Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

tehadap objek melalui indera yang dimilikinya. Sebagian besar pengetahuan

seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan

(mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat

yang berbeda-beda (Notoatmodjo S, 2010, hal; 27). Pengetahuan adalah hasil dari

tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek

tertentu (Notoatmodjo, 2007, hal; 139).

Notoatmodjo (2003, dalam Wawan, 2010) menjelaskan pengetahuan

merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia

yakni melalui indra penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa dan peraba,

dimana pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi

terhadap objek dan diperoleh sebagian besar dari mata dan telinga.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang. Dengan kata lain pengetahuan mempunyai pengaruh sebagai

motivasi awal bagi seseorang dalam berperilaku. Namun perlu diperhatikan

bahwa perubahan pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku.

Pengetahuan atau kognitif merupakan peran yang sangat penting untuk tindakan

7
8

terbentuknya seseorang (over behavior). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan

akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan

(Rodgers dalam Notoatmodjo, 2007, hal; 140).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan

adalah penggunaan pikiran dan penalaran setelah seseorang melakukan

pengindraan terhadap objek sesuatu.

2.1.2 Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat

yang berbeda-beda. Secara garis besar menurut Notoatmojo (2007, hal; 27) tingkat

pengetahuan dibagi menjadi enam tingkatan yaitu:

1. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak

sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud

dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut

pada situasi yang lain.


9

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang

terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.

5. Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau

meletakan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen

pengetahuan yang dimiliki.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek tertentu. Penilaian

ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri

atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan

Notoatmodjo (2003, dalam Wawan 2010, hal; 14) menjelaskan bahwa cara

memperoleh pengetahuan diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

1) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin

sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan

menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila


10

kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain

sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinan-pimpinan masyarakat

baik formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah dan berbagai

prinsip orang lain yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,

tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik

berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah

diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular disebut

metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon

(1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya

lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan

penelitian ilmiah.

2.1.4 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan

bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya. Akan tetapi perlu diingat atau ditekankan, bukan berarti seseorang
11

yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat

bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan non

formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu

aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap

seseorang, maka akan menimbulkan sikap positif terhadap objek tertentu. Salah

satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari

pengalaman sendiri (Wawan, 2010, hal 11).

Pengetahuan seseorang menurut Wawan (2010, hal 14) dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor, faktor-faktor tersebut diantaranya adalah :

1. Faktor Internal

1) Pendidikan

Menurut Notoatmodjo (2003, dalam Wawan, 2010, hal 16) tingkat

pendidikan dapat mendukung atau mempengaruhi tingkat pengetahuan

seseorang, dan taraf pendidikan yang rendah selalu bergandengan informasi

dan pengetahuan terbatas, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang

semakin tinggi pula pemahaman seseorang terhadap informasi yang didapat

dan pengetahuannya pun akan semaikn tinggi.

2) Informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal

dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan

perubahan atau peningkatan pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi,

berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah,
12

dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan

kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan

landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

3) Pekerjaan

Pekerjaan merupakan hal yang harus dilakuakn dalam menunjang

kehidupan seseorang dan kehidupan keluarga. Dengan bekerja seseorang

dapat bertukar informasi dan mencari pengetahuan yang lebih luas.

4) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain.

Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan

seseorang.

5) Usia

Menurut Elisabeth BH yang dikutif Nursalam (2003, dalam Wawan, 2010,

hal 17), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang maka akan lebih matang dan berfikir logis dalam

melakukan sesuatu. Disamping itu, dengan semakin bertambah usia

seseorang maka semakin bijaksana dan banyak pengalaman/ hal yang telah

dijumpai dan dikerjakan untuk memiliki pengetahuan. Dengan pengetahuan

tersebut dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang

merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik

yang bertolak dari masalah nyata.


13

2. Faktor eksternal

1. Lingkungan

Mariner yang dikutif dari Nursalam (2003, dalam Wawan, 2010)

menjelaskan bahwa lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku

orang atau kelompok.

