Kin Fix
Kin Fix
PENDAHULUAN
Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi
sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau
untuk kehidupan. Dampak stroke diantaranya, ingatan jadi terganggu dan terjadi
yang lebih drastis, kecacatan fisik maupun mental pada usia produktif dan usia
lanjut dan kematian dalam waktu singkat. Stroke masih menjadi masalah
1
(JAHA, 2016). Meningkatnya jumlah penderita stroke diseluruh dunia dan juga
terdapat lebih dari 1000 penderita stroke yang berusia kurang dari 30 tahun
kematian utama hampir seluruh Rumah Sakit di Indonesia dengan angka kematian
sekitar 15,4%. Tahun 2007 prevalensinya berkisar pada angka 8,3% sementara
pada tahun 2013 meningkat menjadi 12,1%. Jadi, sebanyak 57,9% penyakit stroke
dari kasus stroke tertinggi yang terdiagnosis tenaga kesehatan adalah usia 75
tahun keatas (43,1%) dan terendah pada kelompok usia 15-24 tahun yaitu sebesar
0,2% (Riskesdas, 2013). Menurut penelitian Badan Pusat Statistik (BPS) pada
tahun 2013, prevalensi penyakit stroke pada kelompok yang didiagnosis oleh
pada umur ≥15 tahun 2013 di Sumatera Barat naik dari 7,4% menjadi 12,2%
diamana juga terjadi peningkatan pada usia 15-24 tahun (0,2 % menjadi 2,6%)
usia 25-34 tahun (0,6% menjadi 3,9%) usia tahu 35-44 tahun (2,5% menjadi
penderita stroke pada tahun 2009 menurut dr. Herman Samsudi, Sp.S, seorang
ahli saraf sekaligus ketua Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) Cabang DKI
2
(2014) mencatat bahwa jumlah penderita stroke di Indonesia tahun 2013
stroke, ada sekitar 2,5% atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat ringan
maupun berat (Yayasan Stroke Indonesia, 2012). Data yang diperoleh dari Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2013 didapatkan data bahwa stroke
orang tua. Dulu, stroke hanya terjadi pada usia tua mulai 60 tahun, namun
meningkatnya penderita stroke usia muda lebih disebabkan pola hidup, terutama
justru stroke di usia produktif sering terjadi akibat kesibukan kerja yang
menyebabkan seseorang jarang olahraga, kurang tidur, dan stres berat yang juga
terjadinya stroke pada usia muda kurang dari 40 tahun dibagi dua
kelompok besar yaitu faktor yang tidak dapat diubah (jenis kelamin, umur,
riwayat keluarga) dan faktor yang dapat di ubah seperti pola makan,
jantung koroner, diabetes melitus, hipertensi, dan gagal jantung. Namun demikian
3
stroke juga sudah muncul pada kelompok usia muda (15-24 tahun) sebesar 0,3%
di Indonesia dan demikian juga di negara lain. Dalam penelitian Miah (2012)
disimpulkan bahwa pada kelompok usia muda ditemukan faktor risiko yang
pada kelompok usia tua faktor risiko yang signifikan untuk pengembangan stroke
dan dislipidemia.
orang responden yang menderita stroke, 59,52% (25 orang) berusia <55 tahun,
jantung dan DM), menderita hipertensi, menderita DM, tidak obesitas, tidak
Burhanuddin dkk (2013) didapatkan hasil bahwa pada usia dewasa awal yang
memiliki faktor risiko, perilaku atau kebiasaan merokok berisiko 2,68 kali,
riwayat diabetes mellitus berisiko 5,35 kali, riwayat hipertensi berisiko 16,33 kali,
riwayat hiperkolesterolemia berisiko 3,92 kali menderita penyakit stroke dari pada
kasus (<50 tahun) adalah 43 tahun. Faktor risiko jenis kelamin, hipertensi,
muda pada pasien RS Brawijaya Surabaya. Faktor risiko obesitas, sebagai faktor
risiko yang mempengaruhi kejadian stroke usia muda pada pasien RS Brawijaya
4
Surabaya. Hasil penelitian Cerasuolo dan Cipriano (2017) menunjukkan bahwa
kejadian stroke tetap tidak berubah di antara mereka yang berusia 20-49 tahun dan
paling umum yaitu merokok (56,4%), diikuti oleh hipertensi arteri (50%),
emboligenic (12,7%).
dimana faktor risiko pada usia muda yaitu dislipidemia (52.7%), merokok
(47.3%), dan hipertensi (39.3%). Berbagai hasil penelitian diatas, faktor risiko
stroke pada usia muda itu tidak jauh berbeda, seperti riwayat stroke pada keluarga,
merokok, hipertensi, diabetes melitus dan aktivitas fisik serta tingkat stres hampir
ada di setiap penelitian. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat faktor risiko
diabetes melitus, aktivitas fisik dan tingkat stres. Faktor itu diambil karena dari
Serangan stroke dengan faktor risiko yang terjadi pada usia muda akan
kesulitan bicara, menelan, serta membedakan kanan dan kiri. Stroke tak lagi
muda yang masih produktif. Jika stroke sudah menyerang usia muda yang
5
produktif, hal itu akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta
harus mengeluarkan uang yang lebih banyak untuk pengobatan pasien paska
stroke. Pada keluarga, yang sering terkena stroke biasanya tulang punggung
keluarga karena sering melakukan gaya hidup yang kurang sehat, akibat
Penuaan adalah proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap
manusia. Walaupun proses penuaan benar adanya dan merupakan sesuatu yang
normal, tetapi pada kenyataannya hal ini menjadi beban bagi setiap manusia yang
menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Proses penuaan
biologis yang dialami lansia relatif tidak akan menimbulkan perubahan buruk
tingkat ketergantungan lansia terhadap orang lain sangat tinggi. Hal ini
6
memfasilitasi pergerakan tubuh yang memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi
toleransi aktivitas, kesejajaran tubuh, dan posisi tubuh yang aman saat bekerja.
