BAB I
PENDAHULUAN
Kabupaten fvlukonnuko merupakan salah satu kabupaten yang terbentuk pada awal reformasi
2003 Pemekarannya bersamaan dengan Kabupaten lain di Provinsi Bengkulu, yaitu Kabupaten
Seluma dan Kabupaten Kaur yang merupakan pemekaran dad Kabupaten Bengkulu Selatan.
Secara geografis Kabupaten Mukomuko terletak membujur sejajar dengan Bukit Barisan pada
1e1°o1r15,1" — 101°51`29,6" Bujur Timur dan pada in°16`32,orr — o3'307`46orr Lintang Selatan. Posisi
letak Kabupaten Mukomuko ini cukup strategis karena terletak di pantai barat Sumatera
yang merupakan jalur daerah tujuan wisata (DTW) utama pulau Sumatera, (2) dilintasi oleh
Jalan Lintas barat (Jalinbar) Sumatera, dan (3) berada ditengah-tengah antara kora
Bengkulu dengan kota Padang atau daerah perbatasan antara wilayah Provinsi Bengkulu
dengan Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Mukomuko memiliki luas wilayah darat 403. 670
Ha, dan luas wilayah laut 72.760 Ha jika di hitung sejauh 4 mil dad garis pantai.
Sumatera Barat
Secara lebih lengkap, gambaran letak geografis kabupaten Mukomuko dapat dilihat pada
Berdasarkan kondisi wilayahnya yang berbatsan Iangsung dengan Samudera Hindia dan
merupakan jalur pertennuan lempeng aktff indo-australia dengan lernpeng Eurasia dan
wilayah Kabupaten Mukomuko beserta kabupaten lain di pesisir barat Pulau Sumatera sangat
rawan terhadap ancarnan tsunami. Kejadian Tsunami Mukomuko pada tahun 2007, sempat
maupun material (harts benda), berdasarkan keterangan penduduk, pada waktu itu air laut
sempat surut sejauh beberapa meter dan naik kembali sejauh sekitar 200 meter dan
Tsunami yang menerjang Mukomuko tahun 2007 dan memberi darnpak pada wilayah
Mukomuko dan wilayah sekitar di pantai barat Sumatera termasuk Kabupaten Mukomuko
memiliki kekuatan dan Jaya rusak yang berbeda-beda, khusus untuk Kabupaten Mukomuko,
tsunami tersebut berkekuatan tidak besar, dimana air datang secara perlahan-lahan dan
menggenangi wilayah sekitar pantai selama beberapa saat saja sehingga kejadian ini tidak
menimbulkan kerusakan yang berarti. Namun demikian kejadian ini cukup untuk
mernberikan gambaran bahwa wilayah Kabupaten Mukomuko sama seperti kabupaten lain di
pantai barat Surnatera merniliki potensi kejadian tsunami yang bisa raja terjadi sewaktu-
mengurangi dampak dari bencana tsunami berupa korban jiwa dan harta benda, perlu
mitigasi bencana tsunami yang terintegrasi dalam suatu kebijakan pemerintah daerah
rnaupun pusat dan melibatkan seluruh elemen masyarakat diwilayah bencana sehingga
implementasi dari kebijakan tersebut dapat dilakukan dengan balk dilapangan khususnya di
Salah sate kegiatan mitigasi yang dianggap perlu dan mendesak untuk dilaksanakan adalah
Pemerintah Kabupaten Mukomuko untuk penyusunan pets jalur evakuasi dalam rangka
merupakan dasar untuk pengelolaan proses evakuasi masyarakat dan pemenuhan sarana
Jalur evakuasi bencana tsunami Kabupaten Mukomuko berbentuk suatu dokumen beserta
lain yang ada di pemerintah dan pemerintah daerah, terutama terhadap perencanaan
pemerintah dalam hal rata ruang, dan lingkungan hidup. Sehingga penyusunan dokumen ini
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPB) dengan pelaksanaannya dilakukan selama 5 tahun ke depan (2014-2018) yang dapat
LL Qatar Belakang
rendah yang luas dan berhadapan Iangsung dengan Samudera Hindia. Kondisi ini
tinggi. Dilihat dari sejarah kejadian bencana, diketahui gempabumi diikuti tsunami
pernah terjadi tahun 1797 dan 1833 yang menimbulkan dampak besar terhadap tata
ruang dan kependudukan di wilayah pesisir barat Sumatera. Akibat dad bencana
tsunami tersebut menirnbulkan banyak kerugian balk dari segi fisik dan mated.