2. Sosial Budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang.

Seseorang memperoleh sesuatu kebudayaan dalam hubungannya dengan

orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami proses belajar

memperoleh sesuatu pengetahuan. (Wawan, 2010).

2.1.5 Pengukur Pengetahuan

Pengukur pengetahuan dapat dilakukan dengan metode angket yaitu suatu

cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang

umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak). Angket ini

dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir-

formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan

tanggapan, informasi, jawaban dan sebagainya. Oleh karena itu angket ini selalu

berbentuk formulir-formulir yang berisikan pertanyaan-pertanyaan (question),

maka angket sering disebut “questionare”. (Notoatmodjo, 2005 : 112)


14

2.1.6 Kategori Pengetahuan

Kategori hasil ukur pengetahuan dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :

a. Pengetahuan dapat dikatakan baik apabila responden dapat menjawab

dengan benar >75%.

b. Pengetahuan dikatakan cukup apabila responden dapat menjawab

dengan benar 60 % - 75 %.

c. Pengetahuan dikatakan kurang apabila responden dapat menjawab

dengan benar kurang dari 60 %.

(Arikunto, 2013)

2.2 Air Susu Ibu (ASI)

2.2.1 Pengertian ASI dan Air Susu Ibu Perah (ASIP)

ASI (Air Susu Ibu) adalah cairan hidup yang mampu diserap dan digunakan

tubuh dengan cepat (Maryunani, 2012)

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam

organik yang disekresi oleh kedua belah payudara ibu, sebagai makanan utama

bagi bayi (Ambarwati, 2009).

ASI dan kolostrum adalah makanan terbaik bagi bayi. Kolostrum

merupakan cairan kental kekuning- kuningan yang dihasilkan oleh alveoli payudara

ibu pada periode akhir atau trimester ketiga kehamilan.(Kristiyansari,2009)

ASI perah adalah ASI yang diambil dengan cara diperah kemudian

disimpan dan nantinya diberikan sesuai kebutuhan bayi.

(http://meetdoctor.com/mobile/article/penyimpanan-asi)
15

Bagi ibu menyusui yang harus kembali pada rutinitas kerja dapat

memberikan ASI eksklusif dengan cara ASI perah. ASI perah dapat disimpan

dengan baik agar manfaatnya tidak berkurang, ASI perah (ASIP) adalah ASI yang

diperas kemudian disimpan untuk diberikan kepada bayi. Ini merupakan cara efektif

yang dilakukan oleh ibu menyusui yang memiliki kesibukaan di luar rumah.

(http://bidanku.com/cara-menyimpan-asi-perah)

2.2.2 Manfaat Perah ASI bagi Ibu dan Bayi

Menurut Inna Banani dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, memerah ASI

tak hanya dapat membuat kebutuhan ASI si kecil tercukupi, tapi ada manfaat lain

dari memerah ASI, seperti berikut:

1. Mengurangi bengkak pada payudara, sumbatan, atau stasis (penyumbatan


atau perlambatan dalam aliran darah) ASI.

2. Memberi makan bayi sakit yang tidak dapat mengisap ASI dengan cukup

3. Menyediakan stok ASI untuk bayi ketika ibu bekerja

4. Memberi makan bayi yang mengalami kesulitan dalam mengisap payudara

5. Mempertahankan suplai ASI ketika bayi atau ibunya sakit, sehingga si bayi
masih bisa minum ASIP yang berkualitas

6. Membantu meningkatkan produksi ASI untuk relaktasi ( proses menyusui


kembali yang dilakukan setelah beberapa hari, beberapa minggu, bahkan

beberapa tahun setelah berhenti) atau induced lactation (menyusui tanpa

melahirkan)

7. Memberi makan bayi yang menolak menyusu


8. Membantu bayi melekat pada payudara yang penuh atau bengkak
16

(http://www.tribunnews.com/kesehatan/2015/09/29/manfaat-asi-perah-

untuk-ibu-dan-bayi?page=3)

2.2.3 Manfaat Perah ASI bagi Bayi

Pemberian ASI secara ekslusif yaitu tidak dicampur apapun selama 6 bulan

berturut-turut, memberikan banyak manfaat antara lain :

a. Kesehatan

Kandungan antibodi yang terdapat dalam ASI tetap paling baik sepanjang

masa. Oleh karena itu, bayi yang mendapat ASI ekslusif lebih sehat dan lebih kuat

dibanding yang tidak mendapatkan ASI. Asi juga mampu mencegah terjadinya

kanker limfomaligna (kanker kelenjat. ASI juga menghindarkan anak dari busung

lapar/malnutrisi. Sebab komponen gizi gizi ASI paling lengkap termasuk protein,

lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, dan zat-zat penting lainnya. (Maryunani,

2012)

b. Kecerdasan

Manfaat bagi kecerdasan bayi, antara lain karena :

Dalam ASI terkandung DHA terbaik, selain laktosa yang berfungsi untuk

proses mielinisasi otak.

1) Seperti diketahui, mielinisasi otak adalah salah satu proses pematangan otak

agar bisa berfungsi optimal.

2) Saat ibu memberikan ASI terjadi pula proses stimulasi yang merangsang

terbentuknya networking antar jaringan otak hingga menjadi lebih banyak dan

terjalin sempurna.
17

3) Ini terjadi melalui suara, tatapan mata, detak jantung, elusan, pancaran dan rasa

ASI

c. Emosi

1) Pada saat disusui, bayi berada dalam dekapan ibu

2) Hal ini akan merangsang terbentuknya ‘Emotional Intelligence/EI’

3) Selain itu, ASI merupakan wujud curahan kasih sayang ibu pada buah hatinya

4) Doa dan harapan yang didengungkan ditelinga bayi/anak selama proses

menyusuipun akan mengasah kecerdasan spiritual a lama menyusunak.

(Maryunani, 2012)

Keuntungan menyusui meningkat seiring lama menyusu eklsusif hingga enam

bulan. (Roesli, 2008)

Berikut ini beberapa manfaat menyusui bagi bayi :

1) ASI mengandung nutrisi yang optimal, baik kuantitas dan kualitasnya.

2) ASI meningkatkan kesehatan bayi.

3) ASI meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-anak (bonding). (Roesli, 2008)

2.2.4 Keuntungan Memberikan ASI untuk Ibu

Berikut ini adalah proses pemberian ASI yang bermanfaat juga bagi ibu,

antara lain :

b. ASI ekslusif adalah diet alami bagi ibu

Dengan memberika ASI ekslusif,berat badan ibu yang bertambah selama hamil,

akan segera kembali mendekati berat semula. Naiknya hormon oksitosin selagi

menyusui menyebabkan kontraksi semua otot polos, termasuk otot uterus.

Karena hal ini berlangsung terus menerus, nilainya hampir sama dengan senam
18

perut. Memberika ASI juga membantu memperkecil ukuran rahim ke ukuran

hamil. Denikian juga halnya dengan aktivitas bangun malam untuk menyusui

bayi yang haus dan mengganti popok basahnya, setara dengan olah raga.

Dengan demikian menyusui ASI dapat membakar kalori sehingga membantu

penurunan berat badan lebih cepat.

c. Mengurangi resiko anemia :

1) Pada saat memberika ASI, otomatis resiko perdarahan pasca bersalin

berkurang

2) Naiknya kadar hormon oksitosin selama menyusui akan menyebabkan

semua otot polos mengalami kontraksi

3) Kondisi inilah yang mengakibatkan uterus mengecil sekaligus

mengehntikan perdarahan

4) Perlu diketahui, perdarahan yang berlangsung dalam tenggang waktu lama

merupakan salah satu penyebab anemia

5) Dengan demikian memberika ASI segera setelah melahirkan akan

meningkatkan kontraksi rahim yang berarti mengurangi resiko perdarahan.

d. Mencegah Kanker :

1) Dalam berbagai penelitian diketahui bahwa ASI dapat mecegah kanker,

khususnya kanker payudara.

