Anda di halaman 1dari 84

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Kesehatan Masyarakat Skripsi Sarjana

2018

Analisis Pelaksanaan Rujukan Pasien


Peserta Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) di Puskesmas Patumbak Tahun 2017

Tarigan, Regina Maria

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2821
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ANALISIS PELAKSANAAN RUJUKAN PASIEN PESERTA JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI PUSKESMAS PATUMBAK
DELI SERDANG TAHUN 2017

SKRIPSI

Oleh :

REGINA MARIA BR. TARIGAN


NIM. 131000278

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ANALISIS PELAKSANAAN RUJUKAN PASIEN PESERTA JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI PUSKESMAS PATUMBAK
DELI SERDANG TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

REGINA MARIA BR. TARIGAN


NIM. 131000278

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ANALISIS


PELAKSANAAN RUJUKAN PASIEN PESERTA JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL (JKN) DI PUSKESMAS PATUMBAK TAHUN 2017” ini beserta
seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap
menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemungkinan
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau
klaim dari pihak lain terhadap karya saya ini.

Medan, April 2018

Yang membuat pernyataan

Regina Maria Br. Tarigan

i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMANPENGESAHAN

Skripsi dengan Judul

ANALISIS PELAKSANAAN RUJUKAN PASIEN PESERTA JAMINAN


KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI PUSKESMAS PATUMBAK
TAHUN2017

Yang disiapkan dan dipertahankan oleh

REGINA MARIA BR. TARI GAN


NIM: 131000278

Disahkan oleh : Komisi


Pembimbing Skripsi

imbing I

Dr. Jua ita SE.M.Kes


NIP: 1 621223 199103 2 002

Medan, April 2018


Fakultas Keseha Masyarakat
a Utara

II

ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK

Sistem rujukan merupakan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas,


wewenang dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik
vertikal maupun horizontal. Sistem rujukan diselengarakan dengan tujuan
memberikan pelayanan kesehatan secara bermutu kepada masyarakat, sehingga
tujuan pelayanan tercapai. Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah
menganalisis bagaimana pelaksanaan sistem rujukan peserta Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) di Puskesmas Patumbak Tahun 2017.
Jenis penelitian menggunakan metode kualitatif untuk mendapatkan informasi
yang lebih mendalam tentang bagaimana sistem pelaksanaan rujukan dalam era
JKN di Puskesmas Patumbak, dengan menggunakan metode wawancara
mendalam dan observasi kepada para informan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Puskesmas Patumbak dalam memberikan
pelayanan kesehatan seperti pelaksanaan rujukan dalam era JKN masih belum
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sehingga mempengaruhi peningkatan
rujukan. SDM sudah sesuai dengan standar puskesmas, Fasilitas alat kesehatan di
Puskesmas Patumbak belum lengkap sesuai dengan Kompendium Alat Kesehatan,
jenis dan jumlah obat di puskesmas masih belum sesuai dengan kebutuhan dan
standar obat dalam Formularium Nasional, dan menunjukan bahwa alur
pelaksanaan pelayanan rujukan di Puskesmas Patumbak sudah menyesuaikan
dengan petunjuk teknis yang telah ada.
Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Deli
Serdang untuk merencanakan dan melengkapi fasilitas sarana kesehatan, dan obat
di Puskesmas Patumbak dengan standar yang telah ditetapkan.

Kata Kunci : Puskesmas, Sistem Rujukan, JKN

3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
The referral system is services of health which regulates the task and
responsibilities of health services on a reciprocal like vertikal and horizontal.
Objectives to be achieved from his study is Analyze How The Implementation Of
The Referral System Outpatient Participant Of The National Health Services in
Puskesmas Patumbak in the year of 2017.
The research used qualitative method which was aimed to get more
information about the referral system Outpatient Participants of The National
Health Insurance in Patumbak, using in-depth interviews and observations to the
informants.
The resuit showed that Puskesmas Patumbak in providing services in JKN
ea was stil not in accordance with established standards that affect the increase in
referrals. Total human resource is in conformity with the standards of health
centers, facilities in health facilities inadequate and not in accordance with the
Compendium of Medical Devices as well as the type and amount of drug that is
still unmet and not according to the standard list of drugs in Formarium Health,
and the implementation of the referral plot service outpatient Puskesmas
Patumbak adjust with technical guidelines that already exist.
Based on the results of the research, expected to Deli Sedang regency
Health Office to plan and equip health facilities and medicine facilities at public
health center Patumbak with the Standards that has been establiahed.

Keyword: Health Centre, Referral System, JKN

4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat

dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: “ANALISIS

PELAKSANAAN RUJUKAN PASIEN PESERTA JAMINAN KESEHATAN

NASIONAL (JKN) DI PUSKESMAS PATUMBAK TAHUN 2017”. Skripsi

ini merupakan salah satu syarat yang ditetapkan untuk dapat meraih gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat di Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini

penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr, Drs. Zulfendri, M. Kes, selaku Ketua Departemen Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan FKM USU.

4. Dr. Juanita, SE, M. Kes selaku Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan, saran

dan petunjuk kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. dr. Fauzi, SKM selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah meluangkan

waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk, saran, dan bimbingan

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. dr. Rusmalawaty, M. Kes selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan

saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Puteri Citra Cinta Asyura Nasution, SKM, MPH selaku Dosen Penguji II

yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Seluruh dosen dan Staf Departemen Administrasi dan Kebijakan

Kesehatan FKM USU.

9. Kepala puskesmas bapak Benny, kepala tata usaha dan seluruh pegawai

serta berbagai pihak diwilayah kerja Puskesmas Patumbak yang telah

memberikan banyak bantuan dan kemudahan dalam melakukan penelitian.

10. Kedua orang tua saya tercinta Ayahanda Sherman Tarigan dan Ibunda

Leni Marlina Br. Ginting yang memberikan motivasi dan doa untuk

penulis. Juga kepada abang dan adik saya tercinta Petrus Antonio Tarigan

dan Jhohanta Bonaventura Tarigan yang telah memberi dukungan, dan

semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Sahabat-sahabat seperjuangan saya selama menjalani masa perkuliahan:

Ronny Mardianto Tondang, Noni Efriana Sinurat, Samaida Gultom,

Susantri Roberta Purba yang banyak memberi semangat, dukungan, doa

dan berbagi ilmu kepada penulis selama perkuliahan maupun penyusunan

skripsi ini.

12. Teman-teman seperjuangan PBL Desa Bengabing dan teman teman AKK

2013, yang banyak memberi semangat, dukungan, doa dan berbagi ilmu

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13. Teman-teman seperjuangan LKP BPJS Kesehatan yang banyak memberi

semangat, dukungan, doa dan berbagi ilmu kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian skripsi ini.

Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan, April 2018

Penulis

Regina Maria Br. Tarigan

vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................i


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..............................................ii
ABSTRAK .................................................................................................................iii
ABSTRACT .................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ...............................................................................................v
DAFTAR ISI ..............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................xii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................7
1.3.1 Tujuan Umum ..................................................................................................7
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pusat Kesehatan Masyarakat ................................................................................8
2.1.1 Fungsi Puskesmas ............................................................................................10
2.1.2 Ketersediaan Obat ............................................................................................11
2.1.3 Sumber Daya Masyarakat ................................................................................12
2.1.4 Sarana Dan Fasilitas Kesehatan .......................................................................14
2.1.5 Konsep Gatekeeper ..........................................................................................14
2.2 Sistem Rujukan ...................................................................................................16
2.2.1 Pengertian .........................................................................................................16
2.2.2 Tata Cara Pelaksanaan Sistem Rujukam Berjenjang .......................................16
2.2.3 Indikasi Rujukan ..............................................................................................29
2.2.4 Persyaratan Sistem Rujukan .............................................................................20
2.3 Jaminan Kesehatan Nasional................................................................................22
2.3.1Pengertian Jaminan Kesehatan Nasional ...........................................................22
2.3.2 Prinsip-prinsip Jaminan Kesehatan Nasional ....................................................22
2.3.3 Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional ..............................................................24
2.3.4 Pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional ..........................................................25
2.3.5 Pembiayaan .......................................................................................................27
2.4 Kerangka Pikir .....................................................................................................28

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian.....................................................................................................29
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................................................29
3.2.1 Lokasi Penelitian ...............................................................................................29
3.2.2 Waktu Penelitian ...............................................................................................29

88
88 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.3 Informan Penelitian ..............................................................................................29
3.4 Metode Pengumpulan Data ..................................................................................30
3.5 Pengolahan Data...................................................................................................31
3.6 Instrumen Pengumpulan Data ..............................................................................31
3.7 Metode Analisis Data ...........................................................................................31

BAB IV HASIL PENELITIAN


4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian..................................................................................33
4.1.1 Sejarah Singkat Puskesmas Patumbak ..............................................................33
4.1.2 Demografi .........................................................................................................33
4.1.3 Sarana Kesehatan ..............................................................................................34
4.1.4 Tenaga Kesehatan .............................................................................................34
4.1.5 Sarana dan Prasarana Kesehatan di Puskesmas Patumbak ...............................35
4.2 Pelaksanaan Rujukan Pasien Peserta JKN ...........................................................35
4.2.1 Tenaga Kesehatan .............................................................................................36
4.2.2 Sarana dan Prasarana.........................................................................................39
4.2.3 Ketersediaan Obat .............................................................................................41
4.2.4 Alur Pelayanan Rujukan ...................................................................................44
4.2.5 Kesesuaian Pelaksanaan Rujukan Tingkat Pertama Peserta JKN .....................46

BAB V PEMBAHASAN
5.1 Tenaga Kesehatan .............................................................................................47
5.2 Sarana dan Prasarana Kesehatan ......................................................................48
5.3 Ketersediaan Obat.............................................................................................49
5.4 Alur Pelaksanaan Rujukan................................................................................51
5.5 Kesesuaian Pelaksanaan Rujukan Tingkat Pertama Peserta JKN .....................53

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan ..........................................................................................................55
6.2 Saran.....................................................................................................................55

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................57

9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Karakteristik Informan..........................................................................30

Tabel 4.1 Data Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Patumbak .........34

Tabel 4.2 Data Tenaga Kesehatan Puskesmas Patumbak .....................................34

Tabel 4.3 Data Sarana dan Prasarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Patumbak ..............................................................................................35

Tabel4.4 Kebutuhan Jumlah Standar Ketenagaan Puskesmas pada fasilitas


Kesehatan Tingkat pertama wilayah pedesaan Rawat Inap ..................38

1
0 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Pelayanan di Fasilitas Tingkat Pertama ...................................9

Gambar 2.2 Pelaksanaan Sistem Rujukan Berjenjang .........................................19

Gambar 2.3 Kerangka Pikir .................................................................................28

1
1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara Mendala (In-Depth Interview)

Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Penelitian

xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Regina Maria Br. Tarigan lahir di Tiga Juhar pada tanggal 11 Desember 1995

berjenis kelamin perempuan dari pasangan suami istri Bapak Sherman Tarigan

dan Ibu Leni Marlina Br. Ginting. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara.

Alamat penulis di Tiga Juhar, Kecamatan STM Hulu, Kabupaten. Deli Serdang.

Pendidikan yang telah di tempuh oleh penulis yaitu SD Negeri 102004 Tiga Juhar

lulus tahun 2007, SMP RK Deli Murni Deli Tua lulus tahun 2010, SMA RK Deli

Murni Deli Tua lulus tahun 2013, dan mulai tahun 2013 sampai dengan tahun

2018 mengikuti program S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap orang berhak atas derajat hidup yang memadai untuk kesehatan dan

untuk kesejahteraan dirinya dan keluarganya termasuk hak atas pangan, pakaian,

perumahan dan perawatan kesehatan. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan

mendasar yang di butuhkan manusia untuk dapat bertahan hidup dan menjadikan

Sumber Daya Manusia (SDM) yang cerdas dan sehat.

Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama yang memberikan pelayanan kepada masyarakat

memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional. Pusat kesehatan

masyarakat disebut sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

upaya kesehatan masyarakatdan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama,

dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya di wilayah kerjanya. Salah satu

upaya pelayanan perseorangan adalah rujukan (Permenkes RI No. 75 Tahun

2014).

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas masalah

kesehatan masyarakat dan kasus-kasus penyakit yang dilakukan secara timbal

balik baik secara vertikal maupun horizontal. Rujukan vertikal adalah rujukan

yang dilakukan antar pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan, dapat

dilakukan dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ketingkat pelayanan yang

lebih tinggi atau sebaliknya. Rujukan horizontal adalah rujukan yang dilakukan

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2

antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan apabila perujuk tidak dapat

memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena

keterbatasan fasilitas, peralatan dan atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau

menetap (Permenkes RI No. 001Tahun 2012).

