Menguak Misteri Kamar Bius
Menguak Misteri Kamar Bius
0
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
Jazakallah ila:
1
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
DAFTAR ISI
PERINGATAN KERAS!!
Seluruh materi dalam buku ini tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Bagaimana menyiapkanSiapa juga nyuruh membaca buku ini…..
anestesi? 3
Follow up anestesi 5
Persiapan pre anestesi 6
Premedikasi 9
Prognosis ASA 11
Teori-teori anestesi 12
Stadium anestesi 13
Urutan pelaksanaan anestesi umum 15
Monitoring anestesi 16
Obat-obatan anestesi 17
Pasca-anestesi 24
Pengelolaan di RR 26
Komplikasi anestesi 27
Anestesi lokal/ regional 29
Terapi cairan 33
Transfusi 42
Terapi oksigen 47
Resusitasi jantung paru 49
Intubasi dan ekstubasi 53
Aspirasi 57
Shock 60
Anestesi pada manula 63
Anestesi pada pediatri 64
Anestesi pada sectio caesarea 67
Anestesi pada bedah darurat 69
2
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
3
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
3. Ranitidin
4. Ketorolac
5. Metoklorpamid
6. Aminofilin
7. Asam Traneksamat
8. Adrenalin
9. Kalmethason
10. furosemid (harus ada untuk pasien urologi)
11. lidocain
12. gentamicyn salep mata
13. Oxitocyn (untuk pasien obsgyn)
14. Methergin (untuk pasien obsgyn)
15. Adrenalin
Administrasi
1. Laporan Anestesi
2. BAKHP
4
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
FOLLOW UP ANESTESI
S) KU :……………….
Batuk/pilek (…/...)
Panas (…..)
Haid (wanita) (…..)
Gigi goyang/gigi palsu (…/...)
Alergi obat/makanan (…/...)
Riwayat operasi dengan bius umum sebelumnya (…..)
Riwayat HT/DM/Asma (…/.../…)
O) TD :
N :
RR :
T :
BB :
Rh/Wh :
Hasil Lab
Hb :
Leu :
Ht :
PT/APTT:
SGOT/PT:
Ureum/Cr:
A)
P) sesuaikan lembar konsul
Dr……… Sp.An/ DM……….
Perhatikan ketika anda follow up…. Apakah telah terdapat resep buat anestesinya…
Apabila tidak ada…. Cek apakah sudah diserahkan ke depoIV, cara menceknya dengan melihat
dari kartu obat pasien… kalau yakin belum… maka jangan ragu untuk meresepkan. Biasanya
resepnya adalah seperti ini:
R/ IVFD RL No III
IVFD NS No III
WidaHES No I (dr. Oky .. harus FimaHES)
Blood set No I
Surflo no18 No I
Pronalges suppNo II
Inj Tomit No I
Inj Ranitidin No I
Inj Kalmethason No I
Inj Ketorolac No I
Spuit 3cc No II
Spuit 5 cc No II
S i.m.m .
(Jangan lupa untuk WidaHES berikan BAKHPnya bila pasien Jamkesmas/ ASKES)
5
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
Anamnesis
- riwayat anestesi dan operasi sebelumnya.
- riwayat penyakit sistemik (diabetes melitus, hipertensi, kardiovaskuler, TB, asma)
- pemakaian obat tertentu, seperti antidiabetik, antikoagulan, kortikosteroid, antihipertensi
secara teratur. Dua obat terakhir harus diteruskan selama operasi dan anestesi, sedangkan obat
yang lain harus dimodifikasi.
- riwayat diet (kapan makan atau minum terakhir. jelaskan perlunya puasa sebelum operasi)
- kebiasaan-kebiasaan pasien (perokok berat, pemakai alkohol atau obat-obatan)
- Riwayat penyakit keluarga
Pemeriksaan Fisik
berpatokan pada B6:
1. Breath
keadaan jalan nafas, bentuk pipi dan dagu, mulut dan gigi, lidah dan tonsil. Apakah jalan nafas
mudah tersumbat? Apakah intubasi akan sulit? Apakah pasien ompong atau menggunakan gigi
palsu atau mempunyai rahang yang kecil yang akan mempersulit laringoskopi? Apakah ada
gangguan membuka mulut atau kekakuan leher? Apakah ada pembengkakan abnormal pada leher
yang mendorong saluran nafas bagian atas?
Tentukan pula frekuensi nafas, tipe napas apakah cuping hidung, abdominal atau torakal, apakah
terdapat nafas dengan bantuan otot pernapasan (retraksi kosta). Nilai pula keberadaan ronki,
wheezing, dan suara nafas tambahan (stridor).
2. Blood
Tekanan nadi, pengisian nadi, tekanan darah, perfusi perifer. Nilai syok atau perdarahan. Lakukan
pemeriksaan jantung
3. Brain
GCS. adakah kelumpuhan saraf atau kelainan neurologist. Tanda-tanda TIK
4. Bladder
produksi urin. pemeriksaan faal ginjal
5. Bowel
Pembesaran hepar. Bsing usus dan peristaltik usus. cairan bebas dalam perut atau massa
abdominal?
6. Bone
kaku kuduk atau patah tulang? Periksa bentuk leher dan tubuh. klainan tulang belakang?
6
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
a. Pemeriksaan standar yaitu darah rutin (kadar hemoglobin, leukosit, bleeding time, clothing
time atau APTT & PPT)
b. Pemeriksaan kadar gula darah puasa
c. Liver function test
d. Renal function test
e. Pemeriksaan foto toraks
f. Pemeriksaan pelengkap atas indikasi seperti gula darah 2 jam post prandial, pemeriksaan
EKG untuk pasien > 40 tahun
g. Pada operasi besar dan mungkin bermasalah periksa pula kadar albumin, globulin,
elektrolit darah, CT scan, faal paru, dan faal hemostasis.
Penyakit Pernafasan
● Penyakit saluran nafas dan paru-paru mempengaruhi oksigenasi, eliminasi karbondioksida,
ambilan gas-gas inhalasi dan meningkatkan insidens infeksi pascaoperasi.
● Bronkospasme berat yang mengancam jiwa kadang-kadang timbul pada pasien asma atau
pecandu nikotin.
● Penundaan operasi elektif pada pasien yang menderita infeksi saluran nafas atas karena
efek obat sedative dan atropine, dan penurunan respons imunologi yang terjadi karena anestesi
umum dapat meningkatkan resiko infeksi dada pascaoperasi
Diabetes Mellitus
hampir semua obat anestesi bersifat meningkatkan glukosa darah. Penderita diabetes yang tidak
stabil seharusnya tidak dianestesi untuk pembedahan elektif, kecuali jika kondisi bedah itu sendiri
merupakan penyebab ketidakstabilan tersebut.
Penyakit Hati
Metabolisme obat-obatan anestesi akan terganggu akibat adanya gagal hati. Obat-obatan analgesic
dan sedative juga menjadi memiliki masa kerja yang panjang karena metabolisme oleh otak juga
berubah karena penyakit hati.
Anestesi pada pasien ikterus mempunyai dua resiko nyata. Pertama adalah perdarahan akibat
kekurangan protrombin. Resiko yang kedua adalah gagal ginjal akibat bilirubin yang berakumulasi
pada tubulus renalis
7
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
8
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
PREMEDIKASI
Tujuan
- pasien tenang, rasa takutnya berkurang
- Mengurangi nyeri/sakit saat anestesi dan pembedahan
- Mengurangi dosis dan efek samping anestetika
- Menambah khasiat anestetika
Cara:
- intramuskuler (1 jam sebelum anestesi dilakukan)
- intravena (5-10 menit sebelum anestesi dilakukan, dosisnya 1/3 – 1/2 dari dosis
intramuscular)
- oral misalnya, malam hari sebelum anestesi dan operasi dilakukan, pasien diberi obat
penenang (diazepam) peroral terlebih dahulu, terutama pasien dengan hipertensi.
9
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
● penyempitan bronkus
● mual muntah (+)
10
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
PROGNOSIS ASA
- ASA 1
Pasien tidak memiliki kelainan organik maupun sistemik selain penyakit yang akan dioperasi.
