Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 2 No 2, Desember 2012

ISSN: 2087-9946

PERANAN KREATIVITAS SISWA


TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH FISIKA
DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Dwi Sambada
FKIP Universitas Terbuka Kampus C Unair Mulyorejo 60115

Abstrak

Proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang berlangsung dengan melibatkan bermacam-
macam komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang salah satunya adalah
kreativitas siswa. Untuk itu perlu dilakukan usaha perbaikan pengajaran yang lebih mendasar
yang menyangkut tentang proses pemecahan masalah dalam proses belajar mengajar untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian ini untuk menjawab permasalahan
bagaimanakah pengaruh kreativitas siswa terhadap kemampuan memecahkan masalah fisika
pokok bahasan optic fisis dalam pembelajaran kontekstual. Populasi adalah seluruh siswa
kelas XI SMA 3 Jombang, sedangkan sampel yang diambil adalah siswa kelas XI-A. Data
penelitian dikumpulkan dengan metode tes, yaitu tes kreativitas dan tes kemampuan
memecahkan masalah. Data dianalisis dengan analisis korelasi regresi sederhana diperoleh
hasil penelitian sebagai berikut Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
kreativitas siswa terhadap kemampuan memecahkan masalah fisika pokok bahasan optic fisis
dengan koefisien korelasi r = 0,752 dan diperoleh hubungan fungsional antara kreativitas
dengan kemampuan memecahkan masalah yang dinyatakan dengan garis linier
^
Y  8,37  0,85 X . Hasil penelitian ini juga menunjukkan makin tinggi kreativitas makin tinggi
pula kemampuan memecahkan masalah dalam pelajaran fisika. Dengan demikian usaha untuk
meningkatkan mutu pendidikan perlu diarahkan pada pengembangan potensi kreativitas
dalam pembelajaran.

Kata kunci: Kreativitas, kemampuan memecahkan masalah

Dwi Sambada 37
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 2 No 2, Desember 2012
ISSN: 2087-9946
1. Pendahuluan akan memperoleh suatu cara tentang cara
Kualitas pendidikan selalu ditingkatkan, menyelesaikan masalah dengan prosedur
salah satu cara yang dilakukan pemerintah yang dilakukan para ilmuwan dalam
dengan meningkatkan mutu guru dengan pendapatan suatu ilmu. Dengan demikian
meningkatkan kompetensi yang dimi- siswa mampu menggali pengetahuan-
likinya. Kompetensi tersebut antara lain pengetahuan baru maupun ilmu-ilmu baru.
kemampuan mengaplikasikan berbagai Kemampuan untuk memberikan
teori belajar dalam pengajaran, kemam- gagasan-gagasan baru dan menerapkan
puan memilih dan menerapkan metode dalam pemecahan masalah yang meliputi
mengajar yang efektif dan efisien, dan ciri-ciri kognitif seperti rasa ingin tahu,
yang paling penting kekreatifan guru untuk senang mengajukan pertanyaan, selalu
mampu melibatkan siswa berpartisipasi ingin mencari pengalaman baru dapat pula
aktif dalam pembelajaran. dilatihkan melalui tes keativitas yang
Fisika merupakan salah satu cabang dari diberikan kepada siswa.
ilmu pengetahuan alam yang mendasar Melibatkan siswa aktif dalam
bagi siswa untuk dapat memahami gejala- pengorganisasian dan penemuan informasi
gejala alam yang terjadi di sekitarnya. Ilmu pengetahuan ketika pembelajaran akan
Pengetahuan Alam mulai disajikan dengan menghasilkan peningkatan pengetahuan
harapan siswa menguasai konsep-konsep dan peningkatan ketrampilan berfikir. Hal
Ilmu Pengetahuan Alam dan mampu ini juga sesuai dengan sifat fisika yang
menerapkan metode ilmiah yang dilandasi melibatkan aktivitas kreatif dan imajinasi
sikap ilmiah untuk memecahkan masalah serta penemuan yang dapat mendorong
yang dihadapinya. siswa mengembangkan pemikiran
Betapa pentingnya pengembangan divergen, orisinil, membuat prediksi dan
kreativitas dalam sistem pendidikan mencoba-coba. Pembelajaran bertanya
disebutkan pada kurikulum berbasis dan memecahkan masalah merupakan
kompetensi bahwa untuk menghadapi pangkal dari sikap kreatif siswa yang
tantangan perkembangan IPTEK dan menunjukkan bahwa siswa memiliki
informasi diperlukan sumber daya yang kemampuan berkreasi dan berkarya cipta (
memiliki keterampilan tinggi yang Eggen dan Kauchac dalam Siswono,
melibatkan pemikiran kritis, sistematis, 1999).
logis, kreatif dan kemampuan bekerja sama Kemampuan siswa untuk mengingat
yang efektif. Kreativitas adalah hasil dari kembali pelajaran yang telah dipelajari
pemikiran kreatif, oleh karena itu sebelumnya yang berkenaan dengan suatu
hendaknya sistem pendidikan dapat masalah yang diukur melalui kecepatan
merangsang pemikiran logis dan untuk mengingat kembali pelajaran yang
penalaran. Dari sini dapat diprediksi bahwa dikuasai, keakuratan memiliki kreativitas,
kreativitas menentukan hasil belajar. ketajaman membedakan konsep-konsep
Salah satu cara yang dapat ditempuh serta ketelitian dalam memecahkan
dalam pembelajaran fisika agar mutu masalah sangat penting dilatihkan kepada
pembelajaran dapat ditingkatkan adalah siswa.
dengan mengintensifkan pengembangan Pendekatan Contextual Teaching And
kemampuan siswa dalam memecahkan Learning ( CTL ) salah satu cara yang
masalah fisika sebagai pemeriksaan hasil dapat diaplikasikan dalam proses belajar
belajar melalui proses-proses sains dengan mengajar untuk mengetahui seberapa
menggunakan metode ilmiah atau metode cepatkah anak itu dapat menangkap suatu
keilmuan yang merupakan prosedur untuk materi. Dengan CTL, siswa akan
mendapatkan ilmu. dihadapkan pada materi ajar sekaligus
Dengan pengembangan pemecahan dihadapkan pada peristiwa alam yang
masalah melalui proses-proses sains, siswa berhubungan dengan konten materi ajar

Dwi Sambada 38
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 2 No 2, Desember 2012
ISSN: 2087-9946
tersebut. Didalam CTL, siswa diajak untuk kebebasan yang bertanggung jawab.
menikmati kegiatan belajarnya dengan Dimulai dengan pendidikan dalam
memenuhi rasa keingintahuan mereka. keluarga dan dilanjutkan dengan
Fisika sebagai salah satu disiplin ilmu pendidikan formal di sekolah dasar,
merupakan bagian dari Natural Science menengah dan perguruan tinggi. Semuanya
disusun berdasarkan fakta, fenomena- harus secara konsisten diprogramkan untuk
fenomena dalam hasil pemikiran dan hasil meningkatkan sifat kreatif dan inovatif
eksperimen yang telah dilakukan para ahli masyarakat secara luas (Benyamin
Fisika. Fisika tidak hanya ditandai oleh Setiawan dalam sepuluh tokoh kreativitas,
adanya kumpulan fakta atau produk saja 2001).
melainkan juga ditandai munculnya Pada umumnya apabila seseorang
metode dan sikap ilmiah. Fisika menjumpai suatu masalah, maka orang
menerangkan gejala-gejala alam seseder- tersebut akan merasa risau. Menurut John
hana mungkin dan berusaha menemukan Dewey memecahan masalah itu
hubungan antara kenyataan-kenyataan. berlangsung sebagai berikut “individu
Persyaratan dasar untuk pemecahan menyadari masalah bila ia dihadapkan
persoalannya ialah mengamati gejala- kepada situasi keraguan dan kekaburan
gejala tersebut. sehingga merasakan adanya semacam
Pendidikan fisika menekankan pada kesulitan” Hal ini disebabkan karena
pemberian pengalaman langsung untuk masalah tersebut pada dasarnya adalah
mengembangkan kompetensi agar siswa mengganggu. Oleh karena itu adanya suatu
mampu menjelajahi dan memahami alam masalah perlu dipecahkan atau
sekitar secara ilmiah. Pendidikan fisika menyelesaikan, supaya tidak terdapat lagi
diarahkan untuk “mencari tahu” dan masalah itu sehingga tidak menganggu.
“berbuat” sehingga dapat membantu siswa Semua belajar adalah pemecahan masalah,
untuk memperoleh pemahaman yang lebih sedang pemecahan masalah adalah
mendalam tentang alam sekitar. sejumlah tugas yang agak kompleks yang
Kreativitas dapat berkembang dengan telah diidentifikasi sebagai suatu nama lain
baik jika dimulai dengan pendididkan di (dalam Fatichatunnaiyirah), Orang lain
rumah. Orang tua harus memberikan memberi batasan terhadap pemecahan
kesempatan kepada anak untuk masalah sebagai sesuatu yang lebih
mengembangkan daya imajinasinya dan komplek, yang mana para individu harus
merangsang untuk bertanya, mengarah pada suatu tujuan yang tidak
memperlihatkan keajaiban dunia dan gampang atau tidak segera dapat dicapai.
kehebatan alam (Benyamin Setiawan Jadi dapat disimpulkan bahwa
dalam sepuluh tokoh kreativitas, 2001). Di pemecahan masalah dapat diartikan
sekolah mereka diberi kesempatan untuk sebagai proses menghilangkan masalah
melakukan eksperimen, dunia di sekeliling yang ada, dimana didalamnya terdapat
mereka. Anak-anak dibiasakan mencari hubungan atau konsep-konsep yang
literatur dari ensiklopedi maupun internet, diperolehnya dalam memecahkan masalah
sehingga dari kecil sudah terbiasa Pemecahan masalah fisika adalah suatu
mempunyai inisiatif memecahkan masalah metode penyelesaian terhadap sejumlah
yang akan mereka hadapi semasa hidup. tugas yang berkaitan dengan fisika,
Siswa diberi kesempatan untuk belajar sedangkan kemampuan memecahkan
berpikir secara independen dan masalah dalam pelajaran fisika adalah
memecahkan masalah dengan meng- kemampuan menggunakan suatu metode
gunakan logika. untuk menyelesaikan sejumlah tugas dalam
Jadi bila kreativitas dan inovasi di pelajaran fisika.
masyarakat ingin berkembang maka perlu
diciptakan lingkungan yang menghargai