2) Pada saat menyusui tersebut hormon estrogen mengalami penurunan

3) Sementara tanpa aktivitas menyusui, kadar hormon estrogen tetap tinggi dan

hal inilah yang diduga menjadi salah satu pemicu kanker payudara karena

tidak adanya keseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron.


19

e. Manfaat Ekonomis :

1) Dengan menyusui, ibu tidak perlu mengeluarkan dana untuk membeli

susu/suplemen bagi bayi

2) Cukup dengan ASI ekslusif, kebutuhan bayi selama 6 bulan terpenuhi

dengan sempurna.

3) Selain itu, ibu tidak perlu repot untuk mensterilkan peralatan bayi seperti

dot, cangkir, gelas, atau sendok untuk memberikan susu kepada bayi.

(Maryunani, 2012)

2.2.5 Keuntungan ASI bagi Ibu dan Bayi

Keuntungan ASI bagi ibu dan bayi juga secara singkat dapat dilihat pada

tabel 2.2.5 dibawah ini :

Bagi Ibu : Bagi Bayi :

Membantu agar rahim lebih cepat Bayi mendapatkan zat antibodi alami

mengecil dan mengurangi bahaya

perdarahan selama nifas

Tidak merepotkan ibu untuk Dapat lebih mengurangi resiko alergi

menyediakan botol dan persiapannya terhadap susu sapi formula

terutama pada malam hari

Selalu siap setiap saat ASI sesuai dengan kebutuhan bayi

alamiah

Memberikan rasa bangga sebagai Mengandung zat-zat gizi yang

wanita sempurna dibutuhkan untuk pertumbuhan dan


20

perkembangan termasuk kecerdasan

bayi

Memberikan rasa dibutuhkan Sterilisasi ASI terjamin

Mengurangi resiko kanker payudara Suhu ASI sesuai dengan kebutuhan

dan indung telur dimana suhu tidak terlalu panas dan

tidak terlalu dingin

Membantu menjarangkan kehamilan ASI lebih mudah dicerna dan diserap

oleh usus bayi

Berat badan ibu akan lebih cepat Mengurangi kerusakan pada gigi bayi

kembali dan membantu pembentukan otot pipi

Mengurangi biaya perawatan anak

Ibu-ibu akan mendapatkan pengalaman

yang berharga dan menyenangkan

Meningkatkan hubungan kasih sayang

ibu dan anak

2.2.6 Cara Teknik Memerah ASI

Ada beberapa teknik memerah ASI yang baik adalah sebagai berikut :

A. Memerah menggunakan tangan :

1. Cuci tangan sampai bersih.

2. Jika mungkin, peras ASI ditempat yang tenang dan santai. Kemampuan anda

.merasa santai akan membantu refleks pengeluaran ASI yang lebih baik
21

3. Berikan rasa hangat dan lembab pada payudara selama 3-5 menit sebelum

mengeluarkan ASI.

4. Pijat payudara dengan gerakan melingkar, ikuti dengan pijatan lembut pada

payudara dari sisi luar ke arah puting.

5. Stimulasi puting dengan lembut dan tarik sedikit kearah luar atau memmutar

dengan jari.

6. Keluar dan buang 2-3 kali ASI yang keluar dari setiap payudara.

7. Peras ASI kedalam wadah yang bersih (plastik keras atau gelas)

8. Tempatkan ibu jari dibagian atas payudara pada tepi areola dan empat jari

dibawah payudara pada tepi areola.

9. Tekan ke arah tulang iga kemudian dekatkan ibu jari dan jari-jari dengan lembut

tepat dibelakang areola.

10. Ulang dengan pola berirama, putar posisi jari-jari disekeliling payudara untuk

mengosongkan semua daerah payudara.

11. Lakukan selang seling pada kedua payudara setiap lima menit atau ketika ASI

mengalir dengan lambat, ingatlah untuk mengulang siklus pijat-usap-tekan-

keluarkan beberapa kali pada setiap payudara.

12. Jumlah ASI yang diperoleh setiap kali dikeluarkan mungkin berbeda dan hal ini

biasa terjadi

13. Ketika sudah selesai, oleskan beberapa tetes ASIpada setiap puting dan biarkan

kering oleh udara.