- ASA 2
Pasien yang memiliki kelainan sistemik ringan sampai dengan sedang selain penyakit yang akan
dioperasi. Misalnya diabetes mellitus yang terkontrol atau hipertensi ringan
- ASA 3
Pasien memiliki kelainan sistemik berat selain penyakit yang akan dioperasi, tetapi belum
mengancam jiwa. Misalnya diabetes mellitus yang tak terkontrol, asma bronkial, hipertensi tak
terkontrol
- ASA 4
Pasien memiliki kelainan sistemik berat yang mengancam jiwa selain penyakit yang akan
dioperasi. Misalnya asma bronkial yang berat, koma diabetikum
- ASA 5
Pasien dalam kondisi yang sangat jelek dimana tindakan anestesi mungkin saja dapat
menyelamatkan tapi risiko kematian tetap jauh lebih besar. Misalnya operasi pada pasien koma
berat
- ASA 6
Pasien yang telah dinyatakan telah mati otaknya yang mana organnya akan diangkat untuk
kemudian diberikan sebagai organ donor bagi yang membutuhkan.
Untuk operasi darurat, di belakang angka diberi huruf E (emergency) atau D (darurat), mis: operasi
apendiks diberi kode ASA 1.E
11
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
TEORI-TEORI ANESTESI
1. Teori Koloid
Obat anestesi → penggumpalan sel koloid → anestesi yang reversibel
Bukti : eter, halotan → hambat gerak dan aliran protoplasma pada amoeba (terjadi penggumpalan
protoplasma)
2. Teori Lipid
- Ada hubungan kelarutan zat anestesi dalam lemak dan timbulnya
anestesi.
- Kelarutan ↑ → anestesi makin kuat
- Daya larut makin cepat, anestesi juga cepat
- Bila obesitas, anestesi juga susah krn lemak tidak memiliki PD
3. Teori Adsorbsi dan tegangan permukaan
Hubungan potensi zat anestesi dan kemampuan menurunkan tegangan permukaan → proses
metabolisme dan transmisi neural terganggu menyebabkan anestesi.
4. Teori biokimia
Secara in vitro zat anestesi menghambat pengambilan O2 di otak (fosforilasi oksidatif).
5. Teori Neurofisiologi
Terjadi penurunan transmisi sinaps di ganglion cervicalis superior dan menghambat fungsi
formatio reticularis ascenden yang berfungsi mempertahankan kesadaran.
6. Teori Fisika
Anestesi terjadi oleh karena molekul yang inert (bergerak) dari zat anestesi akan menempati ruang
di dalam sel yang tidak mengandung air sehingga menyebabkan gangguan permeabilitas membran
terhadap molekul dan ion oleh karena terbentuk mikrokristal di SSP.
TRIAS ANESTESI :
● Analgesia
● Hipnosis
● Arefleksia / relaksasi
12
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
STADIUM ANESTESI
Stadium 3 :
Disebut Stadium Pembedahan; ventilasi teratur ---- apneu, terbagi 4 plana :
Plana 1:- Ventilasi teratur : torako abdominal
- Pupil terfiksasi, miosis
- Refleks cahaya (+)
- Lakrimasi ↑
- Refleks faring dan muntah (-)
- Tonus otot mulai ↓
13
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
Ventilasi normal :
- Wanita dewasa : dominan abdomen (diafragma)
- Pria dewasa : dominan torakal
Pupil
Pada pupil yang diperhatikan : - gerak
- fixasi posisi pupil
● Stadium I : tidak melebar karena psikosensorik dan pengaruh emosi
● Stadium II : pupil midriasis karena rangsang simpatik pada otot dilatator
● Stadium III : pupil mulai midriasis lagi karena pelepasan adrenalin pada anestesi dengan
eter atau siklopropan tapi tidak terjadi pada halotan dan IV
14
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
Berikut merupakan langkah pelaksanaan anestesi umum yang biasa dilakukan oleh DM untuk
kasus:
1. Setelah pasien dibaringkan di atas meja operasi. Pasang tensi, saturasi, precordial.
Nyalakan monitor. Nyalakan mesin anestesi. Atur kecepatan infuse.
2. Tunggu instruksi. Setelah lapor ke konsulen, dan operator sudah siap. Berarti anestesi
sudah boleh dilakukan.
3. Minta pasien untuk berdoa
4. Suntikkan pre medikasi: SA 0,25 mg dan Pethidin 30-50 mg
5. Suntikkan Recofol 100 mg.
6. Tunggu sampai refleks bulu mata hilang.
7. Bila refleks bulu mata telah hilang pasang masker dengan posisi benar. (Jaw thrust, chin
lift, tekan masker dengan ibu jari dan telunjuk)
8. Naikkan oksigen sampai 6-10 l
9. kurangi oksigen sampai 3 l. naikkan N2O menjadi 3l. buka isofluran/halotan
10. Tetap berada dalam posisi seperti itu. Sambil kadang-kadang lakukan pemompaan bila
diperlukan. Perhatikan infus, nadi, tensi, saturasi, pompa atau monitor mesin. Sesekali raba nadi
pasien.
11. Bila diperlukan pasien rileks maka berikan Succinil cholin atau tramus tergantung dosis
yang diperlukan.
12. Selanjutnya tinggal seni anestesinya. Kalau tensi naik dan turun, kalau nadi naik atau turun,
kalau nafas kurang spontan, lambat atau cepat. Yang kita lakukan bisa perdalam atau kurangi obat
anestesi, tambah obat tertentu, atur cairan, atur posisi pasien dan lain-lain.
13. Bila operasi sudah hampir selesai kurangi dosis perlahan sampai kemudian tinggal oksigen
saja.
14. Operasi selesai… bawa pasien ke RR. Dan tunggu sampai pasien bangun.
15
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
MONITORING ANESTESI
1. Kedalaman anestesi
2. Kardiovaskuler :
- Tekanan darah (invasif atau non invasif)
- EKG
- CVP
3. Ventilasi respirasi :
- Stetoskop
- Pulse oksimetri → saturasi
- Capnometer
- Analisa gas darah
4. Suhu : tidak boleh febris ok obat anstesi menyebabkan febris
- Malignant /hyperthermia : naiknya suhu tubuh sangat cepat
- Axilla, rectal, osefagus, nasofaring
5. Produksi urin : ½ - 1 cc/kg BB/j
6. Terapi Cairan : Puasa, maintenance, cairan pengganti perdarahan bila diperlukan; > 20%
perdarahan diberi transfusi “whole blood”.
7. Sirkuit anestesi
16
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
OBAT-OBATAN ANESTESI
DOSIS OBAT-OBATAN (Yang dicantumkan disini hanya yang biasa di RS Ulin)
17
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
Onset dan Durasi yang penting
OBAT ONSET DURASI
Succinil Cholin 1-2 mnt 3-5 mnt
Tracrium (tramus) 2-3 mnt 15-35 mnt
Sulfas Atropin 1-2 mnt
Ketamin 30 dtk 15-20 mnt
Pethidin 10-15 mnt 90-120 mnt
Pentotal 30 dtk 4-7 mnt
Keterangan
A. Obat Induksi intravena
1. Ketamin/ketalar
- efek analgesia kuat sekali. Terutama utk nyeri somatik, tp tidak utk nyeri visceral
- Efek hipnotik kurang
- Efek relaksasi tidak ada
- Refleks pharynx & larynx masih ckp baik 🡪 batuk saat anestesi 🡪 refleks vagal
- disosiasi 🡪 mimpi yang tidak enak, disorientasi tempat dan waktu, halusinasi, gaduh
gelisah, tidak terkendali. Saat pdrt mulai sadar dpt timbul eksitasi
- Aliran darah ke otak, konsentrasi oksigen, tekanan intracranial (Efek ini dapat diperkecil
dengan pemberian thiopental sebelumnya)
- TD sistolik diastolic naik 20-25%, denyut jantung akan meningkat. (akibat peningkatan
aktivitas saraf simpatis dan depresi baroreseptor). Cegah dengan premedikasi opiat, hiosin.
- dilatasi bronkus. Antagonis efek konstriksi bronchus oleh histamine. Baik untuk penderita-
penderita asma dan untuk mengurangi spasme bronkus pada anesthesia umum yang masih ringan.
- Dosis berlebihan scr iv 🡪 depresi napas
- Pd anak dpt timbulkan kejang, nistagmus
- Meningkatkan kdr glukosa darah + 15%
- Pulih sadar kira-kira tercapai antara 10-15 menit
- Metabolisme di liver (hidrolisa & alkilasi), diekskresi metabolitnya utuh melalui urin
- Ketamin bekerja pd daerah asosiasi korteks otak, sedang obat lain bekerja pd pusat retikular
otak
Indikasi:
▪ Untuk prosedur dimana pengendalian jalan napas sulit, missal pada koreksi jaringan
sikatrik pada daerah leher, disini untuk melakukan intubasi kadang sukar.
▪ Untuk prosedur diagnostic pada bedah saraf/radiologi (arteriograf).
▪ Tindakan orthopedic (reposisi, biopsy)
▪ Pada pasien dengan resiko tinggi: ketamin tidak mendepresi fungsi vital. Dapat dipakai
untuk induksi pada pasien syok.
▪ Untuk tindakan operasi kecil.
▪ Di tempat dimana alat-alat anestesi tidak ada.
▪ Pasien asma
Kontra Indikasi
▪ hipertensi sistolik 160 mmHg diastolic 100 mmHg
▪ riwayat Cerebro Vascular Disease (CVD)
18
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
▪ Dekompensasi kordis
Harus hati-hati pada :
▪ Riwayat kelainan jiwa
▪ Operasi-operasi daerah faring karena refleks masih baik
3. Thiopental
⦿ Ultra short acting barbiturat
⦿ Dipakai sejak lama (1934)
⦿ Tidak larut dlm air, tp dlm bentuk natrium (sodium thiopental) mudah larut dlm air
4. Pentotal
▪ Zat dr sodium thiopental. Btk bubuk kuning dlm amp 0,5 gr(biru), 1 gr(merah) & 5 gr.
Dipakai dilarutkan dgn aquades
▪ Lrt pentotal bersifat alkalis, ph 10,8
▪ Lrt tdk begitu stabil, hanya bs dismp 1-2 hr (dlm kulkas lebih lama, efek menurun)
▪ Pemakaian dibuat lrt 2,5%-5%, tp dipakai 2,5% u/ menghindari overdosis, komplikasi >
kecil, hitungan pemberian lebih mudah
▪ Obat mengalir dlm aliran darah (aliran ke otak ↑) 🡪 efek sedasi&hipnosis cepat tjd, tp
sifat analgesik sangat kurang
▪ TIK ↓
▪ Mendepresi pusat pernapasan
▪ Membuat saluran napas lebih sensitif thd rangsangan
▪ depresi kontraksi denyut jantung, vasodilatasi pembuluh darah 🡪 hipotensi. Dpt
menimbulkan vasokontriksi pembuluh darah ginjal
▪ tak berefek pd kontraksi uterus, dpt melewati barier plasenta
▪ Dpt melewati ASI
▪ menyebabkan relaksasi otot ringan
▪ reaksi. anafilaktik syok
19
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
▪ gula darah sedikit meningkat.
▪ Metabolisme di hepar
▪ cepat tidur, waktu tidur relatif pendek
▪ Dosis iv: 3-5 mg/kgBB
Kontraindikasi
⦿ syok berat
⦿ Anemia berat
⦿ Asma bronkiale 🡪 menyebabkan konstriksi bronkus
⦿ Obstruksi sal napas atas
⦿ Penyakit jantung & liver
⦿ kadar ureum sangat tinggi (ekskresinya lewat ginjal)
20
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
⦿ Cukup mahal
⦿ Dosis dapat kurang sesuai akibat penyusutan
3. Eter
- tidak berwarna, sangat mudah menguap dan terbakar, bau sangat merangsang
- iritasi saluran nafas dan sekresi kelenjar bronkus
- margin safety sangat luas
- murah
- analgesi sangat kuat
- sedatif dan relaksasi baik
- memenuhi trias anestesi
- teknik sederhana
4. Enfluran
▪ isomer isofluran
▪ tidak mudah terbakar, namun berbau.
▪ Dengan dosis tinggi diduga menimbulkan aktivitas gelombang otak seperti kejang (pada
EEG).
▪ Efek depresi nafas dan depresi sirkulasi lebih kuat dibanding halotan dan enfluran lebih
iritatif dibanding halotan.
5. Isofluran
▪ cairan bening, berbau sangat kuat, tidak mudah terbakar dalam suhu kamar
▪ menempati urutan ke-2, dimana stabilitasnya tinggi dan tahan terhadap penyimpanan
sampai dengan 5 tahun atau paparan sinar matahari.
▪ Dosis pelumpuh otot dapat dikurangi sampai 1/3 dosis jika pakai isofluran
6. Sevofluran
▪ tidak terlalu berbau (tidak menusuk), efek bronkodilator sehingga banyak dipilih untuk
induksi melalui sungkup wajah pada anak dan orang dewasa.
▪ tidak pernah dilaporkan kejadian immune-mediated hepatitis
21
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
⦿ Bekerja pd otot bergaris 🡪 terjadi kelumpuhan otot napas & otot-otot mandibula, otot
intercostalis, otot-otot abdominalis & relaksasi otot-otot ekstremitas.
⦿ Bekerja pertama: kelumpuhan otot mata 🡪ekstremitas 🡪 mandibula 🡪intercostalis
🡪abdominal 🡪diafragma.
⦿ Pd pemberian pastikan penderita dapat diberi napas buatan.
⦿ Obat ini membantu pd operasi khusus spt operasi perut agar organ abdominal tdk keluar
& terjadi relaksasi
⦿ Terbagi dua: Non depolarisasi, dan depolarisasi
▪ Durasi
▪ Ultrashort (5-10 menit): suksinilkolin
▪ Short (10-15 menit) : mivakurium
▪ Medium (15-30 menit) : atrakurium, vecuronium
▪ Long (30-120 menit) : tubokurarin, metokurin , pankuronium, pipekuronium,
doksakurium, galamin
22
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
Antikolinesterase
🡪 antagonis pelumpuh otot non depolarisasi
1. neostigmin metilsulfat (prostigmin)
2. pitidostigmin
3. edrofonium
- fungsi: efek nilotinik + muskarinik 🡪 bradikardi, hiperperistaltik, hipersekresi, bronkospasme,
miosis, kontraksi vesicaurinaria
- pemberian dibarengi SA untuk menghindari bradikardi. (2:1)
Obat Darurat
Nama Berikan bila Berapa yang diberikan?
Efedrin TD menurun >20% dari TD 2 cc spuit
awal (biasanya bila TD sistol
<90 diberikan)
Sulfas atropin Bradikardi (<60) 2 cc spuit
Aminofilin bronkokonstriksi 5 mg/kgBB
Spuit 🡪 24mg/ml
Dexamethason Reaksi anafilaksis 1 mg/kgBB
Spuit 🡪 5 mg/cc
Adrenalin Cardiac arrest 0,25 – 0,3 mg/kgBB, 1 mg/cc (teori)
Prakteknya 🡪 beri sampai aman
Succinil cholin Spasme laring 1 mg/kgBB (1cc spuit 🡪
23
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
PASCA-ANESTESI
Perawatan dan monitoring biasanya dilakukan :
- Di ruang pulih sadar 🡪 pada keadaan tertentu dan khusus, dapat dilakukan di ruang
perawatan
- Dapat dilakukan dengan peralatan sederhana selama pasien di ruang pulih sadar
- Dapat dilakukan dengan cara manual maupun menggunakan peralatan elektronik
Tingkat perawatan pasca-anestesi setiap pasien tidak selalu sama, bergantung pada kondisi fisik
pasien, teknik anestesi, dan jenis operasi 🡪 monitoring lebih ketat pada pasien dengan :
1. Risiko tinggi
2. Kelainan organ
3. Syok yang lama
4. Dehidrasi berat
5. Sepsis
6. Trauma multipel
7. Trauma kapitis
8. Gangguan organ penting, mis: otak
24
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
Perawatan pasca-operasi disesuaikan dengan beratnya operasi. Untuk pasien postoperasi berat
dengan risiko berat, harus dirawat di ruang ICU terlebih dahulu
25
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
PENGELOLAAN DI RR
26
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
KOMPLIKASI ANESTESI
27
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
Terapi cari kausa, atropine
28
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
lumbal
Short Acting
Potensi Sacral/
Obat Medium Acting kaudal
Long acting
Potensi Obat
SHORT act MEDIUM act LONG act
Prototipe Prokain Lidokain Bupirokain
Gol Ester Amida Amida
Onset 2’ 5’ 15’
Durasi 30-45’ 60-90’ 2-4jam
Potensi 1 3 15
Toksisitas 1 2 10
Dosis max 12 Mg/KgBB 6 mg/KgBB 2 Mg/KgBB
Metabolisme Plasma Liver Liver
Indikasi anestesi lokal :
29
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
1. Operasi emergensi
2. Alergi GA
3. Pasien dengan PPOK
4. Tindakan dimana dengan anestesi lokal akan lebih aman
Indikasi relatif
1. Pasien tak kooperatif
