Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi penulis dipanjatkan hanya kepada Allah Swt. Yang telah
melimpahkan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini
berjudul “Analisis Kasus ”Teguran Kapolri Tito tentang Atribut Natal” yang dikaitkan
dengan studi Komunikasi”

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas akhir semester


ganjil pada Program Studi Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. DR.
Hamka.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Baik dari
segi bahasa yang digunakan maupun dari teknik penyajiannya. Oleh karena itu, dengan
segala kekurangan dan kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca sekalian demi perbaikan makalah ini kedepannya.

Ucapan terimakasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen mata kuliah
Komunikasi Gizi yaitu Lintang Purwara Dewanti

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat, Khususnya bagi penulis dan
pembaca. Dalam rangka menambah wawasan, pengetahuan dan pemikiran kita.

Jakarta, 6 Januari 2016

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Dalam
kehidupan seari-hari seseorang tidak bisa terlepas dari komunikasi. Komunikasi
adalah pertukaran informasi antara dua individu atau lebih yang bertujuan untuk
memberi dan menerima informasi. Komunikasi dapat mengakibatkan konflik antara
individu maupun kelompok yang bersangkutan
Selama proses komunikasi, komunikator memiliki peranan yang sangat penting
dalam menyampaikan pesan dengan baik sehingga pesan tersebut diterima oleh
komunikan, menghasilkan umpan balik, dan memiliki efek persuasive. Artinya,
dalam komunikasi yang efektif dibutuhkan komunikator yang kompeten. Misalnya,
pada saat ada seseorang yang mengajarkan anak membaca, oranng lain pun akan
berasumsi bahwa orang tersebut adalah guru. Demikian pula, anak-anak yang diajari
membaca menganggap orang tersebut adalah guru karena telah mengajari mereka
membaca.
Agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat merujuk pada konflik, penting
kiranya kita mempelajari contoh kasus dalam komunikasi antar pribadi berserta
aspek-aspek komunikasi. Tujuannya adalah agar terwujudnya komunikasi efektif.
Maka dari itu penulis akan membahas satu kasus dengan mengupas berbagai aspek-
aspek komunikasi serta masalah komunikasi yang teradapat pada kasus tersebut.

B. Masalah
1. Bagaimana kasus mengenai “Teguran Kapolri Tito tentang Atribut Natal” ?
2. Apa saja aspek-aspek komunikasi yang terdapat dalam kasus “Teguran Kapolri
Tito tentang Atribut Natal” ?
3. Bagaimana masalah komunikasi yang terdapat dalam kasus “Teguran Kapolri
Tito tentang Atribut Natal” ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pristiwa mengenai “Teguran Kapolri Tito tentang Atribut
Natal”
2. Untuk mengetahui aspek-aspek komunikasi yang terdapat dalam kasus
“Teguran Kapolri Tito tentang Atribut Natal”
3. Untuk mengetahui masalah komunikasi yang terdapat dalam kasus “Teguran
Kapolri Tito tentang Atribut Natal”

D. Manfaat
1. Bagi penulis
Sebagai penambah pengetahuan dan konsep keilmuan mengenai aspek-aspek
komunikasi mengenai kasus yang bersangkutan
2. Bagi pembaca
Sebagai media informasi tentanng konsep komunikasi antarpribadi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peristiwa

B. Aspek-aspek komunikasi
 Dilihat dari model komunikasi: model komunikasi yang digunakan adalah
model komunikasi Laswell (1984)

Unsur- unsur nya terdiri atas:

1. Who (siapa/sumber/komunikator)
Diartikan sebagai pelaku utama atau seseorang/sekelompok orang
yang sengaja berkomunikasi membawa pesan yang berinisiatif untuk
berkomunikasi. Pihak tersebut bisa seorang individu, kelompok,
organisasi, maupun suatu Negara sebagai komunikator.
Dalam contoh kasus mengenai “Teguran Kapolri Tito tentang Atribut
Natal” pelaku utama sebagai komunikator disini adalah Kapolri
Jenderal Tito Karnavian. Yang memiliki kebutuhan berkomunikasi.

2. Says what (pesan)


Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima
(komunikan) dari sumber (komunikator) atau isi informasi. Merupakan
seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan, nilai,
gagasan/maksud sumber tadi.
Dalam contoh kasus ini, pesan yang akan disampaikan Kapolri
Jenderal Tito Karnavian (komunikator) berupa komunikasi verbal yang
menggunakan komunikasi verbal non-vokal yaitu bahasa yang
digunakan dalam bentuk tulisan, dimana Kapolri Jenderal Tito
Karnavian menggunakan surat dalam menyampaikan pesannya.
Pesan Kapolri Jenderal Tito Karnavian berisi mengenai teguran keras
tentang edaran surat yang mereferensikan pada Fatwa MUI yang
berkaitan dengan peraturan perusahaan agar tidak memaksakan
pegawainya menggunakan atribut Santa Claus. Ia menegaskan bahwa
“Fatwa MUI bukan rujukan hukum positif, (tapi) itu sifatnya koordinasi,
bukan rujukan kemudian ditegakkan,” serta Ia juga menghimbau agar
komandan polisi dua daerah itu mencabut surat edaran yang
dikeluarkan.

3. In which channel (saluran/media)


Saluran/media adalah suatu alat untuk menyampaikan pesan dari
komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara
langsung (tatap muka) maupun tidak langsung (melalu media
cetak/elektronik).
Media yang digunakan dalam kasus ini berdasarkan jangkauan
penyebaran informasi yaitu media komunikasi internal berupa surat.

4. To whom (siapa/penerima/komunikan)
Sesorang yang menerima pesan bisa berupa suatu kelompok,
individu, organisasi atau suatu Negara yang menerima pesan dari
sumber. Hal tersebut dapat disebut tujuan (destination), pendengar
(listener), khalayak (audience), komunikan, penafsir, penyandi balik
(decoder).
Yang mendapatkan pesan dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian
berupa teguran tersebut yaitu Kapolres Metro Bekasi (komunikan) dan
Polres Kulon Progo, Yogyakarta (komunikan) yang telah mengeluarkan
surat edaran tersebut.

5. With what effect (dampak/efek)


Dampak atau efek yang terjadi pada komunikan (penerima) seteleh
menerima pesan dari sumber seperti perubahan sikap dan bertambahnya
pengetahuan.
Efek yang terjadi yaitu Umar Surya Fana (Kapolres Metro Bekasi)
akan meralat surat edaran tersebut dengan menambahkan poin
pelarangan sweeping oleh ormas menjelang Natal demi menjaga
ketertiban hari raya Natal, serta pihaknya akan menerbitkan surat
himbauan ralat dan perbaikan atas surat edaran tersebut.
Selain effect, juga ada namanya Feedback yaitu anggapan yang
diberikan oleh seorang komunikan (penerima pesan) ketika seorang
komunikator (pemberi pesan) sedang menyampaikan pesannya.
Feedback yang diberikan dalam kasus ini, komunikan (Umar Surya
Fana) memberikan tanggapan positif dan memahami isi pesan yang
diberikan komunikator (Kapolri Jenderal Tito Karnavian) mengenai
himbauan mencabut surat edaran tersebut, hal itu dilihat dari effect yang
diberikan Umar dengan mengklarifikasi edaran tersebut dan
meralatnya.

 Dilihat dari jenis komunikasi: termasuk komunikasi Antarpribadi


Menurut Reardon (1987), komunikasi antar pribadi merupakan interaksi
tatap muka dua orang atau beberapa dan memungkinkan adanya umpan balik
segera. Namun, dengan perkembanngannya zaman komunikasi Antarpribadi ini
juga bisa berlangsung degan menggunakan alat bantu atau media antara lain:
telepon, surat, telegram, dan sebagainya. Contohnya dalam kasus ini,
komunikasi yang dilakukan melalui sebuah media berupa surat.
Dalam kasus ini, dikatakan komunikasi antar pribadi karena melibatkan
tiga orang yaitu Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Umar Surya Fana (Kapolres
Metro Bekasi) dan Polres Kulon Progo, Yogyakarta.

 Dilihat berdasarkan jenis dan model komunikasi


Jenis komunikasi:
o Cara penyampaian : Tulisan/tertulis
o Kelangsungan: Media
o Perilaku :Formal
o Peranan Individu: Interpersonal
o Aliran informasi: Verbal
o Ruang Lingkup: Internal-Vertikal

Model Komunikasi: Interaksional

 Jenis Saluran Komunikasi Organisasi: Formal-Internal


Komunikasi formal adalah suatu proses komunikasi yang bersifat resmi
dan biasanya dilakukan di dalam lembaga formal melalui garis perintah atau
sifatnya instruktif, berdasarkan struktur organisasi oleh pelaku yang
berkomunikasi sebagai petugas organisasi dengan status masing - masing yang
tujuannya menyampaikan pesan yang terkait dengan kepentingan dinas . Suatu
komunikasi juga dapat dikatakan formal ketika komunikasi antara dua orang
atau lebih yang ada pada suatu organisasi dilakukan berdasarkan prinsip -
prinsip dan struktur organisasi. Sementara, Komunikasi Internal adalah semua
saluran penyampaian dan penerimaan informasi dikalangan publik internal dan
biasanya bersifat komersil.
Kasus ini termasuk komunikasi formal-internal karena pesan yang
disampaikan berupa surat resmi beraitan dengan kepentingan dinas yang
memiliki standar kebijakan dan prosedur kerja dan pelaku komunikasi (Kapolri
dan Kapolres) sebagai suatu organisasi yang memiliki status masing-masing,
dimana Kapolri Jenderal Tito Karnavian memiliki jabatan lebih tinggi
dibandingkan dengan Kapolres Metro Bekasi dan Polres Kulon Progo,
Yogyakarta. Jadi, juga termasuk kedalam ruang lingkup internal-vertikal
dimana komunikasi yang berlangsung berada di ruang lingkup yang sama yaitu
di lingkup kepolisian antara atasan (Kapolri Jenderal Tito Karnavian) dan
bawahan (Kapolres Metro Bekasi dan Polres Kulon Progo, Yogyakarta).

C. Masalah Komunikasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran
Dengan mempelajari atau memahami tentang aspek-aspek komunikasi
antarpribadi ini, dapat mengantarkan manusia dalam kehandalan
berkomunikasi. Sehingga kesalahan-kesalahan dalam berkomunikasi dapat
diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA

Laksana, Muhibudin Wijaya. 2015. Psikologi Komunikasi.Bandung: CV

PUSTAKA SETIA.

http://www.cnnindonesia.com/nasional/20161219120304-12-180659/kapolri-

tegur-keras-kapolres-metro-bekasi-soal-atribut-natal/

http://www.infodetik.com/2016/12/aneh-kapolri-justru-tegur-kapolres.html

http://www.suratkabar.id/26405/news/gara-gara-atribut-natal-kapolri-beri-

teguran-keras-ke-polres-metro-bekasi

https://nasriaika1125.wordpress.com/2014/03/30/model-komunikasi-lasswell/

Anda mungkin juga menyukai