otot
jantung yang disebabkan oleh karena berkurangnya atau terhambatnya aliran darah koroner secara
tiba-tiba atau secara tiba-tiba kebutuhan oksigen meningkat tanpa disertai perfusi arteri koroner yang
cukup.
4.2 Saran
Pasien dengan kecurigaan adanya serangan jantung harus mendapatkan diagnosis yang cepat,
penyembuhan nyerinya, resusitasi dan terapi reperfusi jika diperlukan. Pasien dengan
kecurigaan atau telah didiagnosis infark miokard harus dirawat oleh staf yang terlatih dan
berpengalaman di unit jantung yang modern. Mereka sebaiknya mempunyai akses untuk
mendapat metode diagnosis yang modern dan perawatan, baik itu di tempat perawatan awal
atau di tempat yang lebih khusus. Mereka harus mendapat informasi yang cukup setelah
pulang, rehabilitasi, dan pencegahan sekunder.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, ME. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC