Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS INFORMASI KEUANGAN

Return On Invested Capital, Analisis Profitabilitas, dan Kasus

Oleh Kelompok 3:

KOMANG MEITRADI SETYAWAN 1306325005

KADEK HENDRA GUNAWAN 1306325006

I GUSTI BAGUS NGURAH PANJI PUTRA 1306325009

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk)


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013/2014
1. Pengertian Return on Invested Capital
Return on invested capital adalah sebuah ukuran tentang kinerja keuangan dan salah satu
alat prediksi kinerja keuangan yang telah dipakai beberapa analisis. Para analisis
mempercayai bahwa dengan melihat dari pendapatan ekonomi-arus kas atau return on
invested capital dikurangi biaya penggunaan dari capital tersebut akan menghasilkan
penilaian yang lebih dari sisi ekonomi dan nilai dari sebuah perusahaan daripada melihat dari
perkembangan pendapatan. Dikarenakan perkembangan pendapatan dapat dilihat dari
berbagai harga dan berbagai contoh-apakah itu investasi dari modal kerja, fixed asset atau
penerbitan untuk akuisisi bisnis lain.
Return on invested capital lebih kurang sama dengan Return On Equitiy tetapi lebih
berkembang. ROE hanya memakai penyebut dalam net asset perusahaan. Salah satu masalah
utama dengan penyebut ini adalah beberapa liabilitas yang diharuskan dalam GAAP
menurunkan jumlah pengurangan pada perhitungan ROE. Liabilitas tersebut seharusnya tidak
dihitung sebagai bagian dari pengurangan modal kerja untuk kepentingan pemegang saham.
Liabilitas tersebut seharusnya dihitung sebagai tambahan modal yang digunakan oleh para
pemegang saham. Oleh karena itu, apabila pemindahan sejumlah penyebut dari liabilitas ke
modal pemilik seperlunya meningkatkan penyebut dari perhitungan ROE dan oleh karena itu
juga menurunkan laba perusahaan terhadap modal.

2. Analisis Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan yang dicapai oleh perusahaan dalam satu periode
tertentu. Dasar penilaian profitabilitas adalah laporan keuangan yang terdiri dari laporan
neraca dan rugi-laba perusahaan. Berdasarkan kedua laporan keuangan tersebut akan dapat
ditentukan hasil analisis sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini digunakan untuk menilai
beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan.
Analisis profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan penjualan, assets, maupun modal sendiri.
Jadi hasil profitabilitas dapat dijadikan sebagai tolak ukur ataupun gambaran tentang
efektivitas kinerja manajemen ditinjau dari keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan
hasil penjualan dan investasi perusahaan. Laporan keuangan seperti neraca, laporan rugi-laba
dan cash flow dianalisis dengan menggunakan alat analisis yang sesuai dengan kebutuhan
analis. Alat analisis keuangan antara lain : analisis sumber dan penggunaan dana, analisis
perbandingan, analisis trend, analisis Lavarege, analisis break even, analisis rasio keuangan
dan lain-lain.
Rasio merupakan salah satu metode untuk menilai kondisi keuangan perusahaan
berdasarkan perhitungan-perhitungan rasio atas dasar analisis kuantitatif, yang menunjukkan
hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya dalam laporan rugi-laba dan neraca.
Di samping itu juga, dipergunakan rasio-rasio finansial perusahaan yang memungkinkan
untuk membandingkan rasio suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis atau
dengan rasio rata-rata industri.

3. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran
tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas
manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi
perusahaan. Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio
yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatka laba melalui semua
kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,
jumlah cabang dan sebagainya (Syafri, 2008:304).

4. Jenis-jenis Rasio Profitabilitas

Rasio yang termasuk rasio profitabilitas antara lain:


a. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok
atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara
efisien (Sawir, 2009:18). Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan
dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan,
karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan
dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang
baik operasi perusahaan (Syamsuddin, 2009:61). Gross profit margin dihitung dengan
formula: penjualan-harga pokok penjualan/penjualan

b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)


Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net
profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan. Net profit margin dihitung dengan
rumus: laba bersih setelah pajak/penjualan
c. Rentabilitas Ekonomi/ daya laba besar/ basic earning power
Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total asset.
Jadi rentabilitas ekonomi mengindikasikan seberapa besar kemampuan asset yang dimiliki
untuk menghasilkan tingkat pengembalian atau pendapatan atau dengan kata lain Rentabilitas
Ekonomi menunjukkan kemampuan total aset dalam menghasilkan laba. Rentabilitas
ekonomi mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumberdaya yang
menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan (Sawir, 2009:19). Rentabilitas Ekonomi
dihitung dengan rumus: EBIT/total aktiva Rentabilitas ekonomi dapat ditentukan dengan
mengalikan operating profit margin dengan asset turnover. Rendahnya Rentabilitas Ekonomi
tergantung dari (Sawir, 2009:19):
 Asset Turnover
 Operating Provit Margin
Operating profit margin merupakan perbandingan antara laba usaha dan
penjualan. Operating profit margin merupakan rasio yang menggambarkan apa yang biasanya
disebut pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan
(Syamsuddin, 2009:61). Operating profit disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa
jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan
mengabaikan kewajiban- kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap
pemerintah berupa pembayaran pajak. Apabila semakin tinggi operatig profit margin maka
akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan. Operating profit margin dihitung sebagai
berikut: EBIT/penjualan

d. Return on Investment
Return on investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan
total aktiva. Return on investment adalah merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah
keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:63). Semakin tinggi
rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on investmentmerupakan rasio yang
menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva
(Syafri, 2008:63). Return on Investment dihitung dengan rumus: EAT/total aktiva
Atau dapat juga dihitung dengan: ROI = Net profit margin x Assets turn over
e. Return on Equity
Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total
ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang
tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham
preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syafri, 2008:305).
Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola
modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang
telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir 2009:20).
ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha.
Return on equity dapat dihitung dengan formula: EAT/ekuitas

f. Earning per share (EPS)


Earning per share adalah rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan perlembar
saham dalam menghasilkan laba (Syafri, 2008:306). Earning per share merupakan rasio yang
menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa
(Syamsuddin, 2009:66). Oleh karena itu pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang
saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan earning per share. Earning per
share adalah suatu indikator keberhasilan perusahaan. Earning per share dihitung dengan
rumus: EAT-deviden saham preferen/jml saham biasa yang beredar
KASUS 9-3 Petersen Corporation
Beberapa data pedapatan dan laba (kontribusi) Petersen Corporation disajikan di bawah ini:
Lini Bisnis Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4
Pendapatan:
Produk manufaktur dan teknik:
$
Peralatan teknik $ 30.341 $ 29.807 $ 32.702 43.870

Peralatan lainnya 5.906 5.996 6.824 7.424


Komponen, perlengkapan,

dan jasa 29.801 29.878 33.623 44.223


Total produk manufaktur

dan teknik 66.048 65.681 73.149 95.517

Jasa teknik - - 12.261 36.758


Total kelompok sistem

lingkungan 66.048 65.681 85.410 132.275

Frye Copysistem 25.597 28.099 31.214 39.270

Sinclair & Valentine - 53.763 57.288 60.973

A.L Garber 16.615 15.223 20.445 24.808

Total kelompok grafik 42.212 97.085 108.947 125.051


$
Total pendapatan konsolidasi $ 108.260 $ 162.766 $ 194.357 257.326

Lini Bisnis Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4


Laba:
Produk manufaktur dan $
teknik $ 3.785 $ 3.943 $ 9.209 10.762

Jasa teknik - - 1.224 3.189

Operasi internasional 2.265 2.269 2.030 2.323


Total kelompok sistem

lingkungan 6.050 6.212 12.463 16.274

Frye Copysistem 1.459 2.011 2.799 3.597

Sinclair & Valentine - 3.723 4.628 5.142


A.L Garber (295) 926 1.304 1.457

Total kelompok grafik 1.164 6.660 8.731 10.196

Total laba divisi 7.214 12.872 21.194 26.470


Beban dan pajak yang tidak

dialokasikan (5.047) (8.146) (13.179) (16.449)


$
Total laba dari operasi berjalan $ 2.167 $ 4.726 $ 8.015 10.021

Diminta:
a. Gunakan laporan common-size untuk menganalisis (1) kontribusi pada total pendapatan
konsolidasi, (2) kontribusi pada total laba divisi, (3) rasio laba terhadap pendapatan untuk tiap
divisi.
b. Interpretasikan dan beri komentar atas hasil perhitungan Anda pada pertanyaan a.

PEMBAHASAN
(1) Analisis Common Size - kontribusi pada total pendapatan konsolidasi
Tahun Tahun Tahun
Lini Bisnis Tahun 1 2 3 4
Pendapatan:
Produk manufaktur dan teknik:
Peralatan teknik 28,0% 18,3% 16,8% 17,0%
Peralatan lainnya 5,5% 3,7% 3,5% 2,9%
Komponen, perlengkapan,
dan jasa 27,5% 18,4% 17,3% 17,2%
Total produk manufaktur
dan teknik 61,0% 40,4% 37,6% 37,1%
Jasa teknik 0,0% 0,0% 6,3% 14,3%
Total kelompok sistem
lingkungan 61,0% 40,4% 43,9% 51,4%
Frye Copysistem 23,6% 17,3% 16,1% 15,3%
Sinclair & Valentine 0,0% 33,0% 29,5% 23,7%
A.L Garber 15,3% 9,4% 10,5% 9,6%
Total kelompok grafik 39,0% 59,6% 56,1% 48,6%
Total pendapatan konsolidasi 100% 100% 100% 100%

(2) Analisis Common Size - kontribusi pada total laba divisi


Tahun Tahun Tahun
Lini Bisnis Tahun 1 2 3 4
Laba:
Produk manufaktur dan teknik 52,5% 30,6% 43,5% 40,7%
Jasa teknik 0,0% 0,0% 5,8% 12,0%
Operasi internasional 31,4% 17,6% 9,6% 8,8%
Total kelompok sistem
lingkungan 83,9% 48,3% 58,8% 61,5%
Frye Copysistem 20,2% 15,6% 13,2% 13,6%
Sinclair & Valentine 0,0% 28,9% 21,8% 19,4%
A.L Garber -4,1% 7,2% 6,2% 5,5%
Total kelompok grafik 16,1% 51,7% 41,2% 38,5%
100,0 100,0
Total laba divisi 100,0% 100,0% % %

(3) Rasio Laba terhadap Pendapatan


Tahun Tahun Tahun
Lini Bisnis Tahun 1 2 3 4
Produk manufaktur dan teknik 5,7% 6% 12,59% 11,27%
Jasa teknik 0% 0% 9,98% 8,68%
Total Kelompok Sistem 14,59 12,30
9,16% 9,46%
Lingkungan % %
Frye Copysistem 5,70% 7,16% 8,97% 9,16%
Sinclair & Valentine 0% 6,92% 8,08% 8,43%
A.L Garber -1,78% 6,08% 6,38% 5,87%
Total Kelompok Grafik 2,76% 6,86% 8,01% 8,15%

Anda mungkin juga menyukai