2. Penyakit neurologi akut
3. Laminectomi luas
4. Scoliosis
5. IHD
Komplikasi :
a. Lokal
1. Abses
2. Hematom
3. Nekrosis
b. Sistemik
1. Intravasasi
2. Hipersensitif
3. Hiperabsorbsi
4. Over dosis
Pencegahan :
1. Dosis minimum
2. Hindari daerah hiperemis
3. Infiltrasi
4. Tes sensitivitas
ANESTESI SPINAL
30
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
🡪 memasukkan larutan anestesi lokal kedalam ruang subarakhnoid 🡪 paralisis temporer syaraf
Lokasi : L2 – S1
Keuntungan teknik anestesi spinal :
• biaya relative murah
• perdarahan lebih berkurang
• mengurangi respon terhadap stress
• kontrol nyeri yang lebih sempurna
• menurunkan mortalitas pasca operasi
Indikasi
a. bedah abdomen bagian bawah, misal: op hernia, apendiksitis
b. bedah urologi
c. bedah anggota gerak bagian bawah
d. bedah obstetri ginekologi
e. bedah anorectal & perianal, misal: op hemoroid
Kontra indikasi
♦ Absolut
1. kelainan pembekuan darah (koagulopati)
2. infeksi daerah insersi
3. hipovolemia berat
4. penyakit neurologis aktif
5. pasien menolak
♦ relative
2. R. pembedahan utama tulang belakang
3. nyeri punggung
4. aspirin sebelum operasi
5. Heparin preoperasi
6. Pasien tidak kooperatif atau emosi tidak stabil
Komplikasi
⮞ Akut
1. hipotensi dikarenakan dilatasi PD max
2. bradikardi dikarenakan blok terlalu tinggi, berikan SA
3. Hipoventilasi berikan O2
4. Mual muntah dikarenakan hipotensi terlalu tajam, berikan epedril
5. total spinal obat anestesi naik ke atas, berikan GA
⮞ Pasca tindakan
1. nyeri tempat suntikan
2. nyeri punggung
3. nyeri kepala
4. retensi urin dikarenakan sakral terblok, so pasang kateter
Prosedur
a. Persiapan
31
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
1. sama dengan persiapan general anestesi
2. Persiapan pasien
- Informed consent
- Pasang monitor 🡪 ukur tanda vital
- Pre load RL/NS 15 ml/kgBB
3. Alat dan obat
- Spinal nedle G 25-29
- Spuit 3 cc/5cc/10cc
- Lidokain 5% hiperbarik , Markain heavy
- Efedrin, SA
- Petidin, katapres, adrenalin
- Obat emergency
b. Posisi pasien
• Pasien duduk pada meja operasi, kaki pada atas kursi & disanggah oleh seorang
pembantu, kedua tangan menyilang dada merangkul bantal. Kepala menunduk, dagu menempel
dada shg scapula bergeser ke lateral
• Pasien yang telah tersedasi
• Punggung pd tepi meja, fleksi paha & leher, dagu mendekati leher
- Posisi duduk
Keuntungan : lebih nyata, processus spinosum lebih mudah diraba, garis tengah lebih
teridentifikasi (gemuk) & posisi yang nyaman pada pasien PPOK
c. Identifikasi tempat penyuntikan
Lumbal : garis Krista iliaka kanan & kiri (Tuffersline) L4 / interspinosus L4-5
d. Insersi jarum spinal
1. Pendekatan Midline
2. Pendekatan paramedian
⦿ Bed rest total 24 jam post op dengan bantal tinggi. Boleh miring kanan kiri, tak
boleh duduk
⦿ Ukur TD dan N tiap 15 menit selama 1 jam pertama. Bila TD < 90 beri efedrin
10 mg, bila N<60 beri SA 0,5 mg
⦿ bila tidak ada mual muntah boleh minum sedikit-sedikit dengan sendok
⦿ bila nyeri kepala hebat, konsul anestesi
32
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
TERAPI CAIRAN
Komposisi Cairan Tubuh
Kebutuhan Cairan
■ Kebutuhan air pada orang dewasa setiap harinya adalah 30-35 ml/kgBB/24jam
■ Kebutuhan ini meningkat sebanyak 10-15 % tiap kenaikan suhu 1° C
■ Kebutuhan elektrolit Na 1-2 meq/kgBB (100meq/hari atau 5,9 gram)
■ Kebutuhan elektrolit K 1 meq/kgBB (60meq/hari atau 4,5 gram)
33
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
Minuman: 800-1700 ml Urine : 600-1600 ml.
Makanan: 500-1000 ml. Tinja : 50-200 ml.
Hasil oksidasi: 200-300 ml. Insensible loss : 850-1200 ml
34
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
Contoh :
Pria BB 50 kg
EBV 50 X 70 ml = 3500 ml
maka jika perdarahan 800 ml digantikan dengan
10% pertama (350 ml) kristaloid 700-1400 ml
10% kedua (350 ml) koloid 350 ml
100 ml darah 100 ml
Pada anak dan bayi
Pemeliharaan:
10 kg pertama 4 ml/kgBB/jam
10 kg kedua 2 ml/kgBB/jam
Kg selanjutnya 1 ml/kgBB/jam
bedakan dengan kebutuhan per hari :
Defisit puasa (DP): cairan pemeliharaan x jam puasa
Stress operasi :
Ringan : 2 ml/kgBB/jam
Sedang : 4 ml/kgBB/jam
Berat : 6 ml/kgBB/jam
C. Pasca operasi
Terapi cairan pasca bedah ditujukan untuk :
a. Memenuhi kebutuhan air, elektrolit, nutrisi
b. Mengganti kehilangan cairan pada masa paska bedah (cairan lambung, febris)
c. Melanjutkan penggantian defisit pre operatif dan durante operatif
35
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
d. Koreksi gangguan keseimbangan karena terapi cairan
Pada penderita pasca operasi nutrisi diberikan bertahap (start low go slow).
Penderita pasca operasi yang tidak mendapat nutrisi sama sekali akan kehilangan protein 75-125
gr/hari 🡪 Hipoalbuminemia 🡪 edema jaringan, infeksi, dehisensi luka operasi, penurunan enzym
pencernaan
Rumus Darrow
BB (kg) Cairan (ml)
0-3 95
3-10 105
10-15 85
15-25 65
>25 50
Tetesan infus: Mikro: BBx darrow /96
Makro: BB x darrow/24
Melihat tanda-tanda pada pasien disesuaikan dengan prosentase EBV yang hilang:
36
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
TANDANYA
Tensi systole 120 mmhg 100 mmhg < 90 mmhg < 60-70 mmhg
Nadi 80 x/mnt 100 x/mnt > 120 x/mnt > 140 x/mnt
Perfusi Hangat Pucat Dingin Basah
Estimasi Minimal 600 ml 1200 ml 2100 ml
perdarahan
Estimasi infus Minimal 1-2 liter 2-4 liter 4-8 liter
Problem puasa
a. Pada keadaan normal kehilangan cairan berupa
❖ Insesible water losses (IWL)
❖ Sensible water losses (SWL)
Pada orang dewasa kehilangan 2250 cc yang terdiri atas
1) IWL 700 ml / 24 jam
(suhu lingkungan 25 oC kelembaban 50-60 %, suhu badan 36-37 oC).
2) SWL
Urine 1 cc / kgbb / jam (24 cc / kg / bb / 24 jam)
b. Kebutuhan elektrolit tidak terpenuhi
Kebutuhan normal: Na+ 2-4 mEq / kgbb / 24 jam
K+ 1-2 eEq / kgbb / 24 jam
c. Kebutuhan kalori tidak terpenuhi
Kebutuhan normal: 25 Kcal / kgbb / jam
d. Pada operasi elektif yang dipuasakan, penggantian cairan hanya untuk maintenance saja
e. Pemberian cairan pre operasi adalah untuk mengganti bila ada
1) Kehilangan cairan akibat puasa.
2) Kehilangan cairan akibat perdarahan.
3) Kehilangan cairan akibat dehidrasi.
37
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
f. Pemberian darah pre operasi di dasarkan atas pertimbangan yang matang dan apabila perlu
dilakukan pemeriksaan darah lebih dahulu.
Cairan pengganti
- Kristaloid 2-4 kali dari jumlah perdarahan.
- Koloid 1 kali dari jumlah perdarahan
- Darah (WB) 1 kali dari jumlah perdarahan
II. KOLOID
Mempunyai partikel besar, yg agak sulit menembus membran semipermeabel/ dinding pembuluh
darah. dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan dapat menarik cairan
dari luar pembuluh darah.
