Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

1. AHMAD LUPITO
2. ENDANG HARIYANTI
3. FITRA ARDIANSYAH
4. LARASATI
5. NENSY MEGAWATI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA

PRODI S1 KEPERAWATAN

TAHUN 2019-2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, dimana atas segala rahmat dan
izin-nya, kami dapat menyelesaikan makalah tentang sistem Kardiovaskuler
Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi
semesta alam Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga
akhir zaman.
Alhamdulillah, kami dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan didalam makalah ini.
Untuk itu kami berharap adanyakritik dan saran yang membangun guna
keberhasilan penulisan yang akan datang.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu hingga terselesainya makalah ini semoga segala upaya yang
telah dicurahkanmendapat berkah dari Allah SWT. Aamiin.

Prabumulih ,25 Oktober 2019

Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi baru lahir atau neonatus adalah manusia yang memiliki rentang
umur 0 – 28 hari. Bayi yang baru keluar dari Rahim seorang ibu, memiliki
resiko yang tinggi terhadap paparan lingkungan yang baru di
rasakannya.Fungsi fisiologis dari bayi perlu waktu untuk dapat beradaptasi
dengan lingkungan baru tersebut.Banyak kasus kematian bayi terjadi pada
umur ini karena kegagalan dari bayi untuk beradaptasi dengan lingkungan.

Adaptasi lingkungan bayi dipengaruhi oleh banyak factor.Kesehatan


ibu, perawatan saat ibu hamil, perawatan saat bayi baru lahir mempengaruhi
keadaan selanjutnya dari bayi.

Untuk itu, seorang perawat hendaknya dapat mengerti tentang bayi


baru lahir.Sehingga dapat merawat bayi dengan baik dan menurunkan angka
kematian dan kecacatan pada bayi.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang nyata


dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan menggunakan
metode pendekatan proses keperawatan secara komprehensif.

2. Tujuan khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada klien


b. Mampu melaksanakan analisa data yang di dapat dari pengkajian
c. Mampu membuat diagnose keperawatan dari analisa data
d. Mampu membuat rencana tindakan keperawatan
e. Mampu mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Neonatus (bayi baru lahir) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4
minggu lahir biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu (Wong, D,L, 2003).
Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat
badan 2.500-4.000 gram (Vivian, N. L. D, 2010).
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi
tersebut selama jam pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi baru lahir
akan menunjukkan usaha napas pernapasan spontan dengan sedikit bantuan
atau gangguan (prawiroharjo, S, 2002).
Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan
keperawatan yang diberikan pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran
dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri kekehidupan ekstra
uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-4.000 gram.

B. Adaptasi fisiologi

Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:

1. Sistem pernapasan

Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui


plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah
tali pusat dipotong). Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah
akibat adanya tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir,
penurunan tekanan oksigen dan peningkatan karbondioksida merangsang
kemoreseptor pada sinus karotis. Usaha bayi pertama kali untuk
mempertahankan tekanan alveoli adanya surfaktan adalah menarik nafas,
mengeluarkan dengan menjerit sehingga oksigen tertahan di dalam. Fungsi
surfaktan untuk mempertahankan ketegangan alveoli.
Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada neonatus
biasanya pernapasan diafragma dan abdominal. Sedangkan respirasi
setelah beberapa saat kelahiran yaitu 30 – 60 x / menit.

2. Jantung dan Sirkulasi Darah

Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal
dari plasenta masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis,
sebagian besar masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan vena
sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan
sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan dialirkan ke plasenta melalui
umbilikalis, demikian seterusnya.

Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat,


dengan demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil
dan darah mengalir ke paru-paru, dengan demikian duktus botali tidak
berfungsi lagi, foramen ovale akan tertutup. Penutupan foramen ovale
terjadi karena pemotongan tali pusat.

3. Saluran Pencernaan

Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin


telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorpsi
air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum
air ketuban dapat dibuktikan dengan adanya mekonium (zat yang berwarna
hitam kehijauan). Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya
dikeluarkan dalam 24 jam pertama.