Dwi Sambada 39
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 2 No 2, Desember 2012
ISSN: 2087-9946
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dan kemampuan pemecahan masalah-
maka pertanyaan penelitian yang akan masalah fisika.
dijawab dalam penelitian ini adalah:
 Apakah terdapat pengaruh positif antara 2. Metode Penelitian
kreativitas siswa terhadap kemampuan Penelitian ini mencari hubungan antara
memecahkan masalah fisika pokok kreativitas dengan kemampuan
bahasan optic fisis dalam pembelajaran memecahkan masalah fisika pokok
kontekstual pada siswa kelas XI-A bahasan optic fisis, yang termasuk jenis
SMA 3 Jombang? penelitian korelasional. Tujuan penelitian
 Bagaimana peranan kreativitas siswa korelasional adalah untuk mengetahui
terhadap kemampuan memecahkan sejauh mana variasi-variasi pada suatu
masalah dalam pelajaran fisika dalam faktor berkaitan dengan variasi-variasi
pembelajaran yang kontekstual?. pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pada koefisien korelasi.
ini adalah: Populasi dalam penelitian ini adalah
 Untuk mendeskripsikan peranan siswa kelas XI SMA 3 Jombang.
kreativitas siswa terhadap kemampuan Penelitian ini mengambil sampel kelas XI-
memecahkan masalah fisika pada A dengan jumlah siswa 40 siswa.
pokok pembiasan optic fisis dalam Variabel bebas dalam penelitian ini
pembelajaran kontekstual. adalah hasil tes kreativitas siswa. Variabel
 Untuk mendeskripsikan tingkat terikat dalam penelitian ini adalah hasil tes
kreativitas dan kemampuan kemampuan memecahkan masalah pokok
memecahkan masalah pada pokok bahasan optic fisis.
bahasan optic fisis yang dimiliki siswa Instrumen Penelitian yang digunakan
SMA 3 Jombang. adalah tes kreativitas dan tes kemampuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memecahkan masalah. Pada instrument
digunakan sebagai bahan pertimbangan dilakukan tindakan melakukan analisis
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan
fisika yang meningkatkan kreativitas siswa daya beda. Aspek yang diamati dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Aspek Tes Kreativitas


No. Aspek No. Aspek
1. Kelancaran. 10. Mencari jawaban-jawaban yang
2. Keluwesan. memuaskan dan komprehensif
3. Keaslian. 11. Bergairah, aktif dan dedikasi dalam
4. Kepekaan. melakukan tugas-tugasnya
5. Hasrat ingin mengetahui. 12. Berfikir fleksibel
6. Bersikap terbuka terhadap 13. Menanggapi pertanyaan-pertanyaan
pengalaman baru. dan kebiasaan untuk memberikan
7. Panjang akal. jawaban lebih banyak
8. Keinginan untuk menemukan 14. Kemampuan membuat analisis dan
dan meneliti. sintesis.
9. Cenderung lebih suka untuk 15. Kemampuan membentuk abstraksi
melakukan tugas-tugas yang 16. Memiliki semangat inkuiri.
berat. 17. Keleluasaan dalam latar belakang
kemampuan membaca.