Mekanika tubuh yang baik yakni yang dapat memelihara dan mempertahankan
kekuatan otot serta memelihara pergerakan sendi, salah satunya dengan ROM
(Range of Motion) yaitu kemampuan klien untuk menggerakan sendi agar tidak
badan dan anggota gerak secara teratur baik dibantu maupun secara mandiri yang
Umumnya dimasyarakat apabila ada orang yang sakit, maka ia hanya tidur
atau berbaring saja tanpa melakukan aktivitas yang berguna untuk melatih otot-
otot tubuhnya agar tidak kaku. Orang biasanya takut untuk melakukan gerakan-
gerakan badan ketika sakit, karena khawatir membuat sakitnya semakin parah.
ditempat tidur saja. Salah satu contoh penyakit yang dianjurkan untuk orang
melakukan latihan gerak badan adalah stroke, karena orang yang terkena stroke
7
1.2 Rumusan Masalah
darah ke otak dengan berbagai sebab yang ditandai dengan kelumpuhan sensorik
Range Of Motion (ROM) adalah suatu tehnik dasar yang digunakan untuk
menilai gerakan dan untuk gerakan awal kedalam suatu program intervensi
terapeutik. Gerakan dapat dilhat sebagai tulang yang digerakkan oleh otot ataupun
gaya eksternal lain dalam ruang gerakannya melalui persedian. Bila terjadi
gerakan, maka seluruh struktur yang terdapat pada persendian tersebut akan
terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul sendi, fasia, pembuluh darah,
dan saraf. Gerakan yang dapat dilakukan sepenuhnya dinamakan range of motion
atau ROM. Karena itu, perawat harus dapat mengenali masalah konstipasi sebagai
ROM (range of motion) pada klien lansia dengan stroke akibat pembatasan
aktivitas atau bedrest total terbukti mampu mencegah dan mengatasi kelumpuhan.
melakukan latihan ROM pada klien dengan Stroke serta mengidentifikasi apakah
klien.
8
1.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Manfaat keilmuan
9
b. Meningkatkan pengetahuan penulis tentang pemberian asuhan
2. Bagi penelitian
Sebagai sumber informasi pada karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi
10
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Defenisi
ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang
otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin, 2008).
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak
otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini
2002).
a. Usia
11
keelastisannya, dengan adanya plak akan semikin memperburuk keadaan
b. Herediter
a. Hipertensi
aliran darah ke otak, pada otak akan terjadi kematian jaringan otak atau
b. Penyakit jantung
Penyakit jantung coroner dan infark miocard (kematian otot otak). Pusat
aliran darah adalah jantung, dengan adanya kematian pusat aliran darah,
suplay darah dan oksigen ke otak juga akan terganggu, sehingga terjadi
c. Diabetes Milletus
darah yang menuju otak dengan peningkatan atau penurunan kadar gukosa
12
d. Hiperkolessterolemia
e. Obesitas
semikin tinggi.
f. Merokok
darah yang akan membuat pembuluh darah menjadi sempit, aliran darah ke
2.1.3 Klasifikasi
a. Stroke Hemoragi,
saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien
13
1) Perdarahan intraserebra
2) Perdarahan subaraknoid
Aneurisma yang pecah ini berasal dari pembuluh darah sirkulasi willisi
biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di
14
2. Menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya, yaitu:
terjadi selama beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang
2.1.4 Etiologi
1. Thrombosis Cerebral
orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi
15
Beberapa keadaan di bawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak:
a. Aterosklerosi
aliran darah.
d. Emboli
oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal
16
dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri
emboli:
(RHD).
2) Myokard infark
embolus-embolus kecil.
1. Haemorhagi
17
2. Hipoksia Umum
3. Hipoksia Setempat
2.1.5 Patofisiologi
yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak
dapat berubah (makin lmbat atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus,
18
berasal dari flak arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area yang
otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan
kongesti disekitar area. Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih
besar daripada area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam
thrombosis biasanya tidak fatal, jika tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi
nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada
dinding pembukluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis, atau
herniasi otak.
19
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak,
disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk jangka waktu 4-6
serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah satunya
henti jantung.
20
Pathway
21
2.1.6 Manifestasi klinis
b. Defisit Motorik
1. Hemiparesis
Kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama. Paralisis
2. Ataksia
3. Disartria
4. Disfagia
22
c. Defisit Verbal
1. Afasia Ekspresif
mampu
2. Afasia Reseptif
3. Afasia Global
4. Defisit Kognitif
5. Defisit Emosional
perasaan isolasi.
(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak
23
1. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia)
8. Gangguan persepsi
1. Angiografi serebral
obstruksi arteri.
Untuk mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang juga
pemindaian CT).
3. CT scan
hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya
secara pasti.
24
4. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
5. EEG
6. Pemeriksaan laboratorium
hiperglikemia.
sendiri.
2.1.8 Penatalaksanaan
25
1. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan
membantu pernafasan.
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-
a. Pengobatan Konservatif
arterial.
alteroma.
kardiovaskuler.
26
b. Pengobatan Pembedahan
sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, Dengan sehat sebagai tujuan
27
Pendekatan ini digunakan dalam rangka mengidentifikasi dan
a. Tujuan umum
keluarganya.
b. Tujuan khusus
hidupnya (Effendi,2012).
28
2.2.3 Sasaran Asuhan Keperawatan Keluarga
kesehatan, meliputi :
sendiri.
penyakit keturunan.
3. Menderita hipertensi.
4. Primeparaatau multipara.
1. Lahir premature/BBLR
29
5. Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau
anaknya.
keluarga.
3. Berpikiran positif
1. Karakteristik pengirim
30
2. Karakteristik penerima
- Siap mendengarkan
- Melakukan validasi
b. Struktur peran.
posisi sosial yang diberikan, yang dimaksud posisi atau status adalah
individu dalam masyarakat misalnya status sebagai istri, suami, atau anak.
c. Struktur kekuatan
Nilai meruoakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
peraturan.
a. Fungsi Afektif
31
anak mereka dan pasangannya, apakah mereka saling menghormati satu
b. Fungsi sosialisasi
keluarga.
c. Fungsi reproduksi
d. Fungsi ekonomi
32
tentang hal yang telah di lakukan dalam mengatasi masalah tersebut.
33
1. Membina hubungan intim yang memuaskan.
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama dan berlanjut
Tahap ini di mulai saat kelahiran anak pertama berusia 2,5 tahun dan
34
6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
Tahap keluarga yang dimulai saat anak masuk sekolah pada usia 6 tahun
lingkugan.
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun berakhir
sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat meninggalkan rumah orang
tuanya.
otonomnya.
35
Tahap ini di mulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah.
Lamanya tahap ini tergantung dalam jumlah anak dalam keluarga atau jika
ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal dunia.
1. Mempertahankan kesehatan.
keluarga ini dimulai saat salah satu pasangan pensiun berlanjut saat salah
36
3. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
1. Diagnosa individu :
Intervensi:
4. Kaji fungsi-fungsi yang lebih tinggi seperti: fungsi bicara jika pasien
sadar.
b. Kurangnya pengetahuan.
Intervensi :
2. Jelaskan tentang stroke dan efeknya pada otak, jantung, ginjal dan
pembuluh darah.