14. Penampilan ASI akan berubah selama pemerasan.beberapa sentok pertama akan

terlihat bening dan setelahnya ASI akan berwarna putih susu. Sejumlah obat,
22

makanan dan vitamin juga dapat sedikit mengubah warna ASI Anda. Lemak

susu akan berada dibagian atas ASI ketika ASI disimpan.

15. Jika berencana menyimpan ASI segeralah setelah diperas, tutup dan beri label

pada wadah yang bertuliskan tanggal, waktu dan jumlah.

(Maryunani, 2012)

Memerah ASI dengan cara manual akan membutuhkan waktu lebih lama, yaitu

sekitar 20-30 menit. Perahlah setiap payudara selama 5-7 menit. Perahlah kedua

payudara secara bergantian, hingga kedua payudaranya kosong. Teknik memerah

ASI dengan tangan yang saat ini popular adalah teknik Marmet, teknik ini

merupakan metode memijat dan menstimulasi agar refleks keluarnya ASI Optimal.

Kunci sukses dari teknik ini adalah kombinasi dari cara memerah ASI dan cara

memijat. (Widuri, 2013)

Ada beberapa keuntungan memerah ASI dengan manual/tangan, diantaranya

adalah :

1. Lebih nyaman.

2. Penggunaan pompa ASI relatif tidak nyaman dan tidak efektif dalam

mengosongkan payudara. Banyak ibu yang telah membuktikan bahwa memerah

ASI dengan tangan jauh lebih nyaman dan alami, terutama saat mengeluarkan

ASI.

3. Aman dari segi lingkungan.

4. Praktis dan Mudah.

5. Ekonomis, karena gratis tidak harus membeli alat pompa yang harganya mahal.
23

6. Refleks keluarnya ASI lebih mudah terstimulasi dengan skin to skin contact

daripada penggunaan pompa yang terbuat dari plastik. (Widuri, 2013)

B. Memeras ASI secara mekanis / pompa

1. Dilakukan dengan pompa payudara.

2. Pemilihan pompa yang sesuai untuk setiap situasi individu bergantung pada

beberapa efektif pompa tersebut mengosongkan payudaradan merangsang

produski ASI.

3. Jika mungkin, peras ASI ditempat yang tenang dan santai. Kemampuan anda

.merasa santai akan membantu refleks pengeluaran ASI yang lebih baik

4. Berikan rasa hangat dan lembab pada payudara selama 3-5 menit sebelum

mengeluarkan ASI.

5. Pijat payudara dengan gerakan melingkar, ikuti dengan pijatan lembut pada

payudara dari sisi luar ke arah puting.

6. Stimulasi puting dengan lembut dan tarik sedikit kearah luar atau memmutar

dengan jari.

7. Ikuti instruksi umum yang tercantum pada pompa payudara.

8. Aliran ASI akan bervariasi. Selama beberapa menit pertama ASI mungkin

menetes lampat dan kemudian memancar sangat kuat setelah ASI keluar. Pola

ini akan berulang beberapa kali selama pengeluaran ASI daru kedua payudara.

9. Jumlah ASI yang diperoleh pada setiap pengeluaran mungkin bervariasi dan ini

bukan hal yang aneh.

10. Ketika sudah selesai olesakan beberapa tetes ASI pada setiap puting dan biarkan

kering oleh udara. (Maryunani, 2012)


24

2.2.7 Cara Menyimpan ASI Perah

1. ASI dapat disimpan dalam botol gelas/plastik termasuk plastik klip ±

80-100cc.

2. ASI yang disimpan dalam freezer dan sudah dikeluarkan sebaiknya

tidak digunakan setelah 2 hari.

3. ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 40C.

4. ASI beku tidak boleh dimasak/dipanaskan, hanya dihangatkan dengan

merendam dalam air hangat.

5. Petunjuk umum untuk menyimpan ASI dirumah :

a. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

b. Setelah diperas, ASI dapat disimpan dalam lemari es/freezer.

c. Tulis jam, hari, dan tanggal saat diperas.

d. Keterangan : ASI yang dikeluarkan dapat bertahan diudara

terbuka/bebas selama 6-8 jam, dilemari es 24 jam, dilemari

pendingin 6 bulan. (Maryunani, 2012)

A. Penggunaan ASI yang telah diperah :

ASI Suhu Ruangan Lemari ES Freezer

Setelah diperas 6-8 jam (kurang 3-5 hari (kurang 2mg freezer jadi satu
lebih 260C). lebih 40C). dengan refrigator, 3
bulan dengan pintu
sendiri, 6012 bulan
(kurang lebih -180C)
Dari freeze 4 jam atau 24 jam Jangan dibekukan
disimpan kurang (minum ulang
dilemari es berikutnya)
25

(tidak
dihangatkan)
Dikeluarkan Langsung 4 jam/minum Jangan dibekukan
dari lemari es diberikan berikutnya ulang
(dihangatkan)
Sisa minum Minum Buang Buang
bayi berikutnya

B. Panduan Penyimpanan

Metode Penyimpanan Waktu Penyimpanan Maksimal

Suhu kamar 1 jam

Lemari pendingin (-40C/240F) 48 jam

Lemari pembeku (lemari es 1 pintu) Tidak dianjurkan 3 bulan untuk

neonatus sakit

Lemari pembeku (lemari es 2 pintu) 6 bulan untuk neonatus sehat

2.2.8 Cara Pemberian ASI yang Sudah diperah

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan ASI

peras pada bayi. Hal-hal tersebut antara lain :

1. Sebelum diberikan kepada bayi, sebaiknya hangatkan ASI terlebih dahulu.

2. ASI tidak perlu dipanaskan diatas api karena zat-zat yang terkandung

didalamnya justru akan mati.

3. Jadi cara memanaskannya adalah sebatas dipanaskan dengan cara merendam

gelas/cangkir tempat menyimpan ASI didalam mangkok yang telah diisi air

hangat.
26

4. Berikan ASI peras dengan sendok atau pipet khusus agar :

a. Bayi tida terbiasa mengisap dot

b. Masih mau menyusu pada payudara ibu.

5. Alasan mengapa bayi tidak boleh menyusu dengan menggunakan dot antara

lain:

a. Apabila bayi terbiasa dengan dot, dikhawatirkan bila menyusu pada

payudara ibu, bayi hanya mengisap ujung puting ibu seperti saat mengedot.

b. Padahal cara menyusu yang benar adalah seluruh areola ibu masuk kemulut

bayi.

c. Akibatnya adalah biasanya ASI keluar sedikit, disamping itu putting

payudara ibu juga bisa lecet.

6. Untuk itu, cara terbaik memberikan ASI perah adalah dengan cara menyuapi

bayi dengan menggunakan sendok.

7. Cara memanaskan dan memberikan ASI peras dengan menggunakan sendok

perlu diberitahukan pada yang mengasuh bayinya, sewaktu ditinggal ibu

bekerja

8. Waktu dan cara memberikan ASI peras adalah :

a. Setiap saat bayi menginginkannya (on demand)

b. Cara mengetahui bayi menginginkan ASI adalah :

1) Sentulah pipi bayi dengan jari.

2) Bila bayi merespon dengan cara segera membuka mulut dan menoleh

kearah sentuhan tersebut, berarti bayi lapar/haus.

3) Untuk itu, segera berikan ASI yang telah disiapkan sebelumnya.


27

4) Yang perlu diperhatikan lagi adalah ibu tidak perlu khawatir apabila ASI

yang berhasil diperas tergolong sedikit, dengan alasan :

a) Pada mulanya, mungkin bayi akan gelisah karena merasa kurang.

b) Sebenarnya bayi secara perlahan akan terbiasa dengan konsis

seperti ini

c) Dalam waktu 3-4 hari, bayi akan beradaptasi sambil menunggu ibu

kembali kerumah.

(Maryunani, 2012)

Anda mungkin juga menyukai