Dwi Sambada 40
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 2 No 2, Desember 2012
ISSN: 2087-9946
Pengukuran terhadap kemampuan digunakan adalah korelasi. Adapun
berfikir kreatif dalam pelajaran Fisika langkah-langkah yang digunakan sebagai
pokok bahasan optic fisis dilakukan berikut: Uji Normalitas, Analisis Regresi,
dengan tes kreativitas. Pengukuran Analisis Korelasi.
terhadap pemecahan masalah fisika pokok
bahasan optic fisis dilakukan dengan tes 3. Hasil dan Pembahasan
kemampuan memecahkan masalah. Tes 3.1 Uji Normalitas
kemampuan memecahkan masalah Untuk mengetahui pola sebaran sampel
merupakan tes hasil belajar yang dilakukan uji normalitas terhadap data
penguasaannya berdasarkan pada tujuan yang diperoleh dari tes kreativitas dan tes
pembelajaran fisika pokok bahasan optic kemampuan memecahkan masalah.
fisis. Dengan menggunakan uji normalitas,
Berdasarkan jenis data yang untuk data kreativitas (Xi) dan data
dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu kemampuan memecahkan masalah (Yi)
data kuantitatif, maka digunakan analisis diperoleh hasil sebagai berikut:
statistik dan analisis statistik yang

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Chi-Kuadrat


No. Variabel p dk X2 hit X2 Tabel
1. Kreativitas 0,05 3 7,11 7,81
2. Kemampuan 0,05 3 7,49 7,81
memecahkan
masalah

Oleh karena harga X2 penelitian lebih kecil Analisis uji linieritas variabel kreativitas
dari harga X2 yang diperoleh dari tabel dengan kemampuan memecahkan masalah
berarti Ho diterima, sehingga dapat fisika pokok bahasan optic fisis dalam
disimpulkan bahwa data berasal dari penelitian ini menggunakan analisis
sampel yang berdistribusi normal. varians. Hasil perhitungan statistik ini
3.2 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Uji disajikan dalam tabel 3 berikut ini.
Kelinieran Regresi

Tabel 3. Rekapitulasi Analisis Varians Garis Regresi


Sumber varians dk Jk KT F
Total 40 177153 177153
Regresi ( a ) 1 170694,22 170694,22
Regresi ( b/a ) 1 6141,78 6141,78 736,42
Residu 38 316,995 8,34
Tuna Cocok 10 120,295 120,295 1,71
Kekeliruan 28 196,7 7,025

Tabel 3 di atas dapat digunakan untuk variabel kreativitas (Xi) dengan variabel
menguji signifikansi persamaan garis kemampuan memecahkan masalah (Yi)
regresi linier dan uji linieritas antara dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Korelasi Linier


dk dk
Variabel F hitung Ftabel Kriteria
pembilang penyebut
Xi dan
10 28 1,71 2,19 linier
Yi

Dwi Sambada 41
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 2 No 2, Desember 2012
ISSN: 2087-9946

Berdasarkan tabel 4 di atas memberikan Untuk menguji hipotesis yang menyatakan


gambaran bahwa F hit =1,71 lebih kecil dari terdapat hubungan positif secara signifikan
F tab =2,19 (F hit < F tab), sehingga dapat antara kreativitas dengan kemampuan
disimpulkan antara variabel kreativitas memecahkan masalah fisika ditunjukkan
dengan variabel kemampuan memecahkan dengan analisis korelasi dan regresi linier
masalah pokok bahasan optic fisis sederhana. Dari daftar nilai tes, dengan n =
berkorelasi linier pada taraf signifikan  = 40 dapat diperoleh harga-harga yang
0,05. diperlukan dalam menentukan koefisien
Menentukan Koefisien Persamaan Regresi persamaan garis regresi, yaitu:

