Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AGAMA

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

OLEH :

NAMA : SITTI WAHYUNI SINAPOY


NIM : P201901031
KELAS : T1 KEPERAWATAN

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT kehadirat Ilahi Robbi atas nikmat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Terima
kasih juga kepada dosen MK Agama Islam yang telah membimbing dan memfasilitasi
penulis untuk memahami materi makalah yang akan penulis paparkan dalam makalah ini.
Tidak lupa juga sholawat dan salam penulis sampaikan kepada Rasullah SAW. Dengan
ucapan syukur penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumya.

Makalah ini mengambil topik mengenai Agama islam. Dalam makalah ini kami
menjelaskan secara lebih mendalam mengenai pengertian Agama Islam dan keterkaitan
antara Keimanan dan Ilmu Pengetahuan dalam Agama Islam. penulis juga memaparkan
karakteristik dan ruang lingkup agama Islam. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan dan memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan agar dapat menghasilkan
makalah yang lebih baik di kemudian hari. Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat dan memberi inspirasi bagi siapapun yang membacanya.

Kendari, 22 Januari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan 1

1.4 Manfaat 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Agama Islam 1

2.2 Hubungan Antara Manusia dan Agama 1

2.3 Makna Agama Islam 1

2.4 Analisis Keterkaitan antara Ilmu dan Iman 1

2.5 Konsep keimanan dalam agama islam 1

2.6 Ilmu dalam agama islam 1

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 1

3.2 Saran 1

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang

Dalam Islam, tujuan manusia hidup di dunia adalah untuk beribadah kepada Allah
SWT. Sedangkan peranannya adalah mengembangkan ilmu pengetahuan agar lebih
bermanfaat. Agama Islam menjadikan Al-quran dan hadits sebagai pedoman suci yang
mengarahkan manusia agar menjadi makhluk yang paling sempurna yang dapat memegang
amanat sebagai khalifah yang mengelola alam semesta bagi kesejahteraan bersama.

Mengutip kata-kata Albert Einstein, fisikawan Jerman yang hidup pada tahun 1879
hingga 1955, tentang ilmu dan agama “Science without religion is lame, religion without
science is blind.”, yang dapat diartikan, “Ilmu tanpa agama adalah lumpuh, agama tanpa
ilmu adalah buta”. Kalimat tersebut dimuat dalam hasil sebuah konferensi di New York
pada tahun 1941. Einstein menjelaskan bahwa agama dan ilmu saling berkaitan dan
memiliki hubungan timbal balik. Einstein adalah ilmuwan keturunan Yahudi yang
mengklaim dirinya sebagai agnostik, ia memiliki pemikiran bahwa kebenaran suatu agama
tidak pernah bisa dijelaskan dengan keterbatasan akal fikiran manusia. Begitulah
pandangan Einstein dimana pada saat itu, orang-orang barat beranggapan ilmu
bertentangan dengan agama.
Hadits riwayat Imam Bukhori yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ismail Muslim Al-
Atsari melalui sebuah artikel di situs muslim.or.id yang isinya: “Sesungguhnya Allah tidak
akan mencabut ilmu dari hamba-hamba-Nya sekaligus, tetapi Dia akan mencabut ilmu
dengan mematikan para ulama’ (orang yang berilmu). Sehingga ketika Allah tidak
menyisakan seorang ‘alim-pun, maka orang-orang akan mengangkat pemimpin-pemimpin
yang bodoh. Lalu para pemimpin itu ditanya, kemudian mereka berfatwa tanpa ilmu,
sehingga mereka menjadi sesat dan menyesatkan orang lain.” Jelas bahwa ilmu berperan
penting dalam agama sebagai alat untuk memperjelas.

Manusia adalah seorang hamba. Sebagai seorang hamba, manusia harus memiliki
pedoman dan tuntunan agar hidupnya menjadi lebih sistematis. Agama adalah petunjuk bagi
manusia dalam menjalani hidupnya. Agama menjadi kompas dan pengarah kehidupan
manusia agar menjadi lebih baik. Agama berperan pula sebagai jembatan penghubung antara
manusia dengan Tuhan.

