Laporan Penanganan Pasien Sesak
Laporan Penanganan Pasien Sesak
NIM : 2017730057
AIRWAY
Menilai jalan nafas dan pernafasan:
Berhasilnya resusitasi tergantung dari cepatnya pembukaan jalan nafas. Bila penderita sadar
dapat berbicara dengan kalimat panjang: Airway baik, Breathing baik. Bila penderita tidak
sadar bisa menjadi lebih sulit. Lakukan penilaian Airway-Breathing dengan cara: Lihat-
Dengar-Raba.
- Obstruksi parsial
Disebabkan beberapa hal, biasanya penderita masih dapat bernafas sehingga timbul
beraneka ragam suara, tergantung penyebabnya (semuanya saat menarik nafas, inspirasi)
- Cairan (darah, sekret, aspirasi lambung dsb), bunti kumur-kumur.
- Lidah yang jatuh kebelakang
- Penyempitan di laring atau trakhea-stridor
Pengelolaan Jalan nafas:
o Penghisapan (suction) – bila ada cairan
o Menjaga jalan nafas secara manual. Bila penderita tidak sadar maka lidah dapat
dihindarkan jatuh kebelakang dengan memakai:
- Angkat kepala-dagu (Head tilt-chin manouvre), prosedur ini tidak boleh dipakai
bila ada kemungkinan patah tulang leher.
- Angkat rahang (jaw thrust)
o Jaw-thrust maneuver
Jaw-thrust maneuver merupakan teknik membuka jalan napas yang paling
aman jika diperkirakan terdapat cedera servikal. Teknik ini memungkinkan servikal
tetap pada posisi netral selama resusitasi. Penolong berada diatas kepala penderita,
letakan kedua tangan disamping pipi penderita, pegang rahang pada sudutnya,
kemudian angkat mandibula ke arah depan. Siku penolong dapat diletakan diatas
permukaan dimana penderita berbaring. Teknik ini akan mengangkat rahang dan
membuka jalan nafas dengan gerakan minimal kepala.
o Finger sweep
Teknik ini hanya digunakan pada pasien yang tidak sadar. Pegang dan angkat
mandibula berikut lidah dengan ibu jari dan jari lainnya (satu tangan). Tindakan ini
mungkin menyingkirkan sebagian penyumbat dengan mengangkat lidah menjauh dari
belakang kerongkongan. Kemudian penolong memasukan jari telunjuk tangan yang
satunya ke belakang kerongkongan dan gunakan teknik mengait untuk menarik benda
asing ke mulut. Hati-hati jangan sampai mendorong benda tersebut masuk lebih dalam.
o Heimlich maneuver
Heimlich maneuver adalah membuat batuk buatan dengan cara meninggikan
diafragma dan mendorong udara dari paru-paru. Tindakan ini mungkin dilakukan
berkali-kali dan digunakan untuk mengeluarkan benda asing. Heimlich maneuver
dapat dilakukan dengan penderita berdiri, duduk (standing or sitting Heimlich
maneuver) ataupun berbaring (prone Heimlich maneuver).
Bila Airway sudah baik, belum tentu pernafasan akan baik sehingga perlu selalu
dilakukan pemeriksaan apakah ada pernafasan penderita sudah adekuat atau belum. Pada saat
memeriksa gunakan teknik (LFH= Look, Feel, and Hear)
- Gerakan dada waktu membesar dan mengecil (look)
- Merasakan tahanan waktu meniup dan isi paru korban waktu mengembang (FEEL)
- Dengan suara dan rasakan udara yang keluar waktu ekspirasi. (HEAR)
CIRCULATION
1. Umum
a. Frekuensi denyut jantung
Frenkuensi denyut jantung pada orang dewasa adalah 60-80/menit.
b. Penentuan denyut nadi
Pada orang dewasa dan anak-anak denyut nadi diraba pada a.radialis (lengan bawah,
dibelakang ibu jari) atau a.karotis, yakni sisi samping dari jakun.
2. Henti jantung
Gejala henti jantung adalah gejala syok yang sangat berat. Penderita mungkin
masih akan berusaha menarik nafas satu atau dua kali. Setelah itu akan berhenti nafas.
Pada perabaan nadi tidak ditemukan a.karotis yang berdenyut.
Bila ditemukan henti jantung maka harus dilakukan masase jantung luar yang merupakan
bagian dari resusitasi jantung paru (RJP, CPR). RJP hanya menghasilkan 25-30% dari
curah jantung (cardiac output) sehingga oksigen tambahan mutlak diperlukan.
Referensi:
1. Otto C.W. 1994. Cardiopulmonary Resuscitation, in Critical Care Practice, The
American Society of Critical Care Anesthesiologists.
2. Fokus utama Fokus Utama Pembaruan Pedoman American Heart Association 2015
untuk CPR dan ECC