Tabel 5. Jumlah keseluruhan variabel X dan Y


 Xi  Yi  X i2 Y i 2  X iY i
2675 2613 187375 177153 181970

Apabila harga-harga tersebut dimasukkan Fisika siswa. Misalnya, jika diketahui nilai
dalam persamaan garis regresi Y atas X : kreativitas siswa sebesar 80, maka nilai
^ kemampuan memecahkan masalah fisika
Y  a  bX , maka didapatkan : siswa yang akan diperoleh adalah 75,29
^
Y  8,37  0,85 X . Model persamaan dan demikian pula sebaliknya.
3.3 Korelasi Proses Belajar Mengajar
regresi linier antara variabel X dan variabel
^
dalam Pembelajaran Kontekstual
Y, di atas yaitu Y  8,37  0,85 X . Pengamatan aktivitas siswa dilakukan
Model pesamaan regresi linier ini dapat setiap pertemuan terhadap empat
digunakan untuk menentukan kemampuan kelompok yang dipilih secara acak dan
memecahkan masalah fisika siswa , jika dianggap mewakili siswa dalam kelas
diketahui kreativitas yang dimiliki siswa tersebut. Hasil rekapitulasi pengamatan
tersebut. Sebaliknya, jika diketahui tingkat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan
kraetivitas siswa akan dapat diperkirakan pembelajaran yang diseting pembelajaran
tingkat kemampuan memecahkan masalah kontekstual disajikan pada tabel 6.

Tabel 6. Persentase Aktivitas siswa dalam pembelajaran kontekstual


Persentase aktivitas
No (%) siswa pada
Aktivitas Yang diamati
. pertemuan
I II
1 Konstruktivisme ( Constructivism ) 29,44 10,5
2 Menemukan ( Inquiry ) 12,5 21,11
3 Bertanya ( Questioning ) 16,66 16,94
4 Masyarakat belajar ( Learning Community ) 12,5 21,38
5 Pemodelan ( Modelling ) 11,66 11,66
6 Refleksi ( Reflection ) 8,33 8,33
7 Penilaian Authentik ( Authentic Assessment ) 8,61 8,61

3.4 Pengaruh kreativitas siswa terhadap kreativitas siswa berkorelasi positif dengan
kemampuan memecahkan masalah kemampuan memecahkan masalah fisika
fisika pokok bahasan optik fisis. Karena harga
Berdasarkan hasil perhitungan pada koefisien korelasi yang diperoleh apabila
bagian sebelumnya terlihat bahwa dikonsultasikan dengan harga kritik r tabel