4. Hepar

Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam


metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar,
setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga
sudah disimpan dalam hepar.

Fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam


keadaan imatur (belum matang). Hal ini dibuktikan dengan
ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan bekas penghancuran darah
dari peredaran darah. Enzim hepar belum aktif benar pada neonatus,
misalnya enzim UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoronide Transferase) dan
enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase) yang berfungsi dalam
sintesis bilirubin sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala
ikterus fisiologis.

5. Metabolisme

Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat


dan pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi
tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir
diambil dari hasil metabolisme lemak sehingga kadar gula darah dapat
mencapai 120 mg/100 ml.

6. Produksi Panas

Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan


penyesuaian suhu terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis)
yaitu dengan pembakaran “Brown Fat” (lemak coklat) yang memberikan
lebih banyak energi daripada lemak biasa. Cara penghilangan tubuh dapat
melalui konveksi aliran panas mengalir dari permukaan tubuh ke udara
sekeliling yang lebih dingin. Radiasi yaitu kehilangan panas dari
permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin tanpa kontak
secara langsung. Evaporasi yaitu perubahan cairan menjadi uap seperti
yang terjadi jika air keluar dari paru-paru dan kulit sebagai uap dan
konduksi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan
benda yang lebih dingin dengan kontak secara langsung.
7. Kelenjar Endoktrin

Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada


waktu bayi baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi
misalkan pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid perempuan.
Kelenjar tiroid sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir dan mulai
berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.

8. Keseimbangan Air dan Ginjal

Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar
natrium relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa
ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah
nefron matur belum sebanyak orang dewasa dan ada ketidakseimbangan
antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal, renal
blood flow (aliran darah ginjal) pada neonatus relatif kurang bila
dibandingkan dengan orang dewasa.

9. Susunan Saraf

Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka


dapat dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan.
Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan empat bulan.
Sedangkan gerakan menghisap baru terjadi pada kehamilan enam bulan.

Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot


menjadi lebih sempurna. Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu
dapat hidup diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat
sensitif terhadap cahaya.

10. Imunologi

Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada


kehamilan 2 bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi
dilahirkan. Khususnya pada traktus respiratoris kelenjar liur sesuai dengan
bakteri dapat alat pencernaan, imunoglobolin G dibentuk banyak dalam
bulan kedua setelah bayi dilahirkan. Ig A, Ig D dan Ig E diproduksi secara
lebih bertahap dan kadar maksimum tidak dicapai sampai pada masa
kanak-kanak dini. Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif dari
kolostrum dan ASI.

11. Sistem Integumen

Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas, semua
struktur kulit ada pada saat lahir tetapi tidak matur. Epidermis dan dermis
tidak terikat dengan erat dan sangat tipis, vernik keseosa juga bersatu
dengan epidermis dan bertindak sebagai tutup pelindung dan warna kulit
bayi berwarna merah muda.

12. Sistem Hematopoiesis.

Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM dan Leukosit lebih
tinggi dari nilai normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir 14,5 – 22,5 gr/dl,
Ht 44 – 72%, SDM 5 – 7,5 juta/mm3 dan Leukosit sekitar 18000/mm3.
Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb janin. Presentasi Hb
janin menurun sampai 55% pada minggu kelima dan 5% pada minggu ke
20.

13. Sistem Skelet

Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh


secara keseluruhan. Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat
panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai. Wajah
relatif kecil terhadap ukuran tengkorak yang jika dibandingkan lebih besar
dan berat. Ukuran dan bentuk kranium dapat mengalami distorsi akibat
molase.
Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit
disatukan sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung. Saat baru
lahir tidak terlihat lengkungan pada telapak kaki. Ekstremitas harys
simetris, terdapat kuku jari tangan dan kaki, garis-garis telapak tangan dan
sudah terlihat pada bayi cukup bulan.

