Kata Pengantar
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Agama Islam.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun
kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.
Disini kami juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan makalah ini terdapat hal – hal yang tidak
sesuai dengan harapan, untuk itu kami dengan senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang di harapkan
kami dapat di capai dengan sempurna. Amin.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar................................................................................................................2
Daftar Isi.........................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan..........................................................................................................4
Latar Belakang....................................................................................................4
Rumusan Masalah...............................................................................................4
Tujuan.................................................................................................................4
Bab II Pembahasan..........................................................................................................5
Bab III Penutup...............................................................................................................10
Kesimpulan.........................................................................................................10
Daftar Pustaka.................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan
menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat disekitarnya. Gaya
hidup dapat diartikan juga sebagai suatu seni yang dibudayakan oleh setiap orang. Gaya hidup sangat
berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi. Semakin bertambahnya zaman dan
semakin canggihnya teknologi, maka semakin berkembang luas pula penerapan gaya hidup oleh
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif
atau negatif bagi yang menjalankannya.
Salah satu contoh gaya hidup para remaja yang mengikuti mode orang barat dalam kehidupan
sehari-hari adalah masalah ” Berpakaian “. Masalah berpakaian para remaja masa kini selalu dikaitkan
dengan perkembangan zaman dan teknologi. Karena, sebagian remaja Indonesia khususnya, dalam
berpakaian selalu mengkuti mode yang berlaku. Bahkan yang lebih menyedihkan, di stasiun-stasiun tv
banyak ditampilkan contoh gaya hidup dalam berpakaian para remaja yang mengikuti mode orang
barat. Kita tahu bahwa mode yang dipakai oleh orang barat kebanyakan menyimpang dari moral.
Era globalisasi menuntut segala aspek kehidupan dan seluruh masyarakat untuk berubah,
lebih berkembang dan maju. Era globalisasi merupakan era persaingan bebas dalam segala aspek
kehidupan (ekonomi, pendidikan, teknologi, dll.), pada era ini memperlihatkan suatu kondisi bahwa
dunia ini sudah semakin kecil. Di dalam konteks informasi, dunia ini sudah menjadi satu, tidak ada
lagi kotak-kotak yang membatasi wilayah satu dengan lainnya. Dengan adanya peran media (televisi,
radio, majalah, internet) telah mempengaruhi gaya hidup dan moralitas remaja.
1.3 Tujuan
1. Etika
Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia
sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Etika itu bersifat relatif yaitu dapat
berubah-ubah sesuai dengan kemajuan zaman. Etika juga diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari kebaikan & keburukan dalam hidup manusia khususnya perbuatan manusia
yang didorong oleh kehendak serta didasari pikiran yang jernih dengan pertimbangan
perasaan.
2. Moral
Moral juga dapat diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang
dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman,
tafsiran, suara hati, serta nasihat, dan lain-lain. Moral merupakan kondisi pikiran,
perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk.
Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan
tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Moral adalah perbuatan/tingkah
laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan
seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat
diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki
moral yang baik, begitu juga sebaliknya.
Moral adalah hasil bentukan dari budaya dan Agama. Setiap budaya memiliki
standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah
terbangun sejak lama. Kata moral atau akhlak sering kali digunakan untuk menunjukkan
pada suatu perilaku baik atau buruk, sopan santun dan kesesuaiannya dengan nilai-nilai
kehidupan pada seseorang.
2.2 Pengaruh perkembangan zaman (globalisasi) terhadap moral dan etika dalam
berpakaian.
Dampak dari pengaruh globalisasi dan teknologi pun sudah mulai kita rasakan.
Namun yang terjadi saat ini bahwa globalisasi dan teknologi telah mengubah semuanya.
Mungkin sekarang yang ada, banyak anak kecil yang sudah tidak mengenal permainan
congklak, dan sudah jarang pula kita melihat anak-anak yang duduk bersama untuk
bermain bekel. Melainkan yang terjadi saat ini banyak anak-anak yang lebih memilih
bermain didepan komputer, laptop, atau bahkan anak-anak sekarang sudah mulai sibuk
dengan handphone yang ada digenggamannya.
Adanya globalisasi cenderung membuat masyarakat dengan mudah menerima hal-hal
yang berasal dari kebudayaan barat. Kita sendiri dapat melihat perilaku yang dilakukan
oleh masyarakat sebagai dampak dari adanya globalisasi berikut ini.
Makanan. Adanya globalisasi membuat kita mengenal berbagai makanan yang berasal
dari luar negeri, seperti makanan jepang, McDonald, dan Kentucky Fried Chicken
yang memiliki lebih dari 7.750 restoran di 58 negara.
Gaya Berpakaian. Pakaian kita sehari-hari umumnya memperlihatkan adanya
pengaruh barat, seperti T-Shirt dan Jeans. Kita juga sering melihat orang yang
menggunakan produk pakaian dari perancang asing.
Pekerjaan. Adanya globalisasi menuntut tiap Negara memiliki SDM(Sumber Daya
Manusia) yang dinamis dan menguasai banyak hal, seperti yang terjadi sekarang,
seorang pekerja akan lebih mudah diterima bekerja jika dirinya memiliki kemampuan
khusus.
Musik dan Hiburan. Hiburan yang berasal dari luar negeri seperti jazz dan disko telah
menyebar ke bnayak Negara, penggemarnya nya pun banyak. Begitu juga halnya
dengan film-film asing hampir ada di setiap bioskop di Indonesia yang kita tonton tiap
harinya, adalah bukti nyata globalisasi telah terjadi.
Perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat, seperti perubahan dari
masyarakat tradisional menjadi modern, ternyata tidak seluruh masyarakat dapat
menerimanya, tetapi ada sebagian masyarakat yang tidak dapat menerimanya. Masyarakat
yang tidak dapat menerima perubahan biasanya masih memiliki pola pikir yang tradisional
dan kental, sehingga mereka tidak mudah dengan begitu saja dipengaruhi dengan hal-hal
yang baru, apalagi yang kaitannya dengan keyakinan atau sistem kepercayaan yang telah
diyakini secara turun temurun.
Masyarakat tradisional cenderung lebih sulit menerima budaya asing yang masuk
ke lingkungannya, namun ada juga masyarakat yang mudah menerima budaya asing dalam
kehidupannya. Hal ini disebabkan unsur budaya asing tersebut biasanya membawa
kemudahan dan manfaat yang besar bagi kehidupannya, atau unsur kebudayaan yang
mudah menyesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur tersebut.
Remaja adalah masa transisi dimana seorang anak-anak beranjak menjadi lebih
dewasa, masa seseorang sedang mencari identitas diri, masa yang labil yang sangat mudah
dipengaruhi oleh hal-hal baru dalam kehidupannya. Pada saat-saat seperti inilah
diharapkan para remaja mendapatkan perhatian yang ekstra dari orang tuanya, dan
mendapatkan pergaulan serta lingkungan yang baik.
Pengaruh dari luar sangat mudah merasuki kehidupannya yang masih sangat labil,
contohnya; pengaruh gaya jajan, gaya bicara, gaya hidup, serta gaya busananya. Mereka
sangat bangga jika dapat tampil meniru gaya selebriti, atau bergaya kebaratan, pada usia ini
mereka menganggap semua yang tradisional adalah kuno dan ketinggalan jaman, serta tidak
layak untuk diikuti lagi.
1. Pakaian itu harus menutup semua aurat wanita yaitu seluruh tubuh kecuali muka dan tapak
tangan. Batasan aurat wanita ini mengacu kepada pendapat jumhur ulama yang menetapkan
bahwa muka dan tapak tangan bukan termasuk aurat bagi wanita.
Adapun apakah harus berbentuk baju terusan atau terpisah antara atasan, bawahan dan
kerudung, diserahkan kepada mode dan corak budaya masing-masing peradaban. Yang jelas
intinya adalah menutup aurat. Allah SWT berfirman:
2. Pakaian itu harus lebar agar tidak mencetak bentuk tubuh wanita. Karena meski menutup
seluruh tubuh, tapi kalau mencetak bentuk tubuh, sama saja dengan telanjang. Rasulullah
SAW telah melaknat wanita yang memakai pakaian dengan mode seperti ini. Dimana dia
berpakaian tapi tidak ada bedanya dengan telanjang.
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda, diantara yang termasuk ahli neraka
adalah wanita yang berpakaian tetapi telanjang (karena tembus pandang atau ketat mencetak
tubuh), yang berjalan berlenggak-lenggok (goyang, tari dan lainnya) sehingga menarik
(syahwat). Mereka ini tidak akan masuk surga dan juga tidak akan mencium baunya. (HR.
Muslim)
3. Pakaian itu tidak tipis tembus pandang sehingga sama saja dengan tidak berpakaian.
4. Pakaian itu tidak boleh menyerupai mode pakaian laki-laki, karena Rasulullah SAW telah
melarang tasyabbuh (penyerupaaan) dari wanita kepada laki-laki dan begitu pula sebaliknya.
5. Pakaian itu digambari dengan gambar-gambar yang dilarang Allah, seperti manusia atau
makhluq hidup lainnya.
Hadits
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menegur Asma binti Abu Bakar
Radhiyallahu anhuma ketika beliau datang ke rumah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dengan mengenakan busana yang agak tipis. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun
memalingkan mukanya sambil berkata :
Ada beberapa solusi yang telah kami diskusikan untuk memerbaiki etika dan moral dalam
berpakaian saat ini, yaitu:
3. Untuk umum
Alangkah baiknya bila kita mengajak seluruh umat muslim untuk memperbaiki cara
pakaiannya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara syiar melalui media massa, salah
satunya media sosial seperti Instagram, Line, atau artikel-artikel yang memuat ajakan
untuk melakukan perubahan pada diri sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Modernisasi dalam bidang busana, boleh saja kita ikuti untuk mengikuti
perkembangan zaman, tetapi kita juga harus mempertimbangkan hal-hal berikut, seperti segi
kepantasan, situasi dan kondisi di mana busana itu dikenakan, memperhatikan nilai etika dan
moral yang ada di masyarakat, dan pakaian itu harus memenuhi syariat Islam. Adat istiadat
dan tradisi kesopan-santunan dalam berbusana jangan diabaikan, sehingga kultur budaya
Indonesia benar-benar tidak akan hilang dari bumi ini. Dalam perkembangan zaman
hendaknya kita tidak menutup diri, tetapi juga jangan terlalu bebas dalam menerima kultur
budaya barat, yang sangat praktis dan cenderung terbuka.
Daftar Pustaka
https://almanhaj.or.id/4114-kewajiban-menutup-aurat-dan-batasannya.html
http://suaramuslim.net/hadits-dalam-berpakaian-dan-berhias/