Kentut....
Oh kentut....
Kentut,
Seperti persahabatan
Hangatnya terasa...
Kentut...
Hati-hatilah melepaskanyya...
Kentut...
Jadi...
... prettt
PUISI CINTA ANAK MATEMATIKA
Saat aku bersua dengan eksponen jiwamu
Maembelah rasa
Logika hatimu...
JERAWAT
Jerawat... oh jerawat...
Jerawat... oh jerawat...
Jerawat... oh jerawat...
Jerawat... oh jerawat...
Ah,
Kami nulai hari dengan semangat pagi. Kami lengkahkan kaki dengan harapan pasti yang kami
taruh diujung langit hingga kami pun tak mencapainya, itulah cita-cita kami.
Hari ini kami akan memulai dunia baru, dimana sebuah dunia kulit lama berangsur berganti.
Dimana masa depan mulai diperhitungkan, dimana sebuah sikap perilaku kami akaan
dipertanggungjawabkan secara bijak,, karena dalam dunia ini, kami sudah disebut remaja.
Dunia ini kami sudah mengenakan seragam khas putih abu-abu, sebagai simbol pembeda kami
dengan jenjang pendidikan dibawah, maupun diatas kami. Disini kami mulai mengenal
persahabatan yang tulus. Persaingan yang tak ada hentinya menguras keringat untuk
ditaklukkan. Disini kami mulai mengenal cinta menyet yang nyatanya bagi kami itu adalah
bumbu pelengkap dunia ini. Kami juga mengenal rasanya menjadi pribadi bebas penuh pilihan.
Kami tidak lagi di dikte oleh orang tua. Kami adalah kami, didalam dunia ini baru kami harus
mencari jati diri. Akan jadi apakami kelak. Sampah masyarakat, atau berlian ditengah dunia
yang keras dan menuntut kesempurnaan. Dalam dunia ini seperti yang kami bayangkan.
Kamisering terperosok, tapi kami manusia dewasa yang kami sebut guru, selalu siap menjadi
orang pertama yang menarik kami dari jurang kehidupan yang membuat kami harus
menghentikan mimpi kami. Ia tidak hanya mengajarkan kami bahwa hitam adalah hitam, putih
adalah putih. Dan kami? Kami berada diantaranya, kami lah sang penentu masa depan dunia
yang bisa diharapkan bisa berdiri dibarisan paling depan untuk memajukan negara ini dengan
jadi diri berlian kami.
Kelas kami terletak dilantai dua bangunan sekolah. Kelas kami berwarna hijau, di ujung kelas
diletakkan almari coklat, lalu di langit-langit kelas terdapat layar pryektor. Menelisik semua
kakak tingkat terdahulu yang mempunyai nama kelas masing-masing sehingga berbeda dari
yang lainnya, kami tergerak memberi nama untuk keluarga kami. Banyak sekali usulan kreatif
yang terlontar dari mulut kami, sehingga akhirnya sebuah nama sederhana penuh arti pun
tercetus. GALAXII yang artinya Boga Class XII. Kelas kami terdiri dari 20 peserta didik yang
isinya cewex semua. Ada bermacam-macam suku bangsa yang dimiliki oleh setiap peserta
didiknya. Mereka juga mempunyai ciri khas masing-masing.
Adhisti Ifadatun Nisa (Kepak) anaknya cerewet, konyol, bisa dikatakan dia itu penghibur kelas.
Alfiyatur Rohmaniyah (pipi) anaknya pendiam, tapi soal hafalan dia jagonya, lalu ada Dian Nur
Farida (yayan) juga pendiam namun terkadang susah ditebak, lalu ada Dina Zahrotul Izzah
(Gendon) sedikit bicara banyak diamnya, lalu ada Erma Fitriana (Mamah) sekali ketawa
suaranya dahsyat dan senang membantu, lalu ada Fitriana Lestari (Petrok) Monster galak tapi
pintar, lalu ada laeli fatmawati (kutel) anak kesayangan dikelas, lalu ada lisna mualifah (dak
zyoyot) sang presiden penasehat kelas, lalu ada naely muflikhah (ely) cukup pendiam dan
berhati mulia, lalu ada novi nur khasanah (black) sekali bicara suaranya rame, lalu ada nur
hikmat hidayah (chymne tunx) paling cantik dan mudah bergaul, lalu ada nurul atikah (tante)
biduan kelas, lalu ada rizqi aqilia (pucung) si jenius, lalu ada selvia diyah ayu antika (selpong)
suka gaje tapi unyuk-unyuk, lalu ada siti amalia (cimol) rentenir kelas, berkepribadian cukup
menyenangkan, siti nur saidah (nombel) cerewet, berisik tapi asyik, lalu ada siti nr haliza
(gentong) Mabes, cantik nan jago masak, lalu ada tika mayningsih )sembret) tower kelas juga
suka membantu, vizka sonia nabila (sonia) ketawa nya awet, lalu ada wardatul kamila (ciyik)
makwar kelas.
Untuk GALAXII, setialah didalam hati kita masing-masing dari kita bahwa GALAXII bisa sukses,
berjanji untuk selalu mengingat satu sama lain, karena KITA ADALAH SATU ^_^.
Untuk ibu kami tercinta, Ibu Retno Sri Adianti, S.Pd. Terima kasih dan ma’af yang teramat
dalam dari anak-anakmu bu’, terima kasih untuk pelajaran hidup yang sudahibu bagi dengan
senang hati pada kmai yang masih buta dengan hidup ini, dengan segala hal yang mungkin tak
kami sadari, tapi kami percaya, ibu melakukan semua itu untuk kebaikan kami. Ma’af untuk
semua kenakalan remaja yang terkadang melewati batas kesabaran ibu, untuk segala hal yang
sering kali melukai hatimu, kami sama sekali tidak bermaksud melakukan semua itu, do’akan
kamu bu’.... Tanpa Ibu Kami Bukan Apa-apa...