4
Selain itu, dalam Islam Al-quran diturunkan untuk menyempurnakan jiwa manusia,
baik sebagai individu, sebagai makhluk sosial maupun sebagai bagian dari masyarakat dan
bangsa. Oleh karena pentingnya agama dalam kehidupan, terutama agama Islam, perlu kita
memahami lebih dalam mengenai agama Islam, karakteristik agama Islam, ruang lingkup dan
sejarahnya untuk bisa memaknai agama lebih dalam lalu mengamalkan ajaran – ajaran Islam
agar mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

5
1.2 Rumusan Masalah

1 Apa pengertian agama Islam?

2. Apa hubungan antara manusia dan agama?

3. Apakah makna agama islam?

4. Bagaimana Analisis antara Ilmu dan Iman?

5. Bagaimana konsep keimanan dalam agama islam

6. Apa itu ilmu dalam agama islam

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian agama Islam.

2. Mengetahui hubungan antara manusia dan agama.

3. Mengetahui makna agama islam.

4. Mengetahui Analisis antara Ilmu dan Iman.

5. Mengetahui keimanan dalam agama islam.

6. Mengetahui mengenai ilmu dalam agama islam.

1.4 Manfaat

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah mahasiswa dapat mengerti dan
memahami agama Islam secara umum dan terstruktur serta mendalami perannya sebagai
khalifah di muka bumi dengan iman dan takwa.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Agama Islam

Agama merupakan penghubung antara manusia dengan Tuhan. Pengertian agama


sendiri menurut bahasa arab adalah sakima-yaslamu-salamatun yang artinya selamat, damai
dan patuh. Dalam Al-quran istilah agama dikenal sebanyak 94 kali. Secara etimologi agama
berarti menguasai, ketaatan dan balasan. Menurut DR. KH Zakky Mubarak, MA., pengertian
Islam secara terminologis atau istilah agama, khususnya agama Islam adalah peraturan –
peraturan Allah yang diwahyukan kepada Nabi dan Rasul-Nya sebagai petunjuk bagi umat
manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Agama islam disyariaatkan
Allah SWT kepada para Nabi dan Rasul-Nya berdasarkan pada satu ajaran dasar, yaitu
monoteisme murni (Tauhid), dan satu tujuan, yaitu memperoleh kebahagiaan di dunia dan di
akhirat (hasanah fi al-dunya wal karimah).

2.2 Hubungan Antara Manusia dan Agama

2.2.1 Manusia Menurut Agama Islam

Pada dasarnya, pendefinisian manusia dilakukan bukan untuk mendeklarasikan


penyimpangan ataupun sesat pikir, namun pendefinisian dilakukan agar membantu kehidupan
manusia menjadi lebih sistematis. Pendefinisian manusia biasanya berlandaskan pandangan
ilmu pengetahuan dan prinsip yang mendasarinya. Banyak teori-teori lainnya seperi teori
menurut penganut teori behaviorisme yang mendefinisikan bahwa manusia adalah homo
mekanicus, penganut teori kognitif yang mendefinisikan manusia adalah homo sapiens
(manusia berpikir), penganut teori humanisme yang mendefinisikan manusia adalah homo
ludens (manusia bermain), dan masih banyak lainnya.

Namun, pendefinisian menurut teori-teori di atas masih menjadi perdebatan antar


ilmuwan, karena tidak menemui titik temu yang cocok dengan semua teori. Sedangkan di
dalam Al-quran, makna kata manusia itu sendiri tidak hanya diwakili dengan satu kata,
namun lima kata, yakni Basyar, Insan, An-Nas, Bani Adam, dan abdun.

Masing-masing kata tersebut memiliki konsep tersendiri. Basyar seringkali


dihubungkan terhadap sifat-sifat biologis manusia. Insan dihubungkan dengan sifat

7
psikologis dan spiritual manusia, An-Nas menunjuk pada sisi sosial manusia atau kehidupan
secara kolektif, Bani Adam terhubungkan dengan aspek historis dari manusia, dan kata
‘abdun menunjuk dari aspek posisi manusia sebagai hamba Allah. Maka, berdasarkan ayat-
ayat Al-quran, manusia dipandang sebagai makhluk biologis, psikologis, sosial, keturunan
Adam, dan pengabdi.

