Anda di halaman 1dari 5

TATA TERTIB

PERSIDANGAN RAPAT KOORDINASI NASIONAL


BEM PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2018

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Forum ini bernama Rapat Koordinasi Nasional Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan
Tinggi Muhammadiyah Se-Indonesia yang kemudian disingkat RAKORNAS BEM PTMI

Pasal 2
RAKORNAS BEM PTMI dilaksanakan dalam bentuk persidangan.

Pasal 3
RAKORNAS BEM PTMI dilaksanakan pada tanggal 25 s/d 28 November 2018 di
Universitas Muhammadiyah Gorontalo.

BAB II
BENTUK PERSIDANGAN

Pasal 4
Bentuk persidangan RAKORNAS BEM PTMI adalah sidang pleno :
a. Sidang pleno 1 Pembahasan tata tertib perisdangan dan pemilihan pimpinan sidang
tetap.
b. Sidang Pleno 2 Pembahasan Laporan Perkembangan dan Tugas KOOPRESNAS
beserta jajaran, PRESNAS Atau Yang Mewakili Zona MasingMasing.
c. Sidang Pleno 3 Pembahasan Rekomendasi SILATNAS.

BAB III
PESERTA

Pasal 5
1. Peserta Penuh RAKORNAS BEM PTMI adalah delegasi dari masing masing BEM
PTMI dengan jumlah 1 orang yang mewakili institusi.
2. Peserta peninjau adalah delegasi dari masing-masing PTMI yang hadir

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA

Pasal 6
a. Peserta penuh memiliki hak bicara, hak memilih, dan hak dipilih.
b. Peserta peninjau memiliki hak bicara
c. Peserta wajib mematuhi Tata Tertib Persidangan.
d. Peserta wajib mengikuti agenda rakornas dari awal hingga akhir Dengan Pengecualian
Sakit Atau Kondisi Yang Tidak Memungkinkan
e. Peserta yang meninggalkan ruangan persidangan harus seizin Presidium Sidang
f. Setiap pembicaraan harus seizin Presidium Sidang
g. Setiap Peserta Wajib Memakai Tanda Peserta Atau Identitas Perguruan Tinggi.

BAB V
TATA TERTIB PEMILIHAN PRESIDIUM SIDANG TETAP

Pasal 7
Pemilihan presidium sidang tetap yang terdiri dari presidium sidang 1, presidium sidang 2,
presidium sidang 3.
Pasal 8
Mekanisme pemilihan presidium sidang tetap :
1. Pemilihan presidium sidang tetap dilakukan secara musyawarah mufakat.
2. Apabila ayat 1 tidak terlaksana, maka dilakukan pemungutan suara dengan cara :
a. Setiap peserta penuh yang hadir dalam persidangan berhak mengajukan diri sebagai
bakal calon presidium sidang tetap.
b. Jika poin a tidak terpenuhi, setiap peserta penuh yang hadir dalam persidangan berhak
mengajukan satu nama sebagai bakal calon presidium sidang tetap.
c. Calon yang mendapatkan suara terbanyak akan terpilih menjadi pimpinan sidang
presidium sidang 1. Calon dengan perolehan suara terbanyak kedua akan terpilih
sebagai presidium sidang 2, dan calon dengan perolehan suara terbanyak ketiga akan
terpilih sebagai presidium sidang 3.

BAB VI
HAK DAN WEWENANG PRESIDIUM SIDANG

Pasal 9
1. Membuat sidang tetap berjalan kondusif.
2. Pimpinan sidang memiliki hak memberikan sanksi
3. Mempertemukan pendapat, menyimpulkan dan meluruskan jalannya persidangan.
4. Presidium Sidang berkewajiban mengesahkan dan menetapkan hasil persidangan.
5. Presidium Sidang dapat digantikan apabila :
a. Meninggal dunia.
b. Berhalangan.
c. Tidak mampu memimpin sidang.

BAB VII
KETUKKAN PALU
Pasal 10

1. Ketukkan palu 1 kali adalah suatu ketetapan yang merupakan bagian dari
keseluruhan ketetapan yang akan diputuskan .
2. Ketukkan palu 2 kali adalah memutuskan suatu ketetapan atas keputusan yang
menyeluruh, menskorsing, dan mencabutnya.
3. Ketukkan palu 3 kali adalah membuka dan menutup sidang.
4. Ketukkan palu lebih dari 3 kali secara berturut-turut adalah memperingati peserta
sidang.

BAB VIII
SANKSI

Pasal 11
Peserta sidang yang melanggar Tata Tertib persidangan akan dikenakan sanksi, sanksi berupa
teguran I, teguran II, dan selanjutnya dikeluarkan dari persidangan atas persetujuan forum.

BAB IX
QUORUM

Pasal 12

1. Setiap persidangan dianggap sah apabila diikuti oleh 50 % + 1 dari jumlah peserta yang
hadir dalam Rakornas BEM PTMI.
2. Jika ayat 1 belum terpenuhi maka sidang ditunda 1 x 15 menit dan panitia mengusahakan
agar peserta memenuhi quorum, kemudian sidang dianggap memenuhi quorum dan
dilanjutkan.

BAB X
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 13
1. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah dan mufakat.
2. Apabila musyawarah dan mufakat tidak tercapai maka akan dilakukan loby maksimal
selama 15 menit.
3. Apabila ayat 1 dan 2 belum terpenuhi maka akan diadakan voting.
4. Mekanisme voting diserahkan kepada forum.
5. Keputusan diambil dengan persetujan sekurang-kurangnya 50% + 1 dari peserta penuh
yang mengikuti persidangan.
6. Setiap perwakilan Institusi Perguruan Tinggi Muhammadiyah BEM PTM Se Indonesia
hanya memiliki satu hak suara

BAB XI
MEKANISME INTERUPSI

Pasal 14

1. Interupsi point of order : meminta kesempatan untuk berbicara atau dipergunakan untuk
memotong pembicaraan yang dianggap menyimpang dari masalah.
2. Interupsi point of information: memberikan atau meminta penjelasan atas apa yang telah
disampaikan.
3. Interupsi point of clarification: meluruskan permasalahan agar penyimpangan tidak
semakin menajam.
4. Interupsi point of prevelage: tidak setuju atas pemojokan, penyinggungan persoalan
pribadi.
5. Interupsi point out of order : penarikan opsi.
6. Interupsi point of question : pertanyaan.
7. Interupsi point of solution : memberikan solusi.

BAB XII
PENINJAUAN KEMBALI

Pasal 15
1. Peninjauan kembali selanjutnya disingkat PK adalah mekanisme yang digunakan
untuk mengulang kembali pembahasan/putusan yang telah ditetapkan bersifat
penting, redaksional, dan mendasar.
2. Peninjau kembali diajukan dengan mengangkat tangan dan menyatakan peninjauan
kembali di sertai alasannya.
3. Peninjauan kembali diterima apabila disetejui oleh lebih dari setengah kuota qorum.
4. Pengajuan peninjauan kembali diterima setelah selesai pembahasan draf terfokus.

BAB XIII
PENUTUP

Pasal 16
Tata Tertib ini bersifat mengikat, segala sesuatu yang belum diatur dalam tata tertib ini akan
dapat ditinjau kembali atas kesepakatan forum.

Anda mungkin juga menyukai