Anda di halaman 1dari 11

Makalah Pendidikan Agama Islam

Etika dan Moral dalam Berpakaian pada Zaman


Sekarang
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG 2016

Kata Pengantar
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Agama Islam.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun
kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.

Disini kami juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan makalah ini terdapat hal – hal yang tidak
sesuai dengan harapan, untuk itu kami dengan senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang di harapkan
kami dapat di capai dengan sempurna. Amin.

Bandung, 6 Januari 2017

Penyusun
Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................................................2
Daftar Isi.........................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan..........................................................................................................4
Latar Belakang....................................................................................................4
Rumusan Masalah...............................................................................................4
Tujuan.................................................................................................................4
Bab II Pembahasan..........................................................................................................5
Bab III Penutup...............................................................................................................10
Kesimpulan.........................................................................................................10
Daftar Pustaka.................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan
menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat disekitarnya. Gaya
hidup dapat diartikan juga sebagai suatu seni yang dibudayakan oleh setiap orang. Gaya hidup sangat
berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi. Semakin bertambahnya zaman dan
semakin canggihnya teknologi, maka semakin berkembang luas pula penerapan gaya hidup oleh
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif
atau negatif bagi yang menjalankannya.

Salah satu contoh gaya hidup para remaja yang mengikuti mode orang barat dalam kehidupan
sehari-hari adalah masalah ” Berpakaian “. Masalah berpakaian para remaja masa kini selalu dikaitkan
dengan perkembangan zaman dan teknologi. Karena, sebagian remaja Indonesia khususnya, dalam
berpakaian selalu mengkuti mode yang berlaku. Bahkan yang lebih menyedihkan, di stasiun-stasiun tv
banyak ditampilkan contoh gaya hidup dalam berpakaian para remaja yang mengikuti mode orang
barat. Kita tahu bahwa mode yang dipakai oleh orang barat kebanyakan menyimpang dari moral.

Era globalisasi menuntut segala aspek kehidupan dan seluruh masyarakat untuk berubah,
lebih berkembang dan maju. Era globalisasi merupakan era persaingan bebas dalam segala aspek
kehidupan (ekonomi, pendidikan, teknologi, dll.), pada era ini memperlihatkan suatu kondisi bahwa
dunia ini sudah semakin kecil. Di dalam konteks informasi, dunia ini sudah menjadi satu, tidak ada
lagi kotak-kotak yang membatasi wilayah satu dengan lainnya. Dengan adanya peran media (televisi,
radio, majalah, internet) telah mempengaruhi gaya hidup dan moralitas remaja.

1.2 Rumusan Masalah

 Apa pengertian moral dan etika?


 Apa pengaruh perkembangan zaman (globalisasi) terhadap moral dan etika dalam
berpakaian?
 Bagaimana etika berpakaian yang baik sesuai syariat Islam?
 Apa solusi untuk memperbaiki etika dan moral dalam hal berpakaian?

1.3 Tujuan

 Mengetahui penyebab penyimpangan moral dan etika dalam hal berpakaian.


 Menyikapi gaya berpakaian yang ada pada saat ini.
 Mengetahui cara berpakaian yang baik dan benar sesuai agama Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etika dan Morral

1. Etika

Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia
sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Etika itu bersifat relatif yaitu dapat
berubah-ubah sesuai dengan kemajuan zaman. Etika juga diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari kebaikan & keburukan dalam hidup manusia khususnya perbuatan manusia
yang didorong oleh kehendak serta didasari pikiran yang jernih dengan pertimbangan
perasaan.

Etika dalam perkembangannya sangat memengaruhi kehidupan manusia. Etika


memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan
sehari-hari.

2. Moral

Moral juga dapat diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang
dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman,
tafsiran, suara hati, serta nasihat, dan lain-lain. Moral merupakan kondisi pikiran,
perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk.

Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan
tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Moral adalah perbuatan/tingkah
laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan
seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat
diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki
moral yang baik, begitu juga sebaliknya.

Moral adalah hasil bentukan dari budaya dan Agama. Setiap budaya memiliki
standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah
terbangun sejak lama. Kata moral atau akhlak sering kali digunakan untuk menunjukkan
pada suatu perilaku baik atau buruk, sopan santun dan kesesuaiannya dengan nilai-nilai
kehidupan pada seseorang.

2.2 Pengaruh perkembangan zaman (globalisasi) terhadap moral dan etika dalam
berpakaian.

Dampak dari pengaruh globalisasi dan teknologi pun sudah mulai kita rasakan.
Namun yang terjadi saat ini bahwa globalisasi dan teknologi telah mengubah semuanya.
Mungkin sekarang yang ada, banyak anak kecil yang sudah tidak mengenal permainan
congklak, dan sudah jarang pula kita melihat anak-anak yang duduk bersama untuk
bermain bekel. Melainkan yang terjadi saat ini banyak anak-anak yang lebih memilih
bermain didepan komputer, laptop, atau bahkan anak-anak sekarang sudah mulai sibuk
dengan handphone yang ada digenggamannya.
Adanya globalisasi cenderung membuat masyarakat dengan mudah menerima hal-hal
yang berasal dari kebudayaan barat. Kita sendiri dapat melihat perilaku yang dilakukan
oleh masyarakat sebagai dampak dari adanya globalisasi berikut ini.
 Makanan. Adanya globalisasi membuat kita mengenal berbagai makanan yang berasal
dari luar negeri, seperti makanan jepang, McDonald, dan Kentucky Fried Chicken
yang memiliki lebih dari 7.750 restoran di 58 negara.
 Gaya Berpakaian. Pakaian kita sehari-hari umumnya memperlihatkan adanya
pengaruh barat, seperti T-Shirt dan Jeans. Kita juga sering melihat orang yang
menggunakan produk pakaian dari perancang asing.
 Pekerjaan. Adanya globalisasi menuntut tiap Negara memiliki SDM(Sumber Daya
Manusia) yang dinamis dan menguasai banyak hal, seperti yang terjadi sekarang,
seorang pekerja akan lebih mudah diterima bekerja jika dirinya memiliki kemampuan
khusus.
 Musik dan Hiburan. Hiburan yang berasal dari luar negeri seperti jazz dan disko telah
menyebar ke bnayak Negara, penggemarnya nya pun banyak. Begitu juga halnya
dengan film-film asing hampir ada di setiap bioskop di Indonesia yang kita tonton tiap
harinya, adalah bukti nyata globalisasi telah terjadi.

Modernisasi sesungguhnya merupakan suatu perkembangan dari nasionalisasi,


yaitu suatu gerakan untuk membuat segala sesuatu menjadi rasional dan dapat di terima
oleh nalar manusia dampaknya adalah budaya-budaya tradisional yang bersifat irasional
akan termarginalisasikan bahkan hanyut oleh budaya-budaya modernisasi. Kondisi yang
demikian ini telah membuat masyarakat dunia menjadi suatu system pergaulan, apalagi
dengan dibukanya system perdagangan bebas dari seluruh masyarakat dunia. Upaya-upaya
ini berbentuk perombakan pandangan-pandangan irasional menjadi pandangan-pandangan
yang rasional sehingga efektivitas dan produktifitas manusia meningkat.

Dampak dari adanya modernisasi di bidang busana terhadap budaya busana


Indonesia amat beragam. Dampak negatif dari modernisasi busana, menjadikan budaya
busana asli Indonesia semakin terkikis, selain itu modernisasi ini menjadikan banyak anak
muda atau remaja yang gaya busana mereka berubah/meniru gaya selebritis. Sebagaimana
disinggung di atas, bahwa di balik keuntungan akibat modernisasi busana, juga muncul
pengaruh-pengaruh negatif yang merugikan kelompok-kelompok masyarakat tertentu
yaitu: modernisasi busana yang sering kali menjadikan perilaku masyarakat yang
konsumtif, penurunan kualitas moral manusia (demoralisme), keresahan sosial yang
diakibatkan oleh mode yang terlalu vulgar, dan meningkatnya sikap egois dan materialis.

Perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat, seperti perubahan dari
masyarakat tradisional menjadi modern, ternyata tidak seluruh masyarakat dapat
menerimanya, tetapi ada sebagian masyarakat yang tidak dapat menerimanya. Masyarakat
yang tidak dapat menerima perubahan biasanya masih memiliki pola pikir yang tradisional
dan kental, sehingga mereka tidak mudah dengan begitu saja dipengaruhi dengan hal-hal
yang baru, apalagi yang kaitannya dengan keyakinan atau sistem kepercayaan yang telah
diyakini secara turun temurun.

Masyarakat tradisional cenderung lebih sulit menerima budaya asing yang masuk
ke lingkungannya, namun ada juga masyarakat yang mudah menerima budaya asing dalam
kehidupannya. Hal ini disebabkan unsur budaya asing tersebut biasanya membawa
kemudahan dan manfaat yang besar bagi kehidupannya, atau unsur kebudayaan yang
mudah menyesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur tersebut.

2.3 Modernisasi Busana di Indonesia

Jaman modern diawali dengan adanya revolusi industri di Negara-negara belahan


barat. Imbas dari revolusi tersebut sangat luar biasa dan menyusup pada hampir seluruh
bangsa-bangsa di dunia, termasuk di Indonesia. Revolusi industry melahirkan teknologi
dalam banyak segi kehidupan manusia, di antaranya industri pakaian/busana. Unsur-unsur
kehidupan lama yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat mendapat pupuk
modernism, yang kemudian bangkit dan berorientasi ke Barat. Dalam urusan tata busana,
pengaruh modern ini benar-benar sangat mencengangkan, apapun yang dihasilkan oleh
para perancang mode di Barat dalam sekejap dapat disaksikan di sini melalui berbagai
media elektronik maupun cetak.

Pakaian mencerminkan emosi pemakainya, sekaligus mempengaruhi perilaku


orang lain. Ketika kita berjumpa dengan seseorang, kita akan mengkategorikan orang
tersebut dalam satu kategori yang terdapat di dalam memori kita. Kita akan segera
mengelompokkan orang tersebut ke dalam kategori mahasiswa, cendekiawan, penjahat,
dsb. Penetapan kategori itu berdasarkan gambaran yang tampak, petunjuk wajah, petunjuk
bahasa dan petunjuk artifaktual. Dalam waktu yang singkat, pada umumnya seseorang
menggunakan petunjuk artifaktual, dalam hal ini busana. Karena busana terlihat sebelum
terdengar. Busana yang bersumber dari kebudayaan daerah, kini hanya dikenakan dalam
peristiwa-peristiwa tertentu saja, seperti untuk kepentingan upacara adat, sedangkan dalam
hidup sehari-harinya masyarakat pada umumnya lebih suka menggunakan busana yang
cenderung ke barat-baratan dengan berbagai pertimbangan antara lain; praktis, dalam arti
mudah dikenakan untuk setiap kesempatan.

Berbusana sesungguhnya bukan sekedar memenuhi kebutuhan biologis untuk


melindungi tubuh dari cuaca, akan tetapi sangat berkaitan erat dengan adat istiadat
maupun pandangan hidup masyarakat yang bersangkutan. Bagi masyarakat di daerah,
ketika mereka berbusana pada umumnya sangat memperhatikan ragam busananya dan
mengaitkan dengan peristiwa-peristiwa tertentu, selain tentu saja dengan kedudukan sosial
si pemakai. Secara implisit, fungsi busana bagi manusia semakin berkembang dan
kompleks sejalan dengan makin meningkatnya peradaban manusia. Suatu karya seni
dalam hal ini seni menciptakan busana, perhiasan dan kerajinan lainnya bukan semata-
mata sebagai benda fungsional atau benda kebudayaan yang mempunyai isi melainkan
juga mencerminkan nilai-nilai tertentu yang merupakan kekayaan budaya suatu bangsa.

Perilaku Berbusana Remaja

Remaja adalah masa transisi dimana seorang anak-anak beranjak menjadi lebih
dewasa, masa seseorang sedang mencari identitas diri, masa yang labil yang sangat mudah
dipengaruhi oleh hal-hal baru dalam kehidupannya. Pada saat-saat seperti inilah
diharapkan para remaja mendapatkan perhatian yang ekstra dari orang tuanya, dan
mendapatkan pergaulan serta lingkungan yang baik.
Pengaruh dari luar sangat mudah merasuki kehidupannya yang masih sangat labil,
contohnya; pengaruh gaya jajan, gaya bicara, gaya hidup, serta gaya busananya. Mereka
sangat bangga jika dapat tampil meniru gaya selebriti, atau bergaya kebaratan, pada usia ini
mereka menganggap semua yang tradisional adalah kuno dan ketinggalan jaman, serta tidak
layak untuk diikuti lagi.

Remaja mempunyai banyak cara untuk mencari perhatian. Beberapa di antaranya


adalah tampil dengan gaya busana yang berani tampil beda dari yang lain. Mereka, kaum
remaja sering terlihat aneh dengan penampilan yang kadang mengundang kontroversi. Gaya
hidup remaja khususnya remaja puteri yang senang mengenakan pakaian minim yang
kelihatan auratnya, merupakanm salah satu perilaku yang kurang baik dan tidak sopan.
Sebab tindakan tersebut dapat menarik perhatian dan gairah seks lawan jenisnya sehingga
perilaku tersebut merupakan salah satu pemicu/penyebab tindak kejahatan yaitu
pemerkosaan. Sebagai remaja yang beradab, tentunya harus dapat menjunjung tinggi nilai-
nilai kesopanan dan kesantunan dalam berpakaian. Selain itu ajaran agama juga merupakan
cara yang efektif dalam mencegah terjadinya prilaku seperti ini. Karena dalam agama
tertuang ajaran-ajaran mengenai cara berbusana yang baik dan bernar. Serta akibat-akibat
buruk yang bisa terjadi pada wanita yang berbusana seperti telanjang, baik akibat buruk di
dunia maupun di akhirat kelak.

Cara Berpakaian (Wanita Muslimah) Yang Baik Menurut Islam

1. Pakaian itu harus menutup semua aurat wanita yaitu seluruh tubuh kecuali muka dan tapak
tangan. Batasan aurat wanita ini mengacu kepada pendapat jumhur ulama yang menetapkan
bahwa muka dan tapak tangan bukan termasuk aurat bagi wanita.

Adapun apakah harus berbentuk baju terusan atau terpisah antara atasan, bawahan dan
kerudung, diserahkan kepada mode dan corak budaya masing-masing peradaban. Yang jelas
intinya adalah menutup aurat. Allah SWT berfirman:

َ‫اء ْال ُمؤْ ِمنِينَ يُ ْدنِين‬


ِ ‫س‬َ ِ‫اج َك َوبَنَاتِ َك َون‬ ِ ‫ي قُ ْل ِل َ ْز َو‬ ُّ ِ‫يَا أَيُّ َها النَّب‬
َ‫َعلَ ْي ِه َّن ِم ْن َج ََل ِبي ِب ِه َّن ذَ ِل َك أ َ ْدنَى أ َ ْن يُ ْع َر ْفنَ فَ ََل يُؤْ ذَيْنَ َو َكان‬
)59( ‫ورا َر ِحي ًما‬ ً ُ‫َّللاُ َغف‬َّ
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang
mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.
Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab:59)

2. Pakaian itu harus lebar agar tidak mencetak bentuk tubuh wanita. Karena meski menutup
seluruh tubuh, tapi kalau mencetak bentuk tubuh, sama saja dengan telanjang. Rasulullah
SAW telah melaknat wanita yang memakai pakaian dengan mode seperti ini. Dimana dia
berpakaian tapi tidak ada bedanya dengan telanjang.

Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda, diantara yang termasuk ahli neraka
adalah wanita yang berpakaian tetapi telanjang (karena tembus pandang atau ketat mencetak
tubuh), yang berjalan berlenggak-lenggok (goyang, tari dan lainnya) sehingga menarik
(syahwat). Mereka ini tidak akan masuk surga dan juga tidak akan mencium baunya. (HR.
Muslim)
3. Pakaian itu tidak tipis tembus pandang sehingga sama saja dengan tidak berpakaian.
4. Pakaian itu tidak boleh menyerupai mode pakaian laki-laki, karena Rasulullah SAW telah
melarang tasyabbuh (penyerupaaan) dari wanita kepada laki-laki dan begitu pula sebaliknya.
5. Pakaian itu digambari dengan gambar-gambar yang dilarang Allah, seperti manusia atau
makhluq hidup lainnya.

Hadits

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menegur Asma binti Abu Bakar
Radhiyallahu anhuma ketika beliau datang ke rumah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dengan mengenakan busana yang agak tipis. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun
memalingkan mukanya sambil berkata :

‫صلُ ْح أ َ ْن يُ َرى ِم ْن َها ِإ ََّّل َهذَا َو َهذَا‬ َ ‫ت ْال َم ِح‬


ْ َ‫يض لَ ْم ي‬ ِ َ‫يَا أ َ ْس َما ُء ِإ َّن ْال َم ْرأَة َ ِإذَا بَلَغ‬
Wahai Asma ! Sesungguhnya wanita jika sudah baligh maka tidak boleh nampak dari
anggota badannya kecuali ini dan ini (beliau mengisyaratkan ke muka dan telapak
tangan).[HR. Abu Dâwud, no. 4104 dan al-Baihaqi, no. 3218. Hadist ini di shahihkan oleh
syaikh al-Albâni rahimahullah]

ُ َ‫س ْوآتِ ُك ْم َو ِريشًا َو ِلب‬


‫اس‬ َ ‫سا يُ َو ِاري‬ َ ‫يَا بَنِي آ َد َم قَ ْد أَ ْن َز ْلنَا‬
ً ‫علَ ْي ُك ْم ِلبَا‬
‫ون‬َ ‫َّللاِ لَعَلَّ ُه ْم يَذَّك َُّر‬
َّ ‫ت‬ ِ ‫الت َّ ْق َوى ذَ ِلكَ َخ ْي ٌر ذَ ِلكَ ِم ْن آيَا‬
“Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada
kalian pakaian untukmenutup aurat kalian dan perhiasan bagi kalian. Tetapi pakaian
takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah. Mudah-
mudahan mereka ingat.”

2.4 Solusi untuk memerbaiki etika dan moral dalam berpakaian

Ada beberapa solusi yang telah kami diskusikan untuk memerbaiki etika dan moral dalam
berpakaian saat ini, yaitu:

1. Untuk diri sendiri


Mengikuti kajian-kajian Islam, dapat memproteki diri sendiri dengan memperteguh
keimanan, dan harus mampu memilah mana yang baik dan buruk.
2. Untuk orang sekitar
Mengajak teman, keluarga, kerabat, dan tetangga untuk memperbaiki cara berpakaian
menjadi lebih sopan dan bermoral. Mengingatkan mereka akan dosa dan akibat dari
pakaian yang terbuka (memperlihatkan aurtanya).

3. Untuk umum
Alangkah baiknya bila kita mengajak seluruh umat muslim untuk memperbaiki cara
pakaiannya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara syiar melalui media massa, salah
satunya media sosial seperti Instagram, Line, atau artikel-artikel yang memuat ajakan
untuk melakukan perubahan pada diri sendiri.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Modernisasi dalam bidang busana, boleh saja kita ikuti untuk mengikuti
perkembangan zaman, tetapi kita juga harus mempertimbangkan hal-hal berikut, seperti segi
kepantasan, situasi dan kondisi di mana busana itu dikenakan, memperhatikan nilai etika dan
moral yang ada di masyarakat, dan pakaian itu harus memenuhi syariat Islam. Adat istiadat
dan tradisi kesopan-santunan dalam berbusana jangan diabaikan, sehingga kultur budaya
Indonesia benar-benar tidak akan hilang dari bumi ini. Dalam perkembangan zaman
hendaknya kita tidak menutup diri, tetapi juga jangan terlalu bebas dalam menerima kultur
budaya barat, yang sangat praktis dan cenderung terbuka.
Daftar Pustaka
https://almanhaj.or.id/4114-kewajiban-menutup-aurat-dan-batasannya.html
http://suaramuslim.net/hadits-dalam-berpakaian-dan-berhias/

Anda mungkin juga menyukai