Intervensi:
37
2. Kurangi atau hilangkan faktor-faktor penyebab atau penunjang.
Intervensi :
komplikasi,serta penanganannya.
kesehatan.
Intervensi :
keperawatan.
38
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
Intervensi:
Intervensi:
lingkungan rumah.
Intervensi:
39
4. Beri penjelasan tentang keuntungan menggunakan fasilitas kesehatan
bagi keluarga.
persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan
2.3.2 Tujuan
3) Menstimulasi persendian
6) Meningkatkan massaotot
1. ROM Pasif
40
setiap-setiap gerakan. Indikasi latihan fasif adalah pasien semikoma dan
pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total
2. ROM Aktif
rentang gerak sendi normal (klien aktif). (Potter and Perry, 2006). Latihan
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan
5. Nyeri otot, persendian atau tulang, nyeri pinggang, tenggkuk, lutut, bahu
41
2.3.5 Kontraindikasi
1. Hypermobilitas
2. Inflamasi
4. Nyeri hebat
1. Latihan Pasif
Pegang lengan atas dengan tangan satu, tangan lainnya menekuk dan
meluruskan siku
tangan pasien.
diarah luar.
42
3. Gerakan supinasi perawat memutar lengan pasien kearah dalam,
lengan.
2. Luruskan siku naikan dan turunkan legan dengan siku tetap lurus
semula.
1. Pegang pergelangan kaki pasien dengan tangan kiri dan kaki pasien
Pegang pergelangan kaki pasien dengan tangan kiri dan telapak tangan
dengan tangan kanan, perawat menggerakan telapak kaki kea rah dalam ,
43
j. Adduksi dan abduksi pangkal paha
2. Latihan aktif
rotasi
c. Latihan ROM aktif pada siku; fleksi, ekstensi, supinasi, dan pronasi
abduksi, adduksi
44
f. Latihan ROM pada kaki: fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, eversi dan
inverse
Otot merupakan alat gerak aktif, sebagai hasil kerja sama antara otot
dan tulang. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika
serabut otot, atrofi, pada beberapa serabut otot dan hipertropi pada
45
beberapa serabut otot yang lain, peningkatan jaringan lemak dan jaringan
2008).
(1) Nilai 0: paralisis total atau tidak ditemukan adanya kontraksi pada
otot, (2) Nilai 1: kontaksi otot yang terjadi hanya berupa perubahan dari
tonus otot, dapat diketahui dengan palpasi dan tidak dapat menggerakan
terhadap tahanan yang ringan, (6) Nilai 5: kekuatan otot normal. (Suratun,
dkk, 2008).
46
Tabel 2.1 Penilaian Kekuatan Otot
(Asmadi, 2008)
Caranya:
1) Minta klien melakukan fleksi pada lengan ekstensi lengan dan beri
tahanan.
2) Lakukan prosedur yang sama untuk gerakan ekstensi lengan, lalu beri
tahanan.
Caranya:
a) Minta klien melakukan gerakan fleksi pada siku dan beri tahanan.
47
b) Lakukan prosedur yang sama untuk gerakan ekstensi siku, lalu beri
tahanan.
menghadap keatas.
melawan tahanan.
Caranya:
Caranya:
posisi supine.
melawan tahanan.
melawan tahanan.
48
2). Pemeriksaan kekuatan otot lutut.
Caranya:
tahanan.
Caranya:
a) Minta klien untuk melakukan gerakan fleksi dan ekstensi jari-jari kaki
1. Definisi Keluarga
Departemen Kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit terkecil dari suatu
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.
49
Menurut Sutanto (2012) yang dikutip dari Bailon dan Maglaya
(1997) keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung
karena hubungan darah, perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah
inti terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
1. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa
3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
50
4. Patrilokal
5. Keluarga kawin
sesuatu yang melingkar dua arah dalam keluarga, misalnya pada saat istri
marah pada suami, maka suami akan mengklarifikasi kepada istri apa yang
51
2. Struktur peran keluarga.
manusia, berasal dari nilai budaya terkait. Norma mengarah kepada nilai
diri (Susanto, 2012, dikutip dari Delaune, 2002). Nilai merupakan suatu
sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan
Norma adalah pola prilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem
berubah ke arah positif. Tipe struktur kekuatan dalam keluarga antara lain:
52
ahlidan lain-lain (resource or expert power), pengaruh kekuatan karena
power).
a. Fungsi biologis
b. Fungsi psikologis
c. Fungsi sosialisasi
perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak. Meneruskan nilai-nilai
budaya.
d. Fungsi ekonomi
53
Keluarga menjalankan fungsi ekonomisnya untuk mencari sumber-
hari tua.
e. Fungsi pendidikan
54
dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan
keluarga.
keluarga.
(Kozier, 1995). Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam
55
keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan
dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga. Berikut ini tugas keluarga
yaitu kognitif, afektif dan psikomotor (Bloom, 1956 dalam Potter dan
56
mempelajari fakta, mengambil keputusan dan mengembangkan pikiran
(Craven, 2006)
mode adaptasi yang paling positif sebagai hasil dari penggunaan strategi
b. Koping Keluarga
koping keluarga bisa internal yaitu dari anggota keluarga sendiri dan
57
c. Strategi adaptasi disfungsional
otoritariansme.
namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers
58
b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
30 bulan :
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan
59
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun
sangat sibuk :
anggota keluarga
otonominya
60
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada
anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
masa tua
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
1) Mempertahankan kesehatan
61
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah
62
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian
Data Umum
Kasus 1 :
keluarga dengan anggota keluarga yang terdiri dari Ny.H (62 tahun)
sebagai istri, Tn.R (43 tahun) sebagai anak pertama dan Tn.S (37 tahun)
family) yang terdiri dari orang tua yakni Tn.I dan Ny.H dan 2 orang anak
yaitu Tn.R, dan Tn.S. Anak-anak Tn.I dan Ny.H tinggal dalam 1 rumah.
