Anda di halaman 1dari 2

MENELADANI SIFAT TERPUJI

Abdurrahman bin Auf

1. BIOGRAFI

Satu riwayat kehidupan Abdurrahman bin Auf dilahirkan di Mekkah 10 tahun setelah tahun
gajah. Ketika sinar kenabian mulai memancar dia telah berusia 30 tahun. Ia lebih muda 10 tahun dari
Rasulullah SAW. Dan lebih tua tiga tahun dari Umar bin khattab. Ayahnya adalah Auf bin Abdu Auf
bin Abdu bin al Harizt az zuhri, yang merupakan salah seorang tokoh terkemuka di Bani Zuhrah.
Ibunya adalah Asy-Syifa binti Auf az-Zuhriyah.

Abdurrahman bin Auf adalah nama yang diberikan oleh Rasulullah. Nama aslinya adalah Abdu
Amr, karena dulu sebelum islam, orang Qurisy terbiasa untuk memberi nama anak-anak mereka
dengan penghambaan kepada selain Allah seperti Abdul Ka’bah (Hamba Ka’bah), Abdul Uzza, Abdul
Manap, Abdul Syams dan Abdul Amru.

Allah memuliakan Ibnu Auf dengan nikmat-Nya, dan memberinya keutamaan dengan
mengilhamkan kepada Rasulullah SAW. Untuk mengganti nama-nama yang jelek atau nama-nama
yang membawa makna penghambaan selain Allah. Ia pun menghapus nama jahiliyah tersebut dari
ingatan yang baru. Kemudian menghiasi dirinya dengan salah satu nama yang paling disukai oleh
Allah dan Rasulullah SAW pun memberinya nama nama baru yaitu Abdurrahman. Disamping
kemuliaan garis keturunan yang di anugerahkan Allah kepada Abdurrahman, ia juga dikaruniai
dengan ketampanan dan sosial yang berwibawa. Sehingga ciri fisik yang menonjol ini memberikan
nilai tambah kepada kebersihan jiwanya, dan memperlihatkan apa yang ada dalam hatinya.

Abdurrahman bin Auf telah masuk islam 2 hari detelah Abu Bakar masuk islam. Abdurrahman
bin Auf amat giat sekali untuk memperjuangkan dakwah dan menjadi teladan yang cemerlang. Hal
inilah yang menyebabkan Nabi memasukkannya dalam 10 orang yang diberi kabar gembira sebagai
ahli surga. Umar bin Khattab menganggkatnya menjadi anggota kelompok musyawarah yang
berjumlah 6 orang sebagai calon khalifah yang dipilih menjadi penggantinya. Aburrahman bin Auf
termasuk kelompok 8 orang yang mula-mula masuk islam. Ia juga tergolong 10 sahabat yang diberi
kabar gembira oleh Rasulillah masuk surga.

2. IKUT DALAM HIJRAH

Abdurrahman Bin Auf berhijrah ke Habasyah dalam rangka menjalankan roda dakwah Rasulullah.

Abdurrahman bin Auf juga ikut dalam hijrah ke Madinah dan membawa seluruh kekayaannya.

Abdurrahman bin Auf ikut dalam perang Uhud, dan Badar.

3. TELADAN Abdurrahman Bin Auf

 Bekerja Keras dan tidak mudah putus asa. Pada saat Abdurrahman Bin Auf berhijrah ke
Madinah, hartanya dirampas oleh kaum Qurraisy penguasa Mekkah. Ia dan Suhaib Ar Rumi
kehilangan seluruh harta kekayaannya.Namun Abdurrahman bin Auf memang pebisnis yang
handal. Dengan modal secukupnya ia berjualan keju dan minyak samin, bangkit dan menjadi
sahabat yang kaya.
 Dermawan. Abdurrahman bin Auf pernah menjual tanahnya seharga 40 ribu dinar,
kemudian membagi-bagikan uang tersebut kepada para fakir miskin bani Zuhrah, orang-
orang yang membutuhkan dan kepada Ummahatul Mukminin (para istri Nabi Muhammad
SAW). Abdurrahman bin Auf adalah sahabat yang dikenal sebagai seorang yang dermawan.
Seluruh usahanya hanya ditujukan untuk mencari rida Allah semata. Bermodal dan berniaga
barang yang halal dan menjauhkan diri dari barang yang haram, bahkan yang subhat
sekalipun. Keuntungan hasil usaha bukan untuk dinikmati sendiri, melainkan ditunaikan hak
Allah, sanak keluarga dan untuk perjuangan di jalan Allah. Sedekah telah menyuburkan harta
Abdurrahman bin Auf, sampai-sampai ada penduduk Madinah yang berkata : “Seluruh
penduduk Madinah berserikat dengan Abdurrahman bin Auf pada hartanya. Dari hartanya
1/3 untuk membayari hutang-hutang mereka, dan 1/3 sisanya dibagi-bagikan kepada
mereka”. Ketika jatah Aisyah r.a. disampaikan kepadanya, ia bertanya, “siapa yang
menghadiahkan tanah itu buatku?”, “Abdurrahman bin Auf” jawab si petugas. Aisyah
berkata, “Rasulullah pernah bersabda, ‘Tidak ada orang yang kasihan kepada kalian
sepeninggalku kecuali orang-orang yang sabar’.”
 Zuhud terhadap jabatan dan pangkat.
 Tolong-menolong Ia juga memberikan hadiah kepada Umul Mukminin (janda-janda Nabi
Muhammad).
 Keteladanan dalam menjalankan Dakwah Islam
Abdurrahman bin Auf pernah terlibat dalam perang Badar bersama Rasulullah saw.
Dan juga terlibat dalam perang Uhud, bahkan termasuk bertahan di sisi Rasulullah saw.
Suatu ketika Rasulullah saw. Berpidato menyemangati kaum muslimin untuk
berinfak di jalan Allah, Abdurrahman bin Auf menyumbang separuh hartanya yang senilai
2.000 dinar, saat itu beliau ‘belum kaya’ dan hartanya baru 4.000 dinar.
Atas sedekah itu beliau didoakan khusus oleh Rasulullah saw. Yang berbunyi
“Semoga Allah melimpahkan berkah-Nya kepadamu, terhadap harta hyang kamu berikan.
Dan semoga Allah memberkati juga harta yang kamu tinggalkan untuk keluarga kamu.” Doa
ini kemudian benar-benar terbukti dengan kesuksesan Abdurrahman bin Auf berikutnya.
Ketika Rasulillah saw. Membutuhkan dana untuk perang tabuk yang mahal dan sulit
karena medannya jauh, ditambah situasi Madinah yang lagi dilanda musim panas.
Abdurrahman bin Auf memeloporinya dengan menyumbang 200 gram emas sampai-sampai
Umar bin Khattab berbisik kepada Rasulullah saw. “sepertinya Abdurrahman berdosa sama
keluarganya karena tidak meninggali uang belanja sedikitpun untuk keluarganya.”
Mendengar ini, Rasulullah saw. Bertanya pada Abdurrahman bin Auf, ”apakah kamu
meninggalkan uang belanja umntuk istrimu?”, “Ya!” Jawab Abdurrahman, “Mereka saya
tinggali lebih banyak dan lebih baik dari yang saya sumbangkan”. “berapa?” Tanya
Rasulullah. “Sebanyakl rizki, kebaikan dan pahala yang dijanjikan Allah.” Jawabnya.

Anda mungkin juga menyukai