PENYUSUN:
Septin Nindi Pratiwi; J510195081
Putri Rahmawati; J510195092
Rizal Dwi Sanjani; J510195097
Gravidyan Kusumaningtyas J510205001
PEMBIMBING:
dr. Siswarni, Sp. KFR
HALAMAN PENGESAHAN
Penyusun Penyusun
Menyetujui,
Pembimbing
Mengetahui
Kepala Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran UMS
ii
REHABILITASI MEDIK DALAM KASUS CEREBRAL PALSY SPASTIK:
LAPORAN KASUS
MEDICAL REHABILITATION IN SPASTIC CEREBRAL PALSY: A CASE
REPORT
ABSTRAK
Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah adalah kasus nyeri yang sering
ditemukan. Nyeri punggung bawah didefinisikan sebagai nyeri dan ketidaknyamanan,
terlokalisir di bawah batas kosta dan di atas lipatan glutealis inferior, dengan atau tanpa
nyeri kaki. Nyeri punggung bawah non-spesifik didefinisikan sebagai nyeri punggung
bawah yang tidak dikaitkan dengan patologi spesifik yang dikenal dan nyeri punggung
bawah spesifik yang telah diketahui sebagai penyebab patomorfologis. Rehabilitasi medik
pada Kasus LBP memiliki tujuan untuk mengurangi nyeri punggung bawah penderita,
memperbaiki disability yang terjadi sehingga penderita mampu kembali melakukan
aktivitas sehari hari dengan baik, serta menangani handicap yang berkaitan dengan
pekerjaan maupun kehidupan sosial penderita. Pada kasus ini penegakan diagnosis
didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang.
Kata Kunci: Low back pain, Rehabilitasi medik, Fisioterapi
1
2
ini mungkin terganggu dan kapasitas cabang surakarta jumlah anak dengan
ekspresi intelektual terbats. Namun, jika cerebral palsy pada tahun 2009 berjumlah
cerebral palsy didekati secara 313 anak dan pada tahun 2010 berjumlah
multidisiplin dengan terapi fisik, 242, tahun 2011 berjumlah 265 anak,
pekerjaan, dan gizi untuk tahun 2012 berjumlah 239 anak,
memaksimalkan upaya rehabilitatif, sedangkan pada tahun 2015 sampai
pasien dapat lebih terintegrasi secara denga bulan desember 198 anak. Pada
akademis dan sosial sekitar 15-60% anak klinik tumbuh kembang dr. Karyadi
dengan cerebral palsy memiliki epilepsi Semarang sepanjang tahun 2015 tercatat
dan epilepsi lebih sering pada pasien kunjungan pasien anak dengan diagnosis
dengan quadriplegia spastik atau cerebral palsy tercata 2,16%.
retardasi mental. Cerebral palsy dapat terjadi akibat
Kejadian cerebral palsy tidak kelainan struktural yang mendasari otak
berubah dalam lebih dari empat dekade, pada awal kehamilan, cedera perinatal,
meskipun kemajuan signifikan dalam atau setelah melahirkan karena isufisiensi
perawatan medis ddari neonatus. Di vaskuler toksin atau infeksi atau resiko
negara maju prevalensi diperkirakan prematur. Bukti menununjukkan bahwa
keseluruhan cerebral palsy adalah 2-2,5 faktor prenatal mempengaruhi 70-80%
kasus per 1000 kelahiran hidup. kasus cerebral palsy.
Prevalensi gangguan ini antara bayi LAPORAN KASUS
prematur dan sangat prematur adalah Pasien datang diantar ke Poliklinik
jauh lebih tinggi. Di negara berkembang, rawat jalan rehabilitasi medik RS.
prevalensi cerebral pallsy tidak tercatat Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
tapi perkiraan 1,5-5,6 kasusu per 1000 dengan keluhan nyeri punggung bawah
kelahiran hidup. Angka-angka ini bagian kiri yang sudah dirasakan sejak
mungkin dianggap remeh karena tahun 2010 dan hilang timbul. Nyeri
kurangnya data, kurangnya akses dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan
kesehatan, jumlah kasus terlalu banyak hilang timbul. Nyeri tersebut memberat
yang parah, dan kriteria diagnostik yang ketika melakukan aktivitas terutama
tidak konsisten. ketika berdiri atau duduk terlalu lama,
Beberapa instansi kesehatan di serta saat pasien berjalan jauh terus-
Indonesia sudah mulai bisa mndata kasus menerus, namun berkurang dengan
cerebral palsy antara lain yaitu YPAC istirahat.
(Yayasan Pendidikan Anak Cacat)
3
LAMPIRAN
Foto MRI
Poto
nga
n
Sagi
tal
Potongan Axial
Foto MRI 9 SEPTEMBER 2018 RSO Prof Dr R Soeroso
Kesan
Stenosis total spinal canal VL 4 - 5