bencana tsunami dalam rangka menghadapi ancaman tersebut salah satunya dengan
Rencana jalur evakuasi bencana tsunami disusun berdasarkan Direktff Presiden untuk
dan lingkungan hidup. Sehingga penyusunan dokumen ini merupakan bagian yang tak
Kabupaten Mukomuko perlu menyusun dokumen jalur evakuasi bencana tsunami ini
dengan waktu pelaksanaan 5 (lima) tahun kedepan (2014-2018) serta dapat ditinjau
1.2. Tujuan
1. Pada tatanan pemerintah, basil dari pengkajian risiko bencana tsunami digunakan
untuk:
jalur evakuasi.
3. Digunakan sebagai salah satu dasar untuk menyusun aksi praktis dalam rangka
kesiapsiagaan, seperti menyusun rencana dan jalur evakuasi tingkat desa serta
sebagai berikut:
tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana yang diadaptasi untuk tingkat
kabupatenikota dan disetujui oleh Tim Asistensi yang ditunjuk oleh BNPB.
7. Data yang digunakan dalam kegiatan ini adalah data resmi yang diakui oleh
Pemerintah Pusat.
2007 Nornor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
Pulau-Pulau Kea (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84,
6. Peraturan Pemerintah Nornor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nornor 4663);
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4737);
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
10. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 3 tahun 2010
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
12. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 2 Tahun 2012
13. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nornor 3 Tahun 2012
Indonesia;
dan Teknologi;
Kabupaten Mukomuko;
20. Peraturan Bupati Mukomuko Nomor 12 Tahun 2009 tentang Rincian Uraian Tugas
21. Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko Nomor ...Tahun 2012 Tentang Rencana
Penger tian
Dalam penyusunan dokumen ini terdapat beberapa pengertian kata dan kelompok
peraturan perundang-undangan.
BMKG adalah instansi pemerintah yang bertugas dan bertanggung jawab di bidang
suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban
dan kerusakan.
faktor alarn daniatau non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
tirnbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
darnpak psikologis.
6. Cek Lapangan adalah mekanisme revisi gads maga yang dibuat pada peta
dan penayangan data yang mana data tersebut secara spacial (keruangan) terkait
9. Indeks Penduduk Terpapar adalah nilai skala terhadap potensi penduduk terpapar
terlanda bahaya.
io. Indeks Kerugian adalah nilai skala terhadap potensi kerugian bencana yang dikaji
11. Kaiian Risiko Bencana, yang selanjutnya disingkat dengan KRB, adalah rnekanisme
daerah dengan rnenganalisis tingkat bahaya, tingkat kerugian dan kapasitas daerah.
12. Kapasitas adalah penguasaan sumber daya, cara dan ketahanan yang dirniliki
13. Kapasitas Daerah adalah kemampuan daerah dan masyarakat untuk melakukan
tindakan pengurangan tingkat bahaya dan tingkat kerugian daerah akibat bencana
Lsuriami,
14, Kerentanan adalah suatu kondisi dari suatu komunitas atau masyarakat yang
bencana.
darurat bencana yang dipimpin oleh seorang Komandan Tanggap Darurat Bencana
dan dibantu oleh Staf Konnando dan Staf Unnum, rnerniliki struktur organisasi
standar yang rnenganut satu komando dengan mata rantai dan garis komando
17. Korban Bencana adalah orang atau kelompok orang yang menderita atau
beberapa wilayah zona yang saling berdekatan, dari tempat evakuasi sementara
22. Peta adalah kumpulan dad titik-titik, garis-garis, dan area-area yang didefinisikan
oleh Iokaisnya dengan sistem koordinat tertentu dan oleh atribut non-spasialnya.