Dwi Sambada 42
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 2 No 2, Desember 2012
ISSN: 2087-9946
product moment ternyata harga r hitung jauh dijadikan sebagai suatu jalan alternatif
lebih besar. Sebab dari tabel diperoleh yang lebih berpihak dan memberdayakan
harga titik kritik rtabel = 0,312 pada taraf siswa.
signifikansi dengan n = 40, sedangkan r Sehubungan dengan rumusan masalah,
hitung = 0,752(rhit > rtabel). Dapat disimpulkan dalam pembelajaran kontekstual
harga r hitung di atas signifikan, dan diharapkan berdampak positif terhadap
berdasarkan analisis data dapat kreativitas dan kemampuan memecahkan
disimpulkan bahwa hipotesis penelitian masalah. Langkah-langkah yang
diterima berarti, ada korelasi antara diterapkan dalam penyetingan kontekstual
kreativitas dengan kemampuan (CTL) selama proses belajar mengajar
memecahkan masalah fisika pokok adalah berdasarkan 7 komponen pokok.
bahasan optik fisis. Sesuai dengan kriteria Dalam penyetingan terdapat penilaian
interpretasi tingkat korelasi, r = 0,752 terhadap aktivitas siswa yang didasarkan
terletak pada interval 0,800 – 1,000 yang pada tujuh komponen utama.
berarti tingkat kuat. Dari tabel 6 di atas terlihat bahwa aspek
Besar hubungan ditentukan oleh konstruktivis mengalami penurunan
koefisien determinasi r2 = 0,9525 atau sementara keenam aspek selebihnya
sebesar 95,25 %, yaitu bahwa mengalami kenaikan. Pada aktivitas aspek
meningkatnya atau menurunnya konstruktivis mengalami penurunan 18,94
kemampuan memecahkan masalah 95,25 % dari pertemuan pertama sementara
% dapat dijelaskan oleh tingginya mengalami kenaikan dari pertemuan
kreativitas siswa melalui hubungan linier pertama 8,61 % untuk aspek menemukan,
^ 0,28 % untuk aspek bertanya, 8,88 %
yang persamaannya Y  8,37  0,85 X . untuk aspek masyarakat belajar, sementara
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan persentase untuk
kira-kira 95,25% variasi kemampuan aspek refleksi, pemodelan dan penilaian
memecahkan masalah dalam pelajaran authentik. Setelah dikonsultasikan pada
fisika pokok bahasan optik fisis yang kedua pengamat terdapat beberapa faktor
dimiliki siswa SMA 3 Jombang dapat yang memungkinkan adanya penurunan
ditunjukkan oleh kreativitas mereka dan persentase dari aktivitas aspek
sisanya ditentukan oleh keadaan lain. konstruktivis dan kenaikan dari aktivitas
Bertolak dari hasil penelitian yang telah ketiga aspek selebihnya.
diuraiakan, faktor potensi kreativitas dalam Khusus pada aktivitas aspek
pelajaran fisika harus terus ditingkatkan. konstruktivisme siswa cukup antusias
Usaha peningkatan mutu pendidikan fisika untuk menerima materi baru, aktivitas
perlu diarahkan agar potensi ini membaca masih mendominasi pada
dikembangkan, sehingga mampu pertemuan pertama, hal ini dikarenakan
mendorong dan mempergunakan kualitas karena materi ajar yang baru dan siswa
berfikir siswa, misalnya mengembangkan belum begitu paham. Sementara pada
laboratorium alam dan mengembangkan pertemuan kedua aktivitas aspek
barang-barang bekas yang masih dapat konstruktivisme tidak banyak dilakukan
dimanfaatkan. oleh siswa, siswa cenderung lebih aktif
3.5 Pendeskripsian pembelajaran dalam dengan ketiga aktivitas aspek lainnya.
seting pembelajaran kontekstual Aktivitas aspek menemukan, bertanya,
Proses belajar mengajar akan lebih dan masyarakat belajar yang paling
menyenangkan dan lebih produktif apabila dominan pada pertemuan kedua, misalkan
dalam pembelajaran tidak selalu diisi saja aktivitas aspek menemukan, siswa
dengan ceramah, sementara siswa dipaksa dalam melakukan percobaan sangat
menerima dan menghafal. Pada penelitian antusias, Hal ini terjadi dimungkinkan
ini seting pembelajaran kontekstual karena rasa ingin tahu siswa sehubungan

Dwi Sambada 43
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 2 No 2, Desember 2012
ISSN: 2087-9946
dengan materi yang diajarkan cenderung puan memecahkan masalah, hal ini
lebih sulit, sehingga pertanyaan sering menunjukkan bahwa antara kedua variabel
diajukan para siswa baik antara siswa tersebut berbanding lurus dalam arah yang
dengan siswa maupun siswa dengan guru positif. Dalam penelitian ini terdapat dua
selaku peneliti. Percobaan yang cenderung kategori berdasarkan nilai yang diperoleh,
lebih sulit akan memancing kreativitas yaitu apabila nilai tes kreativitasnya dalam
siswa, dari sini nampak sekali aktivitas interval 1-50 maka dikategorikan
bertanya dan banyak refleksi-refleksi dari mempunyai kreativitas rendah namun
siswa sebagai respon siswa terhadap apabila nilai tes kreativitasnya dalam
kegiatan yang dilakukan. Sementara pada interval 51-100 maka dapat dikategorikan
aktivitas aspek pemodelan, dan penilaian mempunyai kreativitas tinggi demikian
authentik tidak ada peningkatan pula pada nilai kemampuan pemecahkan
persentase, hal ini terjadi karena siswa masalah. Berdasarkan hasil penelitian ini,
pada umunya akan mengikuti aktivitas terdapat 9 (sembilan) anak yang termasuk
guru dan setiap kelompok akan dalam kategori mempunyai kreativitas
mempresentasikan hasil percobaannya. rendah dan 31 (tiga puluh satu) anak
Dapat disimpulkan bahwa dari termasuk dalam kategori mempunyai
persentase yang dihasilkan, aktivitas siswa kreativitas tinggi, sementara pada
yang didasarkan pada tujuh komponen kemampuan pemecahan masalah terdapat 7
pembelajaran kontekstual cukup (tujuh) anak yang termasuk dalam kategori
memberikan dampak yang positif terhadap mempunyai kemampuan pemecahan
kreativitas anak dan kemampuan masalah rendah dan 33 (tiga puluh tiga)
memecahkan masalah. anak yang termasuk dalam kategori
3.6 Tingkat kreativitas siswa dan mempunyai kemampuan pemecaham
kemampuan memecahkan masalah masalah tinggi.
pada pokok bahasan optik fisis Pada tabel di bawah ini akan disajikan
Dalam pembahasan sebelumnya daftar nilai tes kreativitas siswa dalam
dipaparkan bahwa terdapat korelasi yang kategori rendah yang diikuti dengan nilai
positif antara kreativitas terhadap kemam- tes kemampuan memecahkan masalahnya.