Contohnya adalah dextran, albumin dan steroid, HES (Hydroxy Etil Starch)
Berdasar tekanan Onkotik-nya ada 2 mcm :
- Iso-Onkotik : Co/ Albumin 25%
- Hiper-Onkotik : Co/ Albumin 5%
38
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
Dext 5% Kristaloid Kristaloid Koloid Koloid
(Hipotonis) Isotonis hipertonis Iso-Onkotik Hiper-Onkotik
Vol.Intra-
vask. ↑ ↑ ↑↑ ↑↑ ↑↑↑
Vol.Inter-
stitiel ↑↑ ↑↑ ↑↑↑ - ↓
Vol.Intra-
sel ↑↑↑ - ↓ - ↓
39
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
- Ketoasidosis diabetik (setelah rehidrasi dg NaCl 0,9%)
- Observasi Tifoid
- Observasi demam yang belum diketahui penyebabnya
- Status asthmaticus
- Fase pemulihan dari DBD
5. KA-EN 4A
Mengandung elektrolit mEq/L
Na+ = 30
Cl- = 20
Laktat = 10
Dekstrosa = 40 gr/L
6. KA-EN 4B
Mengandung elektrolit mEq/L
Na+ = 30
Cl- = 28
K+ = 8
Laktat = 10
Dekstrosa = 37.5 gr/L
7. Ringer Laktat
Tiap 100 ml terdiri atas:
NaCl 0,6 g
NaLaktat 0,312 g
KCl 0,04 g
CaCl 0.027 g
Osmolaritas:
Na+ 131
K+ 5
2+
Ca 2
Cl- 111
-
HCO3 (laktat) 29
8. NS (Normal Salin/ NaCl 0,9%)
Tiap 500ml mengandung NaCl 4,5g
Osmolaritas:
Na+ 154
Cl- 154
9. Glukosa 5%
Tiap 500ml mengandung glukosa 25g
Osmolaritas 280 mOsm/l setara dengan 800kJ/l atau 190kkal/l
10. Glukosa 10%
Tiap 500ml mengandung glukosa 55g
Osmolaritas 555 mOsm/l setara dengan 1680kJ/l atau 400kkal/l
11. D5 ½ NS
Tiap 500ml mengandung
glukosa 25g
NaCl 2,25g
Kandungan elektrolit
40
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
Na+ 77
-
Cl 77
Setara dengan 840kJ/200kkal
11. D5 ¼ NS
Tiap 500ml mengandung
glukosa 27,5g
NaCl 1,125g
Kandungan elektrolit
Na+ 38,5
Cl- 38,5
Setara dengan 840kJ/200kkal
12. HES 6%
Tiap 500 ml terdiri atas:
HES 30 g
NaCl 3,45 g
NaLaktat 2,24 g
KCl 0,15 g
CaCl 0.11 g
Osmolaritas (mmol/l):
Na+ 138
+
K 5
Ca2+ 3
-
Cl 125
HCO3- (laktat) 20
Osmolaritas berkisar 280 mOsm/l
pH: +6
Catatan: kandungan antar merek dagang dapat berbeda-beda. Namun dalam rentang yang hampir
mirip.
41
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
TRANSFUSI
Catatan:
1. Dulu diyakini bahwa kadar Hb harus lebih tinggi dari 9 sampai 10 ml/dl agar tersedia cukup
oksigen untuk memenuhi kebutuhan organ vital (otak,jantung) dalam mencukupi stres. Sekarang
sudah dibuktikan, bahwa Hb 3 sampai 6 g/dl masih dapat mencukupi kebutuhan oksigen jaringan.
Dari percobaan diketahui bahwa Hb 2-3 g/dl atau 6-8% masih mampu menunjang kehidupan
(Singler,1980;Johnson,1991). Batas “anemia aman” bagi pasien yang memiliki jantung normal
adalah hematokrit 20%. Pasien yang menderita penyakit jantung koroner memerlukan batas 30%
2. Penggantian volume yang hilang harus didahului karena penurunan 30% saja sudah dapat
menyebabkan kematian. Sebaliknya batas toleransi kehilangan Hb lebih besar. Kehilangan Hb
sampai 50% masih dapat diatasi. Bagi pasien tanpa penyakit jantung, Hb 8-10 gm/dl masih dapat
memberikan cukup oksigen untuk jaringan dengan baik (asal volume sirkulasi normal). Karena
itu, tidak semua perdarahan harus diganti transfuse. Terapi diprioritaskan untuk mengembalikan
volume sirkulasi dengan cairan Ringer Laktat atau NaCl 0,9% atau Plasma Substitute/koloid
(Expafusin, Dextran, Hemaccel, Gelafundin) selama Hb masih 8-10 gm/dl. Cara terapi dengan
cairan ini disebut hemodilusi. Perdarahan sampai volume darah masih dapat diganti saja tanpa
transfusi.
3. Pada kehilangan 30-50% volume darah, maka setelah pemberian cairan, jika Hb < 8-10
gm/dl atau hematrokit < 20-25% maka transfusi diberikan.
4. Sasaran transfusi adalah mengembalikan kadar Hb sampai 8-10 gm/dl saja. Tidak perlu
sampai Hb “normal” 15 gm/dl lagi.
5. Dari perhitungan kadar Hb, darah satu kantong hanya menaikkan Hb 0,5 gm/dl.
Peningkatan sebesar ini juga dapat dicapai dengan pemberian gizi yang baik dan terapi Fe++.
Manfaat kenaikan Hb 0,5 gm/dl tidak sebanding dengan resiko penularan penyakit.
6. Teknik hemodilusi tidak dapat digunakan pada pasien trauma dan trauma thorax karena
dapat menyebabkan edema otak/paru.
TUJUAN TRANSFUSI
1. Meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen
2. Memperbaiki volume darah tubuh
3. Memperbaiki kekebalan
4. Memperbaiki masalah pembekuan
INDIKASI
1. Anemia pada perdarahan akut setelah didahului penggantian volume dengan cairan.
2. Anemia kronis jika Hb tidak dapat ditingkatkan dengan cara lain.
3. Gangguan pembekuan darah karena defisiensi komponen.
4. Plasma loss atau hipoalbuminemia jika tidak dapat lagi diberikan plasma substitute atau
larutan albumin
Jenis Darah Yang Ditransfusikan
1. Whole Blood (Darah Simpan/Wb)
● 450 ml darah + 63 ml CPD (citrat phosphate dextrose anticoagulan)
● Simpan 4oC
● Lama simpan < 28 hari
● Antikoagulan lain : Acid Citrate Dextrose (simpan 4oC bisa selama 21 hari)
42
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
● Rendah platelet, F V&VIII, kecuali bila disimpan < 6 jam
● untuk mengganti volume darah pasien shock hipovolemik perdarahan
2. Fresh Whole Blood (darah segar)
● 12 jam penyimpanan
● indikasi : pasien dengan Hb& platelet rendah, trombositopenia, transfusi masif dengan
darah simpan
3. Packed Red Cell
● Hasil sentrifugasi WB (plasma dikurangi 200 ml)
● Volume 300 ml (masa hidup 21 hari jika disimpan dalam 4oC)
● 1 unit = meningkatkan Hb 1-1,5 gr%
● indikasi : anemia kronis dengan normovolemi sirkulasi supaya tidak overload : pasien
gagal jantung, pasien sangat tua, sepsis kronis. Anemia perdarahan akut yang sudah mendapat
penggantian cairan
● dapat dicampur NS ⎝ untuk pasien shock)
4. Stable Plasma Protein Solution (SPPS)
● Resiko hepatitis sangat kecil
● Pemanasan tinggi
● Faktor pembekuan kurang, F V, VIII
● Infus cepat SPPS untuk pasien hipotensi
● Sangat mahal, dipakai jika tidak sempat cross match
5. Fresh Frozen Plasma (FFP)
● Dari WB < 6 jam simpan. penyimpanan -20oC (3 bulan). Penyimpanan -30oC 1 tahun
● diinfuskan setelah mencair
● Indikasi: Mengganti faktor koagulasi, mengganti volume plasma
● Diberikan 10 cc/kg satu jam pertama, dilanjutkan 1 cc/kg Bb per jam sampai PPT dan
APTT mencapai nilai ≤ 1,5 x nilai kontrol yang normal.