2.2.2 Agama dan Ruang Lingkupnya

Ada beberapa ruang lingkup agama menurut kepercayaan masing-masing, Hindu-


Buddha menandai ruang lingkup agama sebagai tradisi dari nenek moyang. Kristen
mempercayai agama sebagai hubungan manusia dengan pencipta. Sedangkan Islam
mendefinisikan agama bahwa Islam turun dari Allah, dengan ruang lingkup mencakup
manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam.

2.3 Makna Agama Islam

2.3.1 Karakteristik Agama Islam

Sebagai agama, Islam memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan agama-
agama besar lainnya yang dianut umat manusia di dunia. Ajaran Islam adalah ajaran yang
rasional dan bisa dinalar dengan logika. Ajaran Islam tidak menyulitkan karena peraturan-
peraturan yang diterapkan Islam sesuai dengan keadaan dan kemampuan manusia.
Karakteristik kedua yaitu Islam agama Tauhid. Aqidah yang diajarkan para Nabi dan Rasul
tidak pernah berubah dari masa ke masa, yaitu aqidah Tauhid yakni kepercayaan dan
keyakinan bahwa sesungguhnya Allah SWT itu Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa.
Islam agama kebenaran, ajaran Islam bertujuan untuk menyejahterakan dan mencerahkan
umat manusia menuju peradaban yang lebih maju. Tidak ada satu pun ajaran Islam yang
bertentangan dengan akal sehat, ilmu pengetahuan dan teknologi, norma – norma etika, sosial
dan kemasyarakatan tetapi justru Islam datang untuk mengukuhkan hal itu semua.

Islam sebagai agama yang universal telah mengumandangkan berbagai nilai luhur sejak alam
ini diciptakan sampai tiba masa kehancuran (kiamat).

Karakteristik agama Islam yang berikutnya adalah Islam agama seimbang. Allah SWT
menyebutkan bahwa umat Islam adalah ummatan wasathan atau umat yang seimbang dalam
beramal baik yang menyangkut pemenuhan terhadap kebutuhan jasmani dan akal pikiran
maupun kebutuhan rohani. Karakteristik penting lainnya dari ajaran Islam adalah konsepnya

8
yang jelas. Kejelasan konsep Islam membuat umatnya tidak bingung dalam memahami dan
mengamalkan ajaran Islam bahkan pertanyaan umat manusia tentang Islam dapat dijawab
dengan jelas bahkan apabila pertanyaan tersebut mengarah pada maksud yang merusak ajaran
Islam itu sendiri. Karakteristik terakhir adalah Islam menjunjung tinggi kemerdekaan. Dalam
Islam kemerdekaan adalah sesuatu yang hakiki dan bersifat fitrah. Tidak ada seorang pun
yang berhak untuk menjadikannya budak. Kemerdekaan dalam Islam adalah kemerdekaan
yang bertanggung jawab. Artinya, beragam kemerdekaan yang diperoleh manusia tidak
berarti bahwa dia boleh bertindak semau-maunya. Dengan kata lain tidak seorang pun berhak
memaksakan kehendaknya atas orang lain.

2.3.2 Sumber Agama Islam

1. Al-quran

Al-quran merupakan sumber ajaran yang paling utama dalam islam. Al-quran
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur. Menurut Dr. Kaelany
HD,. MA, sebagai sumber hukum, Al-quran membahas mengenai aqidah, akhlak, dan
syariah. Hukum-hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah contohnya adalah
hukum-hukum yang mengatur mengenai tata pelaksanaan ibadah seperti salat,puasa, zakat,
dan haji. Selain itu, di dalam Al-quran juga terdapat petunjuk-petunjuk bagi manusia dalam
bertingkah laku sesuai dengan aturan dan kehendak Allah.