Tabel 7. Daftar nilai tes kreativitas dan tes kemampuan


memecahkan masalah kategori rendah
Nilai
No. Kemampuan memecahkan
Kreativitas
masalah
1 35 39
2 40 43
3 40 49
4 45 49
5 50 49
6 50 49
7 50 49
8 50 53
9 50 53

Dari tabel di atas dibuat grafik antara kreativitas dengan kemampuan


hubungan yang menunjukkan bahwa memecahkan masalah.
terdapat nilai yang saling berhubungan

Dwi Sambada 44
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 2 No 2, Desember 2012
ISSN: 2087-9946

Grafik 1. Hubungan Kreativitas Terhadap


Kemampuan Memecahkan Masalah
55
53
51
49
47
45
43
41
39
37
35
siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9

kreativitas kemampuan memecahkan masalah

Grafik 1. Hubungan Kreativitas Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah


(kategori rendah)

Dari tabel 7 dan grafik 1 di atas mengarah pada strategi pemecahan


terdapat dua anak yang termasuk dalam masalah serta kurang memperinci dan
kategori rendah untuk aspek kreativitasnya merumuskan kebutuhan dalam mencari
namun termasuk dalam kategori tinggi informasi, sementara kemampuan
untuk aspek kemampuan memecahkan memecahkan masalah termasuk dalam
masalahnya, hal ini dapat terjadi karena kemampuan berfikir konvergen yang
beberapa faktor, faktor yang mendasar menuntut jawaban yang benar, siswa lebih
adalah dari anak itu sendiri, kita di tekankan pada ketrampilan berfikir atau
mengetahui bahwa kreativitas itu termasuk kognitifnya, siswa pada aspek ini lebih
dalam kemampuan berfikir divergen ditekankan untuk memahami, mengingat,
dimana siswa cenderung bebas ataupun menghafal agar jawaban selalu
mengemukakan jawaban sesuai dengan benar dengan kenyataan. Dari sini kita
pendapatnya, pada instrumen tes dapat mengetahui bahwa tidak semua anak
kreativitas, peneliti sengaja membuat dua yang mempunyai tingkat kreativitas rendah
kategori pertanyaan yaitu pertanyaan maka akan rendah pula tingkat
positif (favourable) dan pertanyaan negatif kemampuan memecahkan masalahnya,
(unfavourable), jika pertanyaan positif begitu juga dengan siswa yang mempunyai
direspon dengan pernyataan positif maka tingkat kreativitas tinggi belum tentu
dapat diidentifikasi bahwa siswa mempunyai tingkat kemampuan
mempunyai kreativitas tinggi begitu juga memecahkan masalahnya yang tinggi pula.
sebaliknya, hal ini mungkin juga Sementara nilai yang termasuk dalam
berpengaruh pada kemampuan berfikir kategori mempunyai kreativitas tinggi
divergen siswa pada saat mengisi tes yang diikuti dengan nilai kemampuan
kreativitas, siswa kurang memper- memecahkan masalahnya disajikan pada
timbangan altenatif jawaban yang lebih tabel 8 di bawah ini.

Dwi Sambada 45
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 2 No 2, Desember 2012
ISSN: 2087-9946
Tabel 8. Daftar nilai tes kreativitas dan tes kemampuan memecahkan
masalah kategori tinggi
Nilai
No.
Kreativitas Kemampuan memecahkan masalah
1 55 53
2 60 59
3 60 59
4 60 59
5 60 59
6 60 59
7 60 59
8 65 64
9 70 64
10 70 64
11 70 64
12 70 64
13 70 64
14 70 70
15 70 70
16 70 70
17 75 70
18 75 70
19 80 70
20 80 73
21 80 79
22 80 79
23 80 79
24 80 79
25 80 79
26 80 79
27 80 79
28 85 79
29 90 88
30 90 88
31 90 88

Grafik 2 Hubungan Kreativitas Terhadap Kemampuan


Memecahkan Masalah

93

88
83

78
73

68
63

58
53
siswa 10 siswa 12 siswa 14 siswa 16 siswa 18 siswa 20 siswa 22 siswa 24 siswa 26 siswa 28 siswa 30 siswa 32 siswa 34 siswa 36 siswa 38 siswa 40

Kreativitas kemampuan memecahkan masalah

Dwi Sambada 46
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 2 No 2, Desember 2012
ISSN: 2087-9946
Kesimpulannya berdasarkan tabel 8 lingkungan dan membawa siswa lebih
diketahui bahwa terdapat dua anak yang percaya diri yang akhirnya dapat
termasuk dalam kategori rendah untuk mendorong timbulnya kreativitas anak
kreativitasnya namun dua anak tersebut serta memberikan pengaruh positif
termasuk dalam kategori tinggi untuk terhadap kemampuan memecahkan
kemampuan memecahkan masalahnya, masalah.
namun hal ini tidak berdapak negatif,
karena nilainya saling berhubungan. Daftar Pustaka
Secara keseluruhan apabila di [1] Arikunto, Suharsimi. 1990. Dasar-
konsultasikan dengan grafik 1 yaitu grafik Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
regresi linier, maka nilai-nilai tersebut Bina Aksara.
terdapat korelasi. Artinya titik titik yang [2] Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur
merupakan garis lurus menyudut, Penelitian (Suatu Pendekatan).
menunjukkan adanya korelasi positif dan Jakarta: Bina Reneka Cipta.
ada hubungan yang erat antara kedua [3] Abdullah, Mikrajudin. 2004. Sains
variabel yang dikorelasikan. Fisika SMA untuk kelas XI. Jakarta:
Erlangga
4. Penutup [4] AS. Munandar dkk. 1990. Memupuk
4.1 Simpulan Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah
Berdasarkan pengujian hipotesis dan Menengah. Jakarta: Gramedia.
analisis data penelitian, maka dalam [5] Coleman, Hammen. 1985. On The Role
penelitian ini dapat mengambil suatu Of Creative Thinking in Problem
kesimpulan sebagai berikut: Posing. Englewood Clifft New Jersey:
Terdapat pengaruh positif antara Prentice Hall, Inc
kreativitas siswa terhadap kemampuan [6] Fatichatunnaiyirah. 2004. Identifikasi
memecahkan masalah fisika pokok Proses Berpikir Kreatif Siswa
bahasan optik fisis pada siswa kelas XI-A Menggunakan Model Wallas Dalam
SMA 3 Jombang yaitu diperoleh korelasi r Pengajuan Masalah Matematika
sebesar 0,752 dan persamaan garis regresi Dengan Informasi Berupa Teks Di
^ kelas I-A SMPN 26 Surabaya. Skripsi
linier Y  8,37  0,85 X tidak dipublikasikan. Surabaya:
Tingkat kreativitas siswa memberikan Unmuh
peranan yang nyata terhadap kemampuan [7] Morgan, Guilford T.et. al. 1986.
memecahkan masalah dalam pelajaran Introduction to Educational
fisika dan proses belajar mengajar dalam Psychologi. 7 th ed. St Paul: Wset
seting pembelajaran kontekstual sangat Publ. Co
membantu untuk mengetahui kreativitas [8] Munandar, S.C.U. 1987.
siswa. Mengembangkan Bakat Dan
4.2 Saran Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta:
Dengan memperhatikan hasil penelitian Gramedia
di atas, agar kegiatan belajar fisika lebih [9] ……….2002. Kreativitas dan
baik, efektif dan diminati oleh siswa, maka Keterbakatan Strategi Mewujudkan
saran yang dapat diberikan dalam rangka Potensi Kreativitas Dan Bakat.
ikut serta mendukung salah satu usaha Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
untuk meningkatkan hasil belajar siswa [10]Pengalaman Sepuluh Tokoh
adalah dapatnya dikembangkan kreativitas Kreativitas Indonesia, 2001.
siswa dengan pengembangan laboratorium Mengembangkan Kreativitas. Jakarta:
dalam proses belajar mengajar, sehingga Pustaka Popular Obor.
dapat tercipta komunikasi dengan

Dwi Sambada 47

Anda mungkin juga menyukai