Pelayanan kesehatan di Indonesia dilaksanakan secara berjenjang, mulai

dari pelayanan kesehatan dasar oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama. Pelayanan

kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan

kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hannya dapat di

berikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama,

kecuali dalam keadaan gawat darurat (Permenkes RI No. 001 Tahun2012).

Menjalankan pelayanan kesehatan fasilitas kesehatan tingkat pertama dan

tingkat lanjutan wajib melakukan sistem rujukan dengan mengacu pada peraturan

perundang-undangan yang berlaku seperti terbatasnya jenis dan jumlah obat yang

sesuai dengan standar dalam Formularium Nasional (Fornas), standar alat

kesehatan yang tercantum dalam Kompendium Alat Kesehatan dan standart

pelayanan lainnya yang tercantum dalam JKN serta peserta yang ingin

mendapatkan pelayanan yang tidak sesuai dengan sistem rujukan dapat

dimasukkan dalam kategori pelayanan yang tidak sesuai dengan prosedur

sehingga tidak dapat dibayarkan oleh BPJS (Panduan Praktis Sistem Rujukan

Berjenjang oleh BPJS Kesehatan Tahun 2014)

Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Program Jaminan

Kesehatan Nasional pada Bab IV Pelayanan Kesehatan yaitu setiap peserta

memiliki hak mendapatkan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Fasilitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

kesehatan yang menyelanggarakan pelayanan kesehatan untuk peserta JKN terdiri

atas Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FTKP) dan Fasilitas Kesehatan

Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). FKTP dimaksud adalah: (1) Puskesmas

atau yang setara, (2) Praktik Dokter, (3) Praktik dokter gigi, (4) Klinik pratama

atau yang setara, dan (5) Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara. Dalam

hal di suatu kecamatan tidak terdapat dokter berdasarkan penetapan Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota setempat, BPJS kesehatan dapat bekerja sama dengan

praktik bidan dan atau praktik perawat untuk memberikan Pelayanan Kesehatan

Tingkat Pertama sesuai dengan kewenangan yang ditentukan dalam peraturan

perundang-undangan. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL)

berupa: (1) klinik Utama atau yang setara, (2) Rumah Sakit Umum, dan (3)

Rumah Sakit Khusus (Permenkes No. 28 Tahun 2014).

Puskesmas Patumbak merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas

Kesehatan Kabupaten Deli Serdang yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama dalam era BPJS terkait Jaminan Kesehatan Nasional yang

memiliki kewenangan melakukan pelayanan kesehatan primer mencakup 155

penyakit.

Puskesmas Patumbak terletak di Kabupaten Deli Serdang, dan memiliki

wilayah kerja sebanyak 8 desa dan 52 dusun sebagai wilayah kerjanya, yaitu

Marindal I jumlah dusun 12, Marindal II jumlah dusun 7, Patumbak I jumlah

dusun7, Patumbak II jumlah dusun 5, Sigara-gara jumlah dusun 6, Patumbak

Kampung jumlah dusun 7, Lantasan Lama jumlah dusun 4, Lantasan Baru jumlah

dusun 4. Distribusi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Patumbak adalah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

sebesar 100.510 jiwa, dengan laki-laki 50.939 jiwa dan perempuan 49.571 jiwa.

Oleh karena itu jumlah pasien yang menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di

Puskesmas Patumbak cukup banyak.

Melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan, Puskesmas Patumbak

didukung oleh fasilitas meliputi gedung permanen, ruang rawat inap, poli

KIA/KB, poli umum, poli gigi, ruang apotek, ruang labolatorium sederhana, ruang

tunggu pasien, gudang inventaris/barang dan kamar mandi. Adapun peralatan

yang dimiliki oleh Puskesmas Patumbak adalah alat-alat pemeriksaan fisik, alat-

alat suntik dan alat-alat p3k, timbangan berat badan, satu dentalset unit, lemari

pendingin, dan alat-alat imunisasi.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada tanggal 8 Mei 2017

alur pemberian rujukan di Puskesmas Patumbak adalah sebagai berikut, pasien

datang ke puskesmas, mendaftarkan diri ke bagian pendaftaran atau ruang kartu,

lalu pasien menuju ke ruang tunggu pasien, kemudian pasien diarahkan menuju

poli yang sesuai dengan keluhannya. Setelah itu dilanjutkan pada proses

pemeriksaan serta konsultasi dengan dokter, kemudian dilakukan diagnosa oleh

dokter apakah pasien perlu mendapat rujukan atau tidak. Pasien yang dapat

ditangani oleh pihak puskesmas akan diarahkan ke kamar obat lalu pulang, tetapi

bagi pasien yang tidak dapat ditanggani oleh puskesmas karena berbagai

pertimbangan seperti jenis penyakit, kebutuhan penanganan lanjut, ketersediaan

obat dan fasilitas yang kurang mendukung, maka pasien dapat dirujuk ke

pelayanan lanjutan dengan membawa surat rujukan.

Pada tahun 2013 jumlah kunjungan pasien peserta ASKES ke Puskesmas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

Patumbak adalah sebanyak 3.791 orang dan jumlah rujukan adalah sebanyak 900

orang (23%). Pada tahun 2014 jumlah kunjungan pasien peserta JKN di

Puskesmas Patumbak adalah sebanyak 4.438 orang dan jumlah rujukan sebanyak

1.121orang (25%). Pada tahun 2015 jumlah kunjungan pasien peserta JKN di

Puskesmas Patumbak adalah sebanyak 4.504 orang dan jumlah rujukan sebanyak

1.222 orang (27%). Pada tahun 2016 jumlah kunjungan pasien peserta JKN

mengalami peningkatan, dengan jumlah kunjungan5.619 orang dan jumlah

rujukan sebanyak 1.754 orang (31%). Jumlah total kunjungan dari tahun 2013-

2016 adalah sebanyak 18.352 orang.

Berdasarkan hasil survei pendahuluan dengan melakukan wawancara

kepada petugas kesehatan, diasumsikan faktor tingginya rujukan yang disebabkan

oleh ketidak tersediaan obat, fasilitas sarana kesehatan yang belum mendukung.

Namun adapun pendapat yang diberikan pasien, bahwa beliau sudah berulang kali

berobat namun tak kunjung sembuh dan meminta untuk dirujuk ke rumah sakit.

Jenis penyakit yang wajib ditangani di pelayanan tingkat pertama diatur dalam

dan sesuai dengan panduan pelayanan medis bagi dokter di fasilitas kesehatan

primer.

Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat rujukan rawat jalan tingkat

pertama di Puskesmas Patumbak tergolong tinggi, karena di era Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN), Puskesmas memiliki wewenang melaksanakan 155

diagnosa penyakit secara baik dan tuntas. Keadaan ini menggambarkan bahwa

Puskesmas Patumbak belum dapat menjalankan fungsinya sebagai penapis

rujukan (gatekeeper).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

Menurut penelitian Gulo (2015) Puskesmas Botombawo

dalammemberikan pelayanan kesehatan seperti pelakasanaan rujukan masih

belumsesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, sumber daya manusia yang

sudahada di puskesmas masih belum sesuai dengan standar puskesmas baik

darikuantitas dan kualitasnya, fasilitas kesehatan alat kesehatan dan sarana

prasaranadi puskesmas belum lengkap dan belum bisa untuk menangani 155

penyakit yangdibebankan kepada puskesmas dalam era JKN, jenis dan jumlah

obat yang terdapat di puskesmas masih belum terpenuhi sesuai dengan kebutuhan

dan belum sesuai dengan standar daftar obat dalam Formularium Nasional.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis ketersediaan tenaga kesehatan di Puskesmas Patumbak.

2. Menganalisis ketersediaan sarana Puskesmas (fasilitas alat) sesuai dengan

Kompendium Alat Kesehatan di Puskesmas Patumbak.

3. Menganalisis ketersediaan obat di Puskesmas Patumbak sesuai dengan

Formularium Nasional.

4. Menganalisis prosedur pelaksanaan rujukan di Puskesmas Patumbak.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana

Pelaksanaan Rujukan Pasien Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di

Puskesmas Patumbak.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menganalisis ketersediaan obat di Puskesmas Patumbak sesuai dengan

Formularium Nasional.

2. Menganalisis ketersediaan tenaga kesehatan di Puskesmas Patumbak.

3. Menganalisis ketersediaan sarana Puskesmas (fasilitas alat) sesuai dengan

Kompendium Alat Kesehatan di Puskesmas Patumbak.

4. Menganalisis prosedur pelaksanaan rujukandi Puskesmas Patumbak.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas Patumbak sebagai masukan untuk meningkatkan pelayanan

secara optimal agar pelayanan yang diberikan dapat terlaksana sesuai

fungsi puskesmas sebagai penapis rujukan.

2. Sebagai referensi yang dapat dijadikan bacaan dan panduan oleh peneliti

selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan

pelaksanaan rujukan puskesmas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pusat Kesehatan Masyarakat

Pada lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014

tentang Puskesmas disebutkan bahwa puskesmas adalah fasilitas pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Menurut Permenkes RI No. 44 Tahun 2016, Puskesmas merupakan Unit

Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota, sehingga

dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, akan mengacu pada kebijakan

pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan, yang

tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan

Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota.

Puskesmas berkewajiban menyelenggarakan pelayanan tingkat pertama

secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat

pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:

a. Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi

(private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan

kesehatan perseorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan

pencegahan penyakit. Pelayanan perseorangan tersebut adalah rawat jalan dan

untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

b. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public

goods) dengan tujuan utama untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta

mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan

kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi

kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,

peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, serta berbagai program

kesehatan masyarakat lainnya. (Permenkes No. 75 Tahun 2014)

Sumber : Panduan Praktis Pelayanan BPJS Kesehatan 2014


Gambar 2.1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

2.1.1 Fungsi Puskesmas

Menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang puskesmas,

dalammelaksanakan tugasnya yaitu melaksanakan kebijakan kesehatan untuk

mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka

mendukung terwujudnya kecamatan sehat, puskesmas menyelenggarakan fungsi :

1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya, yaitu:

a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.

b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.

c. Melaksanakan komunikasi, informasi, reduksi, dan pemberdayaan

masyarakat dalam bidang kesehatan.

d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan

masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang

bekerja sama dengan sektor terkait.

e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya

kesehatan berbasis masyarakat.

f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas.

g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.

h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,

dan cakupan Pelayanan Kesehatan.

i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,

termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon

penanggulangan penyakit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya, yaitu :

a. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif, ber-

kesinambungan dan bermutu.

b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya

promotif dan preventif.

c. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat;

d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan

dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.

e. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan

kerja sama inter dan antar profesi.

f. Melaksanakan rekam medis.

g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan

akses pelayanan kesehatan.

h. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.

i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya.

j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem

rujukan.

2.1.2 Ketersediaan Obat

Menurut Keputusan Direktur Jendral Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan Nomor HK.02.03/ III/ 1346/ 2014, bahwa penyedia obat di Puskesmas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

berpedoman kepada Fornas dapat dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan melalui e-purchasing berdasarkan e-catalogue.

Pelayanan obat untuk peserta JKN pada fasilitas kesehatan mengacu pada

daftar obat sesuai dengan standar Keputusan Menteri Kesehatan

RepublikIndonesia Tentang Formularium Nasional dan harga obat yang tercantum

dalam e-katalog obat. Obat-obatan tersebut dianjurkanoleh tiap Puskesmas ke

Dinas Kesehatan berdasarkan pola konsumsi dimasing-masing puskesmas.

Penggunaan obat di luar dari Formularium nasional di FKTP dapat di gunakan

apabila sesuai dengan indikasi medis dan sesuai dengan standar pelayanan

kedokteran (Kemenkes No. 159 Tahun 2014).

Berdasarkan hasil penelitian Gulo (2015) di Puskemas Botombawo

kebutuhan obat di puskesmas sebenarnya masih belum terpenuhi. Puskesmas

melakukan proses perencanaan dengan mengajukan Lembar Permintaan

danLembar Pemakaian Obat (LPLPO) kepada Bidang Yankes di Dinas Kesehatan

Kabupaten Nias, kemudian pihak Dinas kesehatan melakukan verifikasi LPLPO

dari puskesmas tersebut tetapi selama ini yang sering ditemui kendalanya

perencanaan yang disampaikan oleh puskesmas terkadang tidak sesuai dengan

permintaan obat oleh puskesmas sehingga pihak puskesmas dalam melakukan

pelayanan kadang terkendala.

2.1.3 Sumber Daya Manusia

Menurut Permenkes RI No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat, sumber daya manusia puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan

tenaga non kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga non

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

kesehatan dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan

jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya,

karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja.

