Bumi ibarat rumah yang didiami bersama oleh seluruh mahluk. Bumi adalah tempat bernaung sekaligus
sumber kehidupan bagi seluruh mahluk hidup termasuk manusia. Karena itulah maka manusia memiliki
tugas dan tanggungjawab untuk merawat bumi ini. Hal ini terlihat dari bagaimana manusia mampu
untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup (air, tanah dan udara). Salah satu bentuknya adalah
pelestarian laut yang merupakan salah satu sumber penting kehidupan manusia terutama di Maluku.
Pencemaran Laut
Keadaan lingkungan semakin hari semakin tercemar tak terkecuali lingkungan laut. Jika terjadi hujan,
sampah akan terkumpul di laut. Dari 200 ton sampah yang dihasilkan masyarakat kota Ambon, hanya
seratus 140 ton yang dapat diangkut oleh Dinas Kebersihan Kota ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah.
60 ton sampah menggunung di lahan-lahan kosong, terapung di sungai dan bermuara di Teluk Ambon.
Kualitas perairan Teluk Ambon menurun karena dampak sampah plastik yang setiap saat berada di Teluk
Ambon. Terumbu karang terganggu dan pada akhirnya mati sehingga luasan terumbu karang berkurang. 1
Ketiadaan terumbu karang berimbas pula kepada ketersediaan ikan dan biota laut lainnya yang penting
bagi hidup manusia.
Pemandangan sampah (terutama sampah plastik) yang tersebar di tepi pantai dan terapung di laut,
tidak hanya ada di daerah teluk ambon saja tetapi hampir di banyak tempat di Maluku. Di desa-desa
yang belum memiliki tempat pembuangan sampah permanen, masyarakat (termasuk warga GPM) lebih
suka untuk membuang sampah di tepi pantai daripada membakar sampah-sampah tersebut. Sementara
di kota ambon sendiri, masih banyak warga yang memilih untuk membuang sampah di aliran-aliran
sungai daripada di tempat pembuangan sampah permanen. Akibatnya sampah-sampah ini akan
mengalir ke laut dan mencemari laut. Belum lagi praktek masyarakat yang suka mengangkat pasir dan
batu di pantai untuk pembangunan rumah, gedung, jalan dan sebagainya, sehingga menyebabkan
terjadinya abrasi dan rusaknya permukaan pantai. Semua ini menunjukan belum adanya kesadaran
manusia tentang pentingnya merawat lingkungan hidup.
1
Corry Y Manullang, Ambon Bebas Sampah 2020, Mungkinkah ? Assau, vol.15 nomor 5 Mei Juni 2017, h 45
pengolahan sampah dan belajar proses daur ulang sampah, membersihkan sampah plastik di pantai dan
sungai atau laut.
Seyogyanya setiap warga gereja memiliki kesadaran bahwa laut adalah ciptaan Allah, sehingga wajib
dijaga dan dilestarikan bukan untuk dicemari dengan sampah. Laut dan pantai diciptakan oleh Allah,
sebagai ciptaan yang baik. Karena itulah perlu dirawar dna dijaga. Memang manusia dimandatkan Allah
untuk berkuasa atas ikan ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi
dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi. Sering kali ayat ini dipakai untuk merusak alam.
Pengertian menguasai adalah menjaga, merawat, melestarikan alam. Menjaga, merawat, melestarikan
adalah tindakan positif untuk menopang kelanjutan kehidupan. Penafsiran terhadap ayat ini mesti
dimaknai secara benar sehingga alam tidak dieksploitasi.
Masyarakat Maluku sendiri memiliki sebuah praktek kearifan lokal yang berkaitan dengan pelestarian
lingkungan hidup yakni Sasi. Salah satunya adalah sasi laut. Sasi ini tidak dimaksudkan agar hasil-hasil
laut tidak boleh diambil oleh manusia melainkan agar mereka tidak mengekploitasi dan mencemarkan
laut. Selain itu, perlu juga dibuat gerakan-gerakan sadar lingkungan hidup seperti aksi bersih laut atau
bakti pantai dan laut, Bank Sampah dan sebagainya.
Semua upaya ini memperlihatkan bahwa tanggung jawab mengelola lingkungan sesungguhnya adalah
tugas penting manusia dan perlu komitmen. Panggilan untuk memelihara laut dan pantai adalah salah
satu tanda memelihara kehidupan. Dan hal ini adalah salah satu upaya nyata menyelamatkan kehidupan
di masa depan.