Keluarga Tn.I dan Ny.H berasal dari suku Sunda. Keluarga Tn.I menganut
agama Islam. Sumber pendapatan keluarga Tn.I didapat dari hasil gaji
keluarga Tn.I adalah mereka jarang keluar lebih suka di rumah sambil
menonton tv.
keluarga saat ini berada pada tahap dimana orang tua selalu memberikan
Ny. H mengatakan: Tn.R dan Tn.S yang merupakan anaknya pernah bekerja dan
sudah menikah kemudian berhenti bekerja dan ditinggal oleh istri masing’
sehingga saat ini Ny.H merasa tidak bisa memaksa kedua anaknya untuk kembali
63
kepada istri bahkan mungkin untuk menikah lagi. Riwayat keluarga inti, Tn.I
menderita penyakit stroke sekitar 5tahun yang lalu dan belum pernah berobat ke
RS atau faskes terdekat. Tn.I sudah tidak bisa berjalan kurang lebih 4bulan yang
lalu. Riwayat keluarga sebelumnya adalah Tn.I dan Ny.H memiliki riwayat
berbagi dan membantu satu dengan yang lain. Keluarga Tn.I merupakan
yaitu pola komunikasi terbuka antara Tn.I, istri dan anak-anaknya. Dalam
semenjak Tn.I sakit. Peran keluarga Tn.I sebagai kepala keluarga sudah
tidak berjalan dengan baik ketika sakit yang dialami. Di keluarga Tn.I
tidak ada yang bekerja, mereka hanya mengharapkan uang pensiunan Tn.I
sebagai IRT yang mengurus segala keperluan Tn.I dan keluarga. Fungsi
waktu tidak pernah dilakukan oleh Tn.R dan Tn.S yang merupakan anak,
Fungsi sosial dan budaya dalam keluarga Tn.I adalah mereka dapat
64
berinteraksi namun jarang bergaul dengan orang dilingkungan sekitar.
kurang lebih 4bulan dan mereka tidak tahu penyebabnya yang mereka tahu hanya
stroke. Meskipun mereka telah mengetahui penyakit yang diderita Tn.I tetapi
memberikan rokok untuk dihisap oleh Tn.I, makanan yang sebenarnya dilarang,
pola istirahat yang belum sesuai dan bahkan Ny.H mengatakan belum tahu
pantangan-pantangan apa saja yang ada pada penyakit stroke. Tn.S yang adalah
anak mengatakan setiap pagi selalu membersihkan rumah dan lingkungan rumah.
lainnya.
bisa berjalan lagi. Stressor jangka panjang dalam keluarga Tn.I adalah Tn.I
65
Dalam keluarga Tn.I penulis menemukan ada anggota keluarga yang sakit
2222 5555
66
67
3.2. Format Analisa Data
1. DS : Ketidakefektifan
Keluarga mengatakan Tn.I sudah manajemen
lama menderita penyakit stroke kesehatan keluarga
kurang lebih 5tahun yang lalu
Keluarga mengatakan ekstremitas
sebelah kanan Tn.I sudah kaku dan
belum pernah dilakukan terapi atau
latihan
Keluarga mengatakan selama ini tidak
pernah membawa Tn.I ke RS atau
pelayanan kesehatan terdekat
Keluarga mengatakan tahu tentang
penyakit stroke tetapi tidak
memahami lebih jelas informasi
kesehatan tentang penyakit tersebut.
DO :
- TD : 1500/100mmHg
- N : 90x/m
- S : 36,4 C
- RR : 23x/m
68
2. DS:
Keluarga mengatakan Tn.I cemas dan Perilaku kesehatan
khawatir dengan kondisi Tn.I karena cenderung beresiko
akan berdampak ke masalah
kesehatan lainnya.
Keluarga mengatakan sebelumnya
tidak pernah ke rumah sakit
Keluarga Tn.I masih memberikan
makanan yang sama dengan anggota
keluarga lain yang merupakan
pantangan
DO :
- Tn.I tampak makan
berminyak, masih merokok
- Tn.I tampak di bantu ketika
minta sesuatu
- TD : 150/100mmHg
- N: 90x/m
- S : 36,4 C
- RR : 23x/m
69
Kasus II
keluarga dengan anggota keluarga yang terdiri dari Ny.M (64 tahun)
sebagai istri, Tn.R (33 tahun) sebagai anak pertama dan Nn.S (28 tahun)
sebagai anak kedua. Tipe keluarga Ny.M adalah singgle parent. Ny.M
Ny.M berasal dari suku Sunda dan semuanya beragama islam. Sumber
dan Nn.s, dan Tn.S memberi uang sehari kurang lebih 50.000,terkadang
dikirim anaknya yang tua tetapi tidak setiap saat. Aktivitas rekreaksi
keluarga Ny.M adalah mereka jarang keluar lebih suka di rumah sambil
menonton tv.
kekuatan fisik dan pendapatan, mempertahankan keakraban suami istri dan saling
M pisah rumah dengan Tn.S sudah semenjak sakit stroke dan tidak bisa
berjalan sekitar 6bulan yang lalu. Suaminya punya istri lagi semenjak dia
sakit seperti ini. Tugas Tahapan perkembangan yang belum terpenuhi, Ny. M
70
mengatakan sudah pisah dengan suaminya, karena sejak Ny.M sakit Tn.S
punya istri lagi, sekarang Tn.S tinggal di rumah istri mudanya. Riwayat
keluarga inti, Ny.M sudah menderita penyakit stroke kurang lebih 4 tahun yang
lalu dan sudah tidak bisa berjalan lagi sekitar 6bulan yang lalu. Serentak
strokenya sejak lama, tetapi tidak dibawa ke Rs atau Faskes terdekat. Riwayat
penyakit keturunan.
menggunakan penerangan lampu PLN. Sumber air berasal dari sumur dengan
kebiasaan mengaji bersama dan jika ada yang sakit mereka selalu saling
membantu. Setiap bulan ada pertemuan dan mereka mengikuti untuk kerja bakti
adalah asli sunda dan bandung tetapi sudah tinggal dan menetap di bogor
kelurahan Mulyaharja sudah cukup lama dan tidak pernah pindah. Perkumpulan
keluarga dan interaksi dengan masyarakat Ny.M mengatakan setiap hari mereka
selalu berkumpul di rumah dan menonton Tv. Mereka jarang keluar rumah dan
71
dalam keluarga keputusan diambil berdasarkan hasil musyawarah namun tetap
keputusan berada pada Tn.S yang adalah suami meskipun tidak tinggal serumah.
Peran anggota keluarga Ny.M berjalan dengan baik. Tn.S yang merupakan
Ny.M. Sementara Ny.M sudah tidak bisa berperan sebagai IRT dengan
baik semenjak sakit. Fungsi keluarga, fungsi afektif : Ny.M sangat menyayangi
Ny.M tidak mau berkumpul lagi bersama karena Tn.S sudah mempunyai istri
orang disekitanya. Karena kondisi Ny.M yang sudah tidak bisa berjalan lagi.
