Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA)

OLEH KELOMPOK F :

1. RIWIATUL HASANAH, S.Kep.


2. RIZKA AULIA UTAMI, S.Kep.
3. ROZI APRILIANDI, S.Kep.
4. SAHRIL RAMDANI, S.Kep.
5. SITI NAMIRA, S.Kep.
6. SITI YULIATUN, S.Kep.
7. SRI KURNIAWATI, S.Kep.
8. SRI SUMANDARI, S.Kep.
9. SRI WAHYUNI, S.Kep.
10. OKSA SUHENDI, S.Kep.

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI NERS JENJANG PROFESI

MATARAM

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang studi : Keperawatan Maternitas


Topik : Sosialisasi Pemeriksaan IVA
Sasaran : Ibu-Ibu
Tempat : Wilayah kerja PKM Gerung Lombok Barat
Hari/tanggal : Desember 2019 \ Waktu : 08.00-10.00 WITA

A. Latar Belakang
Banyaknya kasus kanker serviks di Indonesia semakin diperparah
disebabkan lebih dari 70% kasus yang datang ke rumah sakit berada pada
stadium lanjut. Beberapa negara maju telah berhasil menekan jumlah kasus
kanker serviks, baik jumlah maupun stadiumnya. Pencapaian tersebut
terutama berkat adanya program skrining massal antara lain dengan Tes Pap.
Namun di Indonesia kebijakan penerapan program skrining kanker serviks
kiranya masih tersangkut dengan banyak kendala, antara lain luasnya wilayah
dan juga kurangnya sumber daya manusia sebagai pelaku skrining, khususnya
kurangnya tenaga ahli patologi anatomik/sistologi dan stafnya, teknisi
sitologi/skriner. Pengobatan kanker serviks pada stadium lebih dini, hasilnya
lebih baik, mortalitas akan menurun, dengan masalah yang begitu kompleks,
timbul gagasan untuk melakukan skrining kanker serviks dengan metode
yang lebih sederhana, antara lain yaitu dengan IVA (Inspeksi Visual dengan
Asam Asetat). Di Desa Tempos, sedikit dari mereka yang mengetahui
penyakit kanker leher rahim dapat menyebabkan kematian. Berdasarkan
uraian diatas mahasiswa merencanakan akan melaksanakan sosialisasi
mengenai pemeriksaan IVA di Desa Tempos, Gerung Lombok Barat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan sosialisasi kesehatan mengenai pemeriksaan
IVA, diharapkan audience mampu mengetahui tentang kanker leher rahim.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan IVA
diharapkan masyarakat mampu:
a. Mengetahui pengertian pemeriksaan IVA
b. Mengetahui manfaat pemeriksaan IVA
c. Mengetahui syarat pemeriksaan IVA
d. Melakukan pemeriksaan IVA
C. Materi (Terlampir)
D. Pelaksanaan
1. Topik Penyuluhan : kesehatan mengenai sosialisasi pemeriksaan IVA
2. Sasaran dan Target Sasaran : Ibu-ibu Desa Tempos Gerung Lombok
Barat Target : 15 orang
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
4. Media dan alat
a. Leaflet
b. Spanduk
c. Lembar Balik
5. Waktu dan tempat
Hari/tanggal : Desember 2019
Jam : 08.00- 10.00
Tempat:
6. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Sahril Ramdhani
Moderator : Siti Namira
Pemateri : Sri Kurniawati
Observer : Rizka Aulia Utami
Dokumentator : Rozi Apriliandi
Fasilitator :
1. Riwiatul Hasanah
2. Sri Wahyuni
3. Siti Yuliatun
4. Sri Sundari
5. Oksa Suhedi
7. Uraian Tugas
a. Penanggung Jawab
1) Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
2) Pemateri
3) Mempresentasikan materi
4) Mengevaluasi peserta tentang materi yang diberikan
b. Moderator
Pada acara pembukaan :
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
3) Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan
4) Menjelaskan kontrak waktu dan bahasa
5) Menjelaskan tata tertib penyuluhan
Kegiatan Inti
1) Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang
tidak dipahami.
2) Memberikan kesempatan pada mahasiswa menjawab pertanyaan
yang diajukan peserta.
Pada acara penutup
1) Menyimpulkan dan menutup diskusi
2) Mengucapkan salam
c. Fasilitator
1) Memotivasi peserta agar berperan aktif
2) Membuat absensi penyuluhan
3) Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan
penyuluhan
d. Observer
1) Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
2) Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
e. Dokumentator
Mendokumentasikan kegiatan penyuluhan yang dilakukan
8. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audiens/ Sasaran Waktu