D. Penatalaksanaan medis

1. Tes Diagnostik

a. Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm3, neutrofil meningkat sampai


23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).

b. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan


anemia atau hemolisis berlebihan).

c. Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih


menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau
hemoragi prenatal/perinatal).

d. Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar 8mg/dl
1-2 hari dan 12mg/dl pada 3-5 hari.

e. Golongan darah RH.

2. Terapi

a. Non Farmakologi

1) Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan menit kelima
setelah dilahirkan)

2) Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu aksila

3) Penimbangan BB setiap hari


4) Jadwal menyusui

5) Higiene dan perawatan tali pusat

b. Farmakologi

1) Suction dan oksigen

2) Vitamin K

3) Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%, perak
nitral atau neosporin).

4) Vaksinasi hepatitis B

Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk semua bayi. Tempat


yang biasa dipakai untuk menyuntikkan obat ini pada bayi baru lahir
adalah muskulus vastus lateralis.

(Bobak, M Irene, 2005)

E. Asuhan keperawatan

1. Pengkajian

a. Aktivitas/Istirahat

Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi
koma saat tidur ; meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan
gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.

b. Pernapasan dan Peredaran Darah

Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai


status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan
peredaran darah dapat digunakan metode APGAR Score. Namun secara
praktis dapat dilihat dari frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta
wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi denyut jantung bayi
normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam pertama setelah
kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit (tidur) sampai 180
kali/menit (menangis).

Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna


ekstremitas, wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan. Tekanan
darah sistolik bayi baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42,
tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama bulan pertama
kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering menurun (sekitar 15
mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak
biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.

c. Suhu Tubuh

Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-370C.


Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.

d. Kulit

Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat
dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan
selangkangan. Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwarna putih
kekuningan terutama di daerah lipatan dan bahu yang disebut verniks
kaseosa.

e. Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas

Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan


jumlah atau tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung
rambut sampai ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
f. Tali Pusat

Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan
tali pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan di
sekitarnya.

g. Refleks

Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :

1) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang


mengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.

2) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan


dirangsang akan memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar
graps, bila telapak kaki dirangsang akan memberi reaksi.

3) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang


datang atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.

4) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh


kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari puting susu.

5) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam


mulut bayi akan membuat gerakan menghisap.

h. Berat Badan

Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis.
Namun harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan
lahir. Berat badan lahir normal adalah 2500 sampai 4000 gram.
i. Mekonium

Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap
hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24
jam pertama.

j. Antropometri

Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas


dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala
fronto-occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mento
occipitalis 35cm. Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas
normal 10-11 cm. Panjang badan normal 48-50 cm.

k. Seksualitas

Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda


vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas
berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum
tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan refleks hisap tidak adekuat.
b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi dengan
lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.
c. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
(pemotongan tali pusat) tali pusat masih basah.
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya air
(IWL), keterbatasan masukan cairan.
e. Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang terpaparnya
informasi.
3. Perencanaan Keperawatan
a. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan refleks hisap tidak adekuat.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil:
1) Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir.
2) Intake dan output makanan seimbang.
3) Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
Rencana tindakan:
1) Timbang BB setiap hari.
2) Auskultasi bising usus, perhatikan adanya distensi abdomen.
3) Anjurkan ibu untuk menyusui pada payudara secara bergantian 5-10 menit.
4) Lakukan pemberian makanan tambahan.
5) Observasi bayi terhadap adanya indikasi masalah dalm pemberian
makanan (tersedak, menolak makanan, produksi mukosa meningkat).

b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi dengan


lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.
Tujuan: perubahan suhu tidak terjadi.
Kriteria:
1) Suhu tubuh normal 36-370 C.
2) Bebas dari tanda-tanda strees, dingin, tidak ada tremor, sianosis dan pucat.
Rencana tindakan:
1) Pertahankan suhu lingkungan.
2) Ukur suhu tubuh setiap 4 jam.
3) Mandikan bayi dengan air hangat secara tepat dan cepat untuk menjaga air
bayi tidak kedinginan.
4) Perhatikan tanda-tanda strees dingin dan distress pernapasan( tremor,
pucat, kulit dingin).
c. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
(pemotongan tali pusat) tali pusat masih basah.
Tujuan : infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil:
1) Bebas dari tanda-tanda infeksi.
2) TTV normal:S: 36-370C, N:70-100x/menit, RR: 40-60x/menit
3) Tali pusat mengering
Rencana tindakan :
1) Pertahankan teknik septic dan aseptic.
2) Lakukan perawatan tali pusat setiap hari setelah mandi satu kali
perhari.
3) Observasi tali pusat dan area sekitar kulit dari tanda-tanda infeksi.
4) Infeksi kulit setiap hati terhadap ruam atau kerusakan integritas kulit
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR (By Ny.A)

PENGKAJIAN
Tanggal dan waktu pengkajian : 24 Agustus 2019 pukul 13.28
WIB,Pengumpulan data dengan observasi secara langsung
Identitas Bayi
Nama : By Ny. A
Tanggal lahir/jam lahir : 24 Agustus 2019 /13.28 WIB
Jenis kelamin : Laki-laki

Identitas Orang Tua :


Nama ibu : Ny. A
Umur : 27 tahun
Alamat : karang raja Rt 17 / 17 Prabumulih
Pendidikan : SD
Kebangsaan :Indonesia
Pekerjaan : Swasta
Agama : islam

Nama Ayah : Tn. H


Umur : 32 tahun
Alamat : karang raja Rt 17 / 17 Prabumulih
Pendidikan : SD
Kebangsaan : Indonesia
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam

Riwayat kehamilan dan kelahiran

a) Intranatal
Bayi Ny.A lahir tanggal 24 Agustus 2019 pukul 13.28 WIB masa gestasi 40
minggu bayi dilahirkan secara spontan dibantu oleh dokter .

b) Post natal
APGAR score 9/10 jenis kelamin laki-laki, BB= 3270 gr, PB = 46cm, LK=35cm,
LD=32cm, tali pusat normal.
PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran : compos mentis


Keadaan umum : cukup baik

1.TTV
DJB : 130 x/mnt
Suhu : 36,5o C
Respirasi : 40 x/mnt

2.Kepala
Cepal hematoma : tidak ada
Caput succedenium : tidak ada
Molding : tidak ada
Rambut : tebal

3.Mata
Kesimetrisan : Simetris antara mata kanan dan kiri
Sklera : anikterik
Konjungtiva : ananemis

4.Hidung
Lubang hidung : Ada dan kedua lubang hidung simetris
Cuping hidung : tidak ada
Ronchi : ada
Cairan yg keluar : ada (lendir)
Bersin : ada

5.Mulut dan Lidah


Palatum mole : Normal
Palatum durum : Normal
Bibir : Normal dan lembab
Refleks hisap dan menelan :
-moro: reflek kejutan dibagian extermitas atas atau bawah (ada respon)
-graspy: ada reflek genggam extermitas atas dan bawah (ada reflek)
-stepping: menunjukan reflek seperti berjalan(ada)
-Rooting: menunjukan reflek seperti mencari putting susu(ada)
-sucking: menunjukan reflek hisap yang kuat(ada,tapi bayi masih malas
menghisap asi)

6.Telinga
Kesimetrisan : Simetris antara kiri dan kanan
Warna : Sama dengan kulit wajah
Daun telinga : ada
Lekuk telinga : ada
Cairan yang keluar : Tidak ada dan tidak ada lesi

7.Leher
Kelenjar Thyroid : Tidak ada
Kelenjar getah benin : Tidak ada

8.Dada
DJA : 130 x/mnt
Gerakan : normal

9.Mamae
Putting : ada
Areola : menyebar disekitar putting

10.Abdomen
Bentuk : simetris kiri dan kanan
Distensi : tidak ada
Benjolan : tidak ada
Bising usus : 4x/menit
Tali pusat : normal dan merah muda

11.Punggung,Pinggul,dan Bokong
Tonjolan punggung : Tidak ada
Lipatan bokong : Simetris
Warna kulit bokong : Merah

12.Genetalia
Kondisi : testis sudah turun dan scrotum tidak edema
Keluar cairan : tidak ada

13.Tangan
Pergerakan : Baik
Jari tangan kanan/kiri : Lengkap
Reflek menggenggam : ada

14.Kaki
Pergerakan : baik
Jari kaki kanan/kiri : Lengkap

15.Anus : mempunyai lubang anus


DATA FOKUS
DS:
Bayi Ny.A lahir tanggal 24 Agustus 2019 pukul 13.28 WIB masa gestasi 40
minggu bayi dilahirkan secara spontan dibantu oleh dokter

DO:
APGAR score 9/10 jenis kelamin laki-laki, BB= 3270 gr, PB = 46cm, LK=35cm,
LD=32cm, tali pusat normal.
Kesadaran : compos mentis,.Keadaan umum : cukup baik sucking: menunjukan
reflek hisap yang kuat(ada,namun bayi masih malas menghisap), DJB: 130
x/mnt,Suhu: 36,5 C,Respirasi: 40 x/mnt

ANALISIS DATA
No Data fokus Problem Etiologi
1 DS= Bayi Ny.A lahir Ketidakefektifan BBLsistem
tanggal 24 Agustus 2019 bersihan jalan napas
jam 13.28WIB masa respirasitekanan
gestasi 40 minggu sbayi rongga
dilahirkan secara
spontan dibantu oleh dadamerangsang saraf
dokter pernapasanpengeluaran
DO=keadaaan compos cairan paru
mentis
Ketidakefektifan
TTV=S=36,5 C
R=40x/menit bersihan jalan napas
N=130x/menit
UK=40 minggu
Ronchi di paru bagian
atas
Keluar lendir dari
hidung
2 DS= Bayi Ny.A lahir Resiko Perubahan BBL  perbedaan suhu
tanggal 24 Agustus 2019 suhu tubuh:
jam 13.28WIB masa hipotermi/hypertermi tubuh dalam perut ibu
gestasi 40 minggu bayi dan lingkungan
dilahirkan secara
spontan dibantu oleh luaradanya factor
dokter kondisi,radiasi dan

DO=keadaaan compos evaporasi Resiko


mentis terjadi perubahan
TTV=S=36,5 C
R=40x/menit suhutubuh
N=130x/menit
UK=40 minggu
3 Ds= Bayi Ny.A lahir Resiko pemenuhan BBL  refleks
tanggal 24 agustus 2019 nutrisi kurang dari
jam 13.28WIB masa kebutuhan tubuh menghisap (+) belum
gestasi 40 minggu bayi terlatih dan imaturitas
dilahirkan secara
spontan dibantu oleh saluran cerna intake
dokter dan output nutrisi 
Do=kesadaran compos
mentis Resiko terjadinya
BB=3270gram pemenuhan gangguan
PB=46cm LK=35cm
LD=32cm APGAR nutrisi
score9/10
Reflek hisap ada tapi
bayi masih malas untuk
mengisap asi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI


No Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi
Keperawatan
1 Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1) Kaji keefektifan pemberian
bersihan jalan napas tindakan oksigen dan perawatan
berhubungan dengan keperawatan yang lain
mucus berlebih selama 1X 24 jam
2) Auskultasi bagian dada
diharapkan
keefektifan jalan anterior dan posterior untuk
napas dengan KH mengetahui adanya
penurunan atau tidak
- Suara napas adanya ventilasi dan
yang bersih,tidak adanya bunyi tambahan
ada sianosis dan 3) Pantau status oksigen BBL
dyspnue
Jika SaO < 80%
- Menunjukan
jalan napas yang mengindikasikan adanya
paten ketidakefektifan jalan nafas
- Saturasi 02 4) Jelaskan pada BBL dan
dalam batas keluarga tentang
normal penggunaan peralatan: O2,
suction, inhalasi
5) Lakukan fisioterapi dada
sesuai kebutuhan
Kolaborasi: Berikan
udara/oksigen yang telah
dihumidifikasi