Fungsi reproduksi Ny.M mengatakan dia sudah tidak mengalami fase menstruasi
lagi karna faktor usia yang sudah lanjut. Suaminya juga sudah punya istri baru
dan mereka sudah tidak tinggal bersama lagi. Fungsi ekonomi : keadaan
perekonomian Ny.M di dapat dari suami yang bekerja sebagai sopir, kadang juga
dikasih oleh anaknya yang telah menikah , namun untuk kebutuhan sehari-hari
anaknya sudah mencari pekerjaan tetapi sampai sekarang belum bekerja. Stressor
jangka panjang keluarga Ny.M mengatakan takut tidak bisa berjalan lagi dan
72
hindari. Dalam keluarga Tn.I penulis menemukan ada anggota keluarga
2222 2222
1. DS : Ketidakefektifan
Keluarga mengatakan Ny.M sudah manajemen kesehatan
lama menderita penyakit stroke keluarga
kurang lebih 4tahun yang lalu
Keluarga mengatakan ekstremitas
bagian bawah Ny.M sudah terganggu
Keluarga mengatakan selama ini tidak
membawa Ny.M ke RS atau fasilitas
kesehatan lainnya
Keluarga mengatakan tahu tentang
penyakit stroke tetapi tidak
memahami lebih jelas informasi
kesehatan tentang penyakit tersebut.
DO :
- TD : 160/100mmHg
- N : 88x/m
- S : 36,2 C
- RR : 22x/m
73
2. DS: Perilaku kesehatan
- Keluarga mengatakan cenderung beresiko
khawatir dengan kondisi
Ny.M yang sudah tidak bisa
berjalan kurang lebih 6bulan
yang lalu
- Keluarga mengatakan masih
memberikan makanan yang
sama dengan anggota
keluarga yang lain
DO :
- Ny.M tampak susah
mengerakkan ekstremitas
bagian bawah
- Ny.M tampak di bantu ketika
meminta sesuatu
- TD : 160/100mmHg
- N : 88x/m
- S : 36,2 C
- RR : 22x/m
74
3.4 Intervensi keperawatan
75
Ketidakefektifan b. Keluarga mampu memutuskan Dukungan pengambilan keputusan (5290)
manajemen kesehatan Indikator S T 1. Berikan informasi sesuai permintaan klien
1. Mencari informasi yang
terpercaya 2. Informasikan pada klien mengenai solusi
2. Identifikasi pilihan yang
tersedia alternatif
3. Menyampaikan niat untuk
3. Bantu klien mengidentifikasi keuntungan dan
bertindak terkait dengan
keputusan kerugian dari sikap alternatif
76
Ketidakefektifan c. Keluarga mampu merawat Terapi Latihan : mobilitas sendi (0224)
manajemen kesehatan Indikator S T 1. Jelaskan pada klien dan keluarga manfaat dan
1. Keseimbangan
2. Gerakan otot tujuan melakukan latihan sendi
3. Gerakan sendi
4. Bergerak dengan mudah 2. Monitor lokasi adanya nyeri dan
5. Tidak terganggu
77
Ketidakefektifan Manajemen lingkungan (6480)
manajemen kesehatan d. Keluarga mampu memodifikasi 1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan
lingkungan mendukung
Indikator S T 2. Sediakan lingkungan yang aman dan bersih
1. Memantau munculnya
gejala Modifikasi perilaku (4360)
2. Melakukan tindakan-
tindakan pencegahan 1. Bangun hubungan saling percaya dengan
3. Melakukan tindakan
anggota keluarga
untuk mengurangi gejala
Ket : 2. Identifikasi kekuatan dan sumber daya keluarga
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Secara konsisten menunjukkan
78
Ketidakefektifan Pertukaran data informasi (7960)
manajemen kesehatan 1. Jelaskan terkait dengan riwayat kesehatan masa
e. Keluarga mampu memanfaatkan lalu
fasilitas kesehatan 2. Jelaskan peran keluarga dalam melanjutkan
Indikator S T perawatan
1. Berpartisipasi dalam
perencanaan perawatan
2. Memperoleh informasi yang
diperlukan
3. Mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi
Ket :
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Secara konsisten menunjukkan
79
2 Perilaku kesehatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pengajaran kelompok (5604)
cenderung beresiko selama 6x kunjungan diharapkan msalah 1. Sediakan lingkungan yang kondusif untuk
keperawatan dapat teratasi dengan KH : belajar
a. Keluarga mampu mengenal 2. Libatkan keluarga/orang terdekat klien jika
masalah kesehatan diperlukan
Indikator S T Pengajaran individu (5606)
1. Faktor-faktor penyebab dan 1. Bina hubungan saling percaya
faktor yang berkontribusi
2. Faktor resiko 2. Tentukan kemampuan pasien untuk
3. Tanda dan gejala penyakit
4. Potensial komplikasi penyakit mempelajari informasi tertentu (komplikasi
terhadap penyakit)
Ket :
3. Identifikasi tujuan yang perlu dilakukan
1. tidak ada pengetahuan
4. Berikan pamflet instruksional/leaflet untuk
2. pengetahuan terbatas
sumber pembelajaran
3. pengetahuan sedang
4. pengetahuan banyak
5. pengetahuan sangat banyak
80
Perilaku kesehatan b. Keluarga mampu memutuskan Dukungan pengambilan keputusan (5290)
cenderung beresiko Indikator S T 1. Berikan informasi sesuai permintaan klien
1. Mencari informasi yang
terpercaya 2. Informasikan pada klien mengenai solusi
2. Identifikasi pilihan yang
tersedia alternatif
3. Menyampaikan niat untuk
Dukungan keluarga (7140)
bertindak terkait dengan
keputusan 1. Tingkatkan hubungan saling percaya dengan
Ket : keluarga
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Secara konsisten menunjukkan
81
Perilaku kesehatan c. Keluarga mampu merawat Konseling nutrisi (5246)
cenderung beresiko Indikator S T 1. Kaji asupan makanan dan kebiasaan makan
1. Mencari informasi klien
kesehatan dari segala
sumber 2. Fasilitasi untuk mengidentifikasi perilaku
2. Mendapatkan alasan makan yang harus diubah
untuk melakukan
perilaku kesehatan 3. Diskusikan pengetahuan klien dan keluarga
3. Melakukan monitor mengenai empat makanan dasar, termasuk juga
sendiri mengenai status
kesehatan persepsi tentang modifikasi diit
Ket : 4. Diskusikan makanan yang disukai dan tidak
1. Tidak pernah dilakukan disukai klien
2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Dilakukan secara konsisten
82
Perilaku kesehatan d. Keluarga mampu memodifikasi Modifikasi perilaku (4360)