Jenis tenaga kesehatan paling sedikit terdiri atas:

a. Dokter atau dokter layanan primer;

b. Dokter gigi;

c. Perawat;

d. Bidan;

e. Tenaga kesehatan masyarakat;

f. Tenaga kesehatan lingkungan;

g. Ahli teknologi laboratorium medik;

h. Tenaga gizi; dan

i. Tenaga kefarmasian.

Tenaga non kesehatan sebagaimana harusdapat mendukung kegiatan

ketatausahaan, administrasi keuangan,sistem informasi, dan kegiatan operasional

lain di Puskesmas (Permenkes,2014).

Menurut penelitian Gulo (2015) diketahui bahwa ketersediaan sumber

daya manusia terhadap pelayanan kesehatan seperti dokter gigi, tenaga analis,

tenaga kefarmasian tidak terpenuhi di Puskesmas Botombawo. Ketersediaan ini

menyebabkan proses pelayanan pemeriksaan penunjang yang mendukung

penegakkan diagnosa dokter tidak berjalan sesuai dengan prosedurnya dan

terpaksa dirujuk sehingga menyebabkan terhadap peningkatan rujukan puskesmas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

2.1.5 Sarana dan Fasilitas Kesehatan

Sarana dan fasilitas yang ada di pelayanan kesehatan menjadi salah satu

faktor penting dalam mendukung terselenggaranya pelayanan yang berkualitas

bagi masyarakat. Peralatan kesehatan di puskesmas harus sesuai dengan

Kemenkes No.118/ Menkes/ SK/ IV/ 2014 tentang kompedium alat kesehatan,

serta memenuhi persyaratan: (a) standar mutu, keamanan, keselamatan: (b)

memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundangundangan; dan (c) diuji

dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibras

Menurut Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, Kelengkapan

sarana di Puskesmas adalah salah satu alasan mengapa masyarakat ingin berobat

ke Puskesmas, Sarana puskesmas yaitu sarana kesehatan yang meliputi: (a)

kulkas; (b) Imunisasi KIT; (c) Meja Ginekologi; (d) Tempat tidur; (e) Lemari; (f)

Kursi; (h) White board.

Berdasarkan hasil penelitian Gulo (2015) yang dilaksanakan di Puskesmas

Botombawo didapat kelengkapan sarana dan prasarana puskesmas yang sangat

terbatas sehingga akan mempengaruhi dokter dalam memberikan pelayanan dan

terpaksa memberikan rujukan kepada pasien.

2.1.6 Konsep Gatekeeper

Konsep Gatekeeper menurut Panduan Praktis Gate Keeper Concept,

Faskes BPJS Kesehatan adalah konsep sistem pelayanan kesehatan dimana

fasilitas kesehatan tingkat pertama yang berperan sebagai pemberi pelayanan

kesehatan dasar berfungsi optimal sesuai standar kompetensinya dan memberikan

pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan medik. Puskesmas sebagai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

gatekeeper berfungsi sebagai kontak pertama pasien, penapis rujukan serta

kendali mutu dan biaya.

Fasilitas kesehatan tingkat pertama yang berfungsi optimal sebagai

gatekeeper biasanya akan memberikan iuran kualitas kesehatan yang lebih baik

kepada peserta, akan mengurangi beban negara dalam pembiayaan kesehatan

karena mampu menurunkan angka kesakitan dan mengurangi kunjungan ke

fasilitas kesehatan tingkat lanjutan serta terdistribusi lebih besar dibandingkan

dengan fasilitas kesehatan tingkat lanjutan sehingga akses masyarakat terhadap

pelayanan kesehatan lebih tinggi (Gatekeeper Concept BPJS Kesehatan).

Puskesmas memiliki empat fungsi pokok sebagai gatekeeper yaitu :

1. Kontak pertama pelayanan (First Contact)

Fasilitas kesehatan tingkat pertama merupakan tempat pertama yang dikunjungi

peserta setiap kali mendapat masalah kesehatan.

2. Pelayanan berkelanjutan (Continuity)

Hubungan fasilitas kesehatan tingkat pertama dengan peserta dapat berlangsung

secara berkelanjutan/kontinyu sehingga penanganan penyakit dapat berjalan

optimal.

3. Pelayanan paripurna (Comprehensiveness)

Fasilitas kesehatan tingkat pertama memberikan pelayanan yang komprehensif

terutama untuk pelayanan promotif dan preventif.

4. Koordinasi pelayanan (Coordination)

Fasilitas kesehatan tingkat pertama melakukan koordinasi pelayanan dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

penyelenggara kesehatan lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan

kepada peserta sesuai kebutuhannya (Gatekeeper Concept BPJS Kesehatan).

2.2 Sistem Rujukan

2.2.1 Pengertian

Peraturan Permenkes RI No. 001 Tahun 2012, Sistem Rujukan adalah

penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan

tanggungjawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal

maupunhorizontal. Sistem rujukan diwajibkan bagi pasien yang merupakan

peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial dan pemberi pelayanan

kesehatan. Peserta asuransi kesehatan komersial mengikuti aturan yang berlaku

sesuai dengan ketentuan dalam polis asuransi dengan tetap mengikuti pelayanan

kesehatan yang berjenjang.

Buku Panduan Praktis Sistem Rujukan Berjenjang Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan tahun 2014, Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas

dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal

maupun horizontal yang wajib dilaksanakan oleh peserta jaminan kesehatan atau

asuransi kesehatan sosial, dan seluruh fasillitas kesehatan.

2.2.3 Tata Cara Pelaksanaan Sistem Rujukan Berjenjang

Buku Panduan Praktis Sistem Rujukan Berjenjang BPJS Kesehatan, tata

cara pelaksanaan sistem rujukan berjenjang adalah:

1. Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai

kebutuhan medis, yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

a. Dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama oleh fasilitas kesehatan

tingkat pertama.

b. Jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh spesialis, maka pasien dapat dirujuk

ke fasilitas kesehatan tingkat kedua.

c. Pelayanan kesehatan tingkat kedua di faskes sekunder hanya dapat diberikan

atas rujukan dari faskes primer.

d. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga di faskes tersier hanya dapat diberikan

atas rujukan dari faskes sekunder dan faskes primer.

2. Kesehatan di faskes primer yang dapat dirujuk langsung ke faskes tersier hanya

untuk kasus yang sudah ditegakkan diagnosis dan rencana terapinya,

merupakan pelayanan berulang dan hanya tersedia di faskes tersier.

3. Ketentuan pelayanan rujukan berjenjang dapat dikecualikan dalam kondisi :

a. Terjadi keadaan gawat darurat

Kondisi kegawatdaruratan mengikuti ketentuan yang berlaku;

b. Bencana

Kriteria bencana ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan atau Pemerintah

Daerah

c. Kekhususan permasalahan kesehatan pasien;

Untuk kasus yang sudah ditegakkan rencana terapinya dan terapi tersebut

hanya dapat dilakukan di fasilitas kesehatan lanjutan

d. Pertimbangan geografis; dan

e. Pertimbangan ketersediaan fasilitas

4. Pelayanan oleh bidan dan perawat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

a. Dalam keadaan tertentu, bidan atau perawat dapat memberikan pelayanan

kesehatan tingkat pertama sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.

b. Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan/atau dokter

gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama kecuali dalam kondisi

gawat darurat dan kekhususan permasalahan kesehatan pasien, yaitu kondisi

di luar kompetensi dokter dan/atau dokter gigi pemberipelayanan kesehatan

tingkat pertama

5. Rujukan Parsial

a. Rujukan parsial adalah pengiriman pasien atau spesimen ke pemberi

pelayanan kesehatan lain dalam rangka menegakkan diagnosis atau

pemberian terapi, yang merupakan satu rangkaian perawatan pasien di

faskes tersebut.

b. Rujukan parsial dapat berupa:

1. pengiriman pasien untuk dilakukan pemeriksaan penunjang atau tindakan

2. pengiriman spesimen untuk pemeriksaan penunjang

c. Apabila pasien tersebut adalah pasien rujukan parsial, maka penjaminan

pasien dilakukan oleh fasilitas kesehatan perujuk.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

Sumber : Panduan Praktis Sistem Rujukan Berjenjang BPJS Kesehatan 2014

Gambar 2.2

2.2.4 Indikasi Rujukan

Dalam hal peserta memerlukan Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat

Lanjutan atas indikasi medis, Fasilitas Kesehatan tingkat pertama harus merujuk

ke Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan terdekat sesuai dengan Sistem

Rujukan yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan (PMK

No.71 Tahun 2013).

Dokter akan merujuk pasien apabila memenuhi salah satu dari kriteria

“TACC” (Time-Age-Complication-Comorbidity) berikut:

1. Time : jika perjalanan penyakit dapat digolongkan kepada kondisi kronis.

2. Age : jika usia pasien masuk dalam kategori yang dikhawatirkan meningkatkan

risiko komplikasi serta risiko kondisi penyakit lebih berat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

3. Complication : jika komplikasi yang ditemui dapat memperberat kondisi

pasien.

4. Comorbidity : jika terdapat keluhan atau gejala penyakit lain yang memperberat

kondisi pasien.

Selain empat kriteria di atas, kondisi fasilitas pelayanan juga dapat

menjadi dasar bagi dokter untuk melakukan rujukan demi menjamin

keberlangsungan penatalaksanaan dengan persetujuan pasien. (Permenkes No. 05

Tahun 2014)

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 tentang

pelayanan kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional, apabila sesuai dengan

indikasi medis peserta memerlukan pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan,

Peserta wajib membawa surat rujukan dari Puskesmas atau Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama lain yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam

keadaan gawat darurat, bencana, kekhususan permasalahan kesehatan pasien, dan

pertimbangan geografis.

2.2.5 Persyaratan Sistem Rujukan

Adapun dengan demikian pelaksanaan rujukan yang ada di Indonesia

mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:

a. Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang, sesuai kebutuhan medis

dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama;

b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari

pelayanan kesehatan tingkat pertama;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas rujukan dari

pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama;

d. Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan/atau dokter

gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama;

e. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ketentuan diatas dikecualikan pada

keadaan gawat darurat, bencana, kekhususan permasalahan kesehatan pasien,

dan pertimbangan geografis;

f. Sistem rujukan diwajibkan bagi pasien yang merupakan peserta jaminan

kesehatan atau asuransi kesehatan sosial dan pemberi pelayanan kesehatan;

g. Peserta asuransi kesehatan komersial mengikuti aturan yang berlaku sesuai

dengan ketentuan dalam polis asuransi dengan tetap mengikuti pelayanan

kesehatan yang berjenjang;

h. Setiap orang yang bukan peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan

sosial, dapat mengikuti sistem rujukan.

i. Rujukan harus mendapatkan persetujuan dari pasien dan/atau keluarganya.

j. Persetujuan diberikan setelah pasien dan/atau keluarganya mendapatkan

penjelasan dari tenaga kesehatan yang berwenang.

k. Penjelasan tersebut sekurang-kurangnya meliputi:

Diagnosis dan terapi dan/atau tindakan medis yang diperlukan; alasan dan

tujuan dilakukan rujukan; risiko yang dapat timbul apabila rujukan tidak

dilakukan; transportasi rujukan; dan risiko atau penyulit yang dapat timbul

selama dalam perjalanan. (PMK No. 001 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan

Pelayanan Kesehatan Perorangan).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

2.3 Jaminan Kesehatan Nasional

2.3.1 Pengertian Jaminan Kesehatan Nasional

Jaminan kesehatan nasioanal (JKN) adalah perlindungan kesehatan agar

peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang

telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah (Permenkes RI,

2014).

Program JKN adalah suatu program Pemerintah dan masyarakat atau

rakyat dengan tujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh

bagi setiap rakyat Indonesia agar penduduk Indonesia dapat hidup sehat,

produktif, dan sejahtera (UU No.40, 2004).

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia

merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sistem Jaminan

Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi Kesehatan

Sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang No.40

Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar

semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka

dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak (UU No.40,

2004).

2.3.2 Prinsip-prinsip Jaminan Kesehatan Nasional

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

Penyelenggaraan JKN mengacu pada prinsip-prinsip SJSN seperti yang

dijelaskan dalam Undang-undang nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN adalah

sebagai berikut:

1. Prinsip kegotongroyongan

Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu

membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang

sakit atau yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit.

Hal ini terwujud karena kepesertaan SJSN bersifat wajib untuk seluruh penduduk,

tanpa pandang bulu. Dengan demikian, melalui prinsip gotong-royong jaminan

sosial dapat menumbuhkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Prinsip Nirlaba

Pengelolaan dana amanat oleh BPJS adalah nirlaba bukan untuk mencari

laba. Sebaliknya, tujuan utama adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya

kepentingan peserta. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat adalah dana

amanat, sehingga hasil pengembangannya, akan di manfaatkan sebesarbesarnya

untuk kepentingan peserta.

3. Prinsip keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilititas, efisiensi, dan efektivitas

Prinsip prinsip manajemen ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan

dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya.

4. Prinsip portabilitas

Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan

jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah pekerjaan

atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

5. Prinsip kepesertaan bersifat wajib

Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta

sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh

rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan

pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program. Tahapan pertama

dimulai dari pekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal

dapat menjadi peserta secara mandiri, sehingga pada akhirnya SJSN dapat

mencakup seluruh rakyat.

6. Prinsip dana amanat

Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada

badan-badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka

mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.

7. Prinsip hasil pengelolaan dana jaminan sosial

Dana yang diperoleh dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan

program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta.

2.3.3 Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional

Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional terdiri atas 2 (dua) jenis, yaitu

manfaat medis berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non medis meliputi

akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari

Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.

Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional mencakup pelayanan promotif, preventif,

kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai

sesuai dengan kebutuhan medis (Permenkes RI No. 28 Tahun 2014).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan:

a. Penyuluhan kesehatan perorangan, meliputi paling sedikit penyuluhan

mengenai pengelolan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.

b. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis

Tetanus dan HepatitisB (DPTHB), Polio, dan Campak.

c. Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi, dan

tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga

berencana. Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar

disediakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.

d. Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk men-

deteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko

penyakit tertentu (Permenkes RI No. 28 Tahun 2014).

2.3.4 Pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional

Dalam Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

dalam Sistem Jaminanan Sosial Nasional (2014), terdapat penjelasan tentang jenis

pelayanan yang terdapat dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan prosedur

pelayanan tersebut.

1. Jenis Pelayanan

Ada 2 (dua) jenis pelayanan yang akan diperoleh oleh peserta JKN, yaitu :

berupa pelayanan kesehatan (manfaat medis) serta akomodasi dan ambulans

(manfaat non medis). Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari

fasilitas kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS

Kesehatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

2. Prosedur Pelayanan

Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan pertama-tama harus

memperoleh pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama. Bila

peserta memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, maka hal itu harus

dilakukan melalui rujukan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama, kecuali

dalam keadaan kegawatdaruratan medis.

Pelayanan kesehatan yang dijamin oleh pemerintah melalui BPJS

Kesehatan berjenjang adalah: pelayanan kesehatan tingkat pertama bagi peserta

diselenggarakan olehfasilitas kesehatan tingkat pertama tempat peserta terdaftar.

Pelayanankesehatan tingkat pertama merupakan pelayanan kesehatan non

spesialistik yang meliputi :(a) administrasi pelayanan, (b) pelayanan promotif dan

preventif, (c) pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis; (d) tindakan medis

non spesialistik, (e) pelayanan obat dan bahan medis habis pakai, (f) transfusi

darah sesuai dengan kebutuhan medis, (g) pemeriksaan penunjang diagnostik

laboratorium tingkat pertama; (h) rawat inap tingkat pertama sesuai dengan

indikasi medis.

3. Kompensasi Pelayanan

Bila di suatu daerah belum tersedia Fasilitas Kesehatan yang memenuhi

syarat guna memenuhi kebutuhan medis sejumlah peserta, BPJS Kesehatan wajib

memberikan kompensasi, yang dapat berupa: penggantian uang tunai, pengiriman

tenaga kesehatan atau penyediaan Fasilitas Kesehatan tertentu. Penggantian uang

tunai hanya digunakan untuk biaya pelayanan kesehatan dan transportasi.

4. Penyelenggara Pelayanan Kesehatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

Penyelenggara pelayanan kesehatan meliputi semua Fasilitas Kesehatan

yang menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan baik fasilitas kesehatan milik

Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan swasta yang memenuhi persyaratan melalui

proses kredensialing dan rekredensialing.

2.3.5 Pembiayaan

Buku pegangan sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem

Jaminan Sosial Nasional (2014), mengenai pembiayaan yang dilakukan adalah:

a. Iuran

Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara

teratur oleh peserta, pemberi kerja, dan/atau pemerintah untuk program Jaminan

Kesehatan.

b. Pembayar Iuran

1. Bagi Peserta PBI, iuran dibayar oleh Pemerintah

2. Bagi Peserta Pekerja Penerima Upah, iurannya dibayar oleh Pemberi Kerja

dan Pekerja.

3. Bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja iuran

dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.

4.Besarnya Iuran Jaminan Kesehatan Nasional ditetapkan melalui Peraturan

Presiden dan ditinjau ulang secara berkalas sesuai dengan perkembangan sosial

ekonomi, dan kebutuhan dasar hidup yang layak.

c. Pembayaran Iuran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

Setiap Peserta wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan

berdasarkan Presentase dari upah (untuk pekerja penerima upah) atau sejumlah

nominal tertentu (bukan penerima upah dan PBI).

2.4 Kerangka Pikir

Berdasarkan landasan teori yang telah ada maka kerangka pikir untuk

penelitian ini dapat ditunjukkan sebagai berikut ini:

INPUT PROSES OUTPUT

a. Tenaga a. Alur Kesesuaian


Kesehatan Pelaksanaan
b. Sarana dan Rujukan pelaksanaan
Prasaran
c. Ketersediaan rujukan tingkat
Obat
pertama peserta

Gambar 2.3 Kerangka Pikir

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat

deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif yang bertujuan untuk

mengetahui lebih mendalam tentang pelaksanaan rujukan pasien peserta Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Patumbak Tahun 2017.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di Puskesmas Patumbak Deli Serdang.

Alasan pemilihan lokasi ini karena tingginya angka rujukan yang tinggi pada pasien

peserta JKN di Puskesmas Patumbak.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Oktober Tahun 2017.

3.3 Informan Penelitian

Informan pada penelitian ini di pilih menggunakan metode purposive, yaitu

teknik yang dilakukan untuk memilih sumber informasi dengan pertimbangan

tertentu, yaitu menentukan terlebih dahulu kriteria yang akan dimasukkan dalam

penelitian, dimana informan yang diambil dapat memberikan informasi yang

berharga bagi penelitian pelaksanaan rujukan pasien peserta jaminan kesehatan

nasional (JKN).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

Tabel 3.1 Karakteristik Informan


Informan Jabatan Pendidikan Umur Jenis
(Tahun) Kelamin
I Kepala SI 43 Laki-laki
Puskesmas
II Dokter S2 46 Perempuan
Puskesmas
III KTU Puskesmas SMA 53 Perempuan
IV Pengelola Obat SI 38 Perempuan
Puskesmas
V Pengelola JKN DIII 40 Perempuan
Puskesmas
VI Bidan DIII 47 Perempuan
Puskesmas
VII Perawat SI 39 Perempuan
Puskesmas
VIII Pasien BPJS SMA 56 Laki-laki
Kesehatan
IX Pasien BPJS SMA 38 Laki-laki
Kesehatan
X Pasien BPJS DIII 51 Perempuan
Kesehatan

3.4 Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai dengan fokus

penelitian maka yang dijadikan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Teknik Wawancara Mendalam (Indepth Interview)

Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tannya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara

dengan informan (sumber informasi) dengan menggunakan pedoman wawancara.

2. Observasi (pengamatan) Obsevasi adalah pengamatan yang dilakukan secara

sengaja, sistematis, mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk

kemudian dilakukan pencatatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

3.5 Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan triagulasi

sumber, yaitu dengan melakukan pengecekan kembali data-data yang diperoleh dari

informan dengan cara menanyakan kebenaran atau informasi kepada informan yang

satu dengan informan yang lainnya.

3.6 Intrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berupa alat tulis, buku

catatan, dan alat perekam.

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini, peneliti mengunakan metode

analisis data model Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman yang dikutip

oleh Basrowi dan Suwandi (2008), analisa data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan

yang terjadi secara bersamaan yaitu:

1.Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, mengolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data dengan

cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan di

verifikasi.

2. Penyajian Data

Penyajian data dalam bentuk tek snaratif, matriks dan bagan yang bertujuan untuk

memudahkan membaca dan menarik kesimpulan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

3. Penarikan Kesimpulan

Dalam tahap ini, peneliti membuat rumusan yang terkait dengan prinsip logika,

mengangkat sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan mengkaji

secara berulang-ulang terhadap data yang ada, pengelompokan data yang telah

terbentuk dan kemudian disimpulkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Puskesmas Patumbak

4.1.1 Sejarah Singkat Puskesmas Patumbak

Pada tahun 1974 sejalan dengan perkembangan pembangunan wilayah

Kodya Medan, kecamatan Patumbak yang sebelumnya memiliki 11 desa dimana 3

desa yaitu: Desa Harjosari, Tumbang Deli dan desa Bangun Mulia diambil alih

Kodya Medan, sehingga Kecamatan Patumbak menjadi 8 desa, 52 dusun, 116 RW

dan 274 RT dengan luas wilayah 46,79 m2.

Puskesmas Patumbak merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas

kesehatan Kabupaten Deli Serdang yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama dalam era BPJS terkait Jaminan Kesehatan Nasional yang

memiliki kewenangan melakukan pelayanan kesehatan primer mencakup 155

jenis penyakit.

Puskesmas Patumbak memiliki peran sebagai penyedia pelayanan

kesehatan primer di era JKN atau yang menjadi tahap pertama peserta jaminan

kesehatan nasional dapat beruba yang apabila memerlukan pelayanan lanjutan

maka pasien dapat di rujuk ke fasilitas kesehatan lanjutan.

4.1.2 Demografi

Distribusi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Patumbak adalah sebesar

100.510 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 50.939 jiwa dan

jumlah penduduk perempuan 49.571 jiwa.

33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

4.1.3 Sarana Kesehatan

Sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Patumbak dapat

dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Patumbak


No SARANA JUMLAH
1. Puskesmas 1
2. Pusk. Pembantu 2
3. Pusk. Pustu 1
4. Pusk. Keliling 1
5. Poskesdes 1
6. Pasyandu 45
7. Toko Obat 2
8. Apotek 3
Sumber: Profil Puskesmas Patumbak

4.1.4 Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan di Puskesmas Patumbak 45 orang. Untuk lebih jelas

dapat dilihat tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2 Data Tenaga Kesehatan Puskesmas Patumbak


No Tenaga Kesehatan Pendidikan Jumlah
1 Dokter Umum S1 2 orang
2 Dokter Gigi S1 2 orang
3 Perawat S1 9 orang
4 Perawat Gigi DIII 2 orang
5 Bidan DIII 23 orang
6 SKM S1 3 orang
7 Gizi DIII 2 orang
8 Petugas Lab S1 1 orang
9 Petugas Farmasi S2 1 orang
10 Tata Usaha SMA 1 orang
11 Tenaga Kesehatan Lingkungan S1 1 orang
Sumber: Profil Puskesmas Patumbak Tahun 2016

4.1.5 Sarana dan Prasarana Kesehatan di Puskesmas Patumbak

Untuk menjalankan tugas pelayanan kesehatan terhadap masyarakat di

Puskesmas Patumbak disediakan 1 buah kendaraan roda 2 dan saran yang tersedia

di Puskesmas Patumbak dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

Tabel 4.3 Data Sarana dan Prasarana Kesehatan di Wilayah Kerja


Puskesmas Patumbak
NO Fasilitas Gedungg Jumlah Ruangan
1 Ruang Kepala Puskesmas 1
2 Ruang Pertemuan 1
3 Ruang Tata Usaha 1
4 Ruang Anak (laktasi)/Imunisasi 1
5 Ruang Apotik 1
6 Ruang VCT/Konseling 1
7 Ruang Kartu 1
8 Ruang Tunggu 1
9 Laboratorium 1
10 Ruang Akupreser 1
11 Kamar Mandi 3
12 Ruang Inap/Bangsal 1
13 Ruang Bersalin 1
14 Ruang Poli Gigi 1
Sumber : Profil Puskesmas Patumbak Tahun 2016

4.2 Pelaksanaan Rujukan Pasien Peserta JKN

Pelaksanaan sistem rujukan telah diatur dalam bentuk berjenjang yaitu

pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua, dan ketiga dan dalam

pelaksanaannya tidak berdiri sendiri namun berada di suatu sistem dan saling

berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan

tindakan medis tingkat primer maka akan menyerahkan tanggung jawab tersebut

ketingkat pelayanan sekunder, demikian juga ketingkat pelayanan tersier.

4.2.1 Tenaga Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Patumbak dengan wawancara

mendalam terhadap petugas kesehatan, diperoleh hasil mengenai tenaga kesehatan

diperoleh pernyataan-pernyataan sebagai berikut:

“Menurut saya Tenaga kesehatan di Puskesmas Patumbak belum


cukup tapi sudah sesuai standar puskesmas, contohnya sumber daya
manusia yang masih kurang dibagian apotik, rekam medis karena di
bagian rekam medis harus perawat, semua SDM di sini sudah siap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

memberikan pelayanan, dokter juga sudah mengetahau 155 jenis


penyakit yang harus di tanggani di sini.” (Kepala Puskesmas)

“Tenaga kesehatan yang saya lihat di puskesmas patumbak sudah


bagus, tidak ada kendala. Jumlah tenaga kesehatan disini juga sudah
cukup. Kami harus mengetahui alur yang semestinya di era JKN.
Kami juga mengetahui di era JKN memang ada daftar nama-nama
penyakit yang harus ditanggani di puskesmas jumlahnya 155 jenis
penyakit. Siapa saja yang bisa dirujuk dan siapa saja yang tidak bisa
di rujuk. Bagaimana sistem rujukan berjenjang yaitu pasien yang tidak
bisa kami tanggani di puskesmas kami beri rujukan ke fasilitas
kesehatan sekunder atau tersier tentunya harus sesuai dengan alur
yang benar. Kecuali seperti kasus kegawatdaruratan, dan bila mereka
membutuhkan perawatan spesialis tentu dirujuk atau keterbatasan
fasilitas di puskesmas maka akan di rujuk.”(Dokter Puskesmas)

“Jumlah tenaga kesehatan di puskesmas patumbak ini sudah cukup


dan sesuai dengan standar, yang saya lihat juga semua petugas disini
sudah mampu dalam memberikan pelayanan, bila pasiennya bisa
ditanggani maka akan ditanggani di puskesmas ini sesuai dengan
aturan dan jika tidak bisa maka akan di rujuk. Terkait dengan
pengelola BPJS sudah mendapatkan pelatihan atau belum itu saya
kurang mengetahuinya.”(Pengelola JKN Puskesmas)

Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa berdasarkan

pernyataan informan mengenai ketersediaan tenaga kesehatan di Puskesmas

Patumbak sudah cukup dan sesuai dengan standar ketenagaan kesehatan yang

telah ditetapkan. Jika ada pasien yang tidak bisa ditangani maka pasien akan di

rujuk. Tenaga kesehatan juga sudah siap dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat, namun menurut kepala tata usaha dalam menjalankan tugas masih

ada petugas yang bekerja tidak sesuai dengan tupoksinya, hal tersebut dapat

dilihat dari kutipan berikut ini:

“Tenaga kesehatan disini sudah sesuai standar yang berlaku, petugas


sudah memiliki kemampuan dalam memberikan pelayanan kesehatan
dan petugas masih ada bekerja tidak sesuai dengan tupoksinya seperti
bidan yang betugas dibagian apotik dan bidan yang bertugas di ruang
kartu.” (KTU Puskesmas)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat di peroleh informasi bahwa petugas

kesehatan di Puskesmas Patumbak sudah sesuai dengan standar ketenagaan di

puskesmas, tapi masih adanya petugas yang bertugas tidak sesuai dengan

tupoksinya.

Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Patumbak dengan

wawancara mendalam terhadap pasien peserta JKN yang mendapatkan

rujukan, diperoleh hasil mengenai tenaga kesehatan dan alasan mengapa

memilih Puskesmas Patumbak sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama,

diperoleh pernyataan-pernyataan sebagai berikut:

“Saya datang berobat ke puskesmas ini karena dikartu BPJS saya


terdaftar di puskesmas ini. Jadi kalau saya datang dan memberikan
kartu BPJS saya petugas kesehatan sudah mengerti dengan hal ini,
pelayanan yang saya dapatkan disini baik serta petugasnya juga
ramah dalam memberikan pelayana.” (Pasien BPJS Kesehatan)

“Saya terdaftarnya di puskesmas ini jika hendak berobat dan


mendapatkan fasilitas kesehatan seperti yang tertera dalam kartu
BPJS saya dan para petugas juga sudah mengetahui akan hal
tersebut, serta pelayanan yang di berikan di sini sudah cukup
bagus."(Pasien BPJS Kesehatan)

“Saya datang berobat ke puskesmas ini karena rumah saya dekat


dengan puskesmas ini dan semua penduduk yang tinggal dekat dengan
puskesmas ini terdaftarnya di puskesmas ini, dan pelayanannya juga
bagus.”(Pasien BPJS Kesehatan)

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diperoleh informasi bahwa

pelayanan kesehatan di Puskesmas Patumbak sudah baik dan alasan memilih

Puskesmas Patumbak karena pasien sudah terdaftar di BPJS Kesehatan di fasilitas

kesehatan tingkat pertamanya itu di Puskesmas Patumbak.

Sesuai dengan hasil wawancara kepada petugas kesehatan dan menurut

hasil obsevasi yang dilakukan peneliti di Puskesmas Patumbak lalu dibandingkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

dengan standar ketenagaan Puskesmas yang terdapat pada lampiran Permenkes

No. 75 tahun 2014 maka jumlah standar tenaga kesehatan di pelayanan tingkat

pertama dapat dijelaskan pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Kebutuhan jumlah standar ketenagaan Puskesmas pada Fasilitas


Kesehatan Tingkat Pertama wilayah pedesaan Rawat Inap
No. Jenis Tenaga Jumlah yang Jumlah yang ada di
Kesehatan ditetapkan Puskesmas
Patumbak
1. Dokter atau Dokter 2 2
layanan primer
2. Dokter Gigi 1 2
3. Perawat 8 8
4. Bidan 7 23
5. Tenaga Kesehatan 1 3
Mayarakat
6. Tenaga Kesehatan 1 1
Lingkungan
7. Tenaga Gizi 2 2
8. Tenaga Kefarmasian 1 1
9. Tenaga Administrasi 2 1
Jumlah 27 43

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Menurut Peraturan Menteri

Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, standar minimal tenaga

kesehatan di puskesmas kawasan pedesaan adalah sebanyak 27 orang tenaga

kesehatan dan di Puskesmas Patumbak terdapat sebanyak 43 orang tenaga

kesehatan, maka dari segi kuantitas sudah melebihi dan memenuhi standar

Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.

4.2.2 Sarana dan Prasarana Kesehatan

Berdasarkan informasi yang diterima, berikut adalah pernyataan informan perihal

sarana dan prasarana di Puskesma Patumbak:

“Ketersediaan sarana dan fasilitas sebenarnya sudah bagus dan


sesuai dengan penyakit yang bisa ditangani di fasilitas kesehatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

tingkat pertama, dan ada juga memang alat yang rusak dan akan
segera diperbaiki supaya dapat dipakai kembali alat kesehatan yang
sedang rusak tersebut.”(Kepala Puskesmas)

“Menurut saya untuk sarana dan prasarananya yang ada di


puskesmas ini saya rasa sudah lengkap sejak adanya JKN dalam
memberikan pelayanan kesehatan, tapi masih ada beberapa peralatan
kesehatan yang sudah rusak tapi kami sudah lapor kebagian peralatan
dan sedang dalam perbaikan.”(Dokter Puskesmas)

“Menurut saya puskesmas ini sudah ada rawat inapnya, jadi sudah
pasti lebih lengkap fasilitasnya kalau dibandingkan sebelum
puskesmas ini menjadi puskesmas rawat inap, dan menurut saya sudah
sesuai dengan kompendium. Tetapi kalau pasien yang dating
membutuhkan alat yang tidak ada di puskesmas maka akan di rujuk
pasiennya.”(Pengelola Obat Puskesmas)
Berdasarkan hasil wawancara di atas memperoleh informasi beberapa

informan yang menunjukkan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana di

Puskesmas Patumbak sudah baik dalam memberikan pelayanan kesehatan dan

terdapat sarana rujukan seperti ambulans, namun menurut beberapa informan

menyatakan bahwa fasilitas sarana dan prasarana kesehatan di Puskesmas

Patumbak masih belum mencukupi dan hal ini dapat dilihat dari Pernyataan

berikut ini:

“Untuk kelengkapan fasilitas sarana yang ada di puskesmas saya rasa


masih belum cukup lengkap karena masih ada beberapa alat
kesehatan belum tersedia dan ada alat kesehatan yang rusak, seperti
alat untuk mengecek gula darah dan alat untuk mengecek kadar asam
urat dan kami sudah lapor ke bagian peralatan dan sedang dalam
perbaikan.”(KTU Puskesmas)

Pernyataan di atas juga didukung oleh informan lain yang mengemukakan bahwa:
“Menurut saya peralatan sudah mencukupi, namun memang kalau
dilihat dari permenkes no 75 peralatan masih ada yang kurang, jika
fasilitas alat kesehatan yang dibutuhkan pasien tidak ada di
puskesmas maka diberikan pemahaman kepada pasien dan bila pasien
tidak dapat ditangani di puskesmas maka akan di rujuk.”(Perawat
Puskesmas)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diperoleh informasi bahwa fasilitas

sarana di Puskesmas Patumbak masih belum cukup karena ada alat-alat yang

sedang rusak dan masih dalam perbaikan jika pasien tidak bisa ditangani karena

tidak tersedianya alat maka dokter akan memberi rujukan.

Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Patumbak dengan wawancara

mendalam terhadap pasien peserta JKN yang mendapatkan rujukan, diperoleh

hasil mengenai ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, diperoleh

pernyataan-pernyataan sebagai berikut:

“Kalau lokasi sudah baik di puskesmas ini ruang rawat inapnya juga
sudah tersedia di sini, kalau alat-alat tidak tersedia untuk pasien yang
hendak berobat maka akan di rujuk.”(Pasien)

“Saya rasa jika alat tidak lengkap maka akan dirujuk, oleh petugas
kesehatan dan saya akan langsung meminta rujukan bila fasilitas tidak
tersedia seperti waktu saya datang kemarin untuk rontgen tidak bisa
dilakukan disini karena alatnya tidak ada.” (Pasien)

“Bila alat tidak ada di puskesmas maka jelas tidak dapat ditangani di
puskesmas, maka akan diberikan rujukan oleh petugas kesehatan pasti
akan langsung diberi rujukan, petugas tidak akan membiarkan pasien
yang datang untuk berobat tidak mendapatkan pelayanan jika alat
tidak tersedia di puskesmas.” (Pasien)

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diperoleh informasi bahwa di

Puskesmas Patumbak tidak memiliki fasilitas lanjutan dan apabila alat -alat di

puskesmas tidak tersedia dalam memberikan pelayanan terhadap pasien maka

pasien akan dirujuk.

Berdasarkan hasil observasi dapat dilihat bahwa di Puskesmas Patumbak

menunjukkan dari 67 item standar saranan dan prasarana yang dianjurkan bagi

pelayanan tingkat pertama ada 32 item yang dapat dipenuhi oleh Puskesmas,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

maka dari ketersediaan alat kesehatan di Puskesmas Patumbak belum mencukupi

dan tidak memenuhi standar alat kesehatan yang tercantum dalam lampiran

Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang puskesmas bagian persyaratan peralatan

Puskesmas di ruangan pemeriksaan umum.

4.2.3 Ketersediaan Obat

Hasil penelitian mengenai ketersediaan obat-obatan di Puskesmas

Patumbak dalam pelaksanaan rujukan kepada pasien peserta jaminan kesehatan

nasional dijelaskan oleh pengelola obat Puskesmas Patumbak adalah sebagai

berikut:

“Kalau perencanaan obat di puskesmas ini dananya ada 2 yaitu dari


kabupaten dan BPJS, kalau dari dana kabupaten perencanaannya
pertahuan dan kalau dari BPJS per tiga bulan sekali, kebutuhan obat
disini bisa dibilang tinggi karena banyak pasien yang berobat di sini
dan pernah terjadi kekosongan obat, saat ini ada obat yang tidak
tersedia dan bulan depan akan tesedia. Jika obat yang dibutuhkan
passien sedang tidak ada maka akan diganti dengan obat yang
memiliki komposisi sama, tetapi jika ada pasien yang membutuhkan
obat dan obat tersebut tidak ada dan tidak bisa diganti maka akan di
berikan pengertian kepada pasien kalau pasien mau beli obat diluar
akan di buatkan resep oleh dokter yang sedang bertugas.”(Bidan
Puskesmas)

Pernyataan diatas didukung oleh informan lain yang mengemukakan:

“Kalau obat disini bisa dibilang cukup tapi terkadang ada beberapa
jenis obat yang tidak tersedia. Jika obat yang akan diberikan sedang
tidak tersedia, maka saya akan menanyakan kepada pasien apakah
mereka mau membeli di luar atau tidak. jika mereka tidak bersedia
maka obat yang sejenis yang akan diberikan.”(Dokter Puskesmas)

Berdasarkan hasil wawancara diatas, ketersediaan obat-obatan yang ada di

Puskesmas Patumbak dalam memberikan pelayanan kesehata sudah terbilang

cukup, pernah terjadi kekosongan obat tetapi jika ada obat yang dibutuhkan pasien

tidak tersedia makan akan di berikan obat yang sejenis. Namun, menurut salah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

satu informan menyataka bahwa ada obat yang tersedia di Puskesmas Patumbak

masih belum sesuai standar formulariun nasional, hal ini dapat dilihat dari

pernyataan informan yaitu sebagai berikut:

“Menurut saya obat disini masih belum lengkap karena masih ada
obat yang tidak tersedia di puskesmas, misalnya obat deksametason
juga tidak tersedia karena kebutuhan pasien juga, kalau sedang tidak
tersedia maka pengelola obat yang akan mengurus obatnya atau
pasien akan diberikan rujukan, kalau saya rasa belum sesuai standar
formularium nasional karena hal tersebut maka masih ada obat yang
tidak tersedia.”(KTU Puskesmasa)

Bedasarkan pernyataan di atas dapat diperoleh informasi bahwa

ketersediaan obat di Puskesmas Patumbak belum sesuai dengan standar

formularium nasional karena masih ada obat yang tidak tesedia seperti obat

deksametason akibat dari kebutuhan pasien di Puskesmas Patumbak.

Berasarkan hasil penelitian di Puskesmas Patumbak dengan wawancara

mendalam terhadap pasien peserta JKN yang mendapatkan rujukan, diperoleh

hasil mengenai obat yang tersedia di Puskesmas Patumbak, diperoleh pernyataan -

pernyataan sebagai berikut:

"Sejauh ini saya berobat obat yang saya butuhkan ada di puskesmas
ini dan selama saya berobat di sini tidak pernah disuruh beli obat di
luar oleh petugas yang ada di sini.”(Pasien)

“Tidak pernah disuruh beli obat dari luar karena obat yang saya
butuhkan ada tersedia tetapi jika obatnya tidak ada maka saya akan
beli diluar.”(Pasien)

“Saya belum pernah di suruh beli obat karena obatnya ada di sini
yang saya butuhkan. Tetapi jika obat yang saya butuhkan tidak ada di
puskesmas ini maka akan saya beli di luar agar keadaan saya cepat
pulih seperti biasanya.”(Pasien)

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diperoleh informasi bahwa pasien-

pasien yang datang untuk mendapatkan pelayanan tidak pernah membeli obat dari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

luar karena obat yang dibutuhkan ada di puskesmas tetapi jika terjadi kekosongan

obat di puskesmas maka pasien bersedia membeli obat di luar.

Berdasarkan hasil observasi dapat dilihat bahwa di Puskesmas Patumbak

menunjukkan dari 240 jenis obat-obatan yang seharusnya ada di puskesmas, yang

tersedia di Puskesmas Patumbak ada sebanyak 80 jenis obat-obatan, maka obat-

obatan yang ada di Puskesmas Patumbak masih belum mencukupi dan tidak

memenuhi standar formularium nasional di fasilitas kesehatan tingkat pertama

seperti yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor HK 02.02/ Menkes/ 523/ 2015 Tentang Formularium Nasional di Fasilitas

Kesehatan

4.2.4 Alur Pelaksanaan Rujukan

Berdasarkan informasi yang diterima, berikut adalah pernyataan informan

perihal alur pelaksanaan rujukan di Puskesmas Patumbak adalah sebagai berikut:

"Sistem rujukan di puskesmas ini saya rasa sudah sesuai peraturan


pada era JKN ini, sistem rujukan di puskesmas dilakukan secara
berjenjang dari fasilitas tingkat pertama ke fasilitas kesehatan tingkat
lanjut dan jika pasien ada yang membutuhkan tindakan spesialis maka
akan di berikan rujukan. Untuk pelaksanaan rujukan sudah sesuai
dengan peraturan petunjuk teknis dari BPJS tentang pelaksanaan
rujukan di puskesmas. Menurut saya masyarakat yang datang untuk
berobat tidak mengetahui jenis penyakit apa saja yang bisa ditangani
di puskesmas dan penyakit yang harus di rujuk. Dikarenakan ketidak
pahaman mereka maka diberi pemahaman kepada pasien. (Kepala
Puskesmas)

pernyataan tersebut didukung oleh informan lain yang mengemukakan:

“Menurut saya sudah sesuai dengan alur 155 jenis penyakit yang
harus ditangani di puskesmas. Untuk pasien yang jenis penyakit masuk
dalam 155 jenis penyakit dan menderita komplikasi maka saya akan
memberikan rujukan dan untuk pasien yang tidak bisa ditanggani di
puskesmas untuk kasus gawat darurat maka akan langsung dirujuk
dan kalau ada pasien yang memaksa untuk mendapatkan rujukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

maka kita akan menjelaskan kepada pasien tidak dapat sembarangan


langsung member rujukan tanpa adanya indikasi medis karena sudah
peraturan dari BPJS.” (Dokter Puskesmas)

pernyataan didukung oleh informan lain yang mengemukakan:

Menurut saya persyaratan untuk tindakan lanjutan sepanjang hal itu


tidak bisa ditanggani maka pasien akan di rujuk ke rumah sakit tetapi
terlebih dahulu tergantung kepada kondisi penyakit dan keadaan
pasien itu sendiri, dokter juga sudah pahan dengan 155 jenis penyakit
yang di tanggani di puskesmas. Kalau menurut saya puskesmas ini
sudah menjalankan prosedur,sudah sesuai peraturan yang diberikan
oleh BPJS. Banyaknya pasien yang dirujuk itu diakibatkan oleh
kondisi komplikasi oleh pasien dan kondisi gawat darurat.”(Perawat
Puskesmas)

Berdasarkan hasil wawancara di atas, rujukan dilakukan secara berjenjang

dan sudah sesuai dengan alur serta telah mengikuti petunjuk teknis dari BPJS.

Banyak pasien yang meminta rujukan karena ketidak pahaman pasien terhadap

alur palaksanaan rujukan di era Jaminan Kesehatan Nasional. Berdasarkan

pengamatan peneliti melihat pasien yang memaksa untuk mendapatkan rujukan

karena masih adanya angapan masyarakat jika berobt ke rumah sakit akan lebih

cepat sembuh dari pada berobat ke puskesmas. Tingginya rujukan di Puskesmas

Patumbak karena penyakit pasien yang komplikasi dan kasus gawat darurat.

Berdasarkan hail penelitian di puskesmas patumbak dengan wawancara

mendalam terhadap pasien peserta JKN yang dirujuk atas dasar penyakit dan

alasan meminta rujukan, diperoleh informasi sebagai berikut:

Informan VIII : pasien rujukan peserta JKN Puskesmas Patumbak dengan

diagnosa penyakit jantung koroner. Berikut pernyataan pasien

meminta rujukan adalah sebagai berikut:

“Pelayanan kesehatan yang saya dapatkan di puskesmas ini baik, saya


datang untuk berobat. Keluhan saya kepada dokter karena penyakit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

saya ini kepala saya sakit dan disertai dengan sesak didada melihat
kondisi saya dokter member saya rujukan supaya mendapatkan
pelayanan yang lebih itensif dengan pergi ke dokter spesialis.”
(Pasien)

Informan IX : pasien rujukan peserta JKN Puskesmas Patumbak dengan diagnosa

penyakit hipertensi. Berikut pernyataan pasien meminta rujukan

adalah sebagai berikut:

“Saya sudah pernah berobat ke sini tapi tidak kunjung sembuh,


mungkin obat disini kurang bervariasi. Sehingga saya lebih yakin
obat-obatan di rumah sakit lebih baik untuk saya.”(Pasien)

Informan X : pasien peserta JKN Puskesmas Patumbak dengan diagnose penyakit

gastritis. Berikut pernyataan pasien meminta rujukan adalah

sebagai berikut:

“Saya sudah berulangng kali berobat ke puskesmas tapi saya tidaak


kunjung sembuh-sembuh mungkin obat disini kurang bervariasi.
Sehingga saya ingin pergi berobat ke rumah sakit supaya saya cepat
sembuh.” (Pasien)

Berdasarkan pernyataan pasien peserta JKN yang mendapatkan rujukan

yaitu atas rujukan yang diberikan oleh dokter karena pasien yang memerlukan

penangganan spesialis dan atas pasien yang dirujuk karena kondisi pasien yang

tidak kunjung sembuh dan sudah berulang kali berobat ke puskesmas.

4.2.5 Kesesuaian Pelaksanaan Rujukan Tingkat Pertama Peserta JKN


Kesesuaian pelaksanaan rujukan tingkat pertama peserta JKN yang

dihasilkan di Puskesmas Patumbak sudah sesuai dengan pelaksanaan rujukan

tingkat pertama peserta JKN. Pelaksanaan rujukan pasien peserta JKN di

Puskesmas Patumbak yaitu pelaksanaan sistem rujukan telah diatur dalam bentuk

berjenjang yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua, dan ketiga apabila

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat primer

maka akan menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan sekunder

demikian juga ke tingkat pelayanan tersier.. Adapun bentuk peraturan dalam

pelaksanaan rujukan yang dimaksud dalam SK Menkes Nomor 001 Tahun 2012

tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan dan SK Menkes Nomor

5 Tahun 2014 tentang Puskesmas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Tenaga Kesehatan

Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat tenaga kesehatan

sangat dibutuhkan termasuk perannya dalam memberikan pelayanan kesehatan

sehingga pelaksanaan rujukan pasien berjalan secara baik yang dilihat dari tenaga

kesehatan dalam pelaksanaan rujukan pasien peserta JKN adalah kesiapan tenaga

kesehatan.

Hasil wawancara peneliti di Puskesmas Patumbak terdapat 45 orang

tenaga kesehatan terdiri dari dokter atau dokter layanan primer, dokter gigi,

perawat, bidan, tenaga kesehatan masyrakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli

teknologi labolatorium medik, tenaga gizi, tenaga kefarmasian, tenaga

administrasi. Maka dapat dikatakan bahwa jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas

Patumbak sudah tercukupi karena sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh

pemerintah melalui lampiran peraturan menteri kesehatan No. 75 Tahun 2014

tentang Puskesmas bagian standar ketenagaan Puskesmas.

Tenaga kesehatan di Puskesmas Patumbak sudah mencukupi dan telah

sesuai dengan standar puskesmas rawat inap di pedesaan yang telah ditetapkan

oleh pemerintah melalui lampiran peraturan menteri kesehatan Nomor 75 Tahun

2014 tentang Puskesmas bagian standar ketenagaan Puskesmas. Berdasarkan

jumlah tenaga kesehatan yang sudah mencukupi standar minimal tenaga kesehatan

di puskesmas diharapkan Puskesmas Patumbak mampu memberikan pelayanan

yang baik.

47

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

Maka hal ini menunjukan bahwa petugas Kesehatan di Puskesmas

Patumbak dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya serta wewenang

terhadap memberikan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat belum sesuai

dengan tupoksinya masing-masing jika semua petugas memiliki peran dalam

bekerja dengan tidak menjalankan tugas yang bukan menjadi kewenangan, maka

diharapkan Puskesmas Patumbak mampu meberikan pelayanan yang baik sesuai

dengan tugas dan fungsinya masing-masing.

5.2 Sarana dan Prasarana Kesehatan

Berdasarkan wawancara kepada informan maka hasil penelitian

didapatkan bahwa kelengkapan sarana dan prasaran di Puskesmas Patumbak

belum memadai, hal ini terlihat dari adanya alat kesehatan yang sudah tidak bisa

dipergunakan dengan layak dan tidak berfungsi sehingga tidak memenuhi standar.

Hal ini didukung dengan jawaban dari beberapa informan bahwa fasilitas di

puskesmas belum memadai sesuai dengan lampiran Permenkes Nomor. 75 Tahun

2014.

Menurut Ali (2014) bahwa ketersediaan fasilitas alat kesehatan yang

memadai dapat meningkatkan kinerja Puskesmas dalam melakukan pemeriksaan

kepada pasien dan merupakan suatu keharusan untuk proses rujukan yang

dilakukan akibat keterbatasan sarana tersebut. Jika fasilitas dan sarana penunjang

kesehatan kurang lengkap maka proses mendiagnosa pasien akan terganggu dan

hal ini menyebabakan petugas kesehatan harus merujuk pasien ke rumah sakit

sehingga akan berdampak pada meningkatnya angka rujukan.

Fasilitas alat kesehatan yang memadai dapat meningkatkan kinerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

Puskesmas dalam melakukan pemeriksaan kepada pasien dan fasilitas alat yang

terbatas sehingga akan mempengaruhi dokter dalam memberikan pelayanan dan

terpaksa memberikan rujukan kepada pasien. Hal ini dapat mengakibatkan

tingginya angka rujukan di Puskesmas Patumbak.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan di Puskesmas Patumbak

didapat kelengkapan alat kesehatan di Puskesmas Patumbak yang belum

memenuhi standar alat kesehatan yang tercantum dalam lampiran Permenkes

Nomor 75 Tahun 2014 tentang puskesmas bagian persyaratan peralatan

puskesmas di ruangan pemeriksaan umum, dari 67 item standar arana dan

prasarana yang dianjurkan bagi pelayanan tingkat pertama ada 30 item yang dapat

dipenuhi oleh puskesmas, sehingga akan mempengaruhi dokter dalam

memberikan pelayanan dan terpaksa memberikan rujukan kepada pasien.

Fasilitas alat kesehatan yang memadai dapat meningkatkan kinerja

puskesmas dalam memberikan pemeriksaan kepada pasien dan merupakan suatu

keharusan untuk memberikan rujukan akibat keterbatasan sarana tersebut, jika

fasilitas dan sarana penunjang keseharian kurang lengkap maka proses

mendiagnosa pada pasien akan terganggu dan hal ini menyebabkan petugas

kesehatan harus merujuk pasien kerumah sakit sehingga akan berdampak pada

meningkatnya rujukan di rumah sakit.

5.3 Ketersediaan Obat

Obat dapat menyembuhkan penyakit pada manusia, pemberian obat juga

dapat mengukur tingkat kesembuhan. Pendapat masyarakat tentang hasil yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

diperoleh dari pelayanan kesehatan adalah menerima obat setelah mendapatkan

pelayanan kesehatan di suatu fasilitas kesehatan.

Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa kelengkapan obat-

obatan, di fasilitas kesehatan tingkat pertama yaitu puskesmas belum mencukupi.

dan sudah dibuat dalam sistem e-katalok sesuai dengan kebutuhan. Yang

bertanggung jawab dalam ketersediaan obat dipuskesmas adalah dinas kesehatan

dan pemerintah daerah. Obat-obatan tersebut diajukan oleh setiap puskesmas ke

dinas kesehatan berdasarkan pola konsumsi masing-masing puskesmas.

Program Jaminan Kesehatan Nasional tidak diperbolehkan puskesmas

untuk melakukan pembelian obat langsung tetapi perencanaan obat atau

pengadaan obat dilakukan oleh dinas kesehatan. Obat yang terdapat dalam

Formularium Nasional dan biayanya terdapat dalam e-katalog. Adanya pernyataan

pengelola obat di Puskesmas Patumbak bahwa pengadaan obat dipuskesmas

dilakukan dengan melaporkan kebutuhan obat yang diketahui dari kunjungan

pasien kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang, lalu dari Dinas

Kesehatan akan memberikan laporan tersebut ke gudang farmasi, setelah itu obat

akan dikirim ke Puskesmas, obar-obat yang dikirim tetap sama setiap bulannya.

Menurut Ali (2014) Pengadaan obat-obatan terutama untuk obat peserta

JKN tidak terpisah dengan obat-obatan lain. Pelayanan obat untuk peserta JKN di

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dilakukan oleh apoteker. Pelayanan obat

untuk peserta JKN pada fasilitas kesehatan mengacu kepada daftar fornas dan

harga obat yang tercantum dalam e-katalok obat. Obat-obatan tersebut diajukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

oleh tiap Puskesmas ke Dinas Kesehatan berdasarkan pola konsumsi masing-

masing puskesmas.

Pelayanan obat untuk peserta JKN pada puskesmas mengacu kepada daftar

obat sesuai dengan standar dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia nomor HK 02.02/ Menkes/ 523/ 2015 tentang Formularium Nasional di

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Dengan melakukan observasi didapat hasil

di Puskesmas Patumbak memiliki 78 jenis obat-obatan dari 240 jenis obat yang

seharusnya tersedia.

Permenkes Nomor 28 Tahun 2014 Tentang pedoman Pelaksanaan

Program Jaminan Kesehatan Nasional. Pengadaan obat-obatan terutama untuk

peserta JKN tidak terpisah dengan obat-obatan lain. Pelayanan obat untuk peserta

JKN di fasilitas kesehatan tingkat pertama dilakukan oleh seorang apoteker di

intalasi obat, pelayana obat mengacu kepada daftar obat yang tercantum dalam

formularium nasional dan harga obat tercantum dalam e-katalog obat.

Ketersediaan obat di Puskesmas Patumbak masih belum mencukupi dan

tidak sesuai dengan formularium nasional di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

yang tercantum dalam Kepmenkes nomor HK 02.02/ Menkes/ 523/ 2015. Terkait

jumlah obat yang belum mencukupi standar formularium nasional maka

Puskesmas Patumbak belum mampu memberikan pelayanan yang baik.

5.4 Alur Pelaksanaan Rujukan

Alur pemberian rujuan di Puskesmas Patumbak adalah sebagai berikut,

pasien datang ke puskesmas, mendaftarkan diri kebagian pendaftaran, lalu pasien

menunggu ke ruang tunggu pasien, kemudian pasien diarahkan ke poli yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

sesuai dengan keluhannya. Setelah itu dilanjutkan pada proses pemeriksaan serta

konsultasi dengan dokter, kemudian dilakukan diagnosa oleh dokter apakah

pasien perlu mendapatkan rujukan atau tidak. Pasien yang datang ditanggani oleh

pihak puskesmas akan diarahkan keruang obat lalu pulang, tetapi bagi pasien yang

tidak dapat ditanggani oleh puskesmas karena berbagai pertimbangan seperti jenis

penyakit, kebutuhan penangganan lanjut, dan fasilitas yang kurang mendukung,

maka pasien dapat dirujuk ke pelayanan lanjutan dengan membawa surat rujukan.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa rujukan rujukan dilakukan

secara berjenjang dan sudah sesuai alur. Banyak pasien yang meminta rujukan

karena ketidak pahaman pasien tehadap alur pelaksanaan rujukan di era jaminan

kesehatan nasional.

Menurut Gulo (2015) masyarakat tidak bisa menghindari kebiasaan yang

terjadi ditahun-tahun sebelumnya terbukti pada Puskesmas Botombawo masih

banyak pasien yang meminta untuk dirujuk langsung kerumah sakit dengan alasan

puskesmas tidak lengkap baik itu dari dokternya maupun ketersediaan obat yang

masih kurang. Hal ini jug tejadi di Puskesmas Patumbak kebanyakan pasien yang

belum mengerti tentang sistem rujukan di era JKN menganggap bahwa puskesmas

bisa mengeluarkan surat rujukan ke rumah sakit karena itu adalah hak mereka

meskipun penyakitnya masih bisa ditangani di puskesmas.

Berdasatkan Hasil penelitian di peroleh bahwa rujukan dilaksanakan

secara berjenjang dan sudah sesuai alur serta telah mengikuti petunjuk teknis dari

BPJS. Banyak pasien yang meminta rujukan karena ketidak tahuan pasien

terhadap alur pelaksanaan rujukan di era Jaminan Kesehatan Nasional. Dokter

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

masih merujuk jika terdapat pasien yang masuk dalam 155 jenis penyakit

diagnosa sudah komplikasi makan akan diberikan rujukan oleh dokter. Penyebab

tingginya angka rujukan di Puskesmas Patumbak di karenakan banyak pasien

yang sudah memiliki penyakit komplikasi.

Berdasarkan observasi peneliti melihat pasien yang memaksa untuk

mendapatkan rujukan karena masih adanya kepercayaan masyarakat jika berobat

ke rumah sakit dan mendapatkan pelayanan spesialis di rumah sakit maka pasien

beranggapan bahwa mereka akan sembuh dari pada berobat ke puskesmas.

5.5 Kesesuaian Pelaksanaan Rujukan Tingkat Pertama Peserta JKN

Output utama dari suatu pelaksanaan sistem adalah data dan informasi

tentang gambaran sistem rujukan yang telah diatur dalam Kepmenkes Nomor 001

Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatn perorangan dan

Kepmenkes Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas, dimana puskesmas

mampu menangani 155 diagnosa jenis penyakit yang dan tidak boleh dirujuk

apabila masih terdapat dalam 155 diagnosa. Namun pada Puskesmas Patumbak

dalam proses pelaksanaan sistem rujukannya masih belum sesuai dengan apa yang

telah ditetapkan, dapat dilihat bahwa puskesmas masi merujuk pasien dengan

kasus yang masih bisa ditanggani di puskesmas yang terdapat dalam 155 diagnosa

penyakit.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa rujukan dilaksanakan secara

berjenjang dan sudah sesuai alur serta telah mengikuti petunjuk teknis dari BPJS.

Faktor penyebab banyaknya pasien yang langsung meminta rujukan langsung

tanpa pemeriksaan terlebih dahulu dan tanpa indikasi medis karena tanpa ketidak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

pahaman pasien terhadap alur pelaksanaan rujukan pada era Jaminan Kesehatan

Nasional.

Hal ini disebabkan diantaranya keterbatasan sarana dan prasarana, selai itu

dalam proses ini dimana masih adanya kepercayaan pasien/masyarakat tentang

pelayana dan pengobatan di puskesmas tidak kunjung sembuh dan obat di

puskesnas kurang bervariasi dalam memberikan pelayanan kepada pasien

sehingga beranggapan pergi ke rumah sakit untuk berobat akan cepat sembuh.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Ketersediaan jumlah sumber daya manusia yang ada di Puskesmas Patumbak

sudah memenuhi sesuai dengan kompetensi tenaga kesehatan.

2. Ketersediaan fasilitas peralatan medis masih minim dibandingkan menurut

permenkes nomor 75 tahun 2014.

3. Jenis dan jumlah obat yang terdapat di Puskesmas Patumbah masih belum

terpenuhi sesuai dengan kebutuhan obat dan masih perlu pembenahan.

4. Puskesmas Patumbak dalam melaksanakan pelayanan kesehatan belum mampu

mengimplementasikan syarat rujukan.

6.2 Saran

1. Diharapkan Puskesmas Patumbak agar mengusulkan dan mengupayakan

kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang untuk dapat melengkapi

fasilitas peralatan medis di Puskesmas.

2. Diperlukan manajemen perencanaan obat yang lebih baik agar ketersediaan

obat dapat terpenuhi di Puskesmas.

3. Diharapkan kepada petugas Puskesmas Patumbak untuk memberikan sosialisasi

kepada masyarakat tentang sistem rujukan berjenjang di era JKN agar pasien

dapat mengerti prosedur rujukan yang ada.

55
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
56

4. Diharapkan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang untuk

mengupayakan melengkapi fasilitas sarana kesehatan dan ketersediaan jumlah

obat di Puskesmas Patumbak.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Fauziah. 2014 Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama
Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Di Puskesmas Siko
dan Puskesmas Kalumata Kota Ternate Tahun 2014.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. 2014. Panduan Praktis


Gatekeeper Concept Faskes BPJS Kesehatan. Jakarta: BPJS Kesehatan.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka


Cipta.

Gulo, Martimanjaya. 2015. Analisis Rujukan Puskesmas BotombawoKabupaten


Nias Dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional Tahun2015. Skripsi.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas SumateraUtara.

Meliala, Andreasta.2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penerimaan Dokter


Spesialis Ikatan Dinas Vol 9. Nomor 2 Juni 2006 halaman 58-64 Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan.

Kemenkes RI. 2014. 159/ Menkes / SK / V / 2014 Tentang Formularium


Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

, 118/ Menkes / SK / V / 2014 Tentang Formularium Nasional. Jakarta:


Kementerian Kesehatan RI.

Keputusan Direktur Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,


HK.02.03/III/1346/2014 Tentang Pedoman Penerapan Formularium
Nasional . Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kepmenkes RI. 2015. Nomor HK 02.02/ Menkes/ 523/ 2015 Tentang Formulariun
Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Peraturan Menteri No. 001 Tahun 2012. Tentang Sistem Rujukan Pelayanan
Kesehatan Perorangan. Jakarta: Peraturan Menteri Kesehatan.

, No. 71 Tahun 2013. Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan


Kesehatan Nasional. Jakarta: Peraturan Menteri Kesehatan.

, No. 75 Tahun 2014. Tentang Puskesmas. Jakarta: Peraturan


Menteri Kesehatan.

, No. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di


Fasilitas Kesehatan Primer. Jakarta: Peraturan Menteri Kesehatan.

57
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
58

, No. 28 Tahun 2014.Tentang Pedoman Pelaksanaan Program


Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta: Peraturan Menteri Kesehatan.

, No 44 Tahun 2016. Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas. Jakarta:


Peraturan Menteri Kesehatan.

Puskesmas Patumbak. 2016. Profil Puskesmas Patumbak. Patumbak: Puskesmas


Patumbak.

