Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan
1 URAIAN UMUM
1.1 Bahan
1.1.1 Penggunaan Bahan Baru / Bekas
Kecuali diterapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan harus merupakan
bahan yang baru, penggunaan bahan bekas hanya bisa diperkenankan dengan izin tertulis dari
Konsultan Perencana dan Pengawas Lapangan atas persetujuan Pemberi Tugas.
Jumlah contoh
Untuk bahan/produk atas mana tidak dapat diberikan sesuatu sertifikat pengujian harus diserahkan
sejumlah bahan/produk sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam standar produsen
pengujian, untuk dijadikan benda uji guna diserahkan pada badan/Lembaga penguji yang ditunjuk
oleh Pengawas Lapangan dan Pemberi Tugas.
Untuk bahan/produk atas mana dapat ditunjukan sertifikat pengujian yang dapat disetujui/diterima
oleh Konsultan perencana, Pemberi Tugas dan Pengawas Lapangan , harus diserahkan 2 (dua ) buah
contoh, yang masing-masing disertai dengan salinan sertifikat pengujian yang bersangkutan.
Dari contoh yang diserahkan kepada Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Pengawas Lapangan
atas contoh yang telah memperoleh persetujuan maka harus dibuat suatu keterangan tertulis
mengenai persetujuannya, disamping itu harus dipasangkan tanda pengenal persetujuannya pada 2
(dua ) buah contoh, yang semuanya akan dipegang oleh Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas.
Bila dikehendaki Pemborong/Supplier dapat memintakan sejumlah set tambahan dari contoh
berikut tanda pengenal persetujuan dan surat keterangan persetujuan untuk kepentingan
dokumentasinya sendiri. Dalam hal yang demikian, jumlah contoh yang harus diserahkan kepada
Konsultan Perencana, Pengawas Lapangan dan Pemberi Tugas harus ditambah seperlunya sesuai
dengan kebutuhan tambahan tersebut.
Adalah tanggung jawab dari Pemborong/Supplier untuk mengajukan contoh pada waktunya,
sedemikian sehingga pemberian persetujuan atas contoh tersebut tidak akan menyebabkan
keterlambatan jadwal pengadaan bahan.
Untuk bahan/produk yang persyaratannya tidak dikaitkan dengan kesetaraan pada sesuatu merek
dagang tertentu, keputusan atas contoh akan diberikan oleh Konsultan Perencana dalam waktu
tidak lebih 10 (sepuluh) hari kerja. Dalam hal dimana persetujuan tersebut akan melibatkan
keputusan tambahan diluar persyaratan teknis (seperti penentuan model, warna, dll), maka
keseluruhan keputusan akan diberikan dalam waktu tidak lebih dari 21 (dua puluh satu) hari kerja.
Untuk bahan/produk yang bersifat pengganti (subtitusi), keputusan persetujuan akan diberikan oleh
Konsultan Perencana, Pengawas Lapangan dan Pemberi Tugas dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak
diterimanya dengan lengkap seluruh bahan-bahan pertimbangan.
Untuk bahan/produk yang bersifat peralatan/perlengkapan ataupun produk lain yang karena
sifat/jumlah/harga pengadaan tidak memungkinkan untuk diberikan contoh dalam bentuk
bahan/produk jadi, permintaan persetujuan bisa diajukan berdasarkan brosur dari produk tersebut,
yang mana harus dilengkapi dengan:
Pemborong yang akan memakai bahan/produk bertanggung jawab bahwa selama dalam
penyimpanan, bahan/produk tersebut tetap berada dalam kondisi layak untuk dipakai dalam
pekerjaan, Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas berhak untuk memerintahkan agar:
Bahan /produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali menjadi layak untuk dipakai atau dalam
hal dimana perbaikan tidak lagi memungkinkan, supaya bahan/produk tersebut segera dikeluarkan
dari lapangan untuk diganti dengan memenuhi persyaratan dalam waktu 7 (tujuh) hari sudah
termasuk koordinasi dengan dan persetujuan pihak Pemberi Tugas.
Untuk bahan/produk yang mempunyai umur pemakaian yang tertentu, penyimpanan harus
dikelompokan menurut umur pemakaian tersebut, yang mana harus dinyatakan dengan tanda
pengenal dengan ketentuan sebagai berikut:
Terbuat dari kaleng atau kertas yang tidak akan rusak selama penggunaan ini
Berukuran minimal 40 cm x 60 cm
Huruf berukuran minimal terbaca dari jauh
1.2 Pelaksanaan
1.2.1 Rencana Pelaksanaan
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Penyedia jasa, dalam hal ini Pemborong harus
menyiapkan rencana pelaksanaan pekerjaan kepada pihak Pemberi Tugas. Hal ini dilakukan untuk
memberikan gambaran yang akan terjadi selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, sekaligus
menjadi acuan pelaksanaan pekerjaan.
1. Jadwal Pelaksanaan:
Jadwal pelaksanaan rinci (Network Planning & Barchart)
Jadwal pengadaan bahan
Jadwal ketenagaan
Jadwal peralatan
2. Metode pelaksanaan yang terperinci
3. Tabel sub paket dan milestone (kalau ada), Tabel atau daftar per item.
Kontraktor wajib membuat Laporan Harian, Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan yang
memberikan gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan dilapangan secara jelas, meliputi:
1. Kegiatan fisik
2. Catatan dan Perintah Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan Pengawas Lapangan yang
disampaikan baik secara lisan maupun tertulis.
3. Laporan pengetesan dan pengecekan pekerjaan mengenai hal-hal sebagai berikut:
Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian tegangan)
Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi
Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain
4. Hal-hal yang menyangkut masalah:
Material (masuk/ditolak)
Jumlah tenaga kerja
Kedaan cuaca
Pekerjaan tambah/kurang
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan, dimana laporan tersebut berisi ikhtisar dan
catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu depan. Laporan ini harus
ditanda tangani oleh manager Proyek dan diserahkan pada Pemberi Tugas dan Pengawas Lapangan
untuk diketahui / disetujui.
1.2.4 Dokumentasi
Untuk mendukung kelengkapan data administrasi teknik dan sebagai bukti yang meyakinkan di
kemudian hari, maka penyedia jasa harus menyediakan foto dokumentasipelaksanaan pekerjaan
dengan menggunakan camera digital.
Cara Pelaksanaan
1. Foto dokumentasi dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan masih pada posisi 0%, mencapai
bobot 50% dan 100% untuk satu titik atau lokasi pengambilan foto yang sama.
Foto 0% diambil pada saat pekerjaan belum dimulai untuk mengetahui kondisi sebenarnya
dari lokasi yang akan dikeerjakan oleh penyedia jasa.
Foto 50% diambil pada saat pekerjaan sedang berlangsung untuk melihat kondisi lapangan
pada kondisi 50%.
Foto 100% diambil pada saat pekerjaan sudah terlaksana secara tuntas untuk melihat
kondisi akhir pekerjaan.
2. Sebelum pengambilan foto-foto, maka dibuat rencana/denah yang menunjukkan lokasi, posisi
dari kamera dan arah bidikan yang kemudian diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
3. Foto dokumentasi tersebut di atas dicetak dengan ukuran 3R yang ditempel pada album foto
dan diberi catatan sebagai berikut :
Nama Kontrak
Nama Bangunan
Tahap/Progress Pekerjaan 0%, 50% atau 100%
Penyedia Jasa menyerahkan foto dokumentasi tersebut sebanyak 3 (tiga) rangkap bersama 1
(satu) negatifnya kepada direksi.
Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi pengambilan harus dari arah yang sama
yang sudah ditentukan sebelumnya.
Metode konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi yang mengikuti
prosedur dan telah dirancang sesuai dengan pengetahuan maupun standar yang telah diujicobakan.
Dalam setiap pelaksanaan konstruksi dibutuhkan inovasi teknologi, agar berbagai kegiatan
pembangunan dapat berjalan secara efisien dan efektif, serta diperoleh produk konstruksi yang lebih
berkualitas. Hal tersebut bertujuan agar anggaran kebutuhan baik material, waktu dan tenaga dapat
terkontrol tidak melebihi apa yang telah direncanakan.
Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan memenuhi peryaratan teknis dalam persyaratan
Normanisasi Indonesia (NI), Standart Indonesia Indonesia (SII) dan Peraturan–peraturan nasional
maupun peraturan setempat lainnya yang berlaku atas jenis–jenis yang bersangkutan antara lain:
NI – 2 (1971) PBBI
Untuk pekerjaan yang belum termasuk dalam standar – standar diatas maka diberlakukan standar –
standar nasional ataupun internasional. Yang berlaku atas pekerjaan – pekerjaan tersebut atau
setidak tidaknya berlaku standar – standar persyaratan teknis dari Negara asal bahan/ perkerjan
tersebut.
Proyek Penataan Interior Ruang Rapat Fraksi Gedung DPRD Provinsi Jawa Baratini merupakan
pekerjaan yang terbagi menjadi:
a. Pekerjaan Persiapan
- Perbaikan dinding
- Pekerjaan kusen, daun pintu, dan aksesoris
- Pemasangan wallpaper pada ruangan;
- Pekerjaan backdrop dinding dan ornament hias, beserta finishingnya;
- Pekerjaan interior dan lemari buit-in beserta aksessoris nya;
Agar proyek ini dapat berjalan lancar, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan,
maka adanya koordinasi, pelaksanaan dan metode yang tepat merupakan hal yang sangat
diperlukan untuk pelaksanaan proyek ini.
3 METODE PELAKSANAAN
3.1.4 Pembongkaran
a. Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat guna dan aman. Pengawasan
agar dilakukan tehadap timbulnya debu, suara dan getaran yang mempengaruhi lingkungan
sekitar/sekelilingnya.
b. Agar diusahakan alat-alat atau cara-cara pengamanan, baik untuk bangunan yang tidak
dibongkar atau kesiapan-kesiapan pekerjaannya
c. Segala kerusakan yang terkadi menjadi Tnggung jawab pelaksana pembongkaran/kontaktor.
d. Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan (proyek).
e. Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh (seperti lampu, dll) dan dapat digunakan
kembali, disimpan dan diserahkan kepada Pemberi Tugas dengan diketahui oleh Konsultan
Pengawas/MK dengan disertai daftra/list item barangbarang tersebut.
3.1.7 Marking
Sebelum dimulainya pelaksanaan konstruksi di lokasi proyek, untuk menyamakan persepsi ukuran-
ukuran yang akan dilaksanakan antara gambar perencanaan dengan ukuran sebenarnya di lokasi,
perlu dilakukan marking oleh kontraktor untuk penentuan ukuran-ukuran yang akan dilaksanakan
atas dasar kondisi sebenarnya di lokasi proyek. Hasil marking tersebut harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas/MK dan Perencana.
rangka sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.
e. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti
retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
f. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi
Tugas.
g. Accessories daun pintu/jendela lihat di pasal pekerjaan Hardware.
m. Penutup rangka panel pintu menggunakan plywood dengan ketebalan yang diijinkan (6+3mm)
pemasangan menggunakan lem khusus serta bahan pembantu paku yang ditumpulkan
ujungnya, kemudian ditutup dengan dempul. Bahan penutup plywood yang sudah dinyatakan
kerataannya baru dilapis cat sesuai spesifikasi dan setelah disetujui Konsultan Pengawas/MK.
2. Hasil pemasangan kaca harus dalam alur rangkanya rapat, kuat / tidak goyang dan dijamin
kerapihannya.
3. Pertemuan atau sambungan setiap unit kaca, memakai silicone sealant dengan warna
ditentukan kemudian. Atau warna tsb. Diajukan terlebih dulu ke Konsultan Pengawas/MK,
Perencana dan Pemberi Tugas.
4. Hasil pemasangan kaca (khususnya kaca bening/clear) yang sudah selesai dan sudah diterima
oleh Konsultan Pengawas/MK diberi tanda agar tidak tertabrak oleh pekerja atau orang lain
j. Sambungan plafond gypsum board diberi compound dengan sebelumnya diberi paper tape
khusus gypsum. Setelah compound kering, diamplas sampai rata dan garis sambungan setiap
unit gypsum board hilang.
k. Setelah plafond gypsum board terpasang, bidang permukaan langit-langit harus rata, lurus,
waterpas dan antara unit-unit gypsum board tidak terlihat.bergelombang dan sambungan
l. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole / access panel ukuran 60x60 cm di langit-
langit yang bisa dibuka, diberi engsel tanpa merusak gypsum board disekelilingnya, untuk
keperluan pemeriksaan / pemeliharaan M & E.
m. Pelaksanaan pekerjaan penyetelan level plafond ceiling acoustic harus dilakukan secara hati-
hati terhadap semua komponen yang terdapat di bagian dalam atau dibalik plafond acoustic,
yaitu semua komponen instalasi Mekanikal & Elektrikal existing dan yang baru.
Penggunaan :
1. Untuk Interior (Permukaan dinding, kolom-kolom, atau sesuai petunjuk pada gambar kerja).
2. Untuk Plafond dan plester/aci halus (skim coat) yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
3. Untuk pengecatan kembali acoustic ceiling exisiting.
spesifikasi.
3. Pengajuan Alternatif : Apabila karena suatu hal, Pelaksana akan mengganti jenis bahan /
material atau sumber yang telah dispesifikasikan, pengajuan alternative tersebut harus
memenuhi persyaratan yang ada dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/MK dan
Perencana.
3. Bahan Pelapis
- Persyaratan:Tekstur bahan pelapis harus konsisten, polanya rapi dan teratur dan tidak
bercacat. Kondisinya harus kuat, tidak menyusut. Mempunyai warna yang awet, tidak
luntur / “colorfast” dan mempunyai daya tahan terhadap sinar matahari / “UV resistant.
- Tahan api: Harus mempunyai daya tahan terhadap api dan memenuhi standard
keselamatan.
- Anti noda: Bahan pelapis tersebut harus sudah diberi lapisan anti noda yang sesuai dan
memenuhi standard.
4. Mock Up
- Penyerahan:Bila jenis furniture yang dibuat berjumlah 10 (sepuluh) buah / unit atau
lebih, maka dalam pelaksanaannya diwajibkan untuk membuat 1 (satu) contoh / mock
up.
- Penilaian: Mock up tersebut dinilai dan diuji oleh Perencana dan Konsultan
Pengawas/MK. Hasil penilaian mengikat di dalam proses pengerjaan selanjutnya.
- Revisi: Bila diperlukan, maka revisi yang menyangkut pekerjaan konstruksi, metode
pelaksanaan atau ukuran-ukuran masih dapat dilakukan oleh Pelaksana, dengan
mempertimbangkan penilaian dan pengarahan dari Perencana dan Konsultan
Pengawas/MK.