1. Pembukaan - Menjawab salam 5 menit
- Moderator memberi salam - Mendengarkan dan
- Moderator memperkenalkan memperhatikan
anggota penyuluhan - Mendengarkan dan
- Moderator memperkenalkan memperhatikan
pembimbing klinik dan - Mendengarkan dan
pembimbing akademik memperhatikan
- Moderator menjelaskan - Mengemukakan
tentang topik penyuluhan pendapat
- Menjelaskan dan membuat
kontrak waktu, bahasa,
tujuan dan tata tertib
penyuluhan Pelaksanaan
- Menggali pengetahuan
audiens
2. Pelaksanaan 20 menit
- Menggali pengetahuan - Mendengarkan,
audiens tentang pengertian memperhatikan
pemeriksaan IVA - Mengemukakan
- Memberikan reinforcement pendapat
positif - Mendengarkan
- Menjelaskan kembali - Mendengarkan,
pengertian memperhatikan
- pemeriksaan IVA - Mengemukakan
- Menggali pengetahuan pendapat
audiens manfaat pemeriksaan - Mendengarkan
IVA - Mendengarkan,
- Memberikan reinforcement memperhatikan
positif - Mengemukakan
- Menjelaskan kembali pendapat
manfaat pemeriksaan IVA - Mendengarkan
- Menggali pengetahuan - Mendengarkan,
audiens tentang syarat memperhatikan
pemeriksaan IVA - Mengemukakan
- Memberikan reinforcement pendapat
positif - Mendengarkan
- Menjelaskan syarat
pemeriksaan IVA
- Menggali pengetahuan
audiens tentang cara
pemeriksaan IVA
- Memberikan reinforcement
positif
- Menjelaskan kembali tentang
cara pemeriksaan IVA
3. Penutup 10 menit
- Memberi kesempatan audiens - Mengajukan
untuk bertanya pertanyaan
- Menjawab pertanyaan - Mendengarkan dan
- Meminta audiens mengulang memperhatikan
beberapa informasi yang - Mengemukakan
telah diberikan pendapat
- Memberi reinforcement (+) - Mendengarkan
- Bersama peserta - Menjawab salam
menyimpulkan materi
- Menutup dengan salam

f. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan sebagai berikut :
Evaluasi struktur
1. 75 % atau lebih peserta menghadiri acara
2. Alat dan media sesuai dengan rencana
3. Peran dan fungsi masing-masing sesuai dengan yang direncanakan
Evaluasi proses
1. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
2. Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi
Evaluasi hasil
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :
1. Audiens mampu menyebutkan pengertian kanker serviks
2. Audiens mampu menyebutkan faktor resiko terjadinya kanker
serviks
3. Audiens mampu menyebutkan gejala kanker serviks
4. Audiens mampu menyebutkan proses terjadinya kanker serviks
5. Audiens mampu menyebutkan deteksi dini penyakit kanker serviks
6. Audiens mampu menyebutkan cara pencegahan kamker serviks
7. Audiens mampu menyebutkan pengertian IVA
8. Audiens mampu menyebutkan Tujuan IVA
9. Audiens mampu menyebutkan Syarat IVA
10. Audiens mampu menyebutkan Jadwal IVA
11. Audiens mampu menyebutkan Keuntungan IVA
12. Audiens mampu menyebutkan Penatalaksanaan IVA
13. Audiens mampu menyebutkan Hasil Pemeriksaan IVA
LAMPIRAN MATERI