cenderung beresiko lingkungan 1. Identifikasi masalah klien terkait dengan
Indikator S T perilaku
1. Mencari informasi tentang
resiko kesehatan 2. Pilah-pilah perilaku menjadi bagian-bagian
2. Mengidentifikasi faktor resiko
3. Memodifikasi gaya hidup kecil untuk diubah (misalnya berhenti
untuk mengurangi resiko
merokok,makanan yang harus dihindari)
4. Memonitor faktor resiko
individu 3. Dukung pasien untuk memeriksa perilakunya
Ket : sendiri
1. Tidak pernah menunjukkan 4. Dukung untuk menganti kebiasaan yang tidak
2. Jarang menunjukkan diinginkan dengan kebiasaan yang diinginkan
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Secara konsisten menunjukkan
83
Perilaku kesehatan e. Keluarga mampu memanfaatkan Rujukan (8100)
cenderung beresiko fasilitas kesehatan 1. Identifikasi perawatan yang diperlukan
Indikator S T 2. Identifikasi rekomendasi penyedia layanan
1. Sumber perawatan kesehatan
terkemuka kesehatan terkait rujukan yang diperlukan
2. Pentingnya perawatan tindak
lanjut
3. Strategi untuk mengakses
layanan kesehatan
Ket :
1. Tidak ada pengetahuan
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengetahuan banyak
5. Pengetahuan sangat banyak
84
3.5 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Keluarga
Kasus I
No Tanggal Diagnosa Tindakan Evaluasi Ket
1 18-24 Ketidakefektifan a) Keluarga mampu mengenal masalah S:
Agustus manajemen - Klien dan keluarga mengatakan sudah mengerti
kesehatan
2019 kesehatan dan memahami tentang penyakit stroke setelah
Pengajaran : Proses penyakit (5602) diberikan penyuluhan
1) Mengkaji tingkat pengetahuan klien dan
O:
keluarga terkait dengan proses penyakit - Klien dan keluarga tampak menjawab apa yang
mereka ketahui saat ditanya
yang spesifik
- Keluarga tampak kooperatif dalam proses
2) Mengidentifikasi perubahan kondisi memberikan penyuluhan oleh perawat
- Klien dan keluarga mampu mengerti dan
fisik klien
memahami apa yang dijelaskan
3) Memberikan edukasi keluasrga dan
A : Masalah keperawatan teratasi
klien mengenai tindakan untuk
Indikator S T
mengontrol dan meminimalkan gejala
1) Faktor-faktor penyebab dan faktor
4) Memberikan edukasi keluarga dan klien
yang berkontribusi
mengenai tanda dan gejala yang harus
2) Perjalanan penyakit
diperhatikan
3) Tanda dan gejala penyakit kronik
4) Strategi mencegah komplikasi
P : Intervensi dipertahankan
85
1 18-24 Ketidakefektifan b) Keluarga mampu memutuskan S:
Agustus manajemen - Keluarga mengatakan tidak pernah membawa
Dukungan pengambilan keputusan (5290)
2019 kesehatan klien ke RS untuk diperiksa karena kondisi yang
1) Memberikan informasi sesuai masih lemah
O:
permintaan klien
- Klien dan keluarga tampak kooperatif saat
2) Menginformasikan pada klien mengenai ditanya
- Klien tampak mulai mengerakkan tangannya
solusi alternatif
3) Membantu klien mengidentifikasi A : Masalah keperawatan belum teratasi
keuntungan dan kerugian dari sikap
Indikator S T
alternatif 1. Mencari informasi yang terpercaya
Dukungan keluarga (7140) 2. Identifikasi pilihan yang tersedia
3. Menyampaikan niat untuk bertindak
1) Meningkatkan hubungan saling percaya terkait dengan keputusan
dengan keluarga
2) Membantu anggota keluarga dalam
mengidentifikasi dan memecahkan P : Intervensi dilanjutkan
masalah
86
1 18-24 Ketidakefektifan c) Keluarga mampu merawat S:
Agustus manajemen Terapi Latihan : mobilitas sendi (0224) - klien mengatakan merasa lebih baik meskipun
masih terasa nyeri saat dilakukan
2019 kesehatan 1) Menjelaskan pada klien dan keluarga - Klien dan keluarga mengatakan ternyata terapi
manfaat dan tujuan melakukan latihan ROM bisa membantu meningkatkan kekuatan
otot kita
sendi
- Keluarga mengatakan sudah bisa melakukan
2) Memonitor lokasi adanya nyeri dan latihan mandiri pada klien
ketidaknyamanan selama pergerakan O:
- keluarga tampak memperhatikan dan membantu
3) Melakukan latihan ROM Pasif atau
melatih klien bersama
ROM dengan bantuan sesuai indikasi - Klien tampak senang ketika dibantu latihan terapi
4) Menginstruksikan klien atau keluarga ROM
- Klien tampak mulai mengerakkan ekstremitasnya
cara melakukan latihan ROM Pasif
perlahan
P : Intervensi dilanjutkan
87
1 18-24 Ketidakefektifan d) Keluarga mampu memodifikasi S:
Agustus manajemen - Keluarga mengatakan semua biaya kehidupan
lingkungan
2019 kesehatan dari uang suami
Manajemen lingkungan (6480) - Keluarga mengatakan selalu membersihkan
rumah
1) Menciptakan lingkungan yang tenang
O:
dan mendukung - Suasana rumah tampak tenang
- Rumah tampak bersih dan rapi
2) Menyediakan lingkungan yang aman
dan bersih A : Masalah keperawatan teratasi
Indikator S T
Modifikasi perilaku (4360)
1) Membangun hubungan saling percaya 1) Memantau munculnya gejala
P : Intervensi dipertahankan
88
1 18-21 Ketidakefektifan e) Keluarga mampu memanfaatkan S:
Agustus manajemen
fasilitas kesehatan - Keluarga mengatakan bersedia akan membawa
2019 kesehatan
Pertukaran data informasi (7960) klien untuk melakukan latihan terapi lanjut
1) Menjelaskan terkait dengan riwayat O :
kesehatan masa lalu - Klien tampak senang ketika dilatih ROM
2) Menjelaskan peran keluarga dalam - Klien dan keluarga sangat bersemangat untuk
melanjutkan perawatan
melakukan latihan ROM
P : Intervensi dilanjutkan
89
2 18-21 Perilaku kesehatan a. Keluarga mampu mengenal S:
Agustus cenderung beresiko masalah kesehatan - keluarga mengatakan baru mengetahui akibat
2019 Pengajaran kelompok (5604) lanjut dari penyakit stroke setelah dijelaskan
1) Menyediakan lingkungan yang O :
kondusif untuk belajar - keluarga tampak kooperatif saat diberikan