2. As-Sunnah

Sunnah memiliki fungsi sebagai penafsir, pensyarah, dan penjelas mengenai hal-hal
yang telah ada dalam Al-quran. Sunnah berdasarkan bentuknya terbagi menjadi tiga, yakni:
Fi’li (perbuatan nabi), Qauli (perkataan nabi), dan Taqriri (persetujuan nabi).

3. Ijtihad

Ijtihad berarti penggunaan rasio atau akal semaksimal mungkin guna menemukan sesuatu
ketetapan hukum tertentu yang tidak ditetapkan secara tegas dalam Al-quran dan As-sunnah.
Ijtihad dilakukan oleh para imam,para kepala pemerintah, para hakim, dan oleh para
panglima perang untuk menemukan solusi dari permasalahan yang berkembang dikalangan
mereka berdasarkan bidang mereka masing-masing.

9
2.3.3 Ruang Lingkup Agama Islam

Dalam suatu hadits disebutkan bahwa ada tiga pokok-pokok ajaran islam, yaitu
Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak.

a. Aqidah
Dalam buku “Islam Agama Universal” disebutkan definisi dari aqidah, yaitu
merupakan istilah untuk menyatakan keteguhan atau kekuatan iman seorang mukmin kepada
sang pencipta Allah SWT. Inti dari keimanan kepada Allah SWT adalah tauhid atau
kepercayaan, pernyataan, atau sikap yang mengesakan Allah. Jika seseorang telah bertauhid,
maka akan muncul sikap Tauhid Uluhiyah atau sikap yang hanya menyembah kepada Allah.
b. Syari’ah
Menurut istilah, syariah berarti aturan atau undang-undang yang diturunkan Allah
untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan sesama manusia,
dan hubungan manusia dengan alam semesta. Terdapat dua macam syaria’ah, yaitu syari’ah
muamalah (amalan yang berhubungan dengan manusia) dan syari’ah ibadah (amalan yang
berhubungan dengan Allah SWT). Prinsip dasar dari syari’ah muamalah adalah
diperbolehkan selama tidak ada larangan yang jelas dari Allah SWT. Sedangkan prinsip dasar
dari syaria’ah ibadah adalah dilarang atau haram selama tidak diatur oleh Allah SWT dan
Rasul-Nya.
c. Akhlak
Akhlak merupakan perilaku yang dilandaskan hati nurani. Sumber pijakan akhlak
adalah Al-quran dan Sunnah, sehingga jika seseorang berperilaku yang tidak ada di dalam Al-
quran atau Sunnah, maka tidak bisa dikatakan perilaku seseorang itu termasuk perilaku atau
akhlak yang mulia.

2.4 Analisis Keterkaitan antara Ilmu dan Iman

Dengan ilmu, manusia diajak berfikir dan meneliti segala yang ada di alam semesta
ini. Ilmu yang dipelajari sejatinya adalah suatu usaha memahami kondisi alam yang pada
akhirnya ditujukan untuk meyakinkan diri akan adanya Maha Pengatur alam.
Dalam sebuah tulisan hasil konferensi di New York, Albert Einstein mengemukakan
pendapatnya, agama dan ilmu atau apa yang disebut science itu memiliki hubungan
timbal balik. Dimana, menurutnya, agama memiliki sebuah tujuan yang dapat dijelaskan
oleh ilmu. Dengan artian, ilmu memberi kontribusi pada agama untuk memperoleh
kejelasan mengapa hal tersebut menjadi sebuah tujuan. Sebaliknya, ilmu hanya dapat

10
dibuat oleh mereka yang secara utuh diilhami dengan kebenaran dan pemahaman.
Jika disinkronisasi, maka tujuan yang dimaksud adalah keimanan. Dimana iman
seharusnya bertambah dengan adanya ilmu yang didapat. Keberadaan dua hal ini, iman
dan ilmu, manusia akan mengerjakan amal saleh (ibadah), karena dengan ilmunya ia tahu
dan dengan imannya ia merasa diawasi sehingga ia bertakwa.
2.5 Konsep Keimanan dalam Agama Islam

Membahas tentang iman berarti membahas tentang dasar keyakinan yang dalam
hal ini adalah keyakinan terhadap suatu agama. Dalam ajaran agama Islam, dikenal tingkat
keimanan seorang mu’min, yaitu sebagai berikut:
a. Membenarkan dalam hati, keyakinan mendalam akan kebenaran yang
disampaikan.
b. Mengikrarkan dengan lisan, menyebarkan kebenaran.
c. Mengamalkan, merealisasikan iman dengan perbuatan.

Sedangkan tingkat keyakinan akan kebenaran, yaitu:


a. ‘Ilmul yaqin, yakin setelah menyelidikinya berdasarkan ilmu.
b. ‘Ainul yaqin, yakin setelah melihat kebenarannya hasilnya.
c. Haqqul yaqin, yakin sebenar-benarnya meskipun belum dibuktikan dengan ilmu
dan belum melihat kebenarannya.

2.6 Ilmu dalam agama Islam

Islam adalah agama yang mengedepankan ilmu. Al-quran dan As-sunnah mengajak
kaum muslim untuk mencari ilmu, dan Allah meninggikan derajat orang-orang yang
mencari ilmu.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Agama dibutuhkan untuk memberikan petunjuk dan pedoman agar manusia bisa
menjalani kehidupan yang lebih sistematis dan agama merupakan penghubung antara
manusia dengan Tuhan. Tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT,
sedangkan fungsi dan peranan manusia adalah untuk mengelola bumi dan mengembangkan
ilmu pengetahuan agar lebih bermanfaat. Ajaran agama Islam bersumber dari Al-quran,
hadits, dan ijtihad. Ruang lingkup agama Islam adalah aqidah yaitu kekuatan iman seorang
mukmin kepada sang pencipta Allah SWT; syari’ah yaitu hukum – hukum yang mengatur
manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam; dan akhlak yaitu
perilaku yang dilandaskan oleh hati nurani serta keterkaitan antara ilmu dan iman pada
manusia. Manusia dituntut agar dapat menggunakan akalnya untuk berfikir lebih jauh tentang
hakikat diciptakannya seluruh alam semesta ini. Sejatinya manusia sebagai makhluk
diciptakan ialah hanya untuk menyembah kepada Allah. Untuk kehidupan setelah mati,
yakni akhirat. Sehingga iman tentu harus ada pada diri manusia.

3.2 Saran

Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah dan berperan dalam mengelola
bumi oleh karena itu juga penting adanya ilmu yang positif untuk menambah keimanan dan
ketakwaan terhadap Allah S.W.T. Melalui agama, manusia dapat berhubungan dengan Allah
karena dalam Islam terdapat syari’ah yaitu hukum yang mengatur hubungan manusia dengan
Allah, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam. Oleh karena itu, sebagai umat
Islam kita harus memahami dan memperdalam ajaran Islam dengan berpedoman kepada Al-
quran dan hadits agar mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ismail Muslim Al-Atsari. Bahaya Bicara Agama Tanpa Ilmu. Diakses pada 22 januari
2020 (http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/bahaya-bicara-agama-tanpa-ilmu.html)

Einstein, Albert. 1941. Science, Philosophy and Religion, A Symposium. New York : The
Conference on Science, Philosophy and Religion in Their Relation to the
Democratic Way of Life, Inc. Diakses pada 22 Januari 2020. (http://www.sacredtexts.
com/aor/einstein/einsci.htm)

_________. Keimanan dalam Agama Islam. Diakses pada 22 Januari 2020


(http://id.wikipedia.org/wiki/Keimanan_dalam_agama_Islam)

Fahrudin. Dinamika Pemikiran Politik Umat Islam Indonesia Pada Masa Orde Baru dan
Orde Reformasi. Website Universitas Pendidikan Indonesia,
file.upi.edu/Direktori/FPIPS. Diakses pada 22 Januari 2020.

________. Science. Diakses pada 22 Januari 2020 (http://en.wikipedia.org/wiki/Science)

Wikipedia Ensiklopedia Online. Albert Einstein. Wikipedia. Diakses pada 22 Januari 2020
(http://en.wikipedia.org/wiki/Albert_Einstein)

13

Anda mungkin juga menyukai