Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ihsan Alwi

NIM : 2017730057

Penanganan awal pada pasien Sesak

Yang harus dilakukan pada Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah :


a. Airway (jalan nafas)
b. Breathing (pernafasan)
c. Circulation (jantung dan pembuluh darah)

AIRWAY
Menilai jalan nafas dan pernafasan:
Berhasilnya resusitasi tergantung dari cepatnya pembukaan jalan nafas. Bila penderita sadar
dapat berbicara dengan kalimat panjang: Airway baik, Breathing baik. Bila penderita tidak
sadar bisa menjadi lebih sulit. Lakukan penilaian Airway-Breathing dengan cara: Lihat-
Dengar-Raba.

Obstruksi jalan nafas


Merupakan pembunuh tercepat, lebih cepat dibandingkan gangguan breathing dan
circulation.lagipula perbaikan breathing tidak mungkin dilakukan bila tidak ada Airway yang
baik.
- Obstruksi total
Pada obstruksi total mungkin penderita ditemukan masih sadar atau dalam keadaan tidak
sadar. Pada obstruksi total yang akut, biasanya disebabkan tertelannya benda asing yang
lalu menyangkut dan menyumbat di pangkal laring, bila obstruksi total timbul perlahan
(insidious) maka akan berawal dari obstruksi parsial menjadi total.
Bila penderita masih sadar:
Penderita akan memegang leher, dalam keadaan sangat gelisah. Kebiruan (sianosis)
mungkin ditemukan, dan mungkin ada kesan masih bernafas (walaupun tidak ada udara
keluar-masuk/ventilasi). Dalam keadaan ini harus dilakukan perasat Heimlich (abdominal
thrust). Kontra-indikasi Heimlich manouvre atau kehamilan tua dan bayi.

- Obstruksi parsial
Disebabkan beberapa hal, biasanya penderita masih dapat bernafas sehingga timbul
beraneka ragam suara, tergantung penyebabnya (semuanya saat menarik nafas, inspirasi)
- Cairan (darah, sekret, aspirasi lambung dsb), bunti kumur-kumur.
- Lidah yang jatuh kebelakang
- Penyempitan di laring atau trakhea-stridor
Pengelolaan Jalan nafas:
o Penghisapan (suction) – bila ada cairan

o Menjaga jalan nafas secara manual. Bila penderita tidak sadar maka lidah dapat
dihindarkan jatuh kebelakang dengan memakai:
- Angkat kepala-dagu (Head tilt-chin manouvre), prosedur ini tidak boleh dipakai
bila ada kemungkinan patah tulang leher.
- Angkat rahang (jaw thrust)

o Head tilt-chin lift maneuver


Tekniknya dengan meletakan salah satu tangan dibawah leher penderita dan
tangan yang lainnya pada dahi, kemudian lakukan ekstensi. Head tilt akan
memposisikan kepala pasien pada “posisi sniffing” dengan lubang hidung menghadap
ke atas. Kemudian pindahkan tangan yang menyangga leher, letakan dib bawah
simfisis mandibula, sehingga tidak menekan jaringan lunak dari submental triangel
dan pangkal lidah. Mandibula kemudian didorong ke depan dan ke atas hingga gigi
atas dan bawah bertemu. Ini disebut dengan chin lift, yang akan menyokong rahang
dan membantu memiringkan kepala belakang.

o Jaw-thrust maneuver
Jaw-thrust maneuver merupakan teknik membuka jalan napas yang paling
aman jika diperkirakan terdapat cedera servikal. Teknik ini memungkinkan servikal
tetap pada posisi netral selama resusitasi. Penolong berada diatas kepala penderita,
letakan kedua tangan disamping pipi penderita, pegang rahang pada sudutnya,
kemudian angkat mandibula ke arah depan. Siku penolong dapat diletakan diatas
permukaan dimana penderita berbaring. Teknik ini akan mengangkat rahang dan
membuka jalan nafas dengan gerakan minimal kepala.

o Finger sweep
Teknik ini hanya digunakan pada pasien yang tidak sadar. Pegang dan angkat
mandibula berikut lidah dengan ibu jari dan jari lainnya (satu tangan). Tindakan ini
mungkin menyingkirkan sebagian penyumbat dengan mengangkat lidah menjauh dari
belakang kerongkongan. Kemudian penolong memasukan jari telunjuk tangan yang
satunya ke belakang kerongkongan dan gunakan teknik mengait untuk menarik benda
asing ke mulut. Hati-hati jangan sampai mendorong benda tersebut masuk lebih dalam.
o Heimlich maneuver
Heimlich maneuver adalah membuat batuk buatan dengan cara meninggikan
diafragma dan mendorong udara dari paru-paru. Tindakan ini mungkin dilakukan
berkali-kali dan digunakan untuk mengeluarkan benda asing. Heimlich maneuver
dapat dilakukan dengan penderita berdiri, duduk (standing or sitting Heimlich
maneuver) ataupun berbaring (prone Heimlich maneuver).

o Chest thrust maneuver


Standing chest thrust maneuver dilakukan pada penderita yang obesitas atau
pada kehamilan yang sudah besar.

o Standing or sitting chest thrust maneuver


Tekniknya hampir sama dengan heimlich maneuver. Letak tangan pada dada
penderita + 2-3 jari diatas prosesus sipoideus (hindari batas-batas kosta). Hentakan
kedua tangan ke arah dalam.

o Prone chest thrust maneuver


Posisi penolong bersimpuh dekat disamping pendeita dan letak tangan seperti
saat melakukan kompresi dada. Tekan dada pasien dengan cepat.

BREATHING DAN PEMBERIAN OKSIGEN

Bila Airway sudah baik, belum tentu pernafasan akan baik sehingga perlu selalu
dilakukan pemeriksaan apakah ada pernafasan penderita sudah adekuat atau belum. Pada saat
memeriksa gunakan teknik (LFH= Look, Feel, and Hear)
- Gerakan dada waktu membesar dan mengecil (look)
- Merasakan tahanan waktu meniup dan isi paru korban waktu mengembang (FEEL)
- Dengan suara dan rasakan udara yang keluar waktu ekspirasi. (HEAR)

a. Pemeriksaan Fisik penderita.


Pernafasan Normal, kecepatan bernafas manusia adalah:
Dewasa: 12-20 kali/menit (20)
Anak-anak: 15-30 kali/menit (30)
Pada orang dewasa abnormal bila pernafasan >30 atau <10 kali/menit.

b. Sesak Nafas (dyspnea)


Bila penderita sadar, dapat berbicara tetapi tidak dapat berbicara kalimat panjang: Airway
baik, Breathing terganggu, penderita terlihat sesak. Sesak nafas dapat terlihat atau
mungkin juga tidak. Bila terlihat maka akan ditemukan:
- Penderita mengeluh sesak
- Bernafas cepat (tachypnea)
- Pemakaian otot pernafasan tambahan
- Penderita terlihat ada kebiruan
c. Pemberian Oksigen
- Kanul hidung (nasal canula)
- Masker oksigen (face mask)
d. Pernafasan Buatan (artificial ventilation)
Bila diperlukan, pernafasan buatan dapat diberikan dengan cara:
- Mouth to mouth ventilation (mulut ke mulut)
Dengan cara ini akan dicapai konsentrasi oksigen hanya 18% (konsentrasi udara
paru saat ekspirasi).
Frekuensi Ventilasi Buatan:
Dewasa 10-20 x/menit, Anak 20 x/menit, Bayi 20 x/menit
- Mouth to mask ventilation
- Bantuan Pernafasan memakai kantung (Bag-Valve-Mask, “Bagging”)

CIRCULATION

1. Umum
a. Frekuensi denyut jantung
Frenkuensi denyut jantung pada orang dewasa adalah 60-80/menit.
b. Penentuan denyut nadi
Pada orang dewasa dan anak-anak denyut nadi diraba pada a.radialis (lengan bawah,
dibelakang ibu jari) atau a.karotis, yakni sisi samping dari jakun.
2. Henti jantung
Gejala henti jantung adalah gejala syok yang sangat berat. Penderita mungkin
masih akan berusaha menarik nafas satu atau dua kali. Setelah itu akan berhenti nafas.
Pada perabaan nadi tidak ditemukan a.karotis yang berdenyut.
Bila ditemukan henti jantung maka harus dilakukan masase jantung luar yang merupakan
bagian dari resusitasi jantung paru (RJP, CPR). RJP hanya menghasilkan 25-30% dari
curah jantung (cardiac output) sehingga oksigen tambahan mutlak diperlukan.

Referensi:
1. Otto C.W. 1994. Cardiopulmonary Resuscitation, in Critical Care Practice, The
American Society of Critical Care Anesthesiologists.
2. Fokus utama Fokus Utama Pembaruan Pedoman American Heart Association 2015
untuk CPR dan ECC

Anda mungkin juga menyukai