● Terapi plasma tidak tepat untuk memperbaiki pasien hipoalbuminemia karena tidak akan
meningkatkan kadar albumin secara nyata
6. Thrombocyte Concentrate = TC
● berasal dari 250 cc darah utuh
● meningkatkan trombosit 5000/mm3.
● Disimpan pada 22oC 🡪 bertahan 24 jam. Pada suhu 4o-10oC 🡪 bertahan 6 jam.
● Diberikan pada DHF, hemodilusi dengan cairan jumlah besar dan transfusi masif > 1,5 x
volume darah pasien sendiri, yaitu bila dijumpai trombositopenia (50.000-80.000/mm3).
● Penambahan trombosit tidak dapat dilakukan dengan darah utuh segar sebab trombosit
yang terkandung hanya sedikit.
● Trombosit diberikan cukup sampai perdarahan berhenti atau masa perdarahan (bleeding
time) mendekati 2x nilai normal, bukan sampai jumlah trombosit normal.
7. Larutan Albumin
● Terdiri dari 5% dan 25% human albumin
● Resiko hepatitis <
● Faktor pembekuan (-)
● Tujuan : meningkatkan albumin serum pada : Penyakit hepar, Ekspansi volume darah
8. Cryoprecipitate
● Sentrifugasi plasma beku
● Konsentrasi tinggi F VIII
● Untuk terapi : haemofilia & defisiensi lain
43
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
● Resiko hepatitis
TRANSFUSI AUTOLOGOUS
darah pasien sendiri diambil pada masa pra-bedah, disimpan untuk digunakan pada waktu
pembedahan yang terencana (efektif). Dengan demikian dapat dipastikan bahwa tidak ada resiko
penularan penyakit sama sekali.
44
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
6. hipotermi
7. Post transfusion hepatitis (PTH)
RUMUS-RUMUS TRANSFUSI
45
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
1. WB = 6 X (BB (Kg) X ∆Hb
2. PRC = 4 X (BB (Kg) X ∆Hb
3. albumin = ∆ albumin x BB x 0,8
4. koreksi asidosis metabolic
NaHCO3 = BE x 30% x BB
BE = Base Excess = jumlah asam basa yang harus ditambahkan supaya pH darah meningkat
46
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
TERAPI OKSIGEN
pulmoner
● Indikasi medis: untuk gangguan
non-pulmoner
● Indikasi:
- hipoksia
- stadium akut penyakit jantung-paru
- selama/sesudah operasi
- pasien tdk sadar
- anemia berat (alat angkut <)
- perdarahan & hipovolemi
- asidosis
● Pemberian O2:
- O2 tunggal
- O2 + gas lain (udara)🡪 sbg suplemen gas inspirasi atau sumber oksigenasi
● Tekanan O2 60 mmHg u/ koreksi hipoksemia arteri 🡪 hanya sedikit yg dpt diterima
● Tekanan O2 kurang 🡪 untuk pasien hipoksemia kronis & retensi CO2
● Tekanan O2 lebih 🡪 untuk:
- hipotensi
- keracunan sianida
- Hb
- Curah jantung
- Intoksikasi CO
● Alat2 yg digunakan:
- manometer
- tangki/tabung isi O2
- flowmeter
- humidifier
- selang
● Alat u/ pemberian O2:
- masker O2 (sungkup muka)
- kateter nasal = nares anterior
- double nasal prongs
- kateter nasofaring
- O2 tent
- inkubator
Metode pemberian
● Kontrol lebih pd konsentrasi O2 inspirasi pd pasien dgn peny. pernafasan
● Nasal cannul: flow rate: 4-6 l/menit
u/ periode lama 🡪 kurang baik 🡪 mengeringkan mukosa hidung 🡪 krusta
● Masker:
- Open mask: 6 l/menit (50-60% u/ cegah rebreathing)
- Nonrebreathing mask
47
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
- masker tertutup, reservoir
- O2: 100% pd os tanpa ET
- Partial rebreathing mask:
- O2: 80%
● Oksigen hiperbarik:
Kamar/chamber tekanan tinggi O2 (> 760 mmHg)
O2: 100%
🡪 u/: - emboli gas, gas gangrene, keracunan CO
● O2 dgn masker:
konsentrasi O2: 60-90%
flow rate: 6-8 l/menit
- flow rate harus tinggi
- bila <6 l/menit 🡪 CO2 tertumpuk 🡪 Keracunan CO2
● Indikasi pemberian O2 lewat masker:
- Infark miokard
- Edema paru
- Pneumonia masif
- Emboli paru
- Keracunan CO
- Syok
● Pemberian O2 lewat hidung 🡪 double nasal prongs
Konsentrasi O2: 35-50%
Flow rate: 6-8 l/menit
Aman, mudah
● Pemberian O2 dgn kateter
Konsentrasi: 35-50%
Flow rate: 4-7 l/menit
48
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
b. perifer
- obat pelumpuh otot
- miastenia gravis
- poliomielitis
49
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
CARDIAC ARREST
Tanda:
1. kesadaran hilang (dalam 15 detik setelah henti jantung)
2. tidak teraba denyut nadi/ arteri besar (femoralis & carotis pada dewasa, brachialis pada
bayi)
3. henti nafas/megap-megap
4. terlihat seperti mati
5. warna kulit pucat – kelabu
6. pupil dilatasi (setelah 45 detik)
Langkah-Langkah
A
IRWAY
50
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
– gelisah (karena hipoksia)
– gerak otot nafas tambahan
– (tracheal tug, retraksi sela iga)
– gerak dada & perut paradoksal
– sianosis (tanda lambat)
Macam Sumbatan
● Total.
✔ Segera koreksi 🡪 5 – 10 menit terjadi asfiksi 🡪 henti nafas 🡪 henti jantung.
● Parsial.
✔ Harus tetap dikoreksi.
✔ Kerusakan otak, sembab otak, sembab paru, henti nafas, henti jantung sekunder.
B
REATHING
o berikan 2 nafas yang berhasil dada terangkat @ 500-600 ml (maksimal 1000 ml)
o beri sela ekshalasi
o beri oksigen 100% lebih dini
C
IRCULATION
D
EFIBRILLATION
51
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
RJP berhasil🡪
• Lanjutkan oksigenasi, kalau perlu nafas buatan
• Hipotensi diatasi dengan inotropik dan obat vaso-aktif (adrenalin, dopamin, dobutamin,
ephedrin)
• Tetap di infus untuk jalan obat cepat
• Terapi aritmia
• Koreksi elektrolit, cairan dsb
• Awasi di ICU
• awas: cardiac arrest sering terulang lagi
52
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
Indikasi intubasi:
1. Keadaan oksigenasi yang tidak adekuat (karena menurunnya tekanan oksigen arteri dan
lain-lain) yang tidak dapat dikoreksi dengan pemberian suplai oksigen melalui masker nasal.
2. Keadaan ventilasi yang tidak adekuat karena meningkatnya tekanan karbondioksida di
arteri.
3. Kebutuhan untuk mengontrol dan mengeluarkan sekret pulmonal atau sebagai bronchial
toilet.
4. Menyelenggarakan proteksi terhadap pasien dengan keadaan yang gawat atau pasien
dengan refleks akibat sumbatan yang terjadi.
5. Menjaga jalan nafas yang bebas dalam keadaan-keadaan yang sulit.
6. Operasi-operasi di daerah kepala, leher, mulut, hidung dan tenggorokan, karena pada
kasus-kasus demikian sangatlah sukar untuk menggunakan face mask tanpa mengganggu
pekerjaan ahli bedah.
7. Pada banyak operasi abdominal, untuk menjamin pernafasan yang tenang dan tidak ada
ketegangan.
8. Operasi intra torachal, agar jalan nafas selalu paten, suction dilakukan dengan mudah,
memudahkan respiration control dan mempermudah pengontrolan tekanan intra pulmonal.
9. Untuk mencegah kontaminasi trachea, misalnya pada obstruksi intestinal.
10. Pada pasien yang mudah timbul laringospasme
11. Tracheostomni.
12. Pada pasien dengan fiksasi vocal chords.
13. operasi dengan posisi miring/ tengkurap
14. operasi dengan resiko tinggi
15. operasi dengan lambung penuh
16. terapi gangguan respirasi (obstruksi saluran nafas)
53
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
● Pipa endotrakheal. terbuat dari karet atau plastik. Untuk operasi tertentu misalnya di daerah
kepala dan leher dibutuhkan pipa yang tidak bisa ditekuk yang mempunyai spiral nilon atau besi
(non kinking). Untuk mencegah kebocoran jalan nafas, kebanyakan pipa endotrakheal mempunyai
balon (cuff) pada ujung distalnya. Pipa tanpa balon biasanya digunakan pada anak-anak karena
bagian tersempit jalan nafas adalah daerah rawan krikoid. Pada orang dewasa biasa dipakai pipa
dengan balon karena bagian tersempit adalah trachea. Pipa pada orang dewasa biasa digunakan
dengan diameter internal untuk laki-laki berkisar 8,0 – 9,0 mm dan perempuan 7,5 – 8,5 mm.