1. Pengertian Kanker Serviks


Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh dalam leher rahim/
serviks (bagian yang terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina)
(Rasjidi, 2010). Sedang menurut Sukaca 2009, Kanker seviks adalah kanker
yang terjadi pada serviks uterus (leher rahim, suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak
antara rahim dan liang senggama (vagina). Kanker serviks sering disebut juga
kanker leher rahim.
2. Faktor Resiko Terjadinya Kanker Serviks (Sinta dkk. 2010)
a. Umur nampaknya memainkan peran tertentu, insiden akan meningkat
sekitar usia 35 tahun ke atas dan menurun pada usia menopause dan sangat
jarang terjadi pada wanita kurang dari usia 15 tahun.
b. Merokok. Wanita yang merokok memiliki resiko tiga kali lebih besar
terhadap kanker serviks daripada non-perokok. Bahan-bahan yang
ditemukan dalam rokok setelah terhisap melalui paru-paru dapat
terdistribusi luas ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Beberapa senyawa
tersebut dapat dijumpai pada lendir serviks wanita yang merokok. Peneliti
meyakini bahwa bahan-bahan kimia tersebut dapat merusak DNA pada
sel-sel serviks dan berkontribusi terhadap berkembangnya kanker serviks.
c. Pil KB. Penggunaan pil KB dapat meningkatkan risiko kejadian kanker
serviks, terutama yang sudah positif terkena HPV. Fakta menunjukkan
bahwa penggunaan kontrasepsi oral (pil KB) sedikitnya 5 tahun ada
hubungannya dengan peningkatan risiko kanker serviks. Analisis data oleh
International Agency for Research on Cancer (IARC) pada tahun 2003
menemukan bahwa ada peningkatan resiko kanker serviks dengan
penggunaan kontrasepsi oral, dan resiko berkurang ketika obat kontrasepsi
oral dihentikan. Laporan dari IARC menyatakan bahwa dari 8 studi
mengenai efek penggunaan kontrasepsi oral pada wanita yang positif
terhadap HPV, ditemukan peningkatan resiko 4 kali lebih besar pada
mereka yang menggunkan kontrasepsi oral lebih dari 5 tahun. Resiko
kanker serviks juga meningkat pada wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral pada usia sebelum 20 tahun.
d. Mempunyai pasangan yang sering berganti-ganti partner dalam hubungan
seks.
e. Berhubungan seks dengan laki-laki yang tidak disunat. Smegma, adalah
substansi berlemak. Biasanya terdapat pada lekukan dekat kepala
kemaluan atau penis dan didapati pada laki-laki yang tidak disunat.
Smegma sebenarnya adalah sekret alami yang dihasilkan kelenjar
subaceous pada kulit penis. Namun ternyata hal ini berkaitan dengan
meningkatnya resiko seorang laki-laki sebagai pembawa dan penular virus
HPV.
3. Gejala Kanker Serviks
a. Perdarahan vagina yang bersifat abnormal
b. Adanya riwayat keputihan menahun
c. Perdarahan setelah berhubungan seksual
d. Nyeri yang menjalar ke pinggang atau tungkai
e. Nyeri saat perkemih
4. Proses Terjadinya Kanker Serviks
Gejala umum kanker adalah dikarenakan adanya pertumbuhan sel yang
tidak normal dalam tubuh. Namun sebelum sel-sel tersebut menjadi kanker
terjadi perubahan bentuk yang dialami oleh sel-sel tersebut. Perubahan itu
tidak hanya satu atau dua tahun saja. Perubahan itu memakan waktu hingga
bertahun-tahun sebelum menjadi kanker. Sebenarnya selama jeda tersebut jika
Anda telah mengetahui bahwa Anda terkena kanker leher rahim maka hal
tersebut dapat dicegah. Anda dapat menghentikan sel-sel yang tidak normal
tersebut sebelum berubah menjadi sel kanker. Sel-sel yang abnormal tersebut
dapat dideteksi dengan kehadiran tes yang disebut dengan pap smear tes.
sehingga semakin dini sel-sel abnormal tadi terdeteksi, semakin rendahlah
resiko seseorang menderita kanker leher rahim.Serviks atau leher rahim/mulut
rahim terletak di bagian ujung bawah rahim yang menonjol ke liang senggama
(vagina). Kanker leher rahim terjadi dikarenakan adanya pertumbuhan yang
tidak normal dalam tubuh. Namun perkembangan kanker serviks secara
bertahap, tetapi progresif. Proses terjadinya kanker ini dimulai dengan sel
yang mengalami mutasi lalu berkembang menjadi sel displastik sehingga
terjadi kerainan epitel yang disebut disprasia. Dimulai dari displasia ringan,
displasia sedang, displasia berat, dan akhirnya menjadi Karsinoma In-Situ
(KIS), kemudian berkembang lagi menjadi karsinoma invasif (Sinta dkk.
2010).
5. Deteksi Dini Kanker Serviks Deteksi Dini Kanker Serviks adalah Pemeriksaan
untuk menemukan kanker di leher rahim, dari sejak perubahan awal sel
sampai dengan pra kanker. Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Pencegahan Primer Pencegahan primer adalah pencegahan terhadap
etiologi penyakit.
b. Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder adalah penemuan dini,
diagnosis dini, dan terapi dini terhadap kanker.
c. Pencegahan Tertier Yang dimaksud pencegahan tertier adalah upaya
meningkatkan angka kesembuhan, angka survival, dan kualitas hidup
dalam terapi kanker.
6. Cara Pencegahannya
a. IVA
b. Pap Smear
c. Biopsi
1) Pengertian IVA
IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara sederhana
untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (Sukaca E. Bertiani,
2009) IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara
melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas
leher rahim dengan larutan asam asetat 3-6% (Wijaya Delia,
2010).Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat
mendeteksi lesi tingkat pra kanker (high-Grade Precanceraus Lesions)
dengan sensitivitas sekitar 66-96% dan spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai
prediksi positif (positive predective value) dan nilai prediksi negatif
(negative predective value) masing-masing antara 10-20% dan 92-97%
(Wijaya Delia, 2010). Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan skrining
alternatife dari pap smear karena biasanya murah, praktis, sangat mudah
untuk dilaksanakan dan peralatan sederhana serta dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan selain dokter ginekologi. Pada pemeriksaan ini,
pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat serviks yang telah diberi asam
asetat 3-6% secara inspekulo. Setelah serviks diulas dengan asam asetat,
akan terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat diamati secara
langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau abnormal. Dibutuhkan
waktu satu sampai dua menit untuk dapat melihat perubahan-perubahan
pada jaringan epitel. Serviks yang diberi larutan asam asetat 6% akan
merespon lebih cepat daripada larutan 3%. Efek akan menghilang sekitar
50-60 detik sehingga dengan pemberian asam asetat akan didapat hasil
gambaran serviks yang normal (merah homogen) dan bercak putih
(displasia) (Novel S Sinta,2010).
2) Tujuan IVA
Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan
pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk mengetahui
kelainan yang terjadi pada leher rahim.
3) Syarat Pemeriksaan IVA
a. Sudah menikah
b. Pernah melakukan hubungan seksual
c. Tidak sedang datang bulan/haid
d. Tidak sedang hamil
4) Jadwal IVA
Jadwal yang dianjurkan dalam pemeriksaan IVA menurut WHO (
2010 ) yang ditulis dalam Nugroho Taufan, 2010 yaitu: Setiap wanita
minimal 1 (satu) kali pada usia 35-40 tahun dan dilakukan pemeriksaan
ulang setiap 5 tahun sekali.
5) Keuntungan IVA
Keuntungan pemeriksaan IVA adalah sebagai berikut:
a. Praktis, mudah dilaksanakan
b. Dilaksanakan oleh bidan, dokter umum, dokter spesialis obgyn, dan
dilakukan di klinik, laboratorium yang memadai, dan rumah sakit.
c. Alat-alat yang dibutuhkan sederhana
d. Hasil dapat langsung diketahui
6) Penatalaksanaan IVA
a. Persiapan
Untuk melaksanakan pemeriksaan dengan metode IVA, dibutuhkan
persiapan sebagai berikut:
1. Persiapan Ibu :
- Informed consent
- Ibu dijelaskan tindakan yang akan dilakukan
- Ibu diminta mengosongkan kandung kemih
2. Persiapan alat :
- Handscoen 1 (satu) pasang
- Spekulum cocor bebek/ Spekulum sim
- Lidi berkapas
- Asam asetat 3-6 % (Asam cuka)
- Ember plastik berisi larutan klorin 0,5%
- Tempat sampah
- Bengkok
3. Persiapan Penolong :
- Melakukan cuci tangan di bawah air mengalir
- Memakai handscoen
4. Persiapan Lingkungan :
- Jendela ditutup
b. Cara Kerja
Cara kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Pasien diminta menandatangani informed consent
2. Pasien dijelaskan mengenai prosedur yang akan dijalankan
3. Cuci tangan dibawah air mengalir
4. Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi (Posisi terlentang
dengan mengangkat kedua kaki dan ditarik ke atas perut)
5. Memperhatikan vulva apakah ada tanda-tanda infeksi dan kelainan.
6. Memasukan speculum kedalam vagina pasien secara
perlahanlahan, lalu dibuka untuk melihat serviks uteri.
7. Serviks uteri dilihat apakah ada tanda-tanda infeksi dan kelainan
lainnya.
8. Dengan menggunakan lidi berkapas, larutan asam asetat 3-6%
dioleskan ke leher rahim
9. Hasil dilihat: Bila luka atau lesi pada leher rahim berubah menjadi
keputihan, maka hasilnya positif (+). Hasil positif menunjukkan
bahwa klien positif kanker. Bila warna tidak berubah menjadi
putih, maka hasilnya negatif (-). Hasil negatif menunjukkan bahwa
klien tidak menderita kanker.
10. Speculum dikeluarkan dari vagina secara perlahan-lahan.
11. Ibu diberitahu bahwa pemeriksaan telah selesai dilakukan.
12. Ibu dirapikan, alat-alat dibuka dan direndam dalam ember plastik
berisi larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
13. Handscoen dilepas dalam air klorin
14. Cuci tangan dibawah air mengalir
15. Menyelesaikan dokumentasi
7) Hasil Pemeriksaan IVA
Menurut (Sukaca E. Bertiani, 2009) hasil pemeriksaan IVA dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a. IVA negatif (-) artinya menunjukkan leher rahim normal.
b. IVA positif (+) artinya ditemukan bercak putih Bila luka atau lesi pada
leher rahim berubah menjadi keputihan, maka hasilnya positif (+).
Hasil positif menunjukkan bahwa klien positif kanker.
c. Jika masih tahap lesi atau lecet, pengobatan cukup mudah, bisa
langsung diobati dengan metode krioterapi atau gas dingin yang
menyemprotkan gas karbondioksida atau nitrogen ke leher rahim.
DAFTAR PUSTAKA

E. Bertiani. 2009. Cara Cerdas Menghadapi KANKER SERVIK (Leher Rahim).


Yogyakarta: Genius Printika
Manuaba, Ida Bagus Gede., Ida Ayu Chandranita Manuaba., Ida Bagus Gede
Fajar Manuaba. 2010. Buku Ajar Penuntun Kuliah Ginekologi. Jakarta :
Trans Info Media.
Manuaba, Ida Ayu Sri Kusuma Dewi Suryasaputra., Ida Ayu Chandranita
Manuaba., Ida Bagus Gede Fajar Manuaba., Ida Bagus Gede Manuaba.
2009. Buku Ajar Ginekologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC.
Melianti Mira. 2016. Skining Kanker Serviks dengan Metode Inspeksi Visual
deang Asam Asetat (IVA) test. (http://stikesdhb.ac.id/kebidanan/91-
skrining-kanker-serviks.html. Diakses 17 Desember 2019)
Novel S.Sinta dkk. 2010. Kanker Serviks dan Infeksi Human Pappilomavirus
(HPV). Jakarta : Javamedia Network Sukaca
Wijaya Delia. 2010. Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Servik. Yogyakarta :
Sinar Kejora

Anda mungkin juga menyukai