2 Resiko Perubahan Setelah dilakukan Mengatur temperature :


suhu tubuh: tindakan 1.Monitor temperatur klien
hipotermi/hypertermi keperawatan sampai stabil
yang berhubungan selama 3X 24 jam 2.Monitor nadi, pernafasan
dengan lingkungan diharapkan klien 3. Monitor warna kult
yang baru (udara terhindar dari 4. Monitor tanda dan gejala
luar) dan penurunan ketidak- hipotermi / hipertermi
jumlah lemak seimbangan suhu 5. Perhatikan keadekuatan
subcutan. tubuh dengan KH : intake cairan
Termoregulasi 6. Pertahankan panas suhu
Neonatus tubuh bayi (missal : segera
- Suhu 36,5-37,5˚ ganti pakaian jika basah)
C 7. Bungkus bayi dengan
- RR : 30-60 segera setelah lahir untuk
X/menit mencegah kehilangan panas
- HR 120-140 8. Jelaskan kepada keluarga
X/menit tanda dan gejala hipotermi /
- Warna kulit hipertermi
merah muda 9 Letakkan bayi setelah lahir
- Tidak ada distress di bawah lampu sorot /
respirasi sumber panas
- Hidrasi adekuat 10. Jelaskan kepada keluarga
- Tidak menggigil cara untuk mencegah
- Bayi tidak kehilangan panas / mencegah
letargi panas bayi berlebih
11 Tempatkan bayi di atas
kasur dan berikan selimut dan
ganti popok bila basah
3 Resiko pemenuhan Setelah dilakukan Pemenuhan Nutrisi Bayi
nutrisi kurang dari tindakan 1.Kaji kebutuhan nutrisi Bayi
kebutuhan tubuh keperawatan 2.Observasi intake dan output.
berhubungan dengan selama 3X 24 jam 3.Observasi reflek hisap dan
ketidakmampuan diharapkan menelan.
tubuh dalam pemenuhan nutrisi 4.Beri minum sesuai program
mencerna nutrisi bayi dapat 5.Monitor tanda-tanda
(imaturitas saluran terpenuhi intoleransi terhadap nutrisi
cerna). Dengan KH: parenteral.
-Reflek hisap dan 6.Kaji kesiapan ibu untuk
menelan baik menyusui.
-Muntah (-) 7.Timbang BB setiap hari.
-Kembung (-)
-BAB lancar
-Berat badan
meningkat 15 gr/hr
-Turgor elastis.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan BB lahir 2500 gr sampai 4000 gr.
Kehadiran seorang bayi sangat dinanti-nanti oleh sebuah keluarga,
apalagi bagi mereka yang baru membina rumah tangga, bayi dapat
memberikan suasana keharmonisan keluarga. Akan tetapi seorang bayi
masih rentah terhadap berbagai penyakit, hal itu bisa dikarenakan oleh
factor bayinya sendiri yang mempunyai kelainan, factor lingkungan atau
juga dari perawatan yang kurang baik ataupun berasal dari asupan nutrisi
yang kurang baik.
Maka dari itu perlu sekali kita mengetahui perawatan bayi terutama
bayi baru lahir, untuk perkembangannya kelak.

B. Saran
Dalam perawatan pada bayi baru lahir harus diperhatikan
semaksimal mungkin,karena bayi baru lahir masih rentah sekali terhadap
penyakit.
Diharapkan bagi para pembaca sudi kiranya untuk memberikan
kritikan yang membangun untuk memperbaiki penulisan dan isi makalah
ini.
DAFTA PUSTAKA

Jitowiyono, Sugeng, dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak.


Numed : Yogyakarta.

Wong, Donna L, dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. ECG: Jakarta.

Dochterman, J. M., dkk. 2004. Nursing Interventions Classification (NIC) (5th


ed.). Mosby Elseiver : America .

Moorhead, S, dkk. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC)(5th ed.). Mosby


Elseiver : United states of America.

Nanda Internasional, 2015. Diagnosa Keperawatan : definisi dan klasifikasi 2015-


2017 (10th ed.). ECG: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai