Bab 2 PDF
Bab 2 PDF
BAB II
KAJIAN TEORI
zaman yunani kuno. Curriculum berasal dari kata Curir, artinya pelajari, dan
oleh pelari. Dari makna yang terkandung dari kata tersebut, kurikulum secara
isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
29
John M Echols dan Hassan Sadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1990), 160
30
Fuaduddin, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta : Dirjen Pembinaan kelembagaan
Agama Islam dan UT, 1997), 3.
31
Tim penyusun Kamus PPPB, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), 546.
18
19
tradisional, kurikulum menurut Carter V. Good yang dikutip oleh Drs. Hamid
digunaka untuk mencapai kelulusan atau mendapat ijazah dalam bidang studi
tertentu. 33
Sedangkan dalam arti yang luas dan modern, menurut Hanorld Alberty
dengan kurikulum. Dengan kata lain kurikulum tidak hanya terbatas pada
32
Mukhtar, Desain Pembelajaran PAI, (Jakarta: Misaka Galiza, 2003), 30.
33
Ahmad Hamid syarief, Pengembangan Kurikulum, (Pasuruan: Garuda Tribuana Indah, 1993), 43.
34
Sudirman, Ilmu Pendidikan, (Bandung: remaja Rosdakarya, 1992), 10.
20
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
tertentu. 35
pada tingkat dasar, yang akan menjadi pondasi bagi tingkat berikutnya.
kompetensi, kita berharap bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat, dan
masyarakatnya memiliki nilai tambah (added value), dan nilai jual yang bisa
dan berkarakter. 36
35
Departemen Hukum dan HAM, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan, (Jakarta: Fokus Media, 2005), 5.
36
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2013),
7
21
meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada budi
pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang
sesuai dengan standar kompetesi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melui
dan dikerjakan oleh peserta didik dapat membentuk karakter mereka. Selain
penciptaan iklim dan budaya serta lingkungn yang kondusif juga sangat
penataan kurikulum dan SNP yang akan memberikan wawasan baru terhadap
sistem yang sedang berjalan selama ini. Kurikulum ini merupakan kurikulum
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat
perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
23
materi pembelajaran.
dipertanggungjawabkan.
sistem penyajiannya.
keterampilan.
Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan
terintegrasi.
1) Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta
untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki
kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta
dan mengkomunikasikan.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam pribadi peserta didik secara utuh.
37
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi……Op, Cit, 64.
26
kompetensi.
38
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kerangka Dasar Perubahan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: Balitbang Kemendikbud,
2013), 81
27
satuan pendidikan.
memungkin para guru menilai hasil belajar peserta didik dalam proses
terhadap apa yang dipelajari. Oleh karena itu peserta didik perlu mengetahui
yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap,
pembelajaran, dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu, sedangkan
29
pada proses penilaian, dari berfokus pada pengethuan melalui penilaian output
pelajaran.39
PAI yang tidak lagi menjenuhkan dan terlalu dogmatis. Guru PAI di
terintegrasi. Penilaian tidak hanya pada kemampuan kognitif di nilai PAI saja,
pengetahuan kepada subjek didik, murid atau anak melalui sebuah kegiatan
PAI yang tidak lagi menjenuhkan dan terlalu dogmatis. Guru PAI di
terintegrasi. Penilaian tidak hanya pada kemampuan kognitif di nilai PAI saja,
Metode yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar antara lain
berbentuk ceramah, tanya jawab dan metode demonstrasi praktek. Berikut ini
1) Metode ceramah
relatif besar.
2) Demonstrasi
40
Sofan Amri, Pengembangan dan Model……Op, Cit, 113.
41
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran PAI, (Bandung :
Refika Aditama, 2009), 49-50.
42
Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 135-
136
31
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi
sangat penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik yang
b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap asalah yang
sedang dibicarakan.
43
R. Ibrahim dan Nana syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), 106-107.
44
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
90.
32
dibahas45
Metode tanya jawab adalah tertua dan banyak digunakan dalam proses
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang
45
J.J. Hasibuan dan Moejino, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Remaja Karya, 1988), 14.
46
Ibid, 94.
47
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi……Op, Cit, 109.
33
mempehatikan detailnya.
dan dikembangkan.
knowledge)
berbagai masalah, baik yang berkaitan dengan mata pelajaran maupun yang
48
Loelok Indah Poerwati dan Sofan Amri, Panduan Memahami Kurikulum 2013, (Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher, 2013), 62.
34
dilakukan melalui berbagai cara, melalui diskusi kleas, tanya jawab anatara
salah satu alternatif yang dapat ditempuh. Hasil penelitian dan percobaan
yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa bermain peran merupakan
salah satu model yang dapat digunakan secara efektif dalam pembelajaran.
dimensi pribadi dan sosial. Dari dimensi pribadi model ini berusaha
membantu para peserta didik menemukan makna dari lingkungan sosial yang
bermanfaat bagi dirinya. Dalam pada itu, melalui model ini para peserta diidk
teman sekelas. Dari dimensi sosial, model ini memberikan kesempatan pada
melalui model ini para peserta didik juga dilatih untuk menjunjung tinggi
nilai-nilai demokratis.
Istilah belajar tuntas diangkat dari pengertian tentang apa yang disebut
kecepatan individu sebagai peserta belajar. Ada peserta didik yang cepat
interaksi kelas. Disamping itu ada pula peserta didik yang lambat sehingga
kurang sekali.
menguasai 50-80% bahkan ada yang baru menguasai lebih rendah dari rata-
36
yang terus menerus. Itulah sebabnya dalam filsafat belajar, 10x2 lebih baik
dari pada 2x10. Taraf belajar tuntas ini dapat diformulasikan penentuan
proporsi waktu yang tersedia untuk belajar secara tepat dengan waktu yang
pengajaran yang hendak dicapai itu adalah tujuan yang termasuk ranah
memiliki batasa ketuntasan yang lebih jelas dan lebih mudah dirumuskan
terhadap peserta didik tetap bersifat individual sesuai dengan kemajuan dan
49
Pupuh Fatkhurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep
Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), 33.
37
7) Pembelajaran Partisipatif
dengan lingkungan. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil belajar yang
optimal perlu keterlibatan atau partisipasi yang tinggi dari pseserta didik
didik (participant centered). Prinsip ini sering disebut learning centered yang
Lulusan dan StandarIsi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan
1) Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
pendekatan ilmiah;
kompetensi;
12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
peserta didik.
pembelajaran.
1. Perencanaan Pembelajaran
a. Desain Pembelajaran
1. Silabus
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata
pelajaran;
f. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
pencapaian kompetensi;
j. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan
didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. RPP disusun berdasarkan KD atau sub tema yang dilaksanakan dalam
3) kelas/semester;
4) materi pokok;
43
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
11) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sebagai berikut.
5) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
c. Internasional;
dan
2. Kegiatan Inti
jenjang pendidikan.
a. Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih
aktivitas tersebut.
b. Pengetahuan
c. Keterampilan
menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topic dan subtopik) mata
3. Kegiatan Penutup
berikutnya.
Dibawah ini adalah contoh pelaksanaan kurikulum 2013 dalam mata pelajaran
adalah mempersiapkan siswa baik psikis maupun fisik agar dapat mengikuti
terkait materi pembelajaran baik materi yang telah siswa pelajari serta materi-
siswa untuk mencermati suatu permasalahan atau tugas yang akan dikerjakan
diberikan.
49
tujuan yang ingin dicapai dapat diraih. Kegiatan ini mestinya dilakukan oleh
menantang, memotivasi siswa agar dengan cara yang aktif menjadi seorang
kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja sama,
informasi atau data yang telah dikumpulkan dan diperoleh siswa mesti tahu
situasi.
2) Bertanya
berupa fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak.
siswa untuk bertanya maka rasa ingin tahu mereka akan semakin
berkembang.
siswa sendiri, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.
beragam sumber dengan bermacam cara. Dalam hal ini siswa boleh
banyak informasi.
ditemukan.
4)Mengkomunikasikan hasil
atau bercerita tentang apa-apa saja yang telah mereka temukan dalam
Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil
pertemuan berikutnya.
(Kompetensi Inti).
KI-1 berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
proses pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI-3, untuk
semua mata pelajaran. KI-1 dan KI-2 tidak diajarkan langsung, tetapi
kegiatan pembelajaran.50
otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil
50
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), hal. 125.
54
A. Pengertian
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
informatif.
semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat
sebagai berikut.
peserta didik.
secara nasional.
satuan pendidikan.
dan hasilnya.
dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap
standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup
dan proses.
dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan
penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating
scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
antarpeserta didik.
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan
penugasan.
1) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
pedoman penskoran.
tugas.
kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat
memenuhi persyaratan:
lembaga mandiri.
b. Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum
ulangan harian.
c. Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau
tema pelajaran.
kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII(tingkat 4), dan
oleh Pemerintah pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2),
peraturan perundang-undangan
perundang-undangan.
(RPP).
c. melaksanakan ujian;
didik; dan
ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus
pemerintah.
berikut :
didik.
pembelajaran.
pembelajaran tematik-terpadu.
sikap sosial.
sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru
ditentukan.
66
berikut:
semester, ulangan kenaikan kelas, ujian tingkat kompetensi, dan ujian akhir
sekolah/madrasah;
Sekolah/Madrasah;
Nasional; dan
yang ingin dicapai. Salah satu cara untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan
tersebut sudah tercapai atau belum, dengan melihat hasil yang telah dicapai
yang objektif tentang hasil belajar , perlu dirumuskan secara jelas dari kata
68
diatas, karena secara etimologi hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu kata hasil
dan belajar.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, hasil merupakan satu yang ada
oleh suatu kerja, berhasil sukses.51 Sedangkan dalam kamus umum bahasa
Indonesia yang lain, hasil diartikan sebagai sesuatu yang diadakan (dibuat,
kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
Belajar adalah Suatu rangkaian proses yang terjadi dalam proses belajar
51
Hartono, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Jakaerta: Rineka Cipta, 1996), 53.
52
W. J. S. Poerwa Darminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), 1059.
53
Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 63
54
Salmeto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2001), 24.
69
relative menutup dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil pengetahuan
yang lalu.55
berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
dengan lingkungan.56
tingkah laku yang terjadi dari adanya interaksi antara seseorang dengan
Kemudian, Hasil belajar adalah suatu nilai yang menunjukkan hasil yang
adalah taraf keberhasilan murid atau santri dalam mempelajari materi pelajaran
55
Singgih. D Gunarsah, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT. Gunung Mulia), 22.
56
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), 2.
57
Muhammad Ali, Konsep dan Penerapannya CBSA (Cara Siswa Aktif) Dalam Pengajaran,
(Bandung: Sarana Panca Karya, 1997), 62.
58
Soemartono, Test Hasil Belajar, (Semarang: Dep. P & K, 1971), 17.
70
di sekolah atau pondok pesantren yang dinyatakan dalam bentuk skor yang
hasil belajar dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
yang menetap. Belajar disini dihubungkan dengan hasil maka yang dimaksud
keterampilan, sikap hidup siswa yang merupakan hasil atau suatu proses belajar
yang dinyatakan dalam bentuk angka, hurf, symbol, dll yang merupakan bukti
59
Ibid hal,, 101
60
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Jakarta : PT. Remaja
Rosdakarya, 1984), 43.
71
agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat
agama Islam yang dilalui dan dialami oleh siswa di sekolah dimulai dari
tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran dan
tahapan afeksi, yakni terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama ke
dalam diri siswa, dalam arti menghayati dan meyakininya. Tahapan afeksi ini
terkait erat dengan kognisi, karena penghayatan dan keyakinan siswa akan
ajaran dan nilai agama Islam. Melalui tahapan afeksi tersebut diharapkan dapat
tumbuh motivasi dalam diri siswa dan tergerak untuk mengamalkan dan
61
Abdurrahman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, (Jakarta: Gema Wisuda Panca Karsa,
2002), 27.
72
hasil belajar peserta didik yang bukan hanya dapat memahami dan
menginternalisasikan ajaran agama dalam dirinya tetapi juga senang dan gemar
dan sesama manusia.63 Dengan demikian, akan terbentuk manusia muslim yang
2) Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan dalam arti ada
atau latihan secara sadar terhadap peseta didiknya untuk mencapai tujuan
didiknya.
62
Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1991), 19.
63
Zakiyah Dirajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), 29.
73
Agama Islam dibagi dalam 5 (lima) unsur pokok berdasarkan kurikulum tahun
fiqih dan bimbingan ibadah, serta tarikh/sejarah yang lebih menekankan pada
seseorang yang diukur oleh IQ. IQ yang tinggi dapat menunjang kesuksesan
prestasi belajar. Namun demikian pada beberapa kasus, IQ yang tinggi ternyata
belajar seseorang.
hasil belajar. Faktor tersebut bisa berasal dari dalam (faktor internal) maupun
64
http://hidayaheducation.blogspot.com/2011/03/hakikat-hasil-belajar-pendidikan-agama.html, 25
November 06.45
74
diperlukan, seperti guru, metode, bahan atau sumber dan program, dan (3)
masukan lingkungan, yang menunjuk pada situasi, keadaan fisik dan suasana
melatarbelakanginya.
hasil belajar peserta didik di sekolah, secara garis besar dapat dibagi kepada
a. Faktor internal (faktor dari dalam diri peserta didik), yakni keadaan/kondisi
jasmani atau rohani peserta didik. Yang termasuk faktor- faktor internal
1) Faktor fisiologis
Keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan
dan memberikan hasil belajar yang baik. Kondisi tubuh yang lemah dapat
Selain itu siswa juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olah raga ringan
membutuhkan kondisi badan yang sehad, orang yang badannya sakit akibat
penyakit tertentu serta kelelahan tidak akan dapat belajar efektif. Cacat
2) Faktor Psikologis
a) Minat
66
Westi Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), 121.
67
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007),hlm. 145
68
Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: rineka Cipta, 1981), 30.
76
Seseorang yang tidak minat mempelajari sesuatu tentu ia akan belajar asal-
b) Bakat
tertentu tanpa mengetahui bakat yang dimiliki anaknya. Siswa yang tidak
c) Intelegensi/ Kecerdasan
Intelegensi juga dapat diartikan sebagai kecakapan yang terdiri dari tiga
situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan
69
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004), 194.
70
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar, (Bandung, Sinar baru Algesindo, 1992), 173.
77
d) Motivasi
berarti ulasan, daya bathin atau dorongan. Sedangkan menurut Mc. Donal,
e) Perhatian
dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju pada suatu objek (benda/ hal)
71
Susilo M. Joko, Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar, (Yogjakarta: Pinus, 2006), 72.
72
Cholil Umam,ikhtisar psikologi pendidikan, (Surabaya,Duta Aksara, 1998) hal,57
78
atau sekumpulan objek untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik,
kebosanan, sehingga ia tidak suka lgi belajar. Agar siswa dapat belajar
a) Kematangan
siap untuk melakukan kecakapan baru. Anak yang sudah siap (matang)
lebih berhasil apabila anak sudah siap (matang) untuk belajar. Dalam
b) Kesiapan
respons atau bereaksi. Kesediaan itu datang dari dalam diri siswa dan juga
proses belajar, karena jika siswa belajar dengan kesiapan, maka hasil
c) Kelelahan
b. Faktor Eksternal
mempengaruhi prestasi belajar seseorang yang sifatnya berasal dari luar diri
a) Lingkungan sekolah
memperlihatkan suri tauladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal
belajar, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar
siswa.74
besar terhadap proses dan hasil belajar peserta didik. Hal ini telah
74
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), 152.
80
positif terhadap hasil belajar. Ditemukan juga cara guru berperan dalam
peranan guru disini yaitu peranan yang mengurangi aktivitas belajar peserta
didik.
b) Faktor Instrumental
Perpustakaan.
peserta didik. Karena jika anak didik lebih banyak dari pada jumlah kelas,
75
Nana Syaodih Sukmadinata,Lansadan Psikologi Proses Pendidikan,2007,(Bandung:Rosda), 164.
81
akan terjadi banyak masalah, yang tentunya akan berpengaruh pada hasil
belajar anak.
a. Kurikulum.
rinci dan jelas sasarannya. Sehingga dapat diukur dan diketahui dengan
belajar anak didik. Karena guru harus berusaha semaksimal mungkin untuk
besar dalam keberhasilan belajar anak di sekolah. karena tidak sedikit anak
c) Lingkungan Masyarakat
77
Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar. (Jakarta, Rineka Cipta, 2002), 147.
78
Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), 150.
83
d) Lingkungan keluarga
keluarga, letak rumah, semuanya dapat memberi dampak baik dan buruk
kasih sayang akan membawa pembinaan, pribadi yang tenang, terbuka dan
79
Susilo M. Joko, Gaya Belajar……Op, Cit, 69-87.
80
Agoes Sujanto, Bimbingan Ke Arah Belajar Yang Sukses, (Jakarta; Rineka Cipta, 1991),….
84
mudah dididik karena ia mendapat kesempatan yang cukup dan baik untuk
belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Factor-
kebosanan dalam dirinya, karena sesuatu yang membosankan adalah sesuatu yang
menimbulkan kebosanan. Orang akan lebih suka bila hidupnya diisi dengan hal-
hal yang bervariasi. Makan makanan yang bervariasi akan menambah semangat.
Perubahan kurikulum terjadi juga karena tujuan dari pendidikan nasional adalah
yang siap di pakai dalam masa atau perkembangan zaman yang semakin
81
Zakiyah Dirajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), 56.
82
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Op. Cit…...153.
85
kompleks. Untuk tahun 2013 ini telah dicanangkan dan telah diimplementasikan
kurikulum 2013 yang di gagas oleh Menteri Pendidikan M. Nuh yang berbasis
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan
ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif,
dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi
berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih
baik, karena Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam
kelompok kecil ataupun klasikal dan Siswa harus siap mengikuti kegiatan
belajar baik yang sifatnya didesain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan
yang dapat dimanfaatkan (by utilization). Pembelajaran semacam ini juga perlu
sebesar 10 persen setelah lima belas menit dan perolehan pemahaman kontekstual
informasi dari guru sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk jenjang SMP dan SMA
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah
87
keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik
materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan
dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak
(hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,
Dalam kurikulum 2013 ini dalam Penilaian hasil belajar bersifat autentik
mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang
kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan
menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan ini
merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat
yang berkaitan dengan proses pengajaran yang meliputi pendekatan dan metode,
pengalaman belajar dan sistem penilaian. Penerapan kurikulum 2013 tidak sekedar
pembelajaran, tetapi juga menyangkut pola pikir, filosofis, komitmen, sekolah dan
stakeholders pendidikan.
Hasil belajar siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran ditentukan oleh
beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Diantara faktor
terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa akan lebih meningkat karena
individual sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal dan