23. Peta Genangan Tsunami adalah peta yang menggambarkan garis Batas
rnaksimurn Iandaan tsunami pada suatu daerah berdasarkan data pada tabel ref
24. Peta Risiko Bencana adalah peta yang menggambarkan tingkat risiko bencana
suatu daerah secara visual berdasarkan kajian risiko bencana suatu daerah.
25, Peta Zonasi Ketinggian adalah peta yang menggambarkan pembagian wilayah
26. Rambu adalah alat perlengkapan jalan dalam bentuk tertentu yang memuat
27, Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis,
klimatologis, geografis, social, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu
28. Referensi Potensi Keiadian Tsunami adalah tabel yang berisi informasi
29, Referensi Potensi Ketinggian Maksimum Tsunami adalah tabel yang berisi
Indonesia dan disusun oleh BNPB dengan berkonsultasi dengan para ahli tsunami.
kurun waktu tertentu yang menjadi salah satu dasar pembangunan daerah.
31. Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada
suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit,
32. Sistem Komando Tanggap Darurat Bencana adalah suatu sistem penanganan
33. Skala Peta adalah perbandingan jarak di pets dengan jarak sesungguhnya dengan
34. Selebaran adalah bentuk edaran tertulis dalam ukuran tertentu yang dimaksudkan
35. Sosialisasi adalah kegiatan berupa penjelasan secara sederhana yang ditujukan
36. Tempat Kumpul adalah tempat aman dari bahaya tsunami, dapat berupa bangunan
37. Tempat Evakuasi Akhir, yang selanjutnya disingkat dengan TEA, adalah tempat
yang bisa dijadikan sebagai tempat penarnpungan akhir bagi masyarakat saat dan
38. Tempat Evakuasi Sementara, yang selanjutnya disingkat dengan TES, adalah tempat
yang bisa dijadikan sebagai tempat penampungan sementara bagi masyarakat saat
39. Tingkat Bahaya adalah potensi timbulnya korban jiwa pada zona ketinggian
40. Tingkat Kerentanan adalah potensi kerugian yang mungkin timbul akibat
kehancuran fasilitas kritis, fasilitas umum dan rumah penduduk pada zona
41. Tingkat Risiko adalah perbandingan antara tingkat kerugian daerah dengan
kapasitas daerah untuk memperkecil tingkat kerugian dan tingkat bahaya akibat
bencana tsunami.
42. Tsunami adalah gelombang pasang yang menyapu kawasan dataran pesisir pantai
yang dipicu oleh gempabumi dangkal di bawah laut, letusan gunung berapi bawah
Kabupaten bare yang mengalami pemekaran tahun 2003 dari Kabupaten Bengkulu
Utara.
Kejadian Tsunami yang menerjang Mukomuko tahun 2007 walau tidak menimbulkan
korban jiwa dan kerugian yang cukup berarti, namun dernikian kejadian ini cukup
kabupaten lain di pantai barat Sumatera memiliki potensi kejadian tsunami yang bisa
saja terjadi sewaktu-waktu dan menimbulkan korban jiwa dan ['arta benda.
BAB I. PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
i.5. Pengertian
4.1. Sektor A
4-2. Sektor B
4.3• Sektor C
4-4. Sektor D
4.5. Sektor E
4.6. Sektor F
4.7. Sektor G
4.8. Sektor H
4.9. Sektor
4.10. Sektori
BAB V. REKOMENDASI
DAFTAR PUSTAKA