Untuk intubasi oral panjang pipa yang masuk 20 – 23 cm. Pada anak-anak dipakai rumus :
Rumus tersebut merupakan perkiraan dan harus disediakan pipa 0,5 mm lebih besar dan lebih
kecil. Untuk anak yang lebih kecil biasanya dapat diperkirakan dengan melihat besarnya jari
kelingkingnya.
● Pipa orofaring atau nasofaring. 🡪 mencegah obstruksi jalan nafas karena jatuhnya lidah
dan faring pada pasien yang tidak diintubasi.
● Plester 🡪 memfiksasi pipa endotrakhea setelah tindakan intubasi.
● Stilet atau forsep intubasi. (McGill) 🡪 mengatur kelengkungan pipa endotrakheal sebagai
alat bantu saat insersi pipa. Forsep intubasi digunakan untuk memanipulasi pipa endotrakheal nasal
atau pipa nasogastrik melalui orofaring.
● Alat pengisap atau suction.
54
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
akan terdapat tanda-tanda berupa suara nafas kanan berbeda dengan suara nafas kiri, kadang-
kadang timbul suara wheezing, sekret lebih banyak dan tahanan jalan nafas terasa lebih berat. Jika
ada ventilasi ke satu sisi seperti ini, pipa ditarik sedikit sampai ventilasi kedua paru sama.
Sedangkan bila terjadi intubasi ke daerah esofagus maka daerah epigastrum atau gaster akan
mengembang, terdengar suara saat ventilasi (dengan stetoskop), kadang-kadang keluar cairan
lambung, dan makin lama pasien akan nampak semakin membiru. Untuk hal tersebut pipa dicabut
dan intubasi dilakukan kembali setelah diberikan oksigenasi yang cukup.
f. Ventilasi. Pemberian ventilasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien bersangkutan.
Syarat Ekstubasi
1. insufisiensi nafas (-)
2. hipoksia (-)
3. hiperkarbia (-)
4. kelainan asam basa (-)
55
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
5. gangguan sirkulasi (TD turun, perdarahan) (-)
6. pasien sadar penuh
7. mampu bernafas bila diperintah
8. kekuatan otot sudah pulih
9. tidak ada distensi lambung
56
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
ASPIRASI
🡪 masuknya isi lambung atau cairan lambung ke dalam paru-paru
asam lambung dan makanan (meskipun efeknya tak sehebat efek asam lambung) masuk ke paru-
paru 🡪 menyebar ke seluruh paru terutama alveoli 🡪 gangguan pertukaran O2 dan CO2 🡪 jatuh
ke keadaan hipoksia dan sianosis
Efek proteksi paru-paru 🡪 batuk disertai laringospasme, berguna untuk mencegah lebih banyak
lagi aspirat yang masuk, namun berakibat juga penyumbatan saluran nafas
57
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
Terapi :
1. Bronchial toilet
- Pasien dipasangi pipa ET
- Aspirat diisap sampai bersih
- Posisi kepala lebih rendah daripada kaki
- Dibantu dengan melakukan bronkoskopi
- Merupakan indikasi, tetapi risikonya besar
2. Bantuan pernafasan
- Aspirasi ringan 🡪 pemberian O2
- Aspirasi berat 🡪 pemberian nafas buatan dengan konsentrasi O2 yang cukup tinggi
(100%) melalui pipa trakea dengan alat bantu mekanis (ventilator / respirator)
- Pemberian nafas buatan diharapkan dapat memperbaiki alveoli yang kolaps dan menekan
cairan edema di dalam alveoli untuk masuk ke dalam sirkulasi paru-paru
3. Obat-obatan bronkodilator, mis: aminofilin
4. ATB dosis tinggi
5. Bantuan kardiosirkulasi 🡪 berikan obat-obatan inotropik (+)
6. Pemberian cairan 🡪 bila pasien hipovolemia
7. Pemberian kortikosteroid, diharapkan dapat :
- Menurunkan reaksi radang di alveoli
- Mempermudah pelepasan O2 dari eritrosit ke dalam jaringan
- Mencegah aglutinasi leukosit dalam paru-paru
58
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
8. Obat-obatan untuk mengatasi edema paru
9. Obat-obatan untuk mengatasi cardiac failure
Pasien aspirasi sebaiknya dirawat di ICU untuk mengevaluasi keadaan organ-organ penting
seperti otak, jantung, paru-paru, dan ginjal
59
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
SHOCK
🡪 Suatu keadaan gangguan perfusi ke jaringan yg menyeluruh sehingga tdk terpenuhinya
kebutuhan metabolisme jaringan ------- Hipoperfusi 🡪 hipoksia Jaringan
SEDANG Penurunan perfusi sentral pada organ Haus. Hipotensi supinasi, takikardi,
(kehilangan darah yang bertoleransi hanya terhadap oliguria, anuria.
20-40%) iskemia singkat (hati, usus, ginjal)
BERAT Penurunan perfusi jantung dan otak Agitasi, konfusio, napas cepat dan
(kehilangan darah dalam.
>40%)
60
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
4. Kateter i.v : no. 16-20 / tergantung usia
5. Cairan : jenis dan kecepatan tergantung dari berat dan
penyebab syok
6. Koreksi Asidosis Metabolik
7. Pantau Irama Jantung
8. kateter urin : untuk hitung produksi urin
9. Mencari penyebab dan memulai terapi spesifik
Penanganan
A. Syok Hipovolemik
🡪 Ditujukan pd pemenuhan kembali Volume Intravaskuler dengan cairan.
● Baringkan telentang, tungkai diangkat 30 derajat /SHOCK POSITION
● O2 5-10 L/menit masker
● Pasang IV kateter nomor besar pada v. savena magna/ basilika/femoralis/sentral
● Cairan parenteral :
- kristaloid : RL, NaCl
- koloid : plasma ekspander, albumin
- darah
B. Syok Kardiogenik
🡪Ditujukan u/ memperkuat kontraksi otot jantung yaitu dengan obat inotropik positif
1. Analisa gas darah O2 5-10 L/menit, bila terjadi hiperkapni/asidosis lakukan intubasi ET
2. Telentang dengan kaki ditinggikan (bila Sistolik <70mmHg). Duduk bila tensi normal
dan edema paru berat.
61
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
3. Hipotensi berat (S<70mmHg), edema paru (-), infus kristaloid NaCl/RL. Bila edema paru
D5% jangan diberikan.
4. Sampel darah (Hb, Ht, elektrolit, enzim jantung)
5. EKG 12 lead
6. Kateter urin (cek tiap jam)
7. Pengobatan non-miokardial :
- Asidosis .pH<7,1 🡪BIC.NAT 0,5-1meq/kgBB iv dalam 5-10 menit
- Aritmia 🡪 kardioversi, SA
- Hipovolemia 🡪 infus bertahap 50-100mL dalam 5-10 menit, amati ada/tidaknya
perbaikan/perburukan
- Tamponade 🡪 kardiosentesis
8. Bila respon terhadap cairan (-) ◊ Dopamin 4-5ug/kgBB/menit
9. Pindah ICU 🡪 perbaikan edema paru, terapi lanjutan, pengawasan ketat
C. Syok Distributive
→ Permasalahannya : Tjd pengumpulan Ci intravaskuler pd pembuluh darah tepi sehingga
yg masuk ke jantung kurang akibatnya curah jantung ↓
→ Pengobatan ditujukan pd pembuluh darah tepi u/ dikonstriksikan dengan obat2an
vasoaktif
D. Syok Obstructive
→ Pengobatan ditujukan u/ menghilangkan pembuntuan.
Co/ Pericardiocentese pd Tamponade jantung, Menghilangkan tension Pneumothorak dengan
cara Open pneumothorak.
62
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
🡪 > 65 tahun
🡪 Resiko operasi tinggi
perubahan psikologis, fisiologis dan anatomis
- respons terhadap stress menurun
farmakodinamik
- fungsi hepar turun
- intoksikasi obat meningkat
- plasma protein binding menurun
- MAC menurun
Anatomi
- fungsi otot menurun
- autoregulasi menurun
- refleks menurun
sirkulasi
- atherosclerosis
- hipertermi
- resistensi vaskuler
fungsi paru
- kalsifikasi 🡪 fungsi ventilasi menurun
- compliance menurun
fungsi ginjal
- RBF menurun
- GFR menurun
saluran cerna :
- asam lambung meningkat
- motilitas usus menurun
- aliran darah ke gaster menurun
- pengosongan lambung lama
63
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
PERSIAPAN PREOPERATIF
■ Wawancara preoperatif
- anak : takut sakit & berpisah dgn ortu
- Penjelasan diberikan sesuai usia :
■ Infeksi saluran nafas atas (ISPA)
- Infeksi sblm anestesi → resiko komplikasi pulmo ↑ (hipersekresi, wheezing 10x,
laringospasme 5x, hipoksemia & atelektasis) ◊ harus diobati dulu
- Bila terpaksa operasi : pemberian antikolinergik, ventilasi masker, kelembaban udara
pernafasan, pengawasan yg lebih lama di RR
■ Laboratorium
■ Puasa pre operasi
- bayi = 4 jam
- anak = 5 jam
■ Premedikasi
- midazolam (0,07-0,2 mg/kgBB)
- ketamin 2-3 mg/kgBB
64
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
- atropin menurunkan insiden hipotensi pd anak < 3 bln, mengurangi sekret
■ Monitoring : suhu (malignant hipertermia & hipotermia)
kadar glukosa (hipoglikemia < 30 mg/dL(neonatus)
■ Induksi anestesi :
⮚ Inhalasi : agen inhalasi
⮚ Intravena : ketamin, propofol, pentotal
⮚ Intramuskuler : ketamin, midazolam,
⮚ Perrektal : ketamin, pentotal
■ Induksi intravena
- Thiopental (3mg/kg neonate, 5-6 mg/kg u/ infant & children)🡪 efek sedasi pasca operasi
- Ketamin 1-2 mg/kgBB
- Propofol 2-3 mg/kg ◊ hipnosis kuat, gejolak HD
- Midazolam 0,3-0,5 mg/kgBB
- Diazepam 1-2 mg/kgBB
■ Induksi inhalasi anestesi :
a. Alternatif, bila iv line blm terpasang
b. Sevoflurane & Halothan
Sevoflurane 🡪 induksi halus, iritasi minimal
Halothan 🡪 bronkodilatasi, aritmogenik
Desflurane & isofluran 🡪 batuk, iritasi jahan nafas, laringospasme ↑
Teknik induksi secara inhalasi
a. Umur < 6 bln : langsung ditempel pada muka bayi
b. 6 bln-5 tahun : Steal induksi
c. > 5 tahun : Single breath induction
d. >7/8 tahun : Slow inhalasi induction
INTUBASI TRAKEA
■ Blade lurus → memudahkan intubasi e/c lidah relatif besar
■ Uncuffed ET pada anak < 8-10 tahun
→ me↓ resiko batuk, me↓ resiko barotrauma/edema laring
■ Ukuran diameter ET
4 + Umur/4 = tube diameter (mm)
Rumus lain: (umur + 2)/2
■ Ukuran panjang ET
12 + Umur/2 = panjang ET (cm)
MAINTENANCE
■ Anak < 10 kg → Mapleson D circuit low resistance & ringan
■ Anak < 10 kg → peak insp. Pressure 15-18 cm H2O
■ Anak lebih besar → tidal volume 8 – 10 mL/kg
Pasca operasi
Posisi pasca operasi :
❖ 1. Head up : pada pasca operasi daerah abdomen
❖ 2. Head down : riwayat prdrhn banyak, hipovolemi
❖ 3. Lateral/semiprone : post TE, puasa kurang
Pengelolaan di RR gunakan Steward Score
MANAJEMEN CAIRAN PERIOPERATIF
65
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
■ Defisit cairan diganti harus tepat
o Aturan 4 : 2 : 1 (4 ml/kg/jam utk 10 kg pertama, 2 ml/kg/jam utk 10 kg kedua dan 1
ml/kg/jam utk sisanya)
o Larutan D5 ½ NS dgn 20 mEq/L NaCl → dextrose + elektrolit seimbang
o Larutan D5 ¼ NS → cocok utk neonatus, krn kemampuan mengatasi Na terbatas
■ Blood loss/Kehilangan darah
- EBV = Neonatus prematur (100 mL/kg), neonatus full term (85-90 mL/kg), infants
(80 mL/kg)
- Perdarahan > 10% EBV ---◊ berikan darah (Pilihan :PRC !)
- Hematokrit neonatus (55%), bayi 3 bln (30%), bayi 6 bln (35%)
Maintenance durante operasi
Jaga hemodinamik & oksigenasi yang baik
Agen inhalasi maintenance durante op:
a. Sevoflurane : onset cepat, iritasi kurang
b. Halotan : bronkodilator, tdk iritasi jalan napas
Pilihan teknik respirasi
a. Neonatus : harus kontrol
b. Bayi : sebaiknya kontrol
c. Anak pra sekolah : boleh dikontrol maupun di assist
d. Anak sekolah : Boleh spontan/diassist /dikontrol
REGIONAL ANESTESI
■ Caudal anestesi ◊ modifikasi epidural anestesia.
Dgn needle no 22, menggunakan 1% lidocain dan
0,125-0,25 % bupivacaine.
Volume 1/2 cc/kgBB untuk mid thorak
■ Juga u/ manajemen nyeri post operasi
LARINGOSPASME
■ Merupakan spasme kuat, involunter karena stimulasi nervus laringeus superior
■ Pencegahan : ekstubasi pasien awake atau deep
■ Terapi : jaw thrust- ventilasi tekanan positif, paralisis dgn suksinil kolin (4-6 mg/kgBB)
atau rocuronium (0,4 mg/kg)
■ Pasien anak diposisikan lateral, shg sekresi oral keluar
BATUK POST INTUBASI
■ Disebabkan edema trakea atau glotis
■ Terjadi pada anak umur 1-4 thn, intubasi berulang, operasi lama, operasi daerah kepala &
leher dan pergerakan ET berlebihan
■ Dexamethason 0,25-0,5 mg/kg intravena utk pencegahan
MANAJEMEN NYERI POST OPERASI
■ Fentanyl 1-2 μg/kg dan meperidine 0,5 mg/kg
■ Ketorolac 0,75 mg/kg ◊ KI relatif pada anak?
■ Acetaminophen po, rektal
■ Analgesia regional
66
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
67
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
b. Regional anestesia
● Pervaginam: menghilangkan nyeri.
● Sectio caesarea mengurangi bahaya aspirasi.
● Efek depresi terhadap bayi kurang.
PERDARAHAN ANTEPARTUM
● Penyebab plasenta previa dan solutio plasenta.
● Anestesi umum dengan Ketamin.
● Hati-hati penggunaan oxytocin.
PENYAKIT JANTUNG
● Lebih baik gunakan Epidural anestesi
● Cegah peningkatan curah jantung
● Hati-hati penggunaan ergometrin
PENDERITA DIABETES
● Risiko terjadi abnormalitas fetus.
● Mengontrol metabolisme
● Sebaiknya dengan epidural / spinal
● Dapat dengan anestesi umum.
68
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
69
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
Penderita dengan gangguan faal paru
⮚ Gangguan faal paru 🡪 gangguan pertukaran O2-CO2 🡪 hipoksia jaringan 🡪 hipoksia
serebral
⮚ Lakukan pemeriksaan faal paru terlebih dahulu
⮚ Persiapkan penderita dengan memberikan latihan batuk/napas agar saat pemeriksaan
postoperasi, penderita bisa bernapas dengan baik
⮚ Saat operasi 🡪 berikan O2 100%
70
www.doktermudaliar.wordpress.com Menguak Misteri Kamar
Bius
Available in www.doktermudaliar.wordpress.com
Segera terbit:
Protap sesat jaga VK (Obsgyn) -- Menjiwai Jiwa (Kesehatan Jiwa)
Forensic For You (Kedokteran Kehakiman) -- Langkah nyeleneh belajar EKG
Sarapp!! (Penyakit Saraf) -- Safety Pediatric (Teknik Selamat Stase Anak)
Bedah Behapal (Ilmu Bedah) -- Dunia Paru (Paru) -- Dalam Genggaman (Interna)
Ramuan Sesat (Farmasi)
71