Undang-Undang Republik Indonesia, No.40 Tahun 2004. Tentang Sistem


Jaminan Sosial Nasional. Jakarta: Presiden Republik Indonesia.

Zuhrawardi, 2007. Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama


Peserta Wajib PT Askes pada Puskesmas Mibo, Puskesmas Batoh, dan
Puskesmas Baiturahman di Kota Banda Aceh Tahun 2007. Tesis Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PEDOMAN WAWANCARA
PELAKSANAAN RUJUKAN PASIEN PESERTA JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL DI PUSKESMAS PATUMBAK TAHUN

Panduan untuk Kepala Puskesmas Patumbak

I. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan terakhir :

II. Daftar pertanyaan


1. Bagaimana pendapat Ibu mengenai jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Patumbak,
apakah sudah cukup? dan berapa jumlahnya? secara keseluruhan? Serta apakah
sesuaidengan standar puskesmas?
2. Bagai mana menurut Ibu tentang kemampuan Puskesmas Patumbak dalam
memberikan pelayanan kesehatan dalam era JKN?
3. Apakah petugas pengelola BPJS Kesehatan di Puskesmas Patumbak sudah
mendapatkan pelatihan mengenai sis tem rujukan Puskesmas?
4. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana Puskesmas Patumbak dalam
mendiagnosis penyakit dalam era JKN?
5. Apakah menurut Ibu kelengkapan fasilitas sarana kesehatan di Puskesmas Patumbak
sudah sesuai dengan standar pelayanan primer dalam era JKN?
6. Apa yang ibu akan lakukan jika alat fasilitas kesehatan yang dibutuhkan dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien tidak ada di Puskesmas?
7. Apakah ketersediaan obat dalam melayani pasien sudah sesuai dengan formulasi
nasional yang telah ditetapkan?
8. Apakah yang akan ibu lakukan jika obat yang diberikan kepada pasien tidak ada di
puskesmas?
9. Apakah sistem rujukan di Puskesmas Patumbak sudah sesuai alur yang telah
ditetapkan?
10. Apa penyebab tingginya rujukan yang terjadi di Puskesmas Patumbak?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Panduan untuk Dokter Puskesmas Patumbak

I. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan terakhir :
II. Daftar pertanyaan
1. Bagaimana pendapat Ibu mengenai jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Patumbak,
apakah sudah cukup? dan berapa jumlahnya? secara keseluruhan? Serta apakah
sesuaidengan standar puskesmas?
2. Bagai mana menurut Ibu tentang sumber daya manusia Puskesmas Patumbak dalam
memberikan pelayanan kesehatan dalam era JKN?
3. Bagaimana menurut Ibu dokter dalam membuat diagnosa penyakit, dan rujukannya
saat ini?
4. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana Puskesmas Patumbak dalam
mendukung penegakkan diagnosa ibu?
5. Apakah menurut Ibu kelengkapan fasilitas sarana kesehatan di Puskesmas Patumbak
sudah sesuai dengan standar pelayanan primer dalam era JKN?
6. Apa yang ibu akan lakukan jika alat fasilitas kesehatan yang dibutuhkan dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien tidak ada di Puskesmas?
7. Apakah Fasilitas Kesehatan di puskesmas saat ini sudah sesuai dengan Kompendium
yang telah ditetapkan pada program JKN?
8. Apakah ketersediaan obat dalam melayani pasien sudah sesuai dengan formulasi
nasional yang telah ditetapkan?
9. Apa yang akan ibu lakukan jika obat yang diberikan kepada pasien tidak ada di
puskesmas?
10. Apakas sistem rujukan di Puskesmas Patumbak sudah sesuai alur yang telah
ditetapkan?
11. Apa penyebab tingginya rujukan yang terjadi di Puskesmas Patumbak?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Panduan untuk Kepala Tata Usaha Puskesmas Patumbak

I. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan terakhir :
II. Daftar pertanyaan

1. Bagaimana pendapat Ibu mengenai jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Patumbak,


apakah sudah cukup? dan berapa jumlahnya? secara keseluruhan? Serta apakah
sesuaidengan standar puskesmas?
2. Bagai mana menurut Ibu tentang sumber daya manusia Puskesmas Patumbak dalam
memberikan pelayanan kesehatan dalam era JKN?
3. Apakah petugas pengelola BPJS Kesehatan di Puskesmas Patumbak sudah
mendapatkan pelatuhan mengenai sistem rujukan puskesmas?
4. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana Puskesmas Patumbak dalam
mendiagnosis penyakit dalam era JKN?
5. Apakah menurut ibu kelengkapan fasilitas sarana kesehatan di Puskesmas Patumbak
sudah sesuai dengan standar pelayanan primer dalam era JKN?
6. Apa yang ibu akan lakukan jika alat fasilitas kesehatan yang dibutuhkan dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien tidak ada di puskesmas?
7. Apakah ketersediaan obat dalam melayani pasien sudah sesuai dengan formulasi
nasional yang telah diteteapkan?
8. Apa yang akan ibu lakukan jika obat yang diberikan kepada pasien tidak ada di
puskesmas?
9. Apakah sistem Rujukan di Puskesmas Patumbak sudah sesuai dengan alur yang telah
ditetapkan?
10. Apa penyebab tingginya rujukan yang terjadi di Puskesmas Patumbak?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Panduan untuk Perawat Puskesmas Patumbak
I. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan terakhir :
II. Daftar pertanyaan

1. Bagaimana pendapat Ibu mengenai jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Patumbak,


apakah sudah cukup? dan berapa jumlahnya? secara keseluruhan? Serta apakah
sesuaidengan standar puskesmas?
2. Bagai mana menurut Ibu tentang sumber daya manusia Puskesmas Patumbak dalam
memberikan pelayanan kesehatan dalam era JKN?
3. Apakah petugas pengelola BPJS Kesehatan di Puskesmas Patumbak sudah
mendapatkan pelatuhan mengenai sistem rujukan puskesmas?
4. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana Puskesmas Patumbak dalam
mendiagnosis penyakit dalam era JKN?
5. Apakah menurut ibu kelengkapan fasilitas sarana kesehatan di Puskesmas Patumbak
sudah sesuai dengan standar pelayanan primer dalam era JKN?
6. Apa yang ibu akan lakukan jika alat fasilitas kesehatan yang dibutuhkan dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien tidak ada di puskesmas?
7. Apakah ketersediaan obat dalam melayani pasien sudah sesuai dengan formulasi
nasional yang telah diteteapkan?
8. Apa yang akan ibu lakukan jika obat yang diberikan kepada pasien tidak ada di
puskesmas?
9. Apakah sistem Rujukan di Puskesmas Patumbak sudah sesuai dengan alur yang telah
ditetapkan?
10. Apa penyebab tingginya rujukan yang terjadi di Puskesmas Patumbak?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Panduan untuk Bidan Puskesmas Patumbak
I. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan terakhir :
II. Daftar pertanyaan

1. Bagaimana pendapat Ibu mengenai jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Patumbak,


apakah sudah cukup? dan berapa jumlahnya? secara keseluruhan? Serta apakah
sesuaidengan standar puskesmas?
2. Bagai mana menurut Ibu tentang sumber daya manusia Puskesmas Patumbak dalam
memberikan pelayanan kesehatan dalam era JKN?
3. Apakah petugas pengelola BPJS Kesehatan di Puskesmas Patumbak sudah
mendapatkan pelatuhan mengenai sistem rujukan puskesmas?
4. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana Puskesmas Patumbak dalam
mendiagnosis penyakit dalam era JKN?
5. Apakah menurut ibu kelengkapan fasilitas sarana kesehatan di Puskesmas Patumbak
sudah sesuai dengan standar pelayanan primer dalam era JKN?
6. Apa yang ibu akan lakukan jika alat fasilitas kesehatan yang dibutuhkan dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien tidak ada di puskesmas?
7. Apakah ketersediaan obat dalam melayani pasien sudah sesuai dengan formulasi
nasional yang telah diteteapkan?
8. Apa yang akan ibu lakukan jika obat yang diberikan kepada pasien tidak ada di
puskesmas?
9. Apakah sistem Rujukan di Puskesmas Patumbak sudah sesuai dengan alur yang telah
ditetapkan?
10. Apa penyebab tingginya rujukan yang terjadi di Puskesmas Patumbak?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Panduan untuk Pengelola obat Puskesmas Patumbak

I. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan terakhir :
II. Daftar pertanyaan

1. Bagaimana kebutuhan obat di Puskesmas Patumbak dan bagaimana perencananya?


2. Apakah ketersediaan obat sudah sesuai dengan formulasi nasional yang telah
ditetapkan?
3. Apakah yang akan Ibu lakukan jika obat yang diberikan kepada pasien tidak ada di
Puskesmas?
4. Bagaimana pendapat Ibu mengenai jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Patumbak,
apakah sudah cukup? dan berapa jumlahnya? secara keseluruhan? Serta apakah
sesuaidengan standar puskesmas?
5. Bagai mana menurut Ibu tentang sumber daya manusia Puskesmas Patumbak dalam
memberikan pelayanan kesehatan dalam era JKN?
6. Bagaimana menurut ibu kesiapan petugas terutama dokter atau tenaga medis dalam
mendiagnosa penyakit?
7. Apakah menurut ibu kelengkapan fasilitas sarana kesehatan di ruang pemeriksaan
umum yang ada di Puskkesmas Patumbak sudah sesuai dengan standar pelayanan
primer dalam era JKN?
8. Apa yang bapak/ibu akan lakukan lakukan jika alat fasilitas kesehatan yang
dibutuhkan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien tidak ada di
puskesmas?
9. Apakah fasilitas kesehatan di puskesmas saat ini sudah sesuai dengan Kompendium
yang telah ditetapkan dalam program JKN?
10. Apakah sistem rujukan di Puskesmas Patumbak sudah sesuai alur yang telah
ditetapkan?
11. Apa penyebab tingginya rujukan yang terjadi di Puskesmas Patumbak?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Panduan untuk Pengelola BPJS Puskesmas Patumbak

I. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan terakhir :
II. Daftar pertanyaan

1. Apakah persyaratan bila dilakukan tindakan lanjutan pada pasien BPJS?

2. Apakah ibu pernah mengukuti pelatihan tentang sistem rujukan?

3. Apakah sistem rujukan di Puskesmas Patumbak sudah sesuai dengan alur yang telah

ditetapkan?

4. Bagaimana pendapat ibu mengenai jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Patumbak?

Apakah sudah cukup dan sesuai dengan standar puskesmas?

5. Bagaimana menurut bapak/ ibu kesiapan petugs terutama dokter atau tenaga medis

dalam mendiagnosa penyakit?

6. Apakah menurut ibu kelengkapan fasilitas sarana kesehatan di ruang pemeriksaan

umum yang ada di Puskesmas Patumbak sudah sesuai dengan standar pelayanan

primer dalam era JKN?

7. Apa yang bapak/ibu akan lakukan jika alat fasilitas kesehatan yang dibutuhkan dalam

memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien tidak ada di puskesmas?

8. Apakah fasilitas kesehatan di puskesmas saat ini sudah sesuai dengan Kompendium

yang telah ditetapkan pada program JKN?

9. Apakah yang akan bapak/ibu lakukan jika obat yang diberikan kepada pasien tidak

ada di puskesmas?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10. Apakah ketersediaan obat dalam melayani pasien sudah sesuai dengan formulasi

nasional yang telah ditetapkan?

11. Apa penyebab tingginya rujukan yang terjadi di Puskesmas Patumbak?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Panduan untuk Pasien Rujukan Peserta JKN

Puskesmas Patumbak

I. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan terakhir :
II. Daftar pertanyaan

1. Apakah alasan Bapak/ibu memilih Puskesmas Patumbak sebagai fasilitas kesehatan

tingkat pertama?

2. Menurut Bapak/ibu, apakah pegawai di Puskesmas Patumbak sudah mengetahui

tentang program JKN?

3. Bagaimana menurut Bapak/ibu tentang pelayanan kesehatan di Puskesmas Patumbak?

4. Apakah rujukan yang diberikan kepada bapak/ibu atas petunjuk petugas puskesmas?

atau bagaimana?

5. Apakah bapak/ibu pernah di suruh untuk periksa laboratorium?

6. Menurut bapak/ibu apa yang akan dilakukan Puskesmas Patumbak jika alat fasilitas

kesehatan yang dibutuhkan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien

tidak ada di puskesmas?

7. Apakah puskesmas memiliki ketersediaan sarana dan prasarana dalam tindakan

lanjutan atau rujukan?

8. Apakah bapak/ibu pernah disuruh untuk membeli obat di Apotik?

9. Apakah yang akan dilakukan puskesmas jika obat yang diberikan kepada pasien tidak

ada di puskesmas?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai