Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
PURBALINGGA
Disusun Oleh:
Nim: 1811020215
Kelas: 3D Keperawatan S1
2019
A. Definisi
Sistem pencernaan adalah proses perubahan bahan makanan yang kompleks
menjadi senyawa-senyawa sederhana oleh enzim dalam tubuh (Kusuma, 2006:367).
Sistem pencernaan adalah sistem yang memproses, mengubah makanan, dan
menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh
(Setiadi, 2007).
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yaitu keadaan ketika
individu yang tidak NOP mengalami penurunan berat badan atau beresiko
mengalami penurunan berat badan, karena tidak adekuatnya asupan atau
metabolisme zat nutrisi untuk kebutuhan metabolik (Carpenito, 2009).
Sedangkan menurut Hidayat, (2009) yaitu keadan yang dialami seseorang
dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakcukupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Melena adalah pengeluaran feses atau tinja berwarna hitam seperti aspal dan
lengket, yang disebabkan karena adanya pendarahan pada saluran pencernaan bagian
atas, serta dicernanya darah pada usus halus. Warna merah gelap atau hitam beasal
dari konversi Hb menjadi hematin oleh bakteri setelah 14 jam (Sylvia.A, 2005).
C. Etiologi
Melena terjadi bila ada pendarahan di daerah proksimal jejunum. Paling
sedikit pendarahan sebanyak 50-100 ml. Banyak darah yang keluar selama melena
sulit dipakai sebagai patokan untuk menduga besar kecilnya perdarahan saluran
makan bagian atas. Melena merupakan suatu keadaan yang gawat dan memerlukan
perawatan segera (Sjaifoelah Noer, dkk, 1996) etiologi dari melena:
1) Kelainan esofagus: varise, esofagitis, keganasan.
2) Kelainan lambung dan duodenum: tukak lambung dan duodenum,
keganasan dan lain-lain.
3) Penyakit darah: leukemia, DIC (Disseminated Intravascular
Coagulation), purpura trombositopenia, dan lain-lain.
4) Penyakit sistemik lainnya: uremik dan lain-lain.
5) Pemakaian obat-obatan yang ulserogenik: golongan salisita,
kortikosteroid, alkoho, dan lain-lain.
Penyebab pendarahan saluran makanan bagian atas yang terbanyak dijumpai di indonesia
adalah pecahnya varises esofagus dengan rata-rata 45-50% seluruh pendarahan saluran
makan bagian atas.
D. Patofisiologi
1) Ulkus peptikum
Ulkus peptikum terjadi terutama pada mukosa gastroduodenal karena jaringan
ini tidak dapat menahan kerja asam lambung pencernaan (asam hidroklorida)
dan pepsin. Erosi yang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan
kerja asam pepsin atau berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dan
mukosa. Mukosa yang rusak tidak dapat mensekresi mucus yang cukup
bertindak sebagai barier terhadap asam klorida.
2) Sekresi lambung
Sekresi lambung terjadi pada tiga fase; a). Fase sefalik: fase yang dimulai
dengan rangsangan seperti pendengaran, bau, atau rasa makanan, b). Fase
lambung: fase lambung dilepaskan asam lambung, dilepaskan akibat dari
rangsangan kimiawi dan mekanis terhadap reseptor di dinding lambung, c).
Fase usus: makanan pada usus haus menyebabkan pelepasan hormon (dinggap
sebagai gastin) yang pada waktunya akan merangsang sekresi.
3) Barier mukosa lambung
Pertahanan utama lambung terhadap pencernaan. Faktor lain yang
mempengaruhi adalah suplai darah, keseimbangan asam basa, integritas sel
mukosa dan regenerasi sel epitel. Dua faktor yang menyebabkan ulkus
peptium:
a). Hipersekresi asam lambung
b). Kelemahan barier mukosa lambung
produksi mucus lambung atau merusak mukosa lambung adalah ulserogenik:
salisilat, obat anti inflamasi non steroid, alkohol dan obat anti inflamasi.
4) Sindrom zollinger-ellison
Didefinisikan melalui hipersekresi getah lambung, ulkus duodenum,
gastrinoma dan pankreas.
5) Ulkus stress
Pada ulserasi mukosa akut dari duodenum atau area lambung yang terjadi
setelah kejadian penuh stress secara fisiologis. Kejadian stress misalnya: luka
bakar, syok, sepsis berat dan trauma organ multipel.
E. Manifestasi Klinis
Menurut (Nurarif, Amin dkk. 2015) gejala terjadi akibat perubahan morfologi
dan lebih menggambarkan beratnya kerusakan yang terjadi dari pada
etiologinya. Didapatkan gejala dan tanda sebagai berikut:
1. Gejala-gejala intestinal yang tidak khas seperti anoreksia, mual, muntah
dan diare.
2. Demam, berat badan turun, lekas lelah.
3. Ascites, hidratonaks dan edema.
4. Ikterus, kadang-kadang urin menjadi lebih tua warnanya atau kecoklatan.
5. Hematomegali, bila telah lanjut hati dapat mengecil karena fibrosis, secara
klinis didapati adanya demam, ikterus dan asites.
6. Kelainan pembuluh darah seperti kolateral-kolateral didinding, koput
medusa, wasir dan varises esofagus.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik. Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Nurarif, Amin, Huda & Kusuma, Hardhi. (2015). Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA. Yogyakarta : Mediaction Publishing.
Prince, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed.6.
Jakarta: EGC
Setiadi, 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Cetakan Pertama. Graha Ilmu:
Yogyakarta.
Sjaifoellah Noer. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1 Edisi 3. FKUI. Jakarta : 647
– 593.
Format Dokuentasi Asuhan Keperawatan dengan
1. Pengkajian
A. Identitas Diri Klien
Nama : Ny.S
Tempat/tanggal lahir : Pemalang, 17 April 1976
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Suku : Jawa
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal masuk RS : 10 Desember 2019
Sumber informasi : Pasien dan keluarga
Status perkawinan : Menikah
Tanggal pengkajian : 11 Desember 2019
Keterangan:
= Perempuan
= laki-laki
= Pasien
C. Data Pengkajian
1. Aspek Biologis
Data sujektif - Pasien mengatakan sering merasa mual dan muntah
11/12/19 - Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan susah untuk
menelan
- Keluarga pasien mengatakan pasien hanya minum satu
gelas dalam satu hari
- Pasien mengatakan jarang BAB dan BAK
5. Aspek spiritual
Data subjektif - Keluarga pasien mengatakan pasien beragama islam dan
11/12/19 rajin beribadah
Data objektif - Pasien terdengar mengucapkan kalimat istighfar setiap kali
11/12/19 ia merasakan sakt pada area abdomen
D. Laboratorium
E. Pengobatan
1. As Tranexamat 3x250 mg
2. Ramitidin 2x1 ampul (50 mg/ 2 ml)
3. Ondansentron 2x1 ampul (4 mg/ 2 ml)
4. Furosemid 2x1 ampul (10 mg/ 2 ml)
5. Sukralfat 3x2 cth
6. Curcuma 2x1 tab
7. Asam fulat 3x1 tab
8. Keterolak 3x1 tab
G. Analisa Data
Data subjektif dan objektif Problem Etiologi
DS: - Pasien mengatakan
sering merasakan mual
dan muntah
- Pasien mengatakan Ketidakseimbangan Asupan diet
tidak nafsu makan nutrisi kurang dari kurang
- Keluarga pasien kebutuhan tubuh
mengatakan pasien
hanya minum satu
gelas dalam satu hari
DO:- Berat badan pasien < 42
kg
- Pasien terlihat pucat
dan lemas.
- Porsi makan tersisa ¾
dari porsi RS.
- Mukosa bibir kering
- Pasien terlihat pucat
- Pasien terlihat lemas
- Hb pasien 7,7
DS:- Pasien mengatakan lemas
- Pasien mengatakan
nyeri pada ulu hati Intoleransi aktifitas Kelemahan
DO:- Pasien hanya berbaring
ditempat tidur
- Pasien terlihat sedikit
meringis kesakitan
- Hb pasien 7,7
- TD: 110/70mmHg
- Kekuatan otot
3 3
3 3
1. Diagnosa keperawatan
1). Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan asupan diet kurang
2). Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan/penurunan kadar Hb
2. Perencanaan (Intervensi)
1). Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan asupan diet kurang
2). Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan/penurunan kadar Hb
Dx Analisa data Tujuan (NOC/SMART) Tindakan (NIC/ONEC)
1. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari keperawatan selama 3x24 jam - Identifikasi alergi atau
kebutuhan tubuh b/d diharapkan asupan makanan dan intoleransi makanan
asupan diet kurang cairanan pada pasien terpenuhi yang dimiliki pasien
dengan kriteria hasil: - Monitor kalori dan
DS: - Pasien mengatakan Indikator A T asupan makanan
sering merasakan Asupan makan secara 2 4 - Monitor cairan yang
mual dan muntah oral masuk ke dalam
- Pasien (DS: pasien tubuh
mengatakan tidak mengatakan tidak - Atur diet yang
nafsu makan nafsu makan. diperlukan
- Keluarga pasien DO: berat badan - Anjurkan pasien yang
mengatakan pasien < 42 kg, Porsi terkait dengan
pasien hanya makan tersisa ¾ dari kebutuhan diet untuk
minum satu gelas porsi RS, pasien kondisi sakit
dalam satu hari terlihat pucat dan - Berikan arahan bila
DO:- Berat badan pasien lemas.) diperlukan
< 42 kg Asupan cairan secara 2 4
- Pasien terlihat oral
pucat dan lemas. (DS: Keluarga pasien
- Porsi makan mengatakan pasien
tersisa ¾ dari hanya minum satu
porsi RS gelas dalam satu hari
- Mukosa bibir DO: mukosa bibir
kering kering)
- Pasien terlihat
pucat
- Pasien terlihat
lemas
- Hb pasien 7,7
2. Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan tindakan Terapi aktivitas
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam - Pertimbangkan
kelemahan/penurunan diharapkan kebugaran fisik pada kemampuan klien
kadar Hb pasien terpenuhi dengan kriteria dalam berpartisipasi
DS:- Pasien mengatakan hasil: melalui aktivitas
lemas spesifik
- Pasien Indikator A T - Bantu klien untuk
mengatakan nyeri Kekuatan otot 2 4 memilih aktivitas dan
pada ulu hati (DS: pencapaian tujuan
DO:- Pasien hanya Pasien mengatakan melalui aktivitas yang
berbaring ditempat lemas konsisten dengan
tidur DO: Kekuatan otot) kemampuan fisik,
- Pasien terlihat 3 3 fisiologi dan sosial
sedikit meringis 3 3 - Bantu klien untuk
kesakitan tetap fokus pada
- Hb pasien 7,7 Kinerja aktivitas fisik 2 4 kekuatan (yang
- TD 110/70mmHg (DO: Pasien hanya dimilikinya)
- Kekuatan otot berbaring ditempat dibandingkan dengan
3 3 tidur) kelemahannya.
3 3 Tekanan darah 2 4 - Identifikasi strategi
(DO: untuk meningkatkan
TD 110/70mmHg) partisipasi terkait
dengan aktivitas yang
diinginkan
- Bantu klien dan
keluarga memantau
perkembangan klien
terhadap pencapaian
tujuan.
3. Implementasi
1). Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan asupan diet kurang
2). Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan/penurunan kadar Hb
dx Tgl/waktu Implementasi Respon Paraf
1. Rabu,11/12/19 - mengkaji data - DS: Pasien mengatakan sering
(13.30) pasien merasakan mual, muntah dan
(15:30) - melakukan TTV tidak nafsu makan.
- memberikan DO: Berat badan pasien < 42 kg,
(17:30) cairan infus NaCl Pasien terlihat pucat dan lemas,
(20:00) - memberikan Porsi makan tersisa ¾ dari
nutrisi porsi RS
- memberikan obat - TTV: suhu 37,6 ̊C, nadi 68
injeksi x/menit, RR 20 x/menit, dan TD
110/70mmHg
- Tetesan infus 20x/menit
- Pemberian makanan secara oral
- Pemberian obat injeksi
tranexamic Acid (500mg/5ml),
ondansetron HCL (4mg/2ml),
Ramitidine HCL (50mg/2ml)
4. Evaluasi
1). Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan asupan diet kurang
2). Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan/penurunan kadar Hb
Dx Tgl/waktu Data dari analisa data Catatan perkembangan (SOAP) Paraf
1. Rabu, 11/12/19 DS: - Pasien mengatakan Awal (1x24 jam)
(21:00) sering merasakan S: pasien mengatakan masih
mual dan muntah mual, muntah dan tidak nafsu
- Pasien mengatakan makan
tidak nafsu makan O: pasien masih terlihat sering
- Keluarga pasien muntah ketika akan makan
mengatakan pasien A: masalah ketidakseimbangan
hanya minum satu nutrisi belum teratasi
gelas dalam satu C: memberian edukasi dan
hari semangat kepada pasien
DO:- Berat badan pasien < Indikator A T Akhir
42 kg Asupan 2 4 2
- Pasien terlihat makan secara
pucat dan lemas. oral
- Porsi makan (DS: pasien
tersisa ¾ dari porsi mengatakan
RS tidak nafsu
- Mukosa bibir makan.
kering DO: berat
- Pasien terlihat badan pasien
pucat < 42 kg,
- Pasien terlihat Porsi makan
lemas tersisa ¾ dari
- Hb pasien 7,7 porsi RS,
pasien
terlihat pucat
dan lemas.)
Asupan 2 4 2
cairan secara
oral
(DS:
Keluarga
pasien
mengatakan
pasien hanya
minum satu
gelas dalam
satu hari
DO: mukosa
bibir kering)
Kinerja 2 4 2
aktivitas fisik
(DO: Pasien
hanya
berbaring
ditempat
tidur)
Tekanan 2 4 2
darah
(DO:
TD
110/70mmHg)
Kamis, DS: pasien mengatakan (2x24 jam)
12/12/19 masih lemas tapi sedikit S: pasien mengatakan masih lemas
(13:00) berkurang tapi sedikit berkurang
DO: pasien sudah bisa O: pasien sudah bisa duduk dan
duduk dan merasakan merasakan sedikit pusing
sedikit pusing A: masalah sedikit teratasi
TTV: Nadi 66x/menit, P: memberikan dukungan yang
TD 140/90 mmHg, lebih dari keluarga
Suhu 36 ̊C
Indikator A T Akhir
Kekuatan otot 2 4 3
(DS:
Pasien
mengatakan
lemas
DO: Kekuatan
otot)
3 3
3 3
Kinerja aktivitas 2 4 3
fisik
(DO: Pasien
hanya berbaring
ditempat tidur)
Tekanan darah 2 4 3
(DO:
TD
110/70mmHg)
Jumat, DS:pasien mengatakan (3x24 jam)
13/12/19 sudah agak baikan S: pasien mengatakan sudah agak
(13:30) walaupun masih sedikit baikan walaupun masih sedikit
sulit untuk beraktivitas, sulit untuk beraktivitas, kareana
kareana masih merasakan masih merasakan lemas
lemas O: pasien sudah bisa pergi
DO: pasien sudah bisa kekamar mandi dan duduk, dengan
pergi kekamar mandi dan merasakan sedikt pusing
duduk, dengan Pasien masih terlihat sedikit lemas
merasakan sedikt pusing A: intervensi teratasi beberapa
Pasien masih terlihat P: memberikan edukasi terakhir
sedikit lemas setelah selesai melakukan
TD: 180/90 mmHg pengkajian
Indikator A T Akhir
Kekuatan otot 2 4 4
(DS:
Pasien
mengatakan
lemas
DO: Kekuatan
otot)
3 3
3 3
Kinerja aktivitas 2 4 4
fisik
(DO: Pasien
hanya berbaring
ditempat tidur)
Tekanan darah 2 4 4
(DO:
TD
110/70mmHg)