2) Melibatkan keluarga/orang terdekat penyuluhan
klien jika diperlukan - Keluarga mampu menyebutkan contoh
Pengajaran individu (5606) komplikasi dari stroke
1) Membina hubungan saling percaya
2) Menentukan kemampuan pasien A : Masalah keperawatan teratasi
untuk mempelajari informasi Indikator S T
tertentu (komplikasi terhadap 1) Faktor-faktor penyebab dan faktor
penyakit) yang berkontribusi
3) Mengidentifikasi tujuan yang perlu 2) Faktor resiko
dilakukan 3) Tanda dan gejala penyakit
4) Memberikan pamflet 4) Potensial komplikasi penyakit
instruksional/leaflet untuk sumber
pembelajaran
P : Intervensi dipertahankan
90
2 18-21 Perilaku kesehatan b. Keluarga mampu memutuskan S:
Agustus cenderung beresiko Dukungan pengambilan keputusan (5290) - Keluarga mengatakan sudah mengetahui
2019 1) Memberikan informasi sesuai informasi kesehatan sekarang dan akan membawa
permintaan klien klien ke RS atau fasilitas kesehatan lainnya untuk
2) Menginformasikan pada klien mengenai diperiksa
solusi alternatif O:
Dukungan keluarga (7140) - klien tampak senang melakukan latihan ROM
1) Meningkatkan hubungan saling percaya - Keluarga tampak kooperatif saat di tnya
dengan keluarga
A : Masalah keperawatan belum teratasi
Indikator S T
1. Mencari informasi yang terpercaya
2. Identifikasi pilihan yang tersedia
3. Menyampaikan niat untuk bertindak
terkait dengan keputusan
P : Intervensi dipertahankan
91
2 18-24 Perilaku kesehatan c. Keluarga mampu merawat S:
Agustus cenderung beresiko Konseling nutrisi (5246) - Keluarga mengatakan sudah mulai membatasi
2019 1. Mengkaji asupan makanan dan klien dari mengkonsumsi makanan dan kebiasaan
kebiasaan makan klien merokok yang merupakan pantangan
2. Memfasilitasi untuk - Keluarga mengatakan sudah mengetahui
mengidentifikasi perilaku makan pantangan makanan yang harus dihindari
yang harus diubah O:
3. Mendiskusikan pengetahuan klien - Keluarga tampak kooperatif
dan keluarga mengenai empat - Klien sudah mulai merubah kebiasaan makan dan
makanan dasar, termasuk juga mengurangi merokok
persepsi tentang modifikasi diit A : Masalah keperawatan belum teratasi
4. Mendiskusikan makanan yang Indikator S T
disukai dan tidak disukai klien 1. Mencari informasi
kesehatan dari segala
sumber
2. Mendapatkan alasan
untuk melakukan perilaku
kesehatan
3. Melakukan monitor
sendiri mengenai status
kesehatan
92
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dipertahankan
93
2 18-24 Perilaku kesehatan e. Keluarga mampu memanfaatkan S:
Agustus cenderung beresiko fasilitas kesehatan - Keluarga mengatakan kondisi kesehatan yang
2019 Rujukan (8100) menganggu sehingga sulit untuk dibawa ke
1) Mengidentifikasi perawatan yang fasilitas kesehatan
diperlukan O:
2) Mengidentifikasi rekomendasi - Keluarga tampak mengerti meskipun tidak
penyedia layanan kesehatan terkait memanfaatkan fasilitas kesehatan tetapi bersedia
rujukan yang diperlukan akan memantau pola makan dan pola hidup klien
P : Intervensi dilanjutkan
94
Kasus II
95
P : Intervensi dipertahankan
96
1 18-24 Ketidakefektifan c. Keluarga mampu merawat S:
Agustus manajemen Terapi Latihan : mobilitas sendi (0224) - Klien mengatakan merasakan sedikit nyeri
- Klien dan keluarga mengatakan ternyata terapi
2019 kesehatan 1. Menjelaskan pada klien dan keluarga ROM bisa membantu meningkatkan kekuatan
manfaat dan tujuan melakukan latihan otot kita
sendi - Keluarga mengatakan bersedia melatih pasien
untuk mengikuti latihan lanjut dirumah
2. Memonitor lokasi adanya nyeri dan O:
ketidaknyamanan selama pergerakan - Keluarga tampak memperhatikan perawat
melakukan latihan ROM pada klien
3. Melakukan latihan ROM Pasif atau
- Klien belum terlalu kooperatif ketika dilatih
ROM dengan bantuan sesuai indikasi terapi ROM
4. Menginstruksikan klien atau keluarga - Klien masih sulit mengerakkan ekstremitasnya
A : Masalah keperawatan belum teratasi
cara melakukan latihan ROM Pasif
Indikator S T
1. Keseimbangan
2. Gerakan otot
3. Gerakan sendi
4. Bergerak dengan mudah
P : Intervensi dilanjutkan
97
1 18-24 Ketidakefektifan d. Keluarga mampu memodifikasi S:
Agustus manajemen - Keluarga mengatakan semua biaya kehidupan
lingkungan
2019 kesehatan dari uang suami
Manajemen lingkungan (6480) - Keluarga mengatakan selalu membersihkan
rumah
1. Menciptakan lingkungan yang tenang
O:
dan mendukung - suasana rumah tampak tenang
- Rumah tampak bersih dan rapi
2. Menyediakan lingkungan yang aman
dan bersih A : Masalah keperawatan teratasi
Indikator S T
Modifikasi perilaku (4360)
1. Membangun hubungan saling percaya 1. Memantau munculnya gejala
P : Intervensi dipertahankan
98
1 18-21 Ketidakefektifan e. Keluarga mampu memanfaatkan S:
Agustus manajemen
fasilitas kesehatan - Keluarga mengatakan belum membawa klien ke
2019 kesehatan
Pertukaran data informasi (7960) fasilitas kesehatan terdekat ataupun RS sampai
3) Menjelaskan terkait dengan riwayat sekarang karena kekurangan biaya dan kondisi
kesehatan masa lalu yang lemah
4) Menjelaskan peran keluarga dalam O :
melanjutkan perawatan
- Klien hanya terbaring lemah dan tidak bisa
berjalan
A : Masalah keperawatan belum teratasi
Indikator S T
1. Berpartisipasi dalam perencanaan
perawatan
2. Memperoleh informasi yang
diperlukan
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi
P : Intervensi dilanjutkan
99
2 18-21 Perilaku kesehatan a. Keluarga mampu mengenal masalah S:
Agustus cenderung beresiko kesehatan - Keluarga mengatakan baru mengetahui akibat
2019 Pengajaran kelompok (5604) lanjut dari penyakit stroke setelah dijelaskan
1. Menyediakan lingkungan yang kondusif O :
untuk belajar - Keluarga tampak kooperatif saat diberikan
2. Melibatkan keluarga/orang terdekat penyuluhan
klien jika diperlukan - Keluarga mampu menyebutkan contoh
Pengajaran individu (5606) komplikasi dari stroke
1. Membina hubungan saling percaya A : Masalah keperawatan teratasi
2. Menentukan kemampuan pasien untuk Indikator S T
mempelajari informasi tertentu 1. Faktor-faktor penyebab dan faktor
(komplikasi terhadap penyakit) yang berkontribusi
3. Mengidentifikasi tujuan yang perlu 2. Faktor resiko
dilakukan 3. Tanda dan gejala penyakit
4. Memberikan pamflet 4. Potensial komplikasi penyakit
instruksional/leaflet untuk sumber
pembelajaran
100
P : Intervensi dipertahankan
101
P : Intervensi dipertahankan
102
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dipertahankan
103
2 18-24 Perilaku kesehatan e. Keluarga mampu memanfaatkan S:
Agustus cenderung beresiko fasilitas kesehatan - Keluarga mengatakan kondisi kesehatan yang
2019 Rujukan (8100) menganggu sehingga sulit untuk dibawa ke
1. Mengidentifikasi perawatan yang fasilitas kesehatan
diperlukan O:
2. Mengidentifikasi rekomendasi penyedia - Keluarga tampak mengerti meskipun tidak
layanan kesehatan terkait rujukan yang memanfaatkan fasilitas kesehatan tetapi bersedia
diperlukan akan memantau pola makan dan pola hidup klien
A : Masalah keperawatan belum teratasi
Indikator S T
1. Sumber perawatan kesehatan
terkemuka
2. Pentingnya perawatan tindak lanjut
3. Strategi untuk mengakses layanan
kesehatan
P : Intervensi dilanjutkan
104
BAB IV
PEMBAHASAN
21,56 km², dan jumlah penduduknya 1.030.720 jiwa (2013). Kota Bogor
dikenal sebagai kota hujan karena memiliki curah hujan tahunan yang
lebih tinggi dari daerah lain di Indonesia. Curah hujan rata-rata pertahun di
Bogor adalah 3.500 hingga 4.000 milimeter. Hampir setiap hari turun
hujan di kota ini dalam setahun (70%) sehingga dijuluki "Kota Hujan".
dan balai-balai penelitian pertanian dan biologi berdiri sejak abad ke-19.
Institut Pertanian Bogor, berdiri sejak awal abad ke-20. Hari jadi
Kabupaten Bogor dan Kota Bogor diperingati setiap tanggal 3 Juni, karena
sebagai salah satu Kota penyangga kota Jakarta. Hal ini disebabkan karena
105
pemerintahan, perdagangan, dan industri. Ada beberapa hal yang
menarik dari Kota Bogor, kota ini ini memiliki sistem government yang
digunakan. Berikut ini adalah rincian Profil Kota Bogor. Dan pada Tahun
2016 Kota Bogor menjadi pemenang "We Love Cities and The Most
Lovable City in The World" oleh WWF (World Wide Fund for Nature)
sebagai salah satu bagian unit kerja organisasi yang merupakan perangkat
106
penduduk asli maupun pendatang memiliki kepercayaan yang dianutnya
puskesmas pembantu, satu unit poliklinik atau balai pengobatan, tiga belas
unit posyandu, satu unit toko obat, satu unit balai pengobatan masyarakat
milik swasta, dan satu unit praktek dokter. Semua fasilitas di bidang
dukun.
kasus terkait
Pola makan dan pola hidup yang salah merupakan faktor pemicu
107
camilan panggang lain biasanya menjadi makanan wajib saat menemani
aktivitas Anda. Padahal semua jenis kudapan itu mengandung lemak trans
ke otak bisa mengalami penyumbatan akibat zat aktif yang terdapat dalam
soda. Makanan kaleng dan cepat saji pada umumnya mengandung kadar
sodium dan garam tinggi. Konsumsi berlebihan dua zat ini dapat
menjalankan pola hidup yang tidak sehat yaitu dengan cara merokok dan
pola makan dan pola hidup yang salah. Pola makan dan pola hidup yang
108
Selain pola makan dan pola hidup yang salah faktor lain yang
stroke, gaya hidup memainkan peranan lebih besar. Dari kedua kasus
4.3 Analisis salah satu intervensi dengan konsep dan penelitian terkait
masalah kesehatan pada keluarga Tn.I khususnya Tn.I dan keluarga Tn.S
selama 6 kali pertemuan berdasarkan kondisi dari Tn.I dan Ny.M yang
gerakan.
dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis
pasien dengan keterbatasan gerak (Suratun, 2008). Rentang gerak pasif ini
109
menggerakkan otot orang lain secarsa pasif misalnya perawat mengangkat
lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry,
2005).
ROM Pasif yang dapat dilakukan oleh keluarga kepada klien, memberikan
membuat pilih, menjelaskan tujuan dan manfaat dari latihan ROM Pasif,
kesehatan keluarga.
110
4.4 Implikasi Asuhan Keperawatan Pada Klien stroke
bersama keluarga dan klien mengenai definisi, penyebab, tanda gejala, dan
cara latihan ROM Pasif yang dapat dilakukan oleh keluarga kepada pasien.
yang dapat dilakukan oleh keluarga kepada Tn.I dan Ny.M dapat
pengajaran latihan ROM pasif yang perlu diberikan dan dilakukan kepada
pasien dan keluarga sebaiknya diberikan dan dilakukan setiap hari 2 pada
saat pertemuan. Edukasi dan terapi yang di berikan dan diajarkan kepada
111
mengalami peningkatan dan perubahan setelah dilakukan intervensi
asa dengan kondisi yang dialami menyebabkan klien tidak kooperatif saat
112
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang
darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin, 2008).
Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak
otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini
al, 2012).
Pada dua klien yang dilakukan implementasi latihan terapi ROM pasif
pasif memiliki tingkat kekuatan otot yang sangat kecil. Kekuatan otot
113
5.2 Saran
pendidikan kesehatan dan pengajaran latihan ROM pasif dimana latihan ini
dibantu oleh perawat. Pelatihan ROM pasif yang dilakukan selama 6 hari
diharapkan pada keluarga agar dapat melanjutkan latihan ROM pasif tersebut
tidak maksimal. Selain itu, diharapkan kepada keluarga untuk